Dishub Dituding Gelapkan Retribusi Jalan

Jember – Dinas Perhubungan Pemkab Jember dituding melakukan penggelapan uang pajak kelas jalan. Pasalnya pajak atau retribusi kelas jalan yang dipungut dari lebih 20 pos di sejumlah jalan protokol di kabupaten Jember tersebut tidak masuk ke PAD (Pendapatan Asli Daerah).

PAD dari sektor jalan tersebut pertahunnya mencapai Rp. 456 juta, namun karena ada UU nomor 38 tahun 2004 tentang jalan yang kemudian ditindaklanjuti oleh Gubernur Jatim melalui suratnya bernomor 551/3061/021/2007 tanggal 15 Maret 2007, berisi tentang larangan pungutan retribusi di ruas jalan nasional dan propinsi, maka Kasda menolak menerima setoran tersebut.

Namun ironisnya meski ditolak dan di APBD sudah tidak lagi dianggap sebagai PAD, Dishub Jember masih saja memungut retribusi tersebut setiap harinya. Sehingga timbul pertanyaan dana sebanyak Rp. 456 juta setiap tahun tersebut lari kemana. “Ini kan sudah tidak benar, masak sudah dilarang masih dipungut, dan ironisnya uangnya sekarang nggak jelas ada dimana,” sesal Ketua LSM Abdi Masyarakat Jember, Moh. Husni Thamrin SH.

Untuk itu pihaknya berencana melaporkan penyimpangan tersebut ke pihak berwajib. Pasalnya langkah Dishub sudah terlalu menyimpang. “Apalagi kami dengar informasi dari pejabat eselon II, Bupati Djalal juga sudah resah dan mengaku kesal dengan ulah Dishub tersebut,” imbuhnya.

Bahkan pernah Bupati memerintahkan Kadishub Sunarsono untuk segera menyelesaikan pungutan tersebut dan mengakhirinya. Ternyata Kadishub masih tetap melakukan pungutan hingga saat ini.

Terkait denganhal tersebut, Sunarsono belum berhasil dikonfirmasi karena sedang ebrada diluar kota. Namun sejumlah stafnya menyatakan bahwa Dishub secara resmi sudah pernah mengajukan surat pemberhentian pungutan, namun karena belum disepakati oleh Kadishubnya maka pungutan tetap jalan hingga saat ini. (RI-1)

Selengkapnya...

Kejari Evaluasi Sakit Nardi

Jember – Kajari Jember, Elvis Jhoni SH, mengakau bakal melakukan sejumlah evaluasi atas alasan sakit Sunardi, tersangka korupsi Kasda lain yang seharusnya ditahan bersamaan dengan Ir. Herwan agus Darmanto pada tanggal 26 Juni lalu.
Pasalnya Sunardi saat ini sudah kembali kerumahnya. Menurut salah satu putrinya yang tidak mau disebut namanya, Sunardi (ayahnya) sudah pulang sejak tanggal 1 Juli lalu. “Bapak sudah pulang tapi kondisinya masih belum fit benar,” ujarnya.

Di sisi lain Elvis memandang bahwa pulangnya Sunardi dari RSU Jember Klinik tersebut merupakan sebuah peluang untuk kembali melakukan penahanan tersangka kasda tersebut.

“Mungkin saja sakitnya hanya karena pikiran, atau shock, coba kita evaluasi lagi, karena berkasnya dari Kejati tinggal nglimpahin aja,” jelasnya.

Sehingga menurut Elvis Kejari jember tidak perlu lagi menunggu lama, begitu tim Kejati datang dan melimpahkan berkas Sunardi maka pihaknya segera mengambil langkah kongkrit untuk menindkalanjuti pelimpahan tersebut sesuai dengan peraturan yang ada.

Sementara itu kuasa hukum tersangka, Jani Takarianto, menyatakan bahwa kliennya sudah diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter yang merawatnya. "Namun, kondisinya belum pulih benar. Masih butuh waktu untuk sehat seperti sedia kala," katanya Sabtu (5/7/2008).

Jani juga menjelaskan, meskipun kliennya sudah pulang ke rumah, kaki kirinya masih belum bisa digerakkan dengan baik. Sunardi masih kerap merasakan kesemutan di kaki kirinya. Sebab, dulu tangan dan kaki sempat tidak bisa digerakkan dengan baik.

Seperti diberitakan sebelumnya sehari sebelum ditahan Sunardi menjalani rawat inap di RS Jember Klinik karena kadar gula dalam darahnya meningkat. Dia menjalani opname pada pekan lalu di kamar 205 RS Jember Klinik. "Kadar gula beliau saat ini masih berkisar 300. Sebab itu, masih rawan untuk naik kembali, terutama jika dipicu oleh stres," ungkapnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Meski BBGRM Ditunda, Pelayanan KB Tetap Jalan

(Infokom) Jember - Meski ditunda pelaksanaan pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke XV dan Harganas ke V yang rencananya di gelar pada tanggal 3 Juli 2008 di Alon-alon Jember namun masih tetap digelar palayanan pemasangan KB untuk masyrakat Jember.

Pelayanan KB yang semestinya sebagai ajang salah satunya ikut serta untuk meramaikan kegiatan pencanagan oleh Gubenur Jatim Imam Utomo, kemarin tetap dilakukan pelayanan pemasangan alat KB di sejumlah masyarakat Jember yang telah mendaftarkan diri sebelumnya.

Banyak masyarakat Jember yang berkeinginan meminta pemasangan KB gratis seperti yang dilakukan oleh Edy Winarko salah satu wartawan dari Surabaya Pagi yang kemarin secara spontan mendaftarkan diri ikut MOP (KB Steril) di alon-alon Jember. Patut dicontoh kiranya. “Saya ikut KB MOP ini karena sudah merasa cukup memiliki anak,”ungkapnya sembari menyebutkan jumlah anaknya 4 orang.

Karena dalam penggunaan KB Steril harus dimiliki keberanian ekstra sebab yang menjadi keputusan final selama hidupnya. “Hali itu dilakukan apalagi langkahnya didukung oleh istri dan apalagi ekonomi sekarang yang semakin sulit,”cetusnya.

Dengan kesibukannya tugasnya sebagi jurnalis Edy meski setelah melakukan operasi kecil pemasangan KB itu dan merasakan senep-senep saat melakukan tugasnya. “Itupun semua yang dilakukan demi keluarga dan anak saya yang masih kecil-kecil,”paparnya.

Hampir sama yang dilakukan oleh tokoh masyarakat yang juga sebagai Kepala Desa Mangaran Jenggawah Jember yang telah ikut program ini. “Bahkan saya berterima kasih bisa ikut program pemasangan KB ini, sehingga kami bisa mengakhiri kelahiran istri kami, apalagi program itu gratis,”jelas Darman.

Menurut bapak 4 anak dan cucu 1 apa yang telah dilakukan tidak sekedar sebagai kebutuhan keluarga. “Tetapi hal itu diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat saya di Mangaran dan sekitarnya agar dengan pertimbangan 2 anak cukup ternyata sekarang telah kami rasakan sekarang dengan ekonomi yang sulit,”harapnya.

Bahkan pihaknya berpikiran dengan menggunakan KB pria (MOP) tidak sekedar membantu keluarga akan tetapi bisa membantu istri. “Karena seperti istri saya tidak cocok dengan berbagai jenis KB yang berpengaruh pada kondisinya sehingga kami yang harus mengalah,”tambah dia.

Sementara itu menurut Kepala Bidang KB Bapenduk Jember mengungkapkan palayanan kesehatan yang mestinya digelar bersamaan dengan BBGRM kemarin namun pelayanan tetap dilakukan. “Karena sudah terlanjur masyarakat yang diundang tidak sedikit pesertan dan bahkan jumlah meningkat dibanding pelaksanaan seperti biasa,”cetus Sumarno.

Peserta kali ini dalam palayanan yang dilakukan bersama Bapendukcapil-KB, Dinas Kesehatan dan Rumah sakit Dr Subandi serta Dr Soetomo Surabaya. “Kemarin sempat memberikan pelayanan MOP 45 orang, Inplan (Susuk) 100 orang, MOW 40 orang, IUD Spiral 50 orang dan Pil 15 ribu pil yang diberikan kepada masyrakat Jember,”terangnya.

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan dilakukan selama sehari dimulai pukul 8 pagi sampai dengan siang hari. “Itupun pelayanan KB yang dilakukan diluar rutinitas yang dilakukan petugas KB di Jember, ini palayanan dalam rangka BBGRM,”tambahnya. (*/jok)

Selengkapnya...

Guru Bantu Tidak Lagi Terkoyak Nasibnya

(Infokom) Jember - Tenaga pendidik atau yang sering kita sebut guru sangatlah besar jasanya untuk memintarkan anak didiknya. Namun dari sebutan itu berlaku juga bagi guru bantu yang sedikit terlupakan akan nasibnya.

Namun di Jember tidak demikian dengan nasib bagi guru Bantu, nasibnya mulai tahun 2005 berangsur-angsur terentaskan nasibnya menjadi CPNS. Apa komentar salah satu guru saat ditemui ketika melihat pengumuman dan berkonsultasi dengan staf BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Jember.

Dialami oleh Sugito meski keseharian sebagai guru bantu di SD pelosok yang jauh dari tempat tinggalnya dan harus menempuh jarak cukup jauh sejauh 40 km (PP). “Saya akui dengan pemberkasan yang dialami sekarang merasa sangat bersyukur sekali, Allhamdulilah sudah ada kepastian,”ungkap Sugito saat menerima kepastian oleh staf BKD Jember kemarin.

Sebagai Ketua Forum Guru Bantu di Jember merasakan kesamaan dialami oleh guru yang terdahulu diangkat sebelumnya sebagai CPNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jember. “Kami yakin ini semua itu tidak lepas dari perhatian Bupati Jember yang memiliki kebijakan itu,”tambahnya.

Menengok pengalaman lalu dialami dia sebagai guru bantu, paling menyedikan justru terjadi predikat julukan guru pelengkap mendidik. “Meski digaji kecil dari lembaga pendidikan pusat hanya tujuh ratusan kami terus mengabdi sesuai tugasnya meski jauh terus dikerjakan setiap hari,”kisahnya.

Selama menjadi guru bantu yang dia tekuni sejak tahun 1989 dan hampir 19 tahun mengabdi di SD Banjarsari di daerah perkebunan kabar baik didapat dari BKD. “Itu untuk tombo ati mas, selain bekerja puluhan tahun tetapi kami juga terlepas dari status social sebagai guru Bantu,”pungkasnya.

Melihat kondisi itu setelah upaya kominikasi yang intens dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jember lewat Badan Kepegawaian Daerah rutin ke pusat untuk menggolkan ratusan guru Bantu di Jember. “Hasilnya ratusan guru bantu yang sebagian berada di pelosok desa terpencil dapat berhasil menjadi tenaga guru yang berstatus PNS,”jelasnya.

Seringnya komunikasi yang dilakukan oleh BKD entah sharing kepada anggota dewan Jember maupun dengan pihak BKN pusat. Agar orang pusat tahu kondisinya guru di Jember. “Sesuai data base yang masih berpendidikan SMA namun banyak juga yang telah kuliah lagi dan lulus dan itu sifatnya wajib,”tandasnya.

Sehingga dengan perubahan peraturan pemerintah nomor 4 tahun 2005 ke PP Nomor 43/2007 dengan pengangkatan tenaga honorer. “Jember boleh dibilang tercepat memberikan data itu kepada pusat sehingga banyak guru yang ikut terangkat sebagai PNS dan semua itu tidak lepas dari komunikasi yang telah dilakukan pihaknya,”paparnya.

Bahkan terjadi mulai tahun 2005 sesuai peraturan yang berlaku saat itu yang sangat ketat (PP No. 5/2005) sesuai aturan itu banyak guru bantu yang tidak dapat lolos dari verifikasi saat itu. “Selain perintah dari Bupati Jember juga pihak kami tidak jemu-jemu terus melakukan pendekatan dan komunikasi dengan pusat agar mreka tahu kondisi yang terjadi didaerah sehingga terjadi perubahan itu,”paparnya.

Sedangkan pihaknya terus menyuarakan banyak guru bantu di Jember yang tidak hanya 1-2 tahun mengabdi sebagai pendidik bahkan puluhan tahun. “Itu penghargaan bagi mereka yang telah lama mengabdi sebagai guru bantu dan misi itu yang kami bawa ke pusat, Allhamdulilah kami bisa,”cetusnya.

Guru bantu di Jember sesuai jumlah meski hanya 10 persen dari jumlah guru di Jember. “Namun keberadaan mereka bagi pendidikan di Jember memiliki peran dapat mewarnai pendidikan anak kita di Jember, dari jumlah ratusan guru bantu ternyata didominasi oleh guru Bantu yang mengajar di pelosok,”tambahnya. (*/jok)

Selengkapnya...

UKM Jember Perlu Bantuan Publikasi

Jember – Perkembangan pelaku bisnis usaha mikro di Jember merupakan tanggungjawab bersama masyarakat dan pemerintah. Tak ketinggalan peran media massa dan elektronik sebagai publikasi.

Saat ini usaha kecil dan menengah di Jember masih butuh perhatian dari sektor publikasi media massa untuk menggambarkan cerita kesuksesan sebagai rangsangan untuk dicontoh oleh pihak lain.

“Sucses strory pelaku bisnis mulai dari kecil sampai dewasa perlu di publikasikan, contohnya pengrajin manik-manik, handycraf, furniture yang usahanya bisa menjangkau diberbagai manca negara perlu disentuh oleh publikasi,” aku Dwi Yunita Sari, pengamat ekonomi asal Unej.

Dia melihat sentuhan publikasi media sangat dibutuhkan untuk menjangkau pasar yang lebih luas bagi potensi masyarakat Jember.

“Kalau perlu lewat internet sehingga tidak hanya regional dan nasional saja tapi juga manca negara,” ujarnya.

Karena dengan publikasi tersebut pelaku bisnis pengusaha mikro di Jember bisa berkembang lebih pesat lagi. Dia malah menginginkan ada web site khusus yang menggambarkan produk se Jember.

Dosen Fakultas Ekonomi Unej ini, mengatakan masih banyak media yang masih senang mempublikasikan kejadian di sekitar. “Harusnya membantu komunitas sosial masyarakat miskin selain nilai strategis media itu sendiri,” paparnya.

Kalau sekarang media lebih banyak menyuguhkan kejadian yang menguras perhatian masyarakat yang sesaat bukan mengajak masyarakat untuk berusaha.

“Semisal melihat tayangan media internet, cetak dan telivisi maka orang akan bisa mempunyai ilham untuk bangkit berusaha,” akunya.

Dia mencontohkan terkait ukiran Jepara tahun 80-an sangat terkenal di mana-mana dan muncul tiruan pengrajin daerah lain dengan usaha sama.

Pengusaha mikro saat ini sedang membutuhkan itu. Pemberdayaan modal dan pelatihan tidak cukup untuk membantu pemasaran. Karena kuatnya publikasi dapat mengembangkan pasar ke luar.

Tak jauh – jauh, perajin keripik tempe ikon Kabupaten Ngawi juga tak terlepas dari peran publikasi. (RI-1)

Selengkapnya...

Coblosan Pilgub, Serentak Diliburkan

Jember – Sosialisasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub) terus dilakukan oleh KPUD Jember. Anggota KPUD Jember mengadakan road show dibeberapa titik pertemuan demi suksesnya pelaksanaan Pilgub.

Apalagi pelaksanaan Pilgub tinggal 20 hari lagi. Menurut Supandri SH, dan Moch Eksan, anggota KPUD Jember, saat coblosan digelar pada tanggal 23 Juli mendatang semua instansi pemerintah dan swasta libur serentak. Karena masyarakat memiliki hak politik melalui hak pilih saat coblosan di Pilgub Jatim. Masih menurut Eksa, daftar pemilih tetap di Jember mencapai 1.710.236 hak pilih dari 29 juta hak pilih se Jatim. Jember menempati urutan ketiga setelah Malang.

“Ini yang perlu kita jelaskan kepada masyarakat agar semuanya bisa maksimal menggunakan hak pilihnya. Karena ada prediksi bahwa tingkat golput tinggi,” ujar Moch Eksan.

Sosialisasi tersebut akan digelar selama 17 hari di 31 Kecamatan. Agenda tiap hari diperkirakan sehari 2 tempat untuk memaksimalkan hasil sosialisasi pelaksanaan Pilgub tersebut. Di lain tempat, Ir Wahyudi Abdullah, Camat Kaliwates mengeluarkan ajakan dan himbauan agar warganya di hari H coblosan nanti tetap semangat menggunakan hak pilihnya sehingga tidak ada kata golput.

“Kami juga berharap dalam pelaksanaan nantinya tercipta keamanan, ketertiban dan kondusif. Kita membantu memberi pengamanan dengan menurunkan 400 personel Satpol PP dan Linmas di Kecamatan Kaliwates,” ujar Ir Wahyudi Abdullah (RI-1)

Selengkapnya...

Komisi A Desak Pemkab hentikan Pembangunan Ruko

Ruko Alun-alun Jenggawah

Jember – Rame-rame pembangunan ruko di alun-alun Jenggawah ternyata membuat komisi A gerah. Bahkan kemarin tanpa sepengetahuan LSM dan nasyarakat, beberapa anggota komisi A sudah melakukan tinjauan ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi.

Hal ini disampaikan oleh salah satu anggota Komisi A, Dayat, usai hearing dengan sepuluh LSM. Dayat yang turun bersama H. Lukman Yasir mengaku tahu betul kondisi pembangunan yang ada di Jenggawah, sehingga pihaknya merekomendasikan kepada eksekutif segera menghentikan pembangunan ruko tersebut.

Hal senada juga disampaikan Sucipto, anggota komisi A yang lain, menurutnya sudah selayaknya Ketua Komisi A segera menentukan langkah mengadakan hearing bersama dengan unit kerja terkait. “karena bagaimanapun juga alun-alun tersebut merupakan fasilitas umum milik Pemkab Jember,” tuturnya.

Sehingga apapun yang akan dilakukan diatas alun-alun tersebut khususnya dalam pembangunan, harus seijin Pemkab Jember dan dibawah pengelolaan Pemkab bukan pihak ketiga.

“Apalagi sampai saat ini ijinnya belum ada semua, itu kan merugikan rakyat,” imbuhnya. Atas desakan semua anggota Komisi A tersebut akhirnya Ketua Komisi A, Abdul Gofur menegaskan bahwa sikapnya sama dengan anggota yang lain.

“Beri waktu kami seminggu lagi untuk hearing bersama dengan unit kerja terkait, namun kami tegaskan eksekutif harus berani menghentikan pembangunan tersebut saat ini juga,” ujarnya.

Sementara itu, Camat jenggawah Abdul Azis, belum berhasil dikonfirmasi karena dihubungi di handphonenya selalu tidak aktif. (RI-1)

Selengkapnya...

Alun-alun Jenggawah Berubah Jadi Pertokoan

Jember - Sungguh sangat disayangkan, alun-alun yang seharusnya menjadi paru-paru kota dan tempat bermain anak malah menjadi pertokoan, ini bisa dilihat di alun alun kecamatan Jenggawah, kabupaten Jember.

Pembangunan tersebut sebenarnya menyalahi sejumlah aturan yang ada. Dan terakhir kalinya muncul teguran dari camat Jenggawah Drs Abdul Azis, melalui surat bernomor 100/57/436.554/2008. Dalam suratnya camat memerintahkan kepada kepala desa Jenggawah agar segera menghentikan pembangunan pertokoan tersebut sambil menunggu keputusan Desa tentang pembangunan desa yang ada di alun-alun Jenggawah serta ijin dari instansi terkait.

Namun sampai saat ini pembangunan tersebut terus berjalan, menurut informasi yang diperoleh Radar Investigasi hal itu dikarenakan adanya dukungan orang kuat di kecamatan tersebut. Sehingga pelaksana pembangunantetap ngotot untuk melaksanakannya.

Sementara itu sekitar 10 Ketua LSM yang menyikapi pembangunan tersebut, hari ini, Kamis (3/7/2008) mendesak Komisi A DPRD Jember untuk mengambil sikap. Hal ini terungkap dalam hearing antara 10 LSm dan Komisi A siang tadi.

Menurut Ansori, Ketua LSM Gempar, pembangunan pertokoan tersebut jelas melanggar perda. “Ini jelas melanggar peraturan daerah no 3 tahun 2007, salah satu pasal dalam perda mengatakan bahwa pengelolaan tanah kas desa dibentuk panitia lelang, selanjutnya panitia lelang mengajukan ijin ke bupati,” katanya.

Apalagi selama ini pembangunan tersebut dilaksanakan tanpa ada koordinasi dengan pengamat Jenggawah dan Dinas PU Jember. Untuk itu Gempar mendesak Banwas segera memanggil kepala desa dan Camat untuk diperiksa dan diusut, apakah dijual atau dikontrakkan.

Dan hasil penjualannya masuk kemana, kalau tidak masuk kasda berarti bisa dikategorikan korupsi, dan kepada satpol PP sebagai pelindung dan penegak perda segera dihentikan dan dibongkar pembangunan tersebut. “Jadi jangan hanya PKL saja yang diobrak-abrik, coba Pol PP itu berani apa tidak menghentikan pembangunan itu, jangan hanya kepada rakyat kecil saja beraninya,” kata Ansori bersemangat. (RI-1)

Selengkapnya...

WABUP JEMBER, KUSEN ANDALAS PANEN LELE DAN GURAMI

“Komoditi ikan dan daging ternak sumbang gizi masyarakat”

(Infokom) Jember - Tingginya permintaan pasar akan kebutuhan ikan lele, membuat warga Desa Paleran Kecamatan Umbulsari memilih untuk membudidayakan ikan lele dumbo, yang tidak memerlukan lahan yang luas. "Cukup pekarangan rumah, bisa disulap menjadi kolam pemeliharaan, " kata Ririn peternak lele dumbo dan gurami didaerah itu.

Di Desa Paleran Kecamatan Umbulsari, hampir setiap rumah memiliki kolam budi daya lele dumbo dan gurami, meski kecamatan itu sering mengalami kekurangan air, terutama di musim kemarau.

Tapi, karena lele dumbo tak memerlukan air mengalir, kesulitan air tak begitu terasa. "Yang penting pakan dan pemeliharaan, sebab lele dumbo termasuk ikan mudah stres," kata Dulmukti, peternak lele dumbo lainnya di Paleran.

Nurhadi, peternak lele dumbo lainnya, mengatakan membudidayakan lele dumbo perlu keseriusan dan keuletan tersendiri. Apalagi jika tujuan membudidayakannya sebagai penghasilan. "Jika peternak memberi lelenya makanannya/pakannya asal-asalan, pertumbuhan lele akan terganggu dan rasa dagingnya tidak memenuhi selera pasar. Akibat lain, panen tidak tepat waktu dan ini akan memboroskan pengeluaran peternak," terang Nurhadi, yang mengaku sudah cukup lama menjadi peternak lele dumbo ini.

Untuk itu, kata Nurhadi, sebaiknya peternak memberi lele dumbo cukup dengan pakan dari pabrik seperti konsentrat, agar cita rasa daging lele dan pertumbuhannya sesuai target panen. "Lele dumbo merupakan hasil kawin silang lele alam yang dinilai unggul dari Afrika dan Thailand, dan diprakarsai oleh para ahlinya. Pakar peternak tersebut memberdayakan hasil kawin silang sesuai dengan penyediaan pakan ikan lele dumbo, yakni pelet," pungkas Nurhadi.

Selain masyarakat membudidayakan ikan lele dan gurami, Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas berharap petani dan peternak untuk membudidayakan Ternak Sapi secara berkelompok. “Bahkan besar harapan Kusen Andalas untuk Kabupaten Jember bukan hanya sekedar menjadi lumbung padi, tetapi juga menjadi lumbung ternak tingkat nasional untuk meningkatkan gizi masyarakat, ”harapnya.

Masih menurut Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas bahwa pembangunan peternakan adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan daerah dan nasional, yakni dalam rangka perbaikan kualitas hidup bangsa dan negara, pembangunan peternakan selain memiliki fungsi dalam memenuhi gizi masyarakat juga memiliki peranan yang sangat luas dan positif sebagai kehidupan masyarakat. “Seperti penyerapan tenaga kerja, pengentasan kemiskinan, penyediaan komoditas perdagangan, penghematan energi, perbaikan lingkungan hidup serta menjadi solusi dari permasalahan penyediaan pupuk bagi petani, “ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Jember, Ir. Dalhar beberapa minggu lalu di Jember mengatakan dibidang peternakan, Kabupaten Jember mempunyai populasi ternak yang menggembirakan, karena ada sekitar 200 ribu ekor sapi potong dan ini terbesar di Jawa Timur.

Sedangkan dengan semakin bertambahnya pengetahuan dan jumlah penduduk, maka kebutuhan daging pada tahun 2010 mendatang akan mencapai sekitar 414,3 ribu ton, padahal penyediaan daging di Kabupaten Jember sekitar 2.259,2 ribu ton, jadi masih ada kekurangan daging sekitar 155 ribu ton yang kalau diwujudkan dalam bentuk sapi sekitar 1 juta sapi. “Dan kekurangan ini harus kita cukupi dengan selain impor daging dari luar juga harus dilakukan pengelolaan ternak sapi dengan baik, “katanya.

Dalam acara panen lele dan gurami di Desa Paleran Kecamatan Umbulsari tersebut, Wakil Bupati Jember Kusen Andalas didampingi Asisten Ekonomi Pembangunan, Drs. Edi B. Susilo, Msi, Kepala Kantor Infokom Jember, Drs. Agoes Slameto, Msi, dan pejabat terkait. (*/tot)

Selengkapnya...

Surat Dakwaan Herwan Di Meja Kajari

Jember - Surat dakwaan perkara dugaan korupsi kasda dengan tersangka Herwan Agus Darmanto, mantan Kabag Keuangan Pemkab Jember, sudah di meja Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jember Elvis Johnny. Elvis memberi isyarat berkas perkara tersebut masuk ke pengadilan Senin pekan depan.

"Surat dakwaan sudah siap, sedang saya evaluasi dan kaji," ujar Elvis kepada beritajatim.com via handphonenya, Senin siang (30/6/2008). Menurutnya evaluasi surat dakwaan bukan lagi menyangkut substansi dakwaan melainkan hanya sebatas redaksional saja.

Menurutnya, untuk perkara korupsi, sebelum tersangka dan barang bukti diserahkan penyidik ke penuntut umum atau biasa disebut pelimpahan tahap dua, rencana dakwaan (rendak) sudah selesai dibuat. Sehingga JPU tidak lagi harus bersusah-susah menyusun dakwaan, tinggal koreksi saja. "Tinggal dikoreksi sedikit, mungkin ada kata-kata yang kurang tepat," imbuhnya.

Tentang waktu pelimpahan berkas perkara Herwan ke pengadilan, Elvis enggan memastikan. "Lihat saja dalam waktu dekat," kilahnya. Yang jelas, kata dia, masa penahanan Herwan kali ini selama 20 hari. Jika 20 hari berkas perkara belum masuk ke pengadilan, masih bisa diajukan perpanjangan penahanan.

"Tetapi, kalau bisa selesai cepat, kenapa harus menunggu 20 hari? Lebih cepat lebih baik agar segera ada penetapan hari sidang," paparnya. Prinsipnya, perkara Herwan sudah siap untuk dilimpahkan ke pengadilan.

Hal senada juga disampaikan oleh Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Jember, M. Basyar Rifai SH. Basyar tidak bersedia mengungkapkan kapan berkas perkara Herwan dilimpahkan ke pengadilan. "Tahu sendirilah. Hari ini (kemarin, Red) saya masih ada sidang korupsi," ujarnya.

Elvis menambahkan, hingga hari ini belum ada surat permohonan penangguhan penahanan yang diajukan Herwan, keluarga, maupun penasihat hukumnya. "Belum ada surat permintaan penangguhan penahanan yang masuk ke meja saya," ungkapnya.

Dia tidak bersedia berandai-andai tentang penangguhan penahanan Herwan. "Jika surat itu ada, kami masih akan mengevaluasi alasannya apa," tandasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Herwan Langsung Dinonaktifkan, Terima Gaji 70%

Jember - Camat Patrang, Ir Herwan Agus Darmanto yang ditahan karena berstatus tersangka dugaan korupsi Kasda Jember Rp. 18 miliar, akhirnya dinonaktifkan dari jabatannya. Pernyataan ini disampaikan oleh Sekkab Jember, Drs. Djoewito Msi.

Menurut Djoewito, secara normatif bupati akan mengeluarkan surat penonaktifan Herwan selama proses hukum berjalan. "Seperti saat saya ditahan dulu (Djoewito pernah ditahan dalam kasus kasda dan bantuan hukum, Red), saya dinonaktifan," katanya.

Bagi pejabat yang dinonaktifkan, lanjut dia, yang bersangkutan hanya memperoleh 70 persen gaji dari gaji yang selama ini diperoleh. Semua tunjangan tidak diberikan selama berstatus nonaktif.

Selama Herwan menjalani proses hukum, Djoewito menyatakan, tugas-tugas camat Patrang akan dilaksanakan oleh pejabat berstatus pelaksana tugas. "Saya tidak tahu siapa. Biasanya Sekcam (sekretaris camat, Red)," tuturnya.

Yang jelas, kata dia, pemkab sangat menghormati proses hukum yang tengah berjalan. Termasuk status kepegawaian para staf yang tengah menjalani masa penahanan.

Herwan menjabat sebagai Kabag keuangan dalam kurun delapan bulan, antara 2003 - 2004, di era Bupati Samsul Hadi Siswoyo. Herwan diduga mengeluarkan kasda di luar prosedur karena tanpa dilengkapi dengan SPMU (surat perintah membayar uang) dengan nilai total Rp 1,4 miliar dan beberapa kesalahan lain termasuk turut mencairkan pinjaman di Bank Jatim tidak prosedural. (RI-1)

Selengkapnya...

BSE Dari Depdiknas Sulit Diakses

Jember - Buku sekolah elektronik (BSE) yang disediakan Depdiknas ternyata masih sulit diakses. Pasalnya, situs web yang berisi soft copy buku-buku pelajaran sekolah dalam format PDF itu masih sulit diakses. Kalaupun berhasil diakses, prosesnya sangat lambat.

Untuk itu sejumlah wali murid yang sudah mencoba mengakses beberapa portal internet yang menyediakan buku pelajaran online itu seperti, di portal depdiknas.go.id; bse.depdiknas.go.id; pusbuk.or.id; ataupun sibi.or.id, mengaku kesal karena tidak berhasil.

Menurut Moh. Thamrin, wali murid salah satu SD favorit ini, dirinya mengetahui program buku pelajaran elektronik ini setelah membaca koran. Saat itu, Mendiknas Bambang Soedibyo menyatakan, Depdiknas telah membeli hak cipta puluhan buku pelajaran.

Selanjutnya, buku pelajaran yang berupa soft copy itu akan disebar lewat internet. Siapapun bisa memanfaatkan buku tersebut dengan mengunduh (download) dari internet untuk dicetak atau difoto kopi sendiri. "Saya catat beberapa situs yang ditulis di koran," ungkapnya Selasa (1/7/2008).

Namun ternyata selalu gagal. “Di situs Depdiknas, memang ada direktori buku pelajaran elektronik itu. Saya klik, tidak bisa diakses,” keluhnya. Ayalan untuk mengirit biaya beli buku ternyata hanya tinggal hayalan belaka.

“Maksudnya tidak perlu beli buku, Cukup di-print sendiri. Tapi, sampai sekarang belum berhasil," sesalnya.

Menanggapi hal ini Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Jember, H. Achmad Sudiyono menyatakan, bahwa pihaknya baru akan menyosialisasikan buku sekolah elektronik pekan depan. "Ada 49 judul buku yang disediakan Depdiknas," katanya.

Dalam program ini, kata dia, siapapun bisa memperbanyak, termasuk sekolah atau orang tua murid. Kalaupun diperbanyak, harga jual tak boleh melebihi HET Rp 19 ribu/eksemplar.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, sementara ini Depdiknas baru menyediakan 49 judul buku pelajaran SD, SMP, SMA/SMK. Namum, Depdiknas masih akan menyusulkan 201 judul buku lagi. Diharapkan, Agustus mendatang semua judul buku bisa diakses masyarakat.

Untuk membeli sebuah hak cipta buku pelajaran, Depdiknas harus membayar Rp 100 - 175 juta/judul. Diharapkan pemerintah daerah bisa memperbayak buku sekolah elektronik itu agar harganya bisa dijangkau masyarakat. (RI-1)

Selengkapnya...

Di Blitar Percasi Jember Sabet 2 Emas

Jember – Ketua Percasi (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) Jember, Drs. Agus Slameto, mengaku bangga setelah atlit caturnya berhasil menyabet 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu di kejuaraan catur antar Kabupaten dan Kota se-Jatim di Blitarminggu lalu.

Agus yang dihubungi dikantornya menyatakan prestasi catur Jember semakin meningkat karena dukungan Pemkab Jember dan Koni. “Keberhasilan ini merupakan hadiah keberhasilan bersama yang diperoleh diperuntukkan kepada masyrakat Jember,” tuturnya.

Atlit Jember peraih emas yakni Resti Aprilia Tri H dan Ranu Dirjo Dwiadi. Keduanya masih duduk dibangku sekolah dasar, Resti Aprilia di SDN Jember Kidul IV Jember dan Ranu Dirjo di SDN Gebang V Jember.

Begitu juga dengan atlet lain yang mendapatkan medali perak yang dipegang oleh Hanan dan Habibi juga masih duduk dibangku sekolah dasar. Kedua atlit peraih medali perak tersebut mengaku bangga bisa mengalahkan sejumlah lawan beratnya. “Dalam beberapa partai kita sempat menggugurkan beberapa atlet yang sangat berpengalaman, kita bangga atas prestasi yang kita raih meski belum maksimal,” jelas.

Selanjutnya atlit-atlit cilik asal Jember tersebut bakal kembali mempertahankan gelarnya di kejuaraan nasional di Bandung pada tanggal 9 – 10 Agustus 2008 medatang.

“Patut dibanggakan kiranya bagi putra putri kita yang memiliki prestasi baik di tingkat kabupaten, regional maupun nasional karena mereka akan diberangkatkan dalam kejurnas mendatang akan mewakili Jember dan Jatim,” imbuh Agus. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan