JCC Digelar, Jalur Alternatif Disiapkan



Ket. Foto: Peta Jalur alternatif.

Jember – Separuh jalan Double Way mulai Jl Gajah Mada s/d Sultan Agung, Sabtu (30/8) besok akan ditutup sementara, karena digelar Jember City Carnaval 2 (JCC-2) sebagai puncak rangkaian kegiatan Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ). Untuk itu masyarakat diminta untuk memilih jalur alternatif bagi yang ingin melanjutkan perjalanan keluar kota..

Pengendara dan pengguna jalan yang tidak ingin menyaksikan carnaval disarankan menghindari kawasan sesuai petunjuk petugas di lapangan mulai pukul 17.00 WIB.

Mulai hari ini, petugas dari Dinas Perhubungan dan Polres Jember sudah mempersiapkan peta jalur alternatif bagi pengguna jalan diadlam maupun yang hendak keluar kota.

“Kami sudah siapkan petanya, jadi bisa dilihat oleh pengguna jalan disetiap jalur yang kami tutup, disana juga ada petuigas yang siap memberi keterangan kemana jalur alternatif tersebut,” ujar I Putu Budiade, Kabid Lalu Lintas Dishub Jember.

Intinya menurut Putu, segitiga emas atau jalan protokol dalam kota tiak bisa digunakan sama sekali, jadi pengguna jalan lebih baik menggunakan motor ke jalan-jalan lingkar luar dari segitiga emas tersebut.

Sebanyak 23 barisan carnaval dan 2 motor gede serta trail sebagai barisan kehormatan akan melintas di jalan sepanjang 3,5 km itu.

Barisan karnaval itu terdiri marching band, mobil hias dan atraksi kesenian akan menampilkan kebolehannya didepan para penonton. Termasuk pertunjukan marching band dari PT Semen Gresik.

Panitia JCC 2 juga berharap kepada kendaraan penjemput setelah mengantarkan di lokasi start (depan GOR PKPSO) Jember pukul 17.00 WIB segera menuju jalan Wijaya Kusma untuk menjemput peserta yang telah finish di jalan Sudarman depan Pemkab Jember.

Tahun ini ada peningkatan peserta karnaval, baik dari jumlah peserta dan kualitasnya. Tahun lalu, kegiatan itu sebagian besar diikuti warga di Jember. Kini pesertanya ada yang berasal dari Bali, Ponorogo, Papua, dan Banyuwangi.

Penonton diperkirakan mencapai puluhan ribu orang. Dalam kegiatan Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) Agustus, beragam acara ditampilkan dan puncaknya adalah karnaval.

“Kami akan menghadirkan beragam acara dan jenis kesenian mulai dari wayang orang, musik patrol, gandrung tradisional dan kesenian barongsai serta liang liong, wushu dan tarian tionghoa. Pokoknya nggak akan ada jeda. Selain itu, juga ada pesta kembang api dan dentuman meriam di alun-alun Jember," ujar Agoes Slameto Kakantor Infokom.

Bagi instansi/perusahaan/masyarakat yang ingin menyediakan tenda untuk karyawan dan masyarakat bisa mendirikan tenda mulai dari depan Radio Mutiara FM hingga Apotik Bima I di jalan Gajah Mada. Dilarang mendirikan di sekitar Jompo dan Masjid.

Selain acara karnaval jalan kaki sepanjang Jalan Gajah Mada juga akan diikuti pejalan enggrang, marawis, ondel-ondel, tanjidor, pencak silat, penari Bali, dan gandrung Banyuwangi. Termasuk dikawal motor gede. (RI-1)

Selengkapnya...

10 Camat Dilengser, Kepala Kantor Pariwista Non Job

Jember – Pada mutasi hari ini, Jumat (29/8/2008), dari 226 pejabat eselon II, III dan IV di lingkungan Pemkab Jember, ada 10 camat yang dilengser dari posisinya dan dimutasi ke bidang-bidang di unit kerja. Dan satu-satunya camat yang sama sekali tidak dimutasi, yaitu Camat Jelbuk, Ir. Eko Heru Santoso.

Selain Heru dan 10 camat yang dilengser tersebut, ada 19 camat lainnya yang mengalami mutasi tetap sebagai camat tetapi pindah wilayah. Dan satu lagi dimpromosikan menjadi Kasat Pol PP. camat yang dipercaya Bupati Djalal tersebut adalah Camat Ajung, Sunyoto, mulai hari ini Sunyoto menempati pos barunya sebagai Kasat Pol PP menggantikan Suhanan.

10 camat yang dilengser dan menempati pos baru sebagai Kepala Bidang (Kabid) di unit-unit kerja diantaranya pejabat senior di massa Bupati Samsul Hadi Siswoyo. Kespuluh pejabat tersebut diantaranya, Drs. Mukhair Zauhari dari Camat Sumberjambe menuju pos baru sebagai Kabid Pengembangan Perekonomian MAsyarakat pada Bappeda.

Drs Murtadlo dari Camat Sumberbaru dimutasi menjadi Kaba TU Dinas SOsial. Drs. Budi Susilo Camat Arjasa dimutasi menjadi Kabag TU Dinas Peternakan dan Perikanan. Sedangkan Kabag TU Dinas Sosial, Ir. Mahfud Jaya dimutasi menjadi Kabid Perikanan di Dinas Peternakan dan Perikanan.

Ari sekia pejabat yang dimutasi hanya Kepala KAntor Pariwisata, S. Wandiyantoro SH yang kurang beruntung. Wandiyantoro tidak mendapatkan posisi baru alias non job.

Sedangkan posisi Kepala Kantor PAriwisata, diisi oleh mantan KAbid Umum Dinas Perhubungan yang juga pejabat kesayangan Bupati Samsul Hadi Siswoyo, Arief Tjahyono. Arief yang sempat dikabarkan bakal tersingkir karena termasuk pejabat kesayangan bupati lama, ternyata justru menempati pos baru yang lebih tinggi eselonnya.
“Penempatan pejabat kali ini tidak dipandang dari orangnya siapa dan siapa yang mempromosikan, tetapi diliat dari kinerjanya, jika memang mumpuni maka ditempatkan pada posisi baru yang lebih pas,” jelas Kepala BKD Jember, Sugiarto SH. (RI-1)

Selengkapnya...

226 Pejabat Eselon II, III, IV Dimutasi

Jember – Sehari, Jumat ( 29/8/2008 ) ini, Pemkab Jember lakukan mutasi dua gelombang, sebelum dan sesudah sholat Jum’at. Dan jumlahnya menurut data di Kantor Infokom merupakan mutasi paling banyak yang dilakukan Pemkab Jember dalam satu hari.

Sebelum sholat Jumat, ada 181 pejabat eselon III dan IV yang dimutasi dari posisinya menuju posisi baru. Setelah sholat Jumat ada 45 pejabat eselon II dan III yang mengalami mutasi.

Kepala Badan kepegawaian Daerah (BKD) Jember, Sugiarto SH, menegaskan bahwa mutasi kali ini memang mutasi terbanyak di Pemkab Jember. “Namun dasar mutasi ini merupakan penyegaran semata, tidak ada tendensi apa-apa,” tegasnya usai pelantikan.

Sugiarto juga menjelaskan bahwa dasar mutasi tersebut adalah dilihat karir an pendidikan pejabat yang bersangkutan. Apalagi saat ini terdapat ratusan posisi di eselon III dan IV yang sedang kosong.

“Jadi disamping penyegaran, juga mengisi kekosongan posisi di eselon III dan IV, dasar atau pertimbangan seseorang dimutasi atau menmpati posisi barunya, adalah karir dan pendidikannya,” imbuhnya.

Dari data yang ada, dari 226 pejabat tersebut hamper semuanya tersebar di semua unit kerja yang ada di Jember. Mulai dari kelurahan, kecamatan, semua unit kerja teknis dilingkungan Pemkab Jember serta di bagaian secretariat Pemkab.

“Karena intinya mengisi kekosongan posisi di eselon II, III dan IV, otomatis, pejabat baru yang dilantik saat ini ya tersebar dimana-mana, mulai kelurahan hingga secretariat Pemkab,” tutur Kepala Kantor Infokom Pemkab Jember, Drs. Agus Slameto. (RI-1)

Selengkapnya...

Warga PAnti Dilatih Antisipasi Bencana

Ket. Foto: Asisten II Pemkab Jember, H. Edy Budi Susilo, bersama relawan bencana di Panti.

Jember - Antisipasi bencana alam menjadi hal yang penting agar tidak terulang lagi atau meminimalisir terjadinya korban lebih banyak ketika terjadi bencana. Hari ini, Jumat (29/8) selama sehari Pemkab Jember bersama Japan International Coorporated Agency (JICA) menggelar workshop III penanggulangan bencana di Desa Kemiri-Panti Jember.

Workshop diikuti oleh 100 orang dari warga sekitar dan relawan se-Kabupaten Jember. Pelaksaan workshop tersebut juga berbeda dengan workshop biasa, kai ini ditempatkan di Balai Desa Kemiri dan dilanjutkan dengan pretek informasi awal kondisi alam sampai dengan evakusi korban yang ditempatkan di Dusun Delima.

Menurut perwakilan JICA, Mayu Wanatabe, pelaksanaan workshop sengaja ditempatkan di Panti, karena daerah itu pernah terkena bencana banjir bandang pada tahun 2006 lalu. “Lewat sosialisasi dalam pelatihan itu diharapkan secara khusus warga Panti dan daerah lain yang rawan bencana dapat mengnatisipasi jika sewaktu-waktu terjadi banjir,” tuturnya dengan bahasa Indonesia yang sedikit kurang lancar.

Beberapa warga yang terlibat dalam workshop berasal dari daerah sekitar lokasi bencana, seperti dari 3 dusun yakni Dusun Delima, Krajan dan Kantong yang dianggap rawan bencana banjir bandang.

Melihat kegiatan itu Asisten II yang juga sebagai wakil ketua Satlak BP Jember menganggap partisipasi dari masyarakat cukup bagus. “Karena dalam praktek evakuasi yang ditunjukkan masyarakat Dusun Delima ternyata banyak yang ikut terlibat baik tua maupun muda,” tandas Edy B Susilo di tengah-tengah kerumunan peserta.

Namun juga diingatkan oleh Wakil Ketua Satlak Kabupaten Jember, perlu dilakukan kegiatan yang sama yang terus menerus untuk dilakukan kepada masyarakat yang rawan bencana. “Sehingga dengan kejadian yang sesungguhnya masyarakat sudah akan paham pada tugasnya, siapa yang memberikan info, siapa yang mengevakuasi sampai pada kesiapan alatnya,” terangnya.

Misalnya, alat penghubung yang dimiliki seperti Handy Talky atau Hand Phone saat digunakan sedang rusak. “Maka petugas bisa mencari alternative penggunaan alat lain seperti kentongan yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya,” pintanya. (RI-1)

Selengkapnya...

Dispendik Juara Lomba Hias Kantor

Ket. Foto : Kadispendik, H. Ahmad Sudiono Menerima Tropi dari Bupati Djalal.

Jember - Momentum Agustusan, rupanya tidak disia-siakan dan dimanfaatkan oleh Drs. Ahmad Sudiyono, SH, Msi,Psi, sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember untuk berlomba menghias kantor dengan nuansa merah putih, dan perjuangan.

Akhirnya, usaha itu tak sia – sia. Suasana Kantor menjadi lebih teduh, indah dan bersih dengan diliputi semangat dan nuansa peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 63.

"Tidak hanya keindahan gapura, tapi kreatifitas pegawai yang menghias gapura sesuai tema kemerdekaan. Sekali lagi kebersihan lingkungan juga menjadi perhatian,” aku Ahmad Sudiyono usai menerima piala sebagai juara pertama lomba menghias kantor, kemarin.

Melalui lomba menghias kantor ini, image dan performen kantor Dinas Pendidikan lebih terlihat bersih, teduh dan indah akan senantiasa terjaga.

Yang terpenting kata dia lomba itu juga untuk membiasakan agar peduli lingkungan. Kepedulian lingkungan diharapkan jadi budaya di masyarakat dan kantor-kantor pemerintah dan swasta.

Lomba menghias kantor itu dilakukan mulai dari pemasangan lampu hias bernuansa merah putih, pemasangan umbul-umbul dan rontek, pengapuran dan pengetiran batang-batang pohon perindang jalan, pengecatan pot-pot hias yang berada ditepi jalan dengan cat serasi dan bernuansa merah putih. Termasuk peningkatan keindahan taman-taman dengan penyiraman dan penataan, sehingga nampak lebih teratur dan rapi.

Diharapkan dengan acara itu masyarakat bisa mulai mencintai dan menjaga kebersihan lingkungannya mulai dari lingkungan sekitar rumah hingga lingkungan tempat mereka bekerja, sehingga tercipta suasana sehat dan nyaman. (RI-1)

Selengkapnya...

Warga Minta Semua Kasus Laka Dilanjut

Jember – Forum Komunikasi Lembaga Swadaya Masyarakat (FKLSM) yang dimotori oleh Gus Syaif alias KMA Syaifullah Ridjal, AS, pimpinan Ponpes Ashri (As-Shidiqqi Putri) Talangsari, Jember, mendesak Sat Lantas Polres Jember melanjutkan semua kasus kecelakaan baik ringan dan berat hingga ke Pengadilan, agar tidak terjadi diskriminasi penanganan hukum kepada masyarakat.

Hal itu perlu disampaikan karena baru – baru ini dia mendapat pengaduan dan laporan dari masyarakat terkait penanganan kasus kecelakaan lalu lintas yang sedang ditangani jajaran Sat Lantas hingga ramai dibicarakan ke tingkat Powil dan Polda.

Terutama, dalam kasus laka ringan dengan pelaku seorang pelajar bernama Marga Putra Raharjo (anak warga Keturunan, Red) yang tinggal di Jl Teuku Umar RT 001, RW 001, Kelurahan Tegalbesar Kaliwates Jember.

Gus Syaif mendukung upaya Sat Lantas Polres Jember untuk menangani kasus itu secara prosedural dan meneruskannya hingga ke Pengadilan. Dengan demikian tidak ada persepsi negatif di masyarakat terkait penanganan kasus laka yang selama ini terjadi di Jember.

“Kita dukung penegakan hukum tanpa pandang bulu. Jangan lihat warga Cina, atau tidak, semua kasus laka harus dilanjut,” ujar Gus Syaif.

Dalam laporan warga kasus itu terjadi tanggal 28 Mei 2008 lalu. Pelajar bernama Marga (warga keturunan, Red) di Jalan Raya Letjen Suprapto, menyerempet pensiunan PNS bernama Hariyadi (67) warga Jl Kahuripan No 2 Jember di bagian tangannya. Akibatnya, Marga, terperosok di aspal karena tak kuasa ngerem saat menghindar angkutan kota (Lyn) yang ada di depannya.

Korban mengalami luka lecet, dan diopname. Setelah itu datang anggota Lantas untuk olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta mengamankan penabrak bernama Marga Putra Rahardjo, sepeda motor Suzuki Satria N 2199 YW, SIM C atas nama Marga, dan STNK nya ke Satlantas.

Dalam perkara ini, anak korban meminta tebusan Rp 5 juta. Keluarga penabrak dan korban belum menemui titik temu soal biaya pengobatan. Dan baru tanggal 17 Juli 2008 keluarga korban mencabut perkara, dan damai dengan menerima biaya pengobatan sebesar Rp 3 juta.

Tapi, ternyata Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) diajukan 16 Juli 2008 oleh penyidik Satlantas. Pelajar ini dijerat pasal 360 ayat 1 KUHP. Dan pihak keluarga pelajar bernama Herry melayangkan protes jeratan pasal itu. Sebab, korban tidak mengalami luka patah tulang, atau parah hingga protes soal BAP yang menyebut korban terlempar hingga 12 meter.

“Kalau 12 meter, ya … korban bisa mati,” ujar Herry.

Herry juga tak menerimakan kenapa saat ada penyidikan ada oknum anggota yang bicaranya bernada menakut – nakuti soal ancaman hukuman pasal itu. Termasuk pemeriksaan pelajar tanpa didampingi Bapas.

Selasa (26/8) kemarin berkas perkara ini dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri dan diterima oleh Jaksa Agus Suhairi, SH. Penyidik Aiptu Gatot Sudarto, saat ditanya soal kasus itu mengatakan dia sudah professional menanganinya. Dia juga tak berani macam – macam soal itu. Soal perkara itu tidak bisa didamaikan karena SPDP terlanjur sudah dikirim ke Kejaksaan. (RI-1)

Selengkapnya...

Dispendik Diminta Segera Kerjakan Proyek

Jember – Asisten II Ekonomi Pembangunan Pemkab Jember, H. Edy Budi Susilo, meminta semua unit kerja termasuk Dinas Pendidikan (Dispendik) segera mengerjakan proyek APBD 2008.

Pasalnya, menurut Edy, hingga saat ini belum satupun proyek yang dikerjakan oleh Dispendik. Edy menegaskan bahwa bulan Nopember yang akan dating semua proyek APBD 2008 sudah harus selesai.

“Jangan sampai tanggal 21 desember, karena tanggal itu semua pencairan sudah harus selesai, dan anggaran yang tidak terserap harus dikembalikan ke Kasda,” ujarnya.

Sehingga pada bulan September mendatang, Edy menghimbau semua proyek yang ada di unti kerja sudah mulai dikerjakan. Apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan.

“Dikhawatirkan kualitas proyek tidak baik jika dikerjakan bersamaan dengan musim penghujan, kami minta tahun 2008 kali ini tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” imbuh Edy.

Di sisi lain Kasubag Perencanaan Dispendik, Bambang Junindito, membenarkan bahwa sampai saat ini pihaknya belum mengerjakan satupun proyek tahun 2008. “Ada 90 paket proyek untuk tahun ini, dan memang saat ini belum dikerjakan semua,” jelasnya.
Bambang berdalih sampai saat ini Dispendik sedang menunggu gambar dari DPU.

“Alhamdulillah saya dapat informasi tadi semua gambar sudah diparaf oleh KAdis PU, jadi minggu depan sudah mulai bias dikerjakan,” tuturnya.

Belum jalannya proyek 2008 di sejumlah unit kerja membuat serapan anggaran tahun 2008 sangat rendah. Hingga bulan Agustus ini anggaran yang terserap baru sekitar 40% saja. (RI-1)

Selengkapnya...

Pariwisata Jember Jadi Rujukan DPRK Sabang

Jember - Kunjungan kerja (kunker, Red) atau Study Banding DPR Kota (DPRK) Sabang selama sehari ke Jember bertujuan menyerap informasi pembangunan di bidang Kepariwisataan.

“Karena Kota Sabang yang terdiri dari 2 Kecamatan Sukajaya dan Sukakarya di kelilingi oleh Pulau Weh ,” ujar Ketua Rombongan DPRK Sabang, H.Rizani M.

Luas wilayah Sabang adalah 153 Km terletak di ujung paling barat Kepulauan Indonesia dengan populasi penduduk sekitar 27.000 jiwa. APBD per tahun sekitar Rp 320 M.

“Letaknya sangat strategis menjadikan kota Sabang sebagai salah satu faktor pendukung obyek wisata bagi wisatawan asing dan domestik,” terangnya.

Pulau Weh dijuluki Pulau Emas, karena menyimpan misteri alam yang menakjubkan seperti wisata baharinya dengan aneka ragam ikan hias serta terumbu karang yang sangat indah.

“Apalagi pantainya dihiasi dengan nyiur melambai serta lokasi yang menarik dengan kawasan hutan yang terletak di bagian tengah pulau,” bebernya.

Kunjungan anggota DPRK dan anggota berjumlah 12 orang ini ke kota Jember tidak lain ingin menyerap informasi ilmu pembangunan yang berkaitan dengan Pariwisata Industri Rumah Tangga (Home Industry).

“Tapi dari sisi perikanan yang mungkin Jember yang banyak hal dapat dijadikan contoh perkembangan untuk pembangunan di daerah Kota sabang nantinya,” tukasnya lagi.

Di bidang Perikanan baik perikanan darat dan perikanan laut Jember dapat dipelajari dan dijadikan bekal saat kembali ke Sabang.

“Keduanya banyak dijadikan ilmu karena Sabang dikelilingi laut sehingga perikanan menjadi suatu sumber daya alam yang perlu mendapatkan perhatian,” beber Anggota DPRK satu ini.

Tapi, pihaknya menilai pemanfaatannya masih belum optimal, karena SDMnya perlu ditingkatkan.

Di lain pihak Asisten II Pemkab Jember, Drs.H Edy B. Susilo. Msi.mengatakan yakin bahwa kegiatan Kota Sabang tidak berbeda dengan daerah lain yang memiliki kegiatan untuk mencari dan menimba ilmu dalam pembangunan baik tentang keberhasilan pembangunan dan aktifitas pelaksanaan kegiatan di Jember.

Kata dia juga bisa menjalin tali persaudaraan dengan Anggota DPR Kota Sabang, “Sekali lagi saya mewakili Pemkab Jember menyampaikan terima kasih kepada jajaran DPR Kota Sabang karena Jember dijadikan obyek Kunker,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Jumari Bakal Pindahkan Turiyat

Jember – Meski sudah ada permitaan maaf dari guru Bahasa Indonesia SDN Sukorejo II, Bangsalsari, Drs. Turiyat, ternyata Dinas Pendidikan Jember masih bakal menjatuhkan sangsi tegas kepada guru yang di duga memukul siswa-siswinya sendiri.

Hal ini ditegaskan Kabid TK/SD, Drs. Jumari, Rabu (27/8/2008) siang. Menurut Jumari, desakan wali murid sudah jelas dan tegas, bahwa mereka tidak menginginkan lagi Turiyat mengajar di SDN Sukorejo II.

“Karena kemarin saya kesana langsung, jadi saya tahu tuntutan wali murid, meski sudah minta maaf, namun wali murid tidak terima dan mendesak untuk tetap dipindah, ya kami akan memprosesnya,” jelasnya.

Dinas Pendidikan menurut Jumari, segera memanggil sejumlah saksi dan kepala sekoalh setempat guna dilakukan penyelidikan dan pengumpulan data. Sehingga ketika menjatuhkan sangsi kepada guru yang bersangkutan tidak akan dianggap salah.

“tetapi pak Turiyat sendiri setelah kita panggil sudah menyatakan siap untuk dipindah,” ungkapnya. Turiyat menyatakan bahwa jika memang Dinas Pendidikan memerlukan tenaganya untuk sekolah lain atau bidang lain selain di Sukorejo, maka dirinya siap melaksanakan tugas.

Di sisi lain bagian pembinaan aparatur Dinas Pendidikan, Suripto, menegaskan bahwa dirinya hingga saat ini belum menerima laporan dari UPTD Bangsalsari terkait dengan kejadian Selasa kemarin.

Suripto memastikan bakal menindaklanjuti semua laporan dari Wali murid atau UPTD terkait dengan dugaan pemukulan sisiwa tersebut. "Jika sudah ada laporan masuk maka kami siap menindaklanjutinya," tuturnya pendek. (RI-1)

Selengkapnya...

Jelang Vonis Mamaq-Mahmud, DPC PKS Surati Majelis Hakim

Jember - Isu dan desas – desus adanya putusan atau vonis bebas bagi terdakwa kasus dana bantuan hukum dan dana operasional DPRD Jember, mengetuk hati DPC Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menyurati majelis hakim yang menyidangkan perkara itu.

Melalui humas DPC PKS Deni Rakhman, surat yang dilayangkan kali ini adalah menindaklanjuti surat DPC yang terdahulu yang menyerukan agar majelis hakim yang menyidangkan kasus dugaan korupsi dana bankum, dan dana operasional DPRD Jember Rp 1,1 milliar agar selalu terjaga dan berada di jalan yang lurus dan dijauhkan dari kesesatan serta kedzholiman.

Dalam surat terbukanya, PKS meminta kepada majelis hakim dan Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) agar dengan tegar dan tegas menegakkan hukum terkait kasus korupsi dana bantuan hukum dan dana operasional DPRD Jember yang melibatkan dua pucuk pimpinan DPRD Jember : HM Madini Farouq (Gus Mamak) dan H Malmud Sardjujono.

Untuk itu, menjelang pembacaan vonis tersebut dalam surat terbukanya DPC PKS meminta prinsip penegakan hukum dijalankan yang benar, untuk mewujudkan keadilan sebagai amanat bangsa Indonesia dalam lembaga peradilan.

Diingatkan bahwa masyarakat Jember memiliki harapan besar terhadap pemberantasan korupsi dan penegakan hukum kendati langit akan runtuh "Fiat Justitis Ruat Coelum".

“Persoalan korupsi merupakan "common enemy" yang sedang menjadi perhatian bagi bangsa Indonesia sebagai white collar crime dan sebagai bagian dari extra ordinary crime yang memerlukan tekad, semangat dan hati nurani yang teguh untuk memberantasnya,” ujar Deni.

Pemberantasan korupsi memiliki posisi urgen untuk menjaga keberlangsungan Negara Kesatuan Republik lndonesia sehingga dituangkan dalam TAP MPR.

Masyarakat Jember berharap Majelis Hakim akan memberikan putusan sebagaimana ketentuan yang berlaku di dalam pasal 183 KUHAP, bahwa keputusan yang diarnbil benar-benar berdasarkansetidaknya dua alat bukti yang telah diungkap dalam siding ditambah dengan keyakinan hakim.

“Harapan besar masyarakat Jember bahwa keyakinan hakim akan dituangkan dalam putusan yang independen dan bebas dari berbagai tekanan serta kepentingan yang ada. Perkara bantuan hukum dan dana operasional merupakan perkara yang mendapat perhatian publik, demikian pula para pihak yang terlibat di dalamnya merupakan pejabat publik yang mendapat perhatian masyarakat secara luas,” tambahnya.

Karena itu terhadap putusan Majelis Hakim nantinya agar tidak menjadi preseden buruk penanganan' kasus korupsi lain, dan diharapkan Majelis akan menerapkan kerangka hukum secara utuh.

Jika terdakwa tidak terbukti bersalah, sudah seharusnya mereka mendapat rehabilitasi dan pemulihan nama baik sebagaimana mestinya sehingga para terdakwa sebagai pejabat publik harus dikembalikan sesuai dengan harkat dan martabatnya.

Masyarakat Jember sangat menantikan putusan hakim secara obyektif membela kepentingan hukum sebagai panglima. “Kami harap vonis itu mencerminkan hati nurani, dan tidak kontraproduktif dengan penegakan hukum,” pungkasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Diduga Upayakan Bebas, Sekdapun Sibuk ke LP

Jember – Menjelang pembacaan putusan majelis hakim untuk perkara dugaan korupsi dana bantuan hokum dan operasional DPRD, dengan terdakwa Ketua dan wakil Ketua DPRD Jember, Madini Farouq-Mahmud Sardjujono, Sekda Pemkab Jember, Drs Djoewito sibuk ke Lapas Klas II A Jember.

Setiap minggunya bias dirata-rata 3-4 kali menjenguk kedua terdakwa. Bahkan pantauan Radar Investigasi mulai hari minggu lalu tanggal 24 Agustus hingga hari Selasa ( 26/8/2008 ) malam, Djoewito sudah tiga kali atau bias dikatakan setiap malam dating ke Lapas. Hal ini ditandai dengan diparkirnya mobil dinas Djoewito di halaman parker LApas Jember.

Menurut beberapa petugas di Lapas, Djoewito selalu dating pada pukul 19.30 wib dan langsung menuju beberapa ruangan yang biasa digunakan untuk pertemuan dengan kedua terdakwa. “Pak Sekda biasanya pulang sekitar pukul 21.00 wib,” ungkapnya.

Dan setiap kali dating Djoewito selalu bersikap serius tidak seperti silaturahmi biasa. “Begitu dating, langsung menuju ruangan KPLP, atau kalau tidak diruangan tamping dan pos keamanan depan kamar tamping, di tiga tempat itu biasanya pertemuan dilakukan,” imbuhnya.

Pada setiap pertemuan Djoewito selalu minta petugas menjaga dan tidak banyak melibatkan tahanan lain. Yang diajak berbicara dalam pertemuan tersebut biasanya adalah kedua terdakwa, Mamaq-Mahmud dan terpidana korupsi Dolog, Mucharor.

Dan khusus untuk Selasa ( 26/8/2008 ) malam Djoewito tidak sendiri, Djoewito dating ditemani Kadisperindag, Ir. Haryanto. Seperti biasa Djoewito dan Hariyanto langsung menuju salah satu ruangan khusus di lokasi tahanan tamping bersama ketiga terdakwa dan terpidana tersebut.

Menanggapi informasi ini, Hariyanto yang dikonfirmasi via handphone, tidak bersedia berkomentar banyak. Menurutnya itu hanya sebatas silaturahmi biasa, karena lama tidak berkunjung ke Lapas.

Sementara Kalapas Jember, Alvi Zahri, menolak berkomentar dan menyatakan tidak ada kunjungan malam hari. “Coba nanti saya cek ke staf saya, tetapi ingat saya tidak ada kunjungan malam itu,” jawabnya singkat.

Rumor yang berkembang, Djoewito akhir-akhir ini dipercaya oleh beberapa orang di lapas termasuk kedua terdakwa untuk mengupayakan pembebasannya. Karena Djoewito dianggap paling berhasil dalam menangani masalahnya. Terbukti Djoewito divonis bebas oleh MAjelis hakim dengan dakwaan perkara yang sama dengan kedua terdakwa Ketua, Wakil Ketua Dewan tersebut. (RI-1)

Selengkapnya...

Bendahara Gaji UPTD Jelbuk Dijebloskan ke LP

Jember - Dra Kartika Indrawati (39) warga Jl Langsep III / 4 Jember – bendahara UPTD Diknas Kecamatan Jelbuk – dijebloskan ke sel tahanan Lapas Kelas II A Jember, menyusul putusan vonis Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi nya dalam perkara korupsi uang gaji tahun 2001 lalu, Selasa (26/8) siang.

Dalam kasus itu, secara bersama – sama dengan terpidana lain Drs Achmad Munawir, yang telah dijebloskan ke sel Lapas Kelas IIA Jember dengan vonis 5 tahun penjara.

Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Jember H M Basyar Rifai, SH, MH, membenarkan dirinya baru saja mengeksekusi putusan MA untuk memasukkan Kartika Indrawati, bendahara gaji UPTD Kecamatan Jelbuk ke Lapas Jember karena MA melakukan keputusannya No 2158K/Pid/2004 menolak kasasi terdakwa.

Sebelumnya, Kartika Indrawati ini divonis Pengadilan Negeri Jember dengan hukuman 1 tahun penjara, denda pidana pengganti sebesar Rp 15,3 juta dan menyerahkan barang bukti uang Rp 4,520 juta ke Kas Diknas Pemkab Jember.

Setelah itu, terdakwa melakukan banding ke tingkat Pengadilan Tinggi (PT) di Surabaya. Tapi, hasilnya memperkuat putusan PN Jember dengan vonis 1 tahun penjara, dengan menyita barang bukti Rp 4,520 juta ke Kas Diknas Pemkab Jember.

“Dan terakhir hari ini Selasa MA menolak kasasi yang diajukan oleh terdakwa ini,” ujar Basyar.

Tapi, dia membenarkan Dra Kartika Indrawati ini masih terus berupaya untuk bebas dari jeratan hukum. Kini dia sudah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan MA tersebut dengan asumsi ada bukti baru (novum, Red).

“Kita tidak tahu alasan dan bukti barunya itu. Kata dia memang dalam dakwaan kita nama dia salah ketik, seharusnya Kartika Indrawati, tapi kita tulis Kartika Indraswari,” ujar Basyar.

Dalam kasus ini, modusnya kata Basyar bahwa gaji guru (PNS) sejak bulan Januari hingga September 2001 terkumpul Rp 1.314.141.900 tapi disetor oleh Dra Kartika Indrawati sebesar Rp 1.286.482.900, sehingga ada selisih Rp 27.659.000.

Uang selisih itulah yang lantas dibagi – bagi dengan tersangka lain, diantaranya adalah Drs Achmad Munawir. Dra Kartika sendiri mendapat bagian Rp 4.520.000. Uang ini dipergunakan untuk keperluan sehari – hari dan kebutuhan hidupnya. Majelis hakim memvonis bersalah karena ada niatan memanipulasi dan memarkup data gaji pegawai negeri (guru) baik mereka yang telah mati, atau pensiun.

Saat dikeler ke Lapas Kelas II A Jember, sebelumnya Dra Kartika Indrawati, menangis – di ruangan Kasi Pidsus Kejari Jember untuk meminta agar tidak ditahan. Dia meronta dan menangis sejadi – jadinya hingga membuat iba beberapa staf Kejaksaan Negeri setempat. Tapi akhirnya, mereda dan langsung dibawa ke Lapas kelas IIA Jember. Dia juga langsung mengajukan PK dan sidangnya digelar Jumat besok. (RI-1)

Selengkapnya...

Sering Mukuli SIswa, Guru Didesak Dimutasi

Jember - Gara-gara mendapat laporan dari anaknya telah dikeplaki (dipukuli kepalanya,Red), sejumlah wali murid tak terima dan mendatangi kantor SDN Sukorejo II Kecamatan Bangsalsari, Selasa (26/8).

Nyaris saja terjadi main hakim sendiri terhadap oknum guru bernama Drs Turiyat yang disebut – sebut sebagai pelaku kekerasan dan biang traumatic terhadap anak – anak mereka.

Sejumlah wali murid kelas IV dan VI SDN setempat ini dikoordinatori Ahmad Syakroni, dan Irfan, sebelumnya mengakui beberapa hari terakhir ini anak – anak mereka takut berangkat sekolah, dan trauma karena ada guru kejam bernama Drs Turiyat – pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia.

Setelah mendengar cerita anak – anak mereka sejumlah wali murid yang kebanyakan bertetangga itu “nggeruduk” kantor SDN Sukorejo II tersebut meminta pertanggungjawaban Kepala Sekolah (Kasek) setempat dan pelaku kekerasan terhadap anak mereka itu.

Mereka menuntut oknum guru bernama Drs Turiyat itu dikeluarkan dari sekolahan setempat sebagai pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia ke tempat lain. Jika tidak anak – anak mereka akan ditarik dari sekolahan itu dan pindah ke sekolah lain.

Mendapati itu Kasek SDN Sukorejo II Drs Syaikun, Msi, mengaku kaget mendengar pengakuan wali murid tersebut. Bahkan dirinya tidak tahu sama sekali masalah itu hingga sampai terjadi pemukulan, dan tindak kekerasan yang dilakukan oknum gurunya.

“Kita masih lakukan penyelidikan dan memintai keterangan oknum guru yang dituduh tersebut. Selanjutnya jika terbukti maka dirinya akan melakukan langkah dan sanksi termasuk teguran di tahap awal,” ujar Kasek Syaikun.

Suasana semakin memanas kala oknum guru Drs Turiyat, diminta dihadirkan di ruangan kelas menemui sejumlah wali murid dimediatori oleh Kasek setempat. Sejurus kemudian oknum guru ini mendapat cercaan, celaan, dan hujatan dari wali murid yang tak terima anak mereka dipukuli.

Guru Turiyat, saat memberi penjelasan langsung dipotong sejumlah wali murid dan meminta pertanggungjawaban. Oknum guru ini beralasan terpaksa memukul anak didik mereka agar segera mengumpulkan tugas yang diberikan sebelumnya.

“Sebelum diberi nilai itu saya ambil, dan saya koreksi. Lalu diambil para murid itu sendiri, karena berebut saya melakukan itu untuk menertibkan,” ujar guru Turiyat.

Tapi, pernyataan guru ini tak diterimakan wali murid. Yang jelas mereka tetap menuntut oknum guru ini dimutasi, dan diberi sanksi. “Jangan hanya minta maaf saja. Kok begitu mudahnya minta maaf,” ujar Syakroni.
Saat itu guru Turiyat ini sudah mengakui kekhilafannya dan membenarkan pengakuan siswanya yang mengaku dipukul dengan tangan bercincin akik ke kepala mereka. Suasana panas ini nyaris tak terkendali.

. Hingga akhirnya datang Drs Djumari, Kabid TK SD , Diknas Pemkab Jember yang berjanji akan memproses kasus ini hingga ke Kabupaten. “Kita menunggu laporan dari UPTD setempat untuk kita proses lebih lanjut,” tukasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Bermasalah, 7 Bacaleg Terancam Dicoret KPU

Jember - Sebanyak tujuh bakal calon legislatif (bacaleg) yang diajukan sejumlah partai politik (parpol) peserta pemilu 2009 di Jember, terancam dicoret oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jember.

Ke-tujuh caleg tersebut terindikasi memiliki catatan hukum negative. Dan bahkan satu diantaranya saat ini masih berstatus terpidana. Anggota KPU Jember, Ketty Tri Setyorini, tidak bersedia menyebut identitas satu persatu caleg tersebut.

Namun beberapa sumber di KPU menyebutkan, diantara 7 bacaleg yang bermasalah itu, tiga diantaranya diusung Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Seorang di antaranya pernah menjalani hukuman dengan ancaman lima tahun penjara dan seorang lainnya berstatus terpidana.

Indikasi status beberapa bacaleg bermasalah tersebut jelas terlihat disaat pengembalian berkas mereka hanya menyertakan surat pernyataan tidak pernah diancam hukuman lima tahun penjara tanpa disertai Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

Selain itu menurut Ketty ada empat bacaleg yang belum menyertakan surat pengunduran diri. “ Ada yang masih berstatus sebagai PNS dan anggota PPK (panitia pemilihan kecamatan), dan sampai saat ini belum ada surat pengunduran dirinya,” tegas Ketty.

Jika ke-empat bacaleg tersebut tidak juga bias memenuhi persyaratan dimaksud maka sudah dipastikan bakal dicoret dari daftar pencalegan di KPU Jember. (RI-1)

Selengkapnya...

Barang Bekaspun Jadi Lampu

Ket. Foto: Suparto Bersama Lampu Uniknya

Jember - Memiliki tubuh cacat nyatanya tidak menghalangi semangat hidup Suparto, warga Kecamatan Balung ini untuk mempertahankan hidup di tengah kesulitan ekonomi saat ini.

Alhasil, berkat kegigihan dan ketekunannya dengan tubuh cacat ini dia malah bisa menghasilkan sebuah karya besar yang bisa bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup orang lain.

Dari barang bekas yang dia kumpulkan, warga Jl Menco No 45 Balung ini berhasil membikin lampu unik dan kini menghasilkan rupiah untuk menyambung hidup keluarganya.

“Semula bersama teman membuat lampu itu. Tapi tidak berhasil dan sering meledak. Tapi, lambat laun saya berhasil membuat sendiri setelah diotak-atik dengan metode pelubangan di atas,” ujarnya.

Rumahnya yang tak jauh dari Ponpes Al Multajam, Balung ini akhirnya memproduksi lampu ini dalam jumlah cukup lumayan. Pesanan dari mana - mana mulai berdatangan.

Kegigihannya menciptakan lampu dengan bahan baker minyak tanah ini ditambah seringnya pemadaman listrik oleh PLN akhir – akhir ini.

Lampu yang diciptakannya ini cukup bisa menerangi rumah, dan halaman. Kendati bentuknya seperti lampu petromax (strongking) tapi banyak disukai para pembeli. Selain bisa untuk hiasan, juga untuk cadangan jika ada pemadaman PLN.

Lampu itu dia kerjakan seharian. Bahan bakunya adalah kaleng susu bekas, kaleng roti bekas dan kaca bekas.

“Sehari saya bisa membikin 20 biji. Selebihnya waktu luang itu saya gunakan berjualan keliling naik sepeda,” ujarnya.

Dengan produksi lampu unik ini saja dia sudah bisa hidup, bersama anaknya saja karena ditinggal istri kerja di Malaysia .

Dia mengaku belum punya pikiran untuk mengirim ke Toko, atau ke Supermarket karena tidak bisa memproduksi cepat, dan besar. Sebab, pekerjanya adalah dirinya sendiri.

Pemasarannya masih sebatas menjaja keliling naik sepeda pancal, dibantu anaknya dari Jember Kota, hingga ke pelosok Desa.

“Berangkat jam satu siang, pulangnya malam,” ujarnya.

Bapak tiga anak ini menyebut hasil produksinya sebagai lampu unik tapi tidak bermerek.

Mantan pelukis Kaligrafi ini berharap ada produsen besar yang mau mengontraknya. (RI-1)

Selengkapnya...

Pemprov Kucurkan 1,2 miliar untuk Ruko Jenggawah

Jember – Ironis, pembangunan ruko jenggawah yang diprotes warga dan dipermasalahkan oleh Sat Pol PP karena tidak berijin, justru mendapat kucuran dari Pemprov Jatim senilai Rp. 1,2 miliar.

Menurut Kades Jenggawah, Sunan Hilal, pihaknya sudah mendapat kabar bahwa dalam proses pembangunan ruko Jenggawah di atas alun-alun tersebut bakal mendapat kucuran dana Rp. 1,2 miliar.

“Dana ini bakal dikucurkan secara bertahap mulai akhir tahun ini, dari DPU Provinsi,” ungkapnya. Menurut Hilal, dana tersebut bakal digunakan untuk pembangunan berbagai fasilitas seperti sanitasi dan ruang hijau.

Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan ruko di alun-alun Jenggawah dinyatakan melanggar berbagai peraturan yang ada. Bahkan berulangkali dilakukan hearing di DPRD Jember antara LSM bersama Komisi A, sudah terbukti ada beberapa penyimpangan, khususnya terkait dengan perijinan.

Sayangnya Bupati Jember tidak merekomendasikan pembangunan tersebut dihentikan, namun justru dikucuri dana yang tidak sedikit. “PAdahal Banwas Jember dan Sat Pol PP dengan tegas sudah menyatakan itu tidak berijin dan bakal dihentikan pembangunannya,” tegas Anshori Ketua LSM Gempar.

Namun kenyataannya pembangunan jalan terus dan saat ini fasilitas umum berupa alun-alun di Jengawah sudah berubah fungsi menjadi deretan ruko. (RI-1)

Selengkapnya...

Anggaran Rehab RSUD Soebandi Dipermasalahkan

Jember - Anggaran rehab RSUD dr. Soebandi sebesar Rp. 9 miliar dipermasalahkan Komisi D DPRD Jember. Menurut Ketua Komisi D, Miftahul Ullum, menegaskan bahwa sudah selayaknya rehab rumah sakit daerah tersebut ditunda dan dana Rp. 9 miliar tidak dicairkan.

Ullum menegaskan rehab sebelumnya senilai Rp. 23 miliar untuk 3 RSUD (Soebandi, Kalisat dan Balung) saat ini masih diselidiki oleh timpenyidik Polwil Besuki. “Jadi yang lama diselesaikan dulu permasalahannya, apalagi bangunannya mangkrak seperti itu, dan saat ini kasusnya sedang ditangani Polwil Besuki,” tuturnya.

Menurut politisi PKB ini, proyek harus diselesaikan sesuai bestek terlebih dahulu. “Demikian juga permasalahan yang ada di Polwil selesaikan dulu, biar nggak numpuk-numpuk, permasalahan baru nantinya pasti muncul lagi,” imbuhnya.

Pantauan Radar Investigasi di RSUD Soebandi saat ini proses lelang untuk rehab senilai Rp. 9 miliar tersebut berjalan dan hamper kelar. Menurut beberapa sumber di rumah sakit, saat ini tinggal menunggu pengumuman lelang saja.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr. Olong Fajri Maulana, hingga Selasa sore (26/8) belum berhasil dikonfirmasi. Ollong-lah yang selama ini menjadi panitia pembangunan 3 rumah sakit daerah tersebut.

Dan selama ini Ollong juga sudah menjalani sejumlah pemeriksaan di Mapolwil Besuki bersama beberapa pejabat yang terkait dengan pembangunan ketiga rumah sakit. (RI-1)

Selengkapnya...

Uri – Uri Budaya, Kodim Gelar Festival Keroncong

Jember - Musik keroncong sejak lama diidentikkan dengan lagu yang mengiringi para pejuang di kala istirahat. Untuk uri – uri (melestarikan) budaya dalam negeri ini, Kodim 0824 Jember menggelar festival keroncong kebangsaan se-Jatim, di gedung serba guna Jember.

Tujuannya untuk membangkitkan rasa kebangsaan rakyat Indonesia terhadap perjuangan tempo dulu.

Kendati musik ini hampir ditinggalkan kaum generasi muda tapi, Dandim 0824 Jember Letkol Inf. Dedi Agus P saat membuka Festival Keroncong Kebangsaan ini mengatakan mengatakan bahwa festival yang digelar ini merupakan wujud pelestarian seni budaya bangsa dan menanamkan rasa cinta serta apresiasi rakyat terhadap musik keroncong.

Menurut Agus, musik keroncong adalah salah satu jenis musik asli bangsa Indonesia. “Keberadaannya harus terus dilestarikan agar tidak punah,” tuturnya.

Tentu saja festival semacam ini harus terus dilaksanakan agar keberadaan musik keroncong tidak dilupakan generasi muda.

“Dengan sering digelarnya festival keroncong diharapkan dapat menggugah rasa kecintaan masyarakat terhadap musik keroncong ini,” tukasnya saat membuka acara.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Linmas Kabupaten Jember, Sudjak Hidayat. Sudjak berharap masyarakat seni khususnya kaum muda senantiasa memelihara seni budaya nasional musik keroncong.

Melalui lagu lagu perjuangan kebangsaan, kita dapat mampu membangun kehalusan perasaan dan budi pekerti luhur dan mendorong jiwa nasionalisme untuk penataan kehidupan kehidupan masyarakat bernegara yang bermartabat.

Festival ini diikuti dari beberapa Kabupaten / Kota se-Jatim diantaranya Kediri, Pacitan, Lumajang dan Banyuwangi, Surabaya, Jombang, Bondowoso, dan daerah lain untuk memperebutkan piala Bupati Cup dan hadiah total Rp 6 juta. (RI-1)

Selengkapnya...

Sosialisasi Konversi Mitan Diwarnai Pungutan

Jember – Konversi mitan (minyak tanah) ke gas elpiji di Jember baru memasuki tahap awal, sosialisasi kepada warga melalui RT/RW. Ironisnya, meski masih memasuki tahap awal program ini ternyata sudah banyak diwarnai dengan adanya pungutan liar oleh perangkat desa/kelurahan.

Rata-rata warga yang diberi sosialisasi dijanjikan akan mendapat tabung gas elpiji dengans ejumlah syarat. “Ada yang dimintai uang foto copy sekitar Rp. 3 ribu sampai Rp. 5 ribu per orangnya, oleh perangkat desa atau kelurahan, termasuk RT/RW,” tutur Ketua LSM Pana, Kustiono Musri.

Pungutan liar tersebut saat ini sedang berlangsung di beberapa wilayah di 19 kecamatan yang baru saja menerima proses sosialisasi. Hal ini sangat disayangkan oleh Asisten II Ekonomi Pembangunan, H. Edy Budi Susilo. Karena menurut Edy, Pemkab sudah menegaskan bahwa tidak ada beban pungutan apapun kepada masyarakat.

“Sampai saat ini tidak aada petunjuk soal itu, jadi betul-betul gratis, saya tegaskan tidak boleh warga dipungut apapun,” tegasnya.

Apalagi pungutan hingga mencapai ribuan rupiah. “Jika memang untuk foto copy KK atau KTP, terus besaran biayanya itu Rp. 100 sampai Rp. 300 rupiah itu nggak masalah, karena biaya foto copy memang segitu,” imbuhnya.

Tetapi kalau sampai ribuan dan mencapai angka Rp. 5ribu itu tidak masuk akal dan mengada-ada. Untuk itu Edy berjanji bakal menindak tegas jika ada laporan masyarakat akan tingkah oknum perangkat desa/kelurahan tersebut. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan