SR Protes Data Pemilih Tetap KPU Propinsi

Jember – Pemilihan Gubernur Jatim tinggal 5 hari lagi. Tapi, masalah krusial terus terjadi. Salah satunya adalah Tim Sukses Sutjipto – Ridwan, (dari PDIP) memprotes keras terkait data pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan KPU Propinsi Jatim karena dianggap tidak akurat.

Bahkan, Tim Sukses (TS) pasangan SR ini menyewa 3 pengacara (advokat) : Hadi Eko Yuchi Yuchendi, SH, H Syaiful Bahri, SH, dan Dodik Puji Basuki, SH, untuk melakukan somasi, dan gugatan dalam waktu dekat.

Salah seorang kuasa hukum TS SR ini Hadi Eko Yuchdi Yuchendi, SH, menegaskan bahwa pihaknya bersama rekan mendapat kuasa penuh dari TS pasangan SR yang dicalonkan resmi PDIP itu setelah membaca, meneliti, dan mempelajari data pemilih tetap (DPT) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Propinsi Jatim untuk calon pemilih khusus di Kabupaten Jember, maka pihaknya menilai ada kesalahan pemuatan data yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Misalnya, ada nama yang orangnya sudah meninggal dunia, tapi masih tetap dicantumkan, kemudian ada warga yang sudah pindah dari domisilinya tapi masih tertatat dalam data.

Sesuai salinan daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 0913200424 di Desa Kaliwining, Kecamata Rambipuji, Kabupaten Jember tercatat sebanyak 432 nama calon pemilih tapi dari jumlah itu setelah disesuaikan dengan keadaan sebenarnya, banyak nama – nama di atas orangnya sudah meninggal dunia, dan pindah tempat tinggal. Termasuk belum terdaftarnya nama – nama calon pemilih.

Hadi Eko, menyangsikan terhadap kinerja KPU Propinsi terkait pemutakhiran data dari PPS dan PPK. Dia mempertanyakan data yang ditetapkan itu sumbernya dari mana.

“Mengapa data yang diserahkan PPS dan PPK itu tidak dipakai ?. Apa maksudnya ?. Sehingga kami perlu jawaban pasti dari penyelanggaran pemilu di Jember,” ujar Hadi Eko.

Hal senada juga disampaikan rekannya, Dodik Puji Basuki SH, bahwa kasus serupa menurut catatannya, terjadi di 31 Kecamatan di Jember. Tim kuasa hukum pasangan Cagub S.R ini, telah mendatangi kantor KPPS Kelurahan Kranjingan 17 Juli kemarin. Tapi, di TPS 18 masih ada 85 orang calon pemilih yang tidak terdaftar saat itu. Dan sesuai kesepakatan PPK dan PPS dengan KPUD Jember maka di tiap – tiap TPS akan ditambah 2,5 % Kartu Suara disediakan bagi yang belum terdaftar.

Jumlah calon pemilih di tiap TPS ditentukan KPU Propinsi 432 calon pemilih, padahal diambil sample tiap TPS ada 85 orang yang tak terdaftar jika dikalikan jumlah TPS se Jember maka sekitar 315.775 calon pemilih yang tidak terdaftar.

Pendataan KPU Propinsi ini jelas telah menyimpang dan mengakibatkan calon pemilih tidak terdaftar dan kemungkinan besar Golput. Karena merasa tidak terdaftar dan akhirnya malas dating saat coblosan.

Sekadar diketahui jumlah pemilih Jember adalah 1.710.230 jika dikurangi 315.775 yang tidak terdaftar sisanya hanya 1.394.445 saja. Itu belum dikurangi dengan data pemilih meninggal dunia.

“Ini jelas merugikan pasnagan Gubernur Jatim yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

Dodik, sendiri mengaku tidak terdaftar di TPS 18. Karena tidak diberi kartu suara nanti saat mencoblos dan tidak disetujui maka KPU terancam digugat karena hak pilih belum dicabut Pengadilan.

“Kita minta data pemilih ditinjau ulang,karena mengingat UU No 22 tahun 2007 harus segera ada revisi data pemilih,” pungkasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Bupati Jember Buka MTQ

Jember - Sebagai kota religi suasana Kabupaten Jember itu kian terasa setelah secara resmi pembukaan gebyar Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) dibuka Bupati Jember MZA Djalal, kemarin.

Kegiatan yang menjadi bagian dari Kegiatan Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) 2008 itu dipenuhi masyarakat dari berbagai penjuru untuk menyaksikan pembukaan.

Ribuan warga hadir memadati alun-alun Jember tempat kegiatan Kamis malam (17/7/2008). Didampingi istri Ny Sri Wahyuni Djalal, Muspida, staf unit kerja di lingkungan Pemkab, pelajar dari 3 Kecamatan Kota memadati alun-alun.

Dalam sambutannya Bupati MZA Djalal menyatakan MTQ merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk merealisasikan mimpi indah di masa depan yang selama ini menjadi harapan masyarakat Jember.

“Saya ingin masyarakat Jember hidup damai, rukun dengan ruh dan penjiwaan penuh dari ajaran Al-Qur’an,” ujarnya.

Djalal menjamin, jika seluruh rakuat sudah dalam kondisi sebagaimana mimpi indahnya tercapai, maka tidak hanya seluruh komponen masyarakat Jember yang senang. Tapi warga luar Jember akan senang dan ingin menjadi warga Jember.

Djalal meminta agar kekompakan selalu menjadi motivasi dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Berbaik sangka harus menjadi modal dalam bersikap.

“Mari bersama kita bawa perahu besar bernama Kabupaten Jember ini ke arah Baldatun Thoyyibatun Warbbun Ghofur,” tandas Djalal.

MTQ Jember yang melombakan 15 cabang dengan kelas Anak, Remaja dan Dewasa itu dibuka Kamis malam diawali dengan pemukulan Bedug.

Dalam acara itu disemarakkan sajian kesenian Islam berupa musik hasil kolaborasi antara Seni Hadrah, Musik Patrol dengan Orkestra binaan Dewan Kesenian Jember (DKJ) terakhir ada penampilan tari religi secara kolosal dengan 250 personil.

Sajian kolaborasi tarian, lagu, musik dari para pelajar Jember melibatkan dari kalangan SMP hingga mahasiswa.

“Kegiatan itu disiapkan selama 4 bulan lalu,” ujar coordinator Divisi Musik DKJ, Budi Hoo.

Dalam lagu berjudul Bertasbilah sengaja diperuntukkan kepada Djalal dan masyarakat Jember sebagai hasil inspirasi setelah melihat Bupati Jember.

“Karena terus terang saya menciptakan lagu itu inspirasinya saat Bapak Djalal memberikan sambutan di Tahun baru 2007 lalu,” terang Budi yang juga penulis lirik lagu GJB (Gerakan Jum’at Bersih) dan Menata Kota Membangun Desa. (RI-1)

Selengkapnya...

TS Karsa Lakukan Money Politic

Jember – Tim Sukses (TS) pasangan cagub Karsa (Sukarwo-Syaifullah Yusuf) hari ini melakukan kampanye di Lapas klas II A Jember. Sayangnya kampanye TS Karsa kali ini dianggap telah melanggar peraturan karena berbau money politic.

Hal ini ditegaskan oleh salah satu anggota PAnwas Gubernur di Jember, Abdul Muis usai meninjau kampanye siang tadi, Jumat (18/7/2008). Menurut Muis, tim sukses Karsa telah membagikan air mineral dan rokok bergambar pasangan Karsa.

“Ini sudah melanggar dan ini juga bagian dari money politic, kami catat berbagai pelanggaran yang telah dilakukan pasangan Karsa,” ujarnya.

Muis menyayangkan pelanggaran yang dilakukan TS KArsa tersebut. Namun meski demikian panwas hanya akan mencatat berbagai pelanggaran selama kampanye pasangan cagub yang ada di Jember.

“Tidak ada yang kita laporkan ke polisi, namun hanya kita catat saja, seperti pembakaran poster Karsa beberapa waktu lalu, jadi hanya dicatat saja,” ujarnya.

Hasil pantauan beritajatim.com JUmat siang sebelum sholat Jumat, ada TS 3 pasangan cagub yang melakukan kampanye di Lapas. Masing-masing yakni pasangan Karsa yang diwakili anggota dewan asal PAN, Rendra Wirawan, pasangan Achsan yang diwakili anggota FKB, Wakik dan pasangan Salam diwakili Lora Holil. (RI-1)

Selengkapnya...

Bankum Rugikan Negara 450 juta

Jember – Terdakwa dugaan korupsi dana bantuan hukum (bankum) dan operasional dewan kembali terpojok. Pada sidang siang tadi, Jumat (18/7/2008) saksi ahli dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), H. Suryani AK MM, menegaskan untuk kasus bankum saja Negara sudah dirugikan Rp. 450 juta, belum lagi untuk operasional dewan.

Sayangnya Suryani pada siding kali ini belum siap menyebutkan kerugian Negara atas dugaan korupsi dana operasinal dewan. Namun hasil pemeriksaan Polda Jatim ada kerugian sekitar Rp. 750 juta.

“Saya datang hanya untuk memberi kesaksian kasus bankum saja, dan yang saya jelaskan ini sesuai dengan laporan hasil audit independent yang dilakukan BPKP atas permintaan Polda Jatim,” ujarnya.

Mengetahui kesaksian oleh saksi ahli dari BPKP tersebut, pihak JPU menegaskan bahwa dakwaannya semakin tebrukti kebenarannya. “Ya keterangan saksi ini memperkuat dakwaan kami,” ujar Basyar Rifai SH.

Sementara itu, salah satu terdakwa MAdini Farouq, menyangkal pernyataan saksi ahli dari BPKP tersebut. Bahkan Madini berjanji bakal mendatangkan 4 saksi ahli lagi yang menurut terdakwa bakal meringankan dirinya. (RI-1)

Selengkapnya...

Jember Dijadikan Ajang Kejurnas Off Road Edventure Seri II

(Infokom) Jember - Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) tahun 2008 bakal lebih meriah lagi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Karena pada BBJ ke dua ini akan digelar event sekelas nasional dengan melibatkan ratusan offroder yang akan hadir ke kota suwar-suwir.

Event itu tidak lain Kejuaraan Nasional Edventure Offroad seri ke II pada tanggal 15-17 Agustus 2008 di Alon-alon Jember dan kawasan perumahan Argopuro yang dapat ditonton oleh masyarakat Jember secara gratis.

“Ini merupakan pengharagaan tersendiri bagi masyarakat Jember, karena hanya dua kota yang dijadikan tempat kejuraan nasional offroad dan bakal dihadiri oleh peserta dari seluruh Indonesia,”ungkap Sekretaris Panitia, Ir Sigit Boedi saat di sekretariat Raung Offroad 4X4 WD di Jalan Dewi Sartika Jember.

Kejuaraan nasional Offroad yang diglar oleh IMI hanya dua daerah yang telah ditunjuk yakni Batu Licin (Kabupaten Tanah Bumbu Kalimatan Selatan) seri I dan Kabupaten Jember di seri ke II. “Yang ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara kejurnas para offroader,”terangnya.

Dipilihnya Jember sabagai penyelenggara, tidak hanya prestasi yang menonjol yang diraih oleh offroader di beberapa kejuaraan. Namun Jember dianggap lama tidak menggelar kejuaraan yang sama dan terakhir pada tahun 2004 kemarin. “Semakin kuatnya Jember sebagai tuan rumah, apalagi mendapat dukungan dari Bupati Jember agar dibarengkan dengan BBJ,”cetusnya.

Ada sekitar 450 orang yang bakal berkunjung ke Jember saat event itu digelar mulai dari Kontoingen Jateng, Jabar, DKI, Sumatra, Kalimatan, Sulawesi dan Bali. “Satu tim terdiri dari driver, navigator, teknisi juga keluarga offroader yang ikut akan datang kompetisi dan sekaligus melihat Jember,”tandasnya.

Apalagi di Jember nantinya semua pembiayaan mulai dari penginapan hotel berbintang di Jember dan akomodasi terkait kebutuhan tim akan ditanggung oleh panitia. “Hotel dan akomodasinya oleh panitia akan digratiskan dan oleh panitia akan disediakan 75 kamar,”jelas karyawan Dishutbun yang memiliki hoby petualangan.

Menurut Sigit, Kota tembakau ini bakal lama disinggahi oleh para offroader. “Meski offroader tanding pada tanggal 15 Agustus 2008 namun datang ke Jember bakal hadir satu hari sebelumnya dan bergitu juga pulang dijadwalkan sampai dengan tanggal 18 Agustus mendatang,”tambahnya.

Sebelum melakukan lomba, paginya (15/8) panitia akan menggelar pemeriksaan kelengkapan kendaraan sampai siang layak atau tidak bagi para offroader dan sorenya akan dilakukan slalom test. “Betempat di depan Kantor Pemkab Jember akan dilakukan kesiapan peserta sekaligus juga sebagai sosialisasi kepada masyarakat akan digelar Edventure Offroad seri ke II di Jember,”pungkasnya.

Pada tanggal yang sama pada pukul 7 malam, direncanakan akan dilakukan briffing terkait dengan penjelasan teknis oleh panitia. “Sehingga pada pukul 9 malamnya direncanakan di depan pendopo akan dilakukan pelepasan oleh Bupati Jember MZA Djalal offroade menyusuri kawasan Jember,”jelasnya lagi.

Medan yang akan dijalani oleh para offroader mulai malam sampai pagi (16/8) nantinya akan tertangtang dengan medan yang sulit yakni mulai Rayab, kali jompo, sampai Rembangan. “Sengaja medan berat oleh panitia untuk kejuaraan itu sekaligus melihat potensi keindahan Jember,”cetusnya.

Namun pada hari minggunya (17/8) peserta akan melakukan trayek di dalam kota bertempat di kawasan Perumahan Argopuro. “Rencannya hanya dua kelas yang dipertandingkan dalam event itu mulai kelas under 2.500 cc dan kelas 2.500 cc keatas ada sekitar 20-25 tim yang akan bertanding,”tambahnya. (*/jok)

Selengkapnya...

Tak Berijin, Kasheem di Deportasi

Jember – Lagi, seorang WNA berulah di wilayah Indonesia dengan modus masuk tanpa dokumen ke-imigrasian yang sah. Sayeed Abdul Kasheem (28) seorang pemuda asal Bangladesh nekad menerobos hingga ke daerah Kabupaten Bondowoso.

Padahal tidak mengantongi visa kunjungan ke Indonesia, yang dimilikinya hanyalah sebuah paspor yang dikeluarkan oleh negaranya yaitu Bangladesh. Sementara visa yang dimilikinya adalah visa kerja ke Malaysia. Sehingga anggota Polres Bondowoso segera mengamankan pemuda Bangladesh tersebut setelah ada laporan masyarakat.

Penangkapan Kasheem oleh KAsat Intelkam Polres Bondowoso, AKP Susyanto bermula dari laporan masyarakat yang mengaku resah atas kedatangan Kasheem ke desa Wonosari kecamatan Grujugan kabupaten Bondowoso.

“Karena Kasheem itu ngikuti Siti Romlah, TKW asal Bondowoso yang selama ini bekerja di Malaysia,” ungkapnya. Padahal Romlah sudah mempunyai tunangan, dan tunangan Romlah tidak terima atas kedatangan Kasheem.

Sementara Kasheem mengaku sudah nikah sirri di Malaysia. “Karena masa kerja Romlah sudah selesai maka Romlah pulang kampong, nah Kasheem yang mengaku sudah menjadi suaminya ikut juga,” imbuh Susyanto.

Karena tidak memiliki ijin untuk berkunjung ke Indonesia, maka kadua pasangan tersebut melewati jalur tikus dan laut yang akhirnya sampai di Tanjung Pinang. Dan perjalanan dilanjutkan lewat udara menuju Surabaya dan akhirnya ke Bondowoso.

Naas, impian ingin selalu berdua dengan Romlah hingga ke Bondowoso tidak kesampaian. Karena tunangan Romlah marah dan melaporkannya ke Polres Bondowoso.

Usai mengamankan Kasheem, Polres langsung berkoordinasi dengan pihak Imigrasi Jember. Dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka Kasheem diserahkan ke Imigrasi untuk ditindak sesuai hukum yang berlaku.

Humas Imigrasi JEmber, Hari Agung AP SH, kepada Radar Investigasi menyatakan bahwa Kasheem saat ini sudah dikirim ke Rudenim Kanwil Depkumham Jawa Timur. “Kita kirim kesana untuk diproses lebih lanjut dan tentunya bakal dideportasi ke Negara asalnya,” jelas Agung.

Pihak Imirasi juga mengaku berterimakasih kepada jajaran Polres Bondowoso yang sudah membantu Imigrasi menyelesaikan tugasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Bakteri E-Coli dan Air Sungai, Penyebab Muntaber

Jember – Setelah melalui uji klinis yang seksama dan teliti di laboratorium Dinkes Kabupaten Jember, diketahui secara pasti penyebab berjangkitnya wabah muntaber yang menyerang sedikitnya 5 desa di Jember barat adalah bakteri Escherichia Coli (E-Coli) dan air sungai yang tercemar, demikian disampaikan Humas Dinas Kesehatan Jember, H. Yumarlis SH, MM.

Dijelaskannya lebih lanjut bahwa E-Coli merupakan bakteri gram negative yang pertumbuhannya sangat cepat dan mudah, namun tetap bergantung pada media dan suhu tertentu. Menurutnya jika dilihat dari asal-usul daerah yang terserang dan lokasi lain yang ikut terserang diduga kuat ada penderita Muntaber yang buang air besar disungai, sementara aliran sungai tersebut digunakan warga lainnya untuk mandi cuci dan kakus, sehingga penularannya cepat terjadi.

Yang tidak kalah pentingnya dalam percepatan penularan wabah itu, karena menurut Yumarlies adalah adanya penurunan volume air akibat datangnya musim kemarau sehingga air sungai yang tercemar merembes kedalam sumur-sumur warga yang letaknya berdekatan dengan sungai.

Untuk itu Yumarlies menolak anggapan bahwa merebaknya wabah ini karena pencemaran lingkungan dari air limbah industri.

Sehingga untuk mencegah wabah tersebut meluas dan terulang ditempat yang sama, maka Dinas Kesehaan kembali gencar melakukan sosialisasi perilaku pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Meski masyarakat belum sepenuhnya memahami arti pentingnya PHbs tersebut.

Padahal PHBS menurutnya mudah dilakukan di kalangan masyarakat. Yumarlies mencontohkan, dengan mencuci tangan sebelum makan, memasak air minum hingga mendidih, kemudian dibiarkan antara 3-5 menit baru diangkat dan seterusnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Terserang Muntaber, 2 Meninggal 92 Dirawat

Jember – Akibat wabah muntaber di Jember hingga hari ini sudah ada korban meninggal dunia 2 orang dan 92 lagi sedang dirawat intensif di Puskesmas dan RSUD dr. Soebandi. Data ini disampaikan oleh humas Dinas Kesehatan Jember, H. Yumarlies SH, Kamis (17/7/2008).

Semua korban berasal dari lima desa yang terserang diwilayah Jember barat. Empat di antaranya desa Langkap, Tisnogambar, Tugusari, dan Bangsalsari. Namun demikian, jumlah korban di empat desa tersebut tak sebanyak di Desa Banjarsari yang mencapai tiga dusun (Sumberjajar, Dukuh I, dan Dusun Dukuh II) dengan puluhan korban.

Pernyataan yang sama juga muncul dari dr H Hari Pitono, Kasi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Menurutnya perilaku warga sekitar lokasi wabah kurang memperhatikan kesehatan. Dari analisis sementara, penyebaran ini terjadi karena penggunaan air.

"Warga di sini menggunakan sungai untuk MCK. Sehingga penularan itu sanghat cepat," katanya.

Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat sekitar untuk merubah perilaku sehari-hari. Namun jika sudah terserang wabah ini Dinas Kesehatan berharap segera dilarikan ke puskesmas terdekat atau rumah sakit.

“Khusus untuk anak-anak, bisa langsung dibawa di posko kesehatan terdekat di lokasi terkena wabah, karena yang ditakutkan anak-anak terkena dehidrasi,” tuturnya. Di posko tersebut anak-anak bakal menerima asupan nutrisi guna mencegah dehidrasi. (RI-1)

Selengkapnya...

Tanggungjawab Operasioal Camat Ada di Camat

Sidang Operasional Camat

Jember – Sidang tindak pidana korupsi dengan terdakwa H. Achmad Sahuri, pada Kamis siang (17/7/2008) menghadirkan saksi ahli dari Unair, DR. Nur Basuki Suseno. Agenda sidang dengan tujuan mendengarkan keterangan saksi ahli tersebut akhirnya berbuah meringankan terdakwa.

Menurut Nur Basuki, camat sebagai peenrima dana operasional seharusnya bertanggungjawab atas apa yang telah diterimanya. Apalagi kalau penerima dana tersebut tidak membuat SPJ sesuai dengan dana yang diterima. “Berarti penerima dana membuat SPJ fiktif, dan sesuai hukum yang berlaku pembuat SPJ fiktif, salah didepan hukum,” ujarnya.

Mendengar kesaksian tersebut kuasa hukum terdakwa, Zaenal Marzuki SH, mengaku lega, pasalnya kesalahan tidak lagi pada kliennya namun lebih kepada penerima dana. Apalagi penerima dana tersebut sudah berulangkali menerima dana serupa dan diduga kuat membuat SPJ fiktif pada setiap penerimaannya.

Sementara itu JPU, Awaludin SH, menegaskan justru keterangan saksi ahli memperkuat dakwaanya. “Dibagian lain tadi kita dengar bersama, bahwa kalau tidak ada peritah Bupati berarti Asisten I bertanggungjawab, dalam hal ini tidak ada perintah bupati, berarti terdakwa yang bertanggungjawab,” tegasnya.

Dengan begitu keterangan saksi ahli dari Unair sudah memperkuat dakwaan, dan semakin memberatkan terdakwa. Karena keterangan saksi-saksi lain selama ini tidak ada yang menyebutkan bahwa potongan operasional camat tersebut atas perintah Bupati. (RI-1)

Selengkapnya...

Pungutan PSB Sama Dengan Korupsi

Jember –Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof Dr Bambang Sudibyo, telah menyatakan, segala bentuk pungutan sekolah dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB) tingkat SD, SMP dan SMA adalah korupsi, dan harus ditindaklanjuti oleh aparat hukum di daerah.
Sebelumnya, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jember Elvis Jhonny, SH, MH, mengaku segera menindaklanjuti hal itu dan mengaku masih menunggu laporan dari masyarakat.

Faktanya, hingga kini di semua sekolah di Kabupaten Jember masih menerapkan pungutan itu dengan alasan uang gedung, her registrasi, uang seragam, dan uang asuransi.

Respon keras disampaikan LSM Penyelamat Aset Negara (PANAH), Kustiono Musri. Fakta ini katanya sangat memprihatinkan karena berkedok pengembangan sarana prasarana sekolah, masyarakat dibebani uang jutaan rupiah untuk biaya pendidikan yang sudah dianggarkan pemerintah.

Kustiono Musri, mencatat sekitar 95 % sekolah negeri di Kabupaten Jember memungut biaya PSB yang sangat fantastis dan memberatkan. Modus pungutan mendompleng PSB ini sangat memberatkan orangtua siswa.

Tapi di sisi lain, orangtua dijebak kepada kepentingan ingin memasukkan anaknya di sekolah secepatnya. Termasuk sekolah favorit. Tapi, faktanya ditarik biaya sangat mahal.

Alasan sekolah menerapkan pungutan tinggi karena alasan pengembangan sekolah, mengejar Standar Nasional dan Internasional.

“Rakyat jadi korban terus. Harga BBM sudah naik, kebutuhan melangit sekolah tidak mau tahu. Ini kan payah. Sementara dikemanakan anggaran BOS, BKM, rehab rutin sekolah, dan anggaran pendidikan lainnya yang mencapai ratusan milliar di Jember itu,” teriak Kustiono.

Kustiono mengancam akan melaporkan beberapa sekolah yang masih menerapkan pungutan PSB tersebut ke Kejaksaan Negeri.

Data yang diterimanya, diantaranya SDN Jember Lor I Jl PB Sudirman 82 Jember. Pendaftaran tanggal 27 Juni 2008 siswa baru dikenakan Rp 35 ribu, tanggal 1 Juli 2008 bayar lagi Rp 508.000 untuk biaya buku, sarana dan prasarana lain.

Lalu orangtua siswa dikenai uang gedung Rp 1,5 juta per anak dan harus dibayar terakhir 30 Juli 2008. Padahal SD ini menerima 34 siswa per kelas dari 6 kelas yang ada. Totalnya mencapai 204 siswa. Jika dikalikan Rp 1 juta saja akan terkumpul dana Rp 204 juta. Belum lagi di SMPN 3, uang gedung dan pendaftaran masuk kelas khusus mencapai Rp 5 juta lebih.

Yang memprihatinkan lagi, SDN Jember Lor III yang sebentar lagi mendapat segala macam bantuan dari Pemerintah karena perintis Berstandar Internasional memungut uang gedung Rp 2 juta diangsur 3 kali. Pendaftaran murid baru sebesar Rp 350 ribu.
“Ini jelas melanggar UU Sisdiknas No 20 Tahun 2008,” ujar Kustiono.

Hingga kini, Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Jember Drs H Achmad Sudiono, SH, Msi Psi, belum memberikan pernyataan resminya terkait banyaknya pungutan dalam PSB dan pernyatan Mendiknas terkait pungutan tersebut masuk kategori korupsi. Saat dihubungi, tak diangkat. Dan saat di SMS, tidak ada jawaban.(RI-1)

Selengkapnya...

Achmadi Dekati PKL & Mahasiswa

Jember – Calon Gubernur dari PKB DR. H Achmady, Msi, blusukan ke Jember memanfaatkan jadwal kampanye-nya di tapal kuda, Rabu (16/7/2008). Selain di Rambipuji, juga sempat mengunjungi kediaman KH Achmad Mursyid, ulama kharismatik di Kaliwates Jember. Setelah itu Achmady, ingin menyentuh pemilih dari kalangan mahasiswa dan pemuda.

Dia ditemani Miftahul Ulum, S.Ag, dan Tim dari DPC PKB Jember pendukung Gus Dur bersama - sama menyantap makanan di warung lesehan Jalan Jawa sekitar Kampus Unej. Di seputaran Jalan Jawa inilah pemilih mahasiswa dan pemuda potensial untuk didekati.

Di kediaman KH Achmad Mursyid, di Jl Gajah Mada 123 Jember Cagub Achmady hanya memanfaatkan waktu sekitar 10 menitan. Lalu berangkat ke kampus di tempat – tempat Pedagang Kaki Lima (PKL) di seputaran kampus. Kontan saja pemilik warung lalapan lesehan Kampus bernama Rahmad Sudirman, terkejut.

Dia mengaku senang dikunjungi oleh Achmady. Sebab, dari sekian calon gubernur baru Achmady yang mengunjungi PKL seputaran kampus termasuk dirinya. Dia kepada Cagub ini langsung mengatakan uneg – unegnya. “Kalau sudah terpilih nanti jangan lupa bermasyarakat dan memperhatikan PKL,” ujar Sudirman.

Selain itu, para PKL Kampus ini mengatakan berbagai bantuan dan kucuran dana untuk modal usaha dari pemerintah sangat diharapkan. Achmady, yang mendapat keluhan PKL ini meminta masyarakat mendukungnya agar bisa merealisasikan semua program harapan rakyat, terutama PKL.

Di tempat yang sama, Miftahul Ulum, S.Ag, yang juga Ketua DPC PKB Jember ini mengaku calon yang diusung PKB saat ini sangat berbeda dengan calon lain. Cara kampanye juga lain, dengan memperbanyak sillaturrahmi saja ke tokoh dan masyarakat kecil terutama PKL, untuk menjaga komitmen bila sudah terpilih nantinya.

“Setelah ini, kita melanjutkan sillaturrahmi kita ke Pondok Pesantren Sumberbringin Sukowono, di kediaman KH Chotib Umar, sesepuh rakyat Jember,” ujar Cak Ulum. (RI-1)

Selengkapnya...

Malam Ini PKL Untung Suropati Dideadline Ganti Gerobak

Jember – Hingga tengah malam nanti, Kamis (17/7/2008) dini hari, semua PKL yang berada di jalan Untung Suropati di deadline atau diberi batas waktu untuk mengganti semua gerobaknya dengan gerobak baru hasil pemberian dari Pemkab Jember.

“Jika sampe malam ini tetap tidak mau ganti dengan gerobak baru maka besok pagi petugas dari Pol PP bakal menertibkannya,” ujar Kadispenda Pemkab Jember, Drs. Suprapto, usai sosialisasi penertiban PKL, Rabu siang (16/7/2008). Karena menurutnya hari ini semua PKL yang belum menerima bantuan gerobak sudah diberi.

Sehingga total yang diberi ada seratus lebih PKL di jalan Untung Suropati saja. “JAdi kalau besok tidak diganti dan tetap gerobak lama masih ada, maka kami siapkan forklip (alat angkut) untuk diangkut paksa, karena tenaga kami tidak mungkin mengangkat semua gerobak yang ada,” tegas Kasat Pol PP, Suhanan SPd.

Untuk itu pihaknya besok pagi langsung mengerahkan tim dengan kekuatan penuh untuk melakukan penertiban disertai beberapa alat berat. Menanggapi hal ini coordinator PKL, Moh. Iksan, menolak tindakan aparat tersebut.

“Tidak usah ditertibkan menggunakan alat tersebut, nanti malam kami bakal ganti sendiri,” tuturnya. Iksan juga meminta Pemkab tetap memberi keleluasaan kepada PKL untuk berjualan dengan tanpa batas waktu. Atau paling tidak diperbolehkan buka lebih siang, karena pendapatan mereka semakin menurun jika jadwal berjualan dibatasi.

“Bantuan gerobak kami terima tetapi jadwal jualan jangan dibatasi, kami semakin merugi saja,” tegasnya yang diamini puluhan PKL lainnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Dana Operasional Dewan Tidak Boleh Untuk PArtai

sidang korupsi DPRD

Jember – Agenda siding dengan terdakwa dua pimpinan DPRD Jember, Mahmud Sardjujono dan Madini Farouq, hari ini mendengarkan kesaksian ahli hokum dari Unair. Menurut Imanuel Sujatmoko, pakar hokum administrasi Negara dari Unari tersebut, penggunaan dana operasional DPRD Jember yang digunakan untuk partai dan pribadi merupakan tindakan melanggar hokum.

Pernyataan Imanuel tersebut menjawab pertanyaan dari JPU, Basyar Rifai saat memberi kesaksian di ruang siding utama PN Jember, Rabu siang (16/7/2008).
Imanuel juga menjelaskan bahwa dana operasional dewan seharusnya digunakan untuk kepentingan tugas dinas sebagai anggota DPRD Jember.

Bukan untuk pribadi atau partai yang tidak terkait dengan tugas kedinasan di DPRD Jember. Dengan jawaban tersebut JPU mengaku kesaksian ahli memperkuat dakwaannya kepada kedua terdakwa.

Sementara itu kuasa hokum terdakwa, Holily SH, menegaskan justru ada sejumlah point penting yang berasal dari saksi ahli yang justru meringankan posisi kliennya.
“Seperti contohnya dana operasional dewan boleh digunakan untuk kedinasan, padahal selama ini klien kami selalu menggunakannya dalam kedinasan, jadi artinya itu meringankan klien kami,” ujarnya usai siding di PN Jember siang tadi.

Pada siding kali ini JPU hanya berhasil mendatangkan 1 orang saksi ahli saja, sementara saksi lain seperti PJ Bupati Jember, Sjahrasad Masdar, belum bias hadir. Dan rencanannya bakal dipanggil kembali pada siding Jumat mendatang. (RI-1)

Selengkapnya...

Perkosa Gadis, Dukun Cabul Dibui

Jember – Karena ulah bejatnya, Slamet Riadi (40) dukun cabul asal desa kemuningsari Lor kecamatan Arjasa, hari ini Rabu (16/7/2008) ditangkap tim buser Polres Jember. Slmet diduga kuat telah memperkosa bunga (17) gadis dibawah umur tetangganya sendiri pada hari Kamis seminggu yang lalu.

Menurut pengakuan Bunga di depan penyidik, Slamet yang menyaru sebagai orang pintar berusaha mengobati sakit kepalanya dengan sebuah ramuan minuman. Namun ternyata ramuan tersebut terbuat dari bunga dan biji kecubung. Sehingga begitu minuman diminum bukannya pusing kepalanya hilang namun justru mabuk berat.

Dan disaat mabuk berat karena minuman kecubung tersebutlah, Slamet melakukan aksi bejatnya di ruang praktek di rumahnya di Kemuningsari Lor Arjasa. Begitu mengetahui korbannya tidak sadarkan diri, Slamet dengan leluasa bias melampiaskan nafsu bejatnya.

Baru setelah korban tersadar, maka kelakuan dukun cabul tersebut diketahui. Dan akhirnya korban langsung mengadu ke orangtuanya dan mengadukan peristiwa memalukan tersebut ke Polres Jember. Yang akhirnya baru hari ini tertangkap.

Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Kholilurahman, membenarkan penangkapan tersebut. Namun dirinya belum bersedia berkomentar banyak soal penangkapan dukun cabul tersebut. Di sisi lain coordinator Pusat perlindungan Perempuan dan Anak (P3A), Dewi Masitoh, menjelaskan bahwa kepolisian harus menindak tegas pelaku [perkosaan gadis dibawah umur tersebut.

“Bisa dijeaert dengan pasal berlapis, yakni KUHP pasal 285 dan undang-undang perlindungan perempuan dan anak, dan harus dijerat dengan sangsi hukuman penjara setinggi-tingginya,” tegasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Lintasan Super Cross Di Jember Ektrim

(Infokom) Jember - Memperingati HUT RI ke 63 di Jember yang dikemas lewat BBJ dengan menggelar bagai event, janji kemeriahan yang disajikan oleh panitia nantinya benar adanya. Hal itu bisa dilihat dari persiapan panita event super cross yang akan digelar 9-10 Agustus 2008 mendatang di Garahan-Silo Jember.

Tidak saja sebagai event resmi yang digelar oleh organisasi induk motor cross pusat tetapi namun persiapannya rute yang akan dilalui oleh croser dijamin akan cukup sulit. “Super cross nanti sikuit yang kami rancang akan se ekstrim mungkin dan sangat berbeda sekali tidak ditemui ditempat lain,”ungkap Sulis saat ditemui dilokasi motor cross.

Arena yang digelar termasuk dikatagorikan ektrim, karena tidak saja lintasan yang cukup banyak sehingga memita pemikiran dan konsentrasi dari crosser nantinya. “Karena lay out lintasan yang akan dibuat sebanyak 60 lintasan yang harus dilalui croser,”jelasnya.

Super Cross yang bertempat dikawasan hutan lindung milik KPH Perhutani Jember menurut Sulis merupakan rancangan arena yang sangat sulit yang pernah dilakukan diberbagai tempat.

“Biasanya rancangan seperti itu yang dilakukan di arena di Jember termasuk arena yang sering ditemui di arena motor cross in door, itu yang memang kita rancang untuk menghibur masyarakat Jember maupun para tamu dari luar kota,”cetusnya.

Meski sirkuit dirancang dengan menggunakan motor cross yang sama namun yang membedakan nantinya pada sirkuitnya. “Mestinya yang saya rancang ini sebenarnya untuk di dalam stadion dengan sirkut yang menantang,”ungkap Sulis lagi.

Lay out yang dibuat tidak hanya menantang dan menarik untuk ditonton oleh pengunjung tetapi dingatkan oleh Sulis agar croser perlu kehati-hatian dan ekstra ketahanan fisik serta skill yang bagus. “Karena sirkutnya yang dilintasi semuanya berat,”singkanya.

Jika dibandingkan dengan motor cross ekstrim yang pernah dibuat lintasan dan tingkat kesulitannya sebanyak 50 rintangan. “Arena super cross nantinya akan kami buat lebih dari itu,”janjinya.

Bagi perancang sekelas nasional seperti Sulis dalam membuat arena yang sulit seperti itu diakui merupakan hal yang biasa kerena telah banyak hamper dilakukan di seluruh Indonesia. “Ratusan arena yang telah kami buat di Indonesia ini, mulai sirkuit yang biasa sampai dengan yang ekstrim seperti di Jember ini,”tandasnya.

Benar adanya kata orang bijak, kalau penampilan seseorang tidaklah sepenuhnya mencerminkan potensi yang dimilikinya. Seperti Sulis ini, sekilas penampilannya orang Jakarta yang kurus dan warna kulit agak sedikit coklat tetapi berpengalaman segudang terkait pekerjaan merancang sirkuit motor cross.

Pekerjaan merancang sirkuit yang ia ditekuni semenjak tahun 1986 sengaja sirkuit di Jember sedikit berbeda dengan daerah lain. “Kami ingin di Jember nantinya akan lebih keren dari pada daerah lain selain lahan yang disediakan luas,”terangnya.

Diakui dalam merancang stiap sirkuti motor cross di masing-masing event dan tempat, tentunya berbeda. “Selain keinginan dari panitia namun pertimbangan lain lahan yang akan digunakan, kalau di Jember sangat mendukung selain tersedia lahan yang cukup luas yakni 4 hektar yang disediakan oleh Perhutani Jember,”pungkasnya. (*/jok)

Selengkapnya...

Banwas Investigasi Pembangunan Ruko Jenggawah

Jember – Karena desakan warga Jenggawah untuk menindak oknum yang diduga terlibat dalam pembangunan ruko di atas tanah alun-alun Jenggawah, mulai beberapa hari lalu tim pemeriksa BAnwas Jember melakukan invetigasi. “Dan tim investigasi kami baru selesai siang tadi, besok baru kita bahas intensif,” jelas Kepala Banwas Jember, Abdul Muis Balya, Selasa 915/7/2008).

Menurut Muis, pihaknya belum bisa menjelaskan hasil dari investigasi tersebut, karena Banwas baru bisa memberikan keterangan setelah ada disposisi dari Bupati Jember terkait dengan hasil pemeriksaan tersebut.

“Setelah ada disposisi Bupati atas laporan hasil pemeriksaan kita maka saya baru bias memberikan keterangan kepada masyarakat, karena sesuai prosedur memang begitu,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, alun-alun Jenggawah saat ini sudah berubah menjadi areal pertokoan yang dilegalkan oleh KAdes Setempat. Sementara itu Komisi A DPRD Jember dan sejumlah LSM telah sepakat untuk menghentikan sementara pembangunan tersebut hingga ada kejelasan dari Pemkab Jember.

“Harus berhenti dulu, karena selama ini belum dilengkapi ijin-ijin, itu menurut masukan dari lapangan, apalagi itu merupakan asset Pemkab jember, jadi yang berhak mengelola adalah Pemkab bukan desa,” tegas salahsatu anggota Komisi A, Sucipto, beberapa waktu lalu. (RI-1)

Selengkapnya...

Segel SD Selodakon III Dibuka Paksa

Jember – Segel yang 2 bulan lalu dipasang di pintu masuk SD Selodakon III Desa Selodakon, Tanggul, Kabupaten Jember, hari ini dibuka paksa oleh Sat Pol PP Kecamatan Tanggul. Pembukaan segel tersebut juga langsung dimpimpin oleh Camat Tanggul Dwi Setya Nusantara.

Salah satu guru SDN Selodakon III, Manaf yang dikonfirmasi mengaku tidak tahu menahu kenapa segel sudah dibuka. “Nggak tahu kenapa, tetapi kalau nanti disegel lagi sama warga dan ahli waris, ya kita belajar di tempat yang biasanya, kami pihak sekolah tidak ikut-ikut masalah ini,” ujarnya Selasa siang (15/7/2008).

Sementara itu salah satu ahli waris yang pernah menyegel sekolah tersebut, Mochamad Soleh 60, warga setempat, mengaku Pemkab hingga saat ini belum memenuhi janjinya untuk membayar ganti rugi atas pembangunan gedung sekolah di atas tanah nenek moyangnya tersebut.

Kalau sampe tidak diganti lagi pihaknya mengancam bakal menyegel kembali gedung tersebut. Karena menurutnya Pemkab melalui kecamatan baru menawari tukar guling kepadanya. Pihaknya menolak tukar guling karena lokasinya jauh dari tempatnya dan harga tanah jauh lebih murah.

“Kami ingin tanah ini dibayar saja, dulu Pemkab sudah janji bakal membayar ganti rugi sebanyak Rp. 80 juta, bukan tukar guling,” tegasnya. Jadi kalau Pemkab menawarkan tukar guling itu artinya Pemkab menyalahi janji. (RI-1)

Selengkapnya...

TS Tidak Memperkarakan Pembakaran Poster Karsa

Jember – Tim sukses (TS) pasangan cagub KArsa (Sukarwo-Syaifullah Yusuf) tidak berniat untuk memperkarakan pembakaran atribut atau poster-poster milik pasangan yang didukungnya di wilayah perumahan TAman Gading, kemarin (Senin, 14/7/2008).

Hal ini ditegaskan anggota DPRD Jember asal PAN, Rendra Wirawan selaku TS KArsa di Jember, Selasa (15/7/2008) di kantor Panwas Gubernur, jalan Dewi Sartika. Menurut Rendra timnya tidak bakal memperkarakan peristiwa pembakaran tersebut hingga ke tingkat kepolisian.

“Tidak-tidak akan kami laporkan karena sudah ditangani PAnwas sudah cukup, biar masyarakat tahu bahwa kita tidak arogan,” ujarnya. Hal senada juga disampaikan oleh Ketua GP Ansor Jember, Babun Suharto, karena menurutnya peristiwa pembakran tersebut merupakan iklan gratis di media massa.

Sekaligus menunjukkan bahwa tim KArsa tidak semena-mena dengan melaporkan ke Polisi oknum yang membakar 2 poster Karsa. Sementara itu salah satu anggota PAnwas, Abdul Muis, menegaskan bahwa pihaknya tidak bakal melaporkan kejadian pelanggaran kampanye tersebut ke polisi.

Karena menurut Muis, tim sukses KArsa tidak berkenan melaporkannya, jadi Panwas hanya menampung dan mencatat saja. “Timnya tidak mau melapor, jadi ya kita catat saja,” ujarnya.

Padahal peristiwa pembakaran tersebut sudah termasuk pada tindakan criminal. “Merusak alat peraga itu sudah termasuk tindakan criminal, jadi itu sudah kewenangan kepolisian, bnukan panwas lagi,” imbuh Muis. (RI-1)

Selengkapnya...

Melarikan Diri, 2 Perampok Ditembak

Jember – 2 Gembong perampok wilayah Jember selatan berhasil ditangkap oleh tim buser Polres Jember. Sebelum tertangkap kedua perampok tersebut ditembak di kakinya karena sempat mau melarikan diri.

Kedua perampok Munaji (25) dan Ponidi (30) yang ditembak dan diamankan adalah warga Puger Jember. Menurut Kaur Binops Reserse Polres Jember, Ipda Wahyu Sulistiono, kedua pelaku perampokan yang marak dilakukan di wilayah selatan tersebut memang sudah menjadi incara timnya.

Apalagi terakhir kali sekitar 6 pelaku yang menjadi satu kelompok dengan 2 pelaku yang sudah tertembak juga melakukan perampokan di Balung pada tanggal 6 Juli 2008 lalu. “Ini memang sudah lama kita incar, karena pelaku diindikasikan sebagai actor lama yang sudah memakan banyak korban, khususnya diwilayah selatan,” tuturnya.

Wahyu juga mengungkapkan bahwa selain 2 pelaku tersebut juag berhasil diamankan pelaku lain yang masih satu kelompok, KAsim (33) warga Puger Jember juga. Sementara 3 pelaku lain yang identitasnya sudah dikantonginya masih buron. “Tiga lagi identitasnya sudah masuk dan sekarang kita kejar, mereka masuk DPO,” imbuhnya.

Bersamaan dengan tertangkapnya ketiga pelaku, ikut diamankan juga sejumlah barang bukti seperti sepeda motor GL Max, sebuah clurit dan sejumlah alat untuk merampok. (RI-1)

Selengkapnya...

PJ Bupati Jember, Masdar Tidak HAdiri Sidang

Jember – PJ Bupati Jember 2005, Sjahrasad Masdar, tidak datang pada sidang dengan terdakwa Mahmud Sardjujono dan Madini Farouq. Sehingga siding yang sempat menunggu kedatangan Masdar dilaksanakan agak siang.

“Sidang kali ini hanya didatangi saksi, mantan Ketua Fraksi DAB DPRD Jember, Moh. Sholeh, MAsdar tidak dating,” ujar KAsie Pidsus Kejari jember, Basyar Rifa’I SH, usai siding senin siang (14/7/2008).

Sesuai agenda siding seharusnya Masdar dihadirkan untuk dimintai keterangannya sebagai saksi dalam kasus yang muncul pada saat dirinya menjabat sebagai PJ. Bupati Jember.

Jaksa menganggap sangat perlu mendatangkan MAsdar karena selain tertuang dalam BAP, MAsdar juga dianggap paling tahu proses terjadinya dugaan korupsi dana Bantuan Hukum Rp. 1 miliar. Karena Masdar yang saat ini menacalonkan diri sebagai Bupati Lumajang, telah menandatangani surat disposisi untuk dikeluarkannya dana tersebut.

“BIsa dikatakan dia sasksi penting dalam kasus ini, meski saksi lain juga tidak kalah pentingnya, tetapi PJ Bupati inilah kuncinya,” imbuhnya. Karena tidak bersedia hadi pada siding kali ini, JPU bakal memanggil ulang Masdar pada siding berikutnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Terdakwa SPP Siluman Dituntut 18 bulan

Jember – Teguh Suseno (34) warga asal Trenggalek, yang menjadi terdakwa utama kasus penggelapan SPP mahasiswa Universitas Jember (Unej) akhirnya dituntut 18 bulan penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Awaluddin, SH, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Jember, Senin (14/7/2008).

Menurut Jaksa Pnuntut Umum (JPU) Awaludin SH, Teguh diduga kuat telah melakukan tindak pidana dengan sengaja membuat formulir tagihan fiktif slip pembayaran di Bank Jatim.

Tak tanggung-tanggung jumlah korban mahasiswa dalam modus pembayaran dengan metode discount Rp 50 ribu per mahasiswa ini berjumlah sekitar 500 –an orang. Sejumlah mahasiswa ini percaya dengan pembayaran yang lebih murah dan pelayanan jemput bola ini merupakan cara baru yang diterapkan Unej.

JPU dalam tuntutannya tidak mempermasalahkan mekanisme atau teknik pembayaran secara rinci. Hanya unsur penipuan dianggap telah memenuhi syarat dalam kasus ini. Teguh, menyaru sebagai orang suruhan Bank Jatim bernama David.

Tapi, menurut keyakinan JPU bahwa nama David ini sebenarnya adalah Teguh itu sendiri. Dari situlah JPU menuntut Teguh dengan ancaman pidana penjara sekurang – kurangnya 1,6 tahun atau 18 bulan. Teguh dinyatakan telah terbukti menggelapkan uang mahasiswa dan melakukan penipuan dengan modus pembarayan discount.

“Jumlah korban banyak sekali. Kendati ada sebagian yang sudah dikembalikan melalui orang – orang suruhan Teguh, tindak pidana itu sudah terang,” ujar Awaluddin, SH.

Sidang dilangsungkan dengan singkat membacakan tuntutan saja dari JPU. Untuk selanjutnya, Teguh, akan mendapat kesempatan membacakan pembelaan atau pledoinya di depan majelis hakim. Sidang ditunda untuk dilanjutkan pecan depan. (RI-1)

Selengkapnya...

Asisten I Janji Pertemukan Dengan Sekda, Massa Akhirnya Bubar

Jember - Setelah bersitegang selama berjam-jam dengan sejumlah pejabat teras Pemkab Jember, akhirnya sore ini (14/7/2008) ratusan massa asal Desa gumukmas membubarkan diri. Massa yang dipimpin korlpa aksi Abu Achmad Zain dan Calon Kepala Desa (Cakades) Hj. Siti A. Lutfiah, bersedia membubarkan diri setelah Asisten I Pemkab Jember, H. Hasi madani berjanji akan mempertemukan perwakilan warga dengan Sekda Kabupaten Jember, Drs. Ec . Djoewito.

“Kalau mau bersabar, besok kami akan pertemukan dengna bapak Sekda, itupun kalau bapak Sekda sudah ada di jember, pasti saya bantu pertemukan,” ujar Hasi meredam emosi massa di ruang komisi A DPRD Jember Senin sore.

Massa yang semula tidak menerima keputusan itu akhirnya bisa ditenangkan, karena Kasat IPP Polres Jember, AKP Suyono, turun tangan dan memanggil Lutfiah bersama salah satu tokoh masyarakat. Kedua tokoh tersebut diyakinkan betul bahwa Asisten I tidak bakal berbohong dan berusaha menepati janji.

Baru setelah upaya itu dilakukan masa akhirnya membubarkan diri. Dan sejumlah pejabat yang semula disandera dilarikan oleh aparat keamanan satu persatu melalui pintu belakang. Karena masih ada puluhan massa yang belum menerimakan keputusan sepihak oleh pejabat-pejabat Pemkab tersebut.

Begitu mengetahui kalau semua pejabat sudah tidak ada di gedung dewan, akhirnya semua massa membubarkan diri. “Kami akan kemmbali melakukan aksi serupa dan menuntut Pemkab menghitung ulang,” tegas korlap aksi Achmad Zain. (RI-1)

Selengkapnya...

Pelantikan Bambang Cacat hukum

Jember – Pernyataan menarik dikeluarkan oleh tim asistensi Pemkab Jember yang juga dosen Fakultas Hukum Unej, Totok Karianto SH, usai hearing dengan komisi A dan perwakilan warga desa gumukmas. Totok yang semula ngotot membela Bupati Jember, MZA Djalal yang sudah melantik salah satu calon Kades (cakades), Bambang Winarko, tiba-tiba berbalik dan menyalahkan Pemkab Jember dan menyatakan pelantikan tersebut cacat hukum.

Pasalnya, Totok membela Pemkab karena selama ini dianggap sudah sesuai prosedur hukum yang berlaku. “Maaf kalau saya salah ngomong, karena saya tidak tahu duduk persoalan ini, saya hanya baca di koran saja,” ujarnya menyampaikan permohonan maaf kepada massa.

Totok mengaku tidak tahu-menahu kalau proses tersebut sudah memasuki Kasasi di Mahkamah Agung dan belum mempunyai kekuatan hukum tetap. “Lho masih di MA to, terus keputusannya gimana,” tanyanya. Lebih kaget lagi ketika dinyatakan bahwa MA belum memberikan keputusan.

“kalau memang sapai hari ini MA belum mempunyai kekuatan hukum maka, pelantikan itu batal demi hukum atau cacat hukum,” tegasnya disambut tepuk tangan meriah dari warga. Namun karena merasa bersalah dan terpojok selaku tim asistensi bidang hukum Pemkab Jember, terkait dengan langkah Bupati Jember, akhirnya Totok meninggalkan tempat dan tidak mau dipermasalahkan oleh Pemkab maupunoleh massa.

Perlu diketahui, permasalahan Pilkades gumukmas telah terjadi berlarut-larut sejak bulan Januari 2007 lalu. Pada saat penghitungan satu setengah tahun silam tersebut, cakades Bambang Winarko dimenangkan dengan selisih 1 suara dibandingkan dengan cakades Hj. Siti A. Lutfiah. Karena merasa tidak ada penghitungan yang fair dan transparan, maka kubu Lutfiah mengajukan gugatan di PN Jember.

Hasil keputusan PN Jember akhirnya memenangkan kubu Lutfiah dan menetapkan panitia untuk kembali menghitung ulang hasil suara. Namun Pemkab tidak bersedia hitung ulang justru mendukung panitia dan kubu Bambang untuk melakukan banding di PT Jatim. Alhasil di PT Jatim kubu Lutfiah dikalahkan. Karena merasa proses hukum masih ada, maka kubu Lutfiah kembali melakukan kasasi ke MA.

Belum kelar hasil dari kasasi di MA, tiba-tiba Pemkab Jember melantik Bambang dengan dasar Perda nomor 6 tahun 2006. Yang menyebutkan pelantikan Kades ditangan Bupati Jember seperti tertuang dalam pasal 59. Padahal sebelumnya sejumlah surat Bupati dan pejabat teras terkait dari Pemdes dan Hukum menyebutkan bahwa pelantikan Kades Gumukmas baru bisa dilakukan setelah ada kekuatan hukum tetap.

“Artinya Pemkab melanggar peraturan yang lebih tinggi dan pemkab juga melanggar suratnya sendiri, hanya untuk kepentinan sesaat salah satu calon yang diduga didukung pejabat Pemkab Jember,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Gumukmas Imam.

Hal ini semakin pelik ketika muncul isue bahwa sejumlah pejabat teras Pemkab seperti Kabag Hukum, Kabag Pemdes, dan Sekda diduga menerima ratusan juta rupiah dari Bambang. Bahkan Bambang rela menjual mobil toyota avanza satu-satunya yang dimiliki. (RI-1)

Selengkapnya...

Massa Kepung dan Umpat Pejabat, Kabag Hukum Jember Lari

Jember - Akibat suasana menjadi panas akhirnya Kabag Hukum Mudjoko SH melarikan diri melewat pintu belakang hingga membuat massa mengejar sampai jalan raya.

Namun pengejaran massa sia-sia karena Mudjoko berhasil lolos dari kejaran massa yang emosi dengan menerikkan ketidak puasan kepada Mudjoko.

"Pejabat Maling, Pemkba Bohong," teriak massa, Senin (14/07/2008).

Sementara Kabag Pemdes Subandi dan Asisten I Hasi Madani masih bertahan di ruangan komisi A karena semua pintu keluar DPRD jember telah di kepung massa.

Aparat kepolisian dan satpol PP tidak bisa berbuat banyak karena massa emosi pasalnya pejabat Jember tersebut isunya tekah menerima suap.

Sementara korlap aksi Abu Ahmad Zein menegaskan tetap melakukan serupa hingga Pemkab bersedia menghitung ulang kota suara.

"Kami akan bertahan sampai Pemkab mengulang penghitungan suara," kata Abu Ahmad Zein.[RI-1]

Selengkapnya...

Massa Desa Gumukmas Sandera Tiga Pejabat

Jember - Demo 300 massa dari Desa Gumukmas mulai panas, tiga pejabat Jember yang sedang memberikan klarifikasi di ruangan Komisi A DPRD setempat disandera.

Ketiga pejabat yang disandera masing-masing Asisten I Hadi Madani, Kabag Hukum Mudjoko SH dan Kabag Pemdes Subandi tidak boleh keluar ruangan dan disandera massa di ruangan komisi A.

Pasalnya hingga kini ketiga pejabat tersebut tidak bisa memberi jawaban terkait dengan pilkades di Desa Gumukmas yang dilangsungkan Januari 2007 lalu.

Massa menuntut agar Pilkades di Desa Gumukmas dihitung ulang namun pejabat Pemkba Jember tidak bisa memberikan jawaban sehingga massa mengepung ruangan komisi A.

"Kami tetap mengepung ruangan jika tidak jawaban dari pejabat Pemkab Jember," teriak salah seorang massa," kata Ahmad Zen, koordinator aksi.

Konflik Bambang dan Allutfiyah berawal setahun silam, saat Bambang menang tipis dalam pilkades. Kubu Allutfiyah menilai Bambang melakukan kecurangan, dan menuntut dilakukan penghitungan ulang.

Dalam gugatan di Pengadilan Negeri Jember, Allutfiyah menang. Namun saat dilakukan banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur, giliran dia kalah. Proses ini berlanjut ke Mahkamah Agung.

Nah, putusan kasasi belum turun, Pemkab Jember sudah melantik Bambang menjadi kades, Jumat pekan lalu. Inilah yang kemudian dipersoalkan oleh pendukung Allutfiyah.[RI-1]

Selengkapnya...

Ratusan Warga Protes Pelantikan Kades

Jember - Ratusan orang warga desa Gumukmas kecamatan Gumukmas berunjukrasa di halaman kantor DPRD Jember, Senin (14/7/2008). Mereka menolak pelantikan Bambang Winarno sebagai kades Gumukmas.

Warga yang datang itu adalah pendukung Siti Allutfiyah, kandidat kades Gumukmas yang kalah satu suara dari Bambang. Mereka mempertanyakan sikap Pemerintah Kabupaten yang melantik Bambang, padahal penyelesaian jalur hukum belum tuntas.

"Hari ini juga kami menuntut Pemkab untuk menghitung ulang surat suara, karena Pemkab tak mematuhi mekanisme hukum," kata Ahmad Zen, koordinator aksi.

Konflik Bambang dan Allutfiyah berawal setahun silam, saat Bambang menang tipis dalam pilkades. Kubu Allutfiyah menilai Bambang melakukan kecurangan, dan menuntut dilakukan penghitungan ulang.

Dalam gugatan di Pengadilan Negeri Jember, Allutfiyah menang. Namun saat dilakukan banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur, giliran dia kalah. Proses ini berlanjut ke Mahkamah Agung.

Nah, putusan kasasi belum turun, Pemkab Jember sudah melantik Bambang menjadi kades, Jumat pekan lalu. Inilah yang kemudian dipersoalkan oleh pendukung Allutfiyah.(RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan