Ratusan Peserta Berangkat Duluan

Jember – Ratusan peserta perorangan maupun beregu Tajemtra, yang berangkat mulai alun-alun Tanggul, banyak yang berangkat sebelum start dimulai. Pantauan dilapangan, terlihat ratusan orang baik perorangan maupun beregu memberangkatkan diri terlebih dahulu sebelum acara dibuka secara resmi oleh Bupati Jember, MZA Djalal.

Bupati Djalal, secara resmi memberangkatkan peserta pada pukul 14.00 wib, namun sebelum Bupati Djalal memberangkatkan sudah ada peserta yang berangkat duluan.

Bahkan tidak sedikit yang sudah berangkat dan melewati beberapa kecamatan. Menurut Ketua KONI Jember, Kamil Gunawan, rata-rata peserta seperti itu tidak mengharapkan hadiah. “Mereka hanya ingin meramaikan TAjemtra saja, dan sekaligus berolahraga,” ujarnya, Sabtu ( 23/8/2008 ) di sela-sela perjalanannya.

Panitia tidak mempermasalahkan peserta tersebut, karena mereka termasuk peserta resmi bukan penggembira yang selama ini dilarang ikut melintas. Tetapi KAmil berharap semua peserta mentaati peraturan yang sudah ditetapkan.

Dan berhenti sesuai dengan pos istirahat yang ada untuk mendapatkan stempel dari panitia. Karena kalau tidak ada stempel dari panitia mulai dari start hingga finish, kalau tida maka peserta tersebut dinyatakan tidak memenuhi penilaian dan tidak mempunyai kesempatan untuk menang.

Ketentuan umum bagi peserta yang menginginkan hadiah yakni waktu istirahat di setiap pos istirahat hanya sekitar 10 menit saja. Dan lama perjalanan (kecepatan) masing-masing peserta sekitar 10 menit/1 kilometer untuk putra, dan 12 menit/1 kilometer untuk putri. (RI-1)

Selengkapnya...

Warga Nekat Dirikan PAnggung Hiburan

Jember – Meski larangan keras sudah dikeluarkan oleh panitia TAjemtra dan kepolisian Resort Jember, ternyata di sejumlah ruas jalan warga tetap mendirikan panggung hiburan. Dan hingga Sabtu siang ini belum ada langkah penertiban dari petugas dari Polres Jember.

Padahal sebelumnya Ketua KONI Jember, Kamil Gunawan, telah menegaskan bahwa Kabagops Polres Jember berniat menetibkan semua pangung hiburan yang didirikan disepanjang rute TAjemtra.

Pantauan Radar Investigasi sejumlah panggung hiburan berdiri di sepanjang jalan Gajahmada, Hayam Wuruk dan hampir disetiap desa maupun kelurahan. Selain panggung hiburan, warga kebanyakan juga memasang sound system dengan tenaga yang besar, sehingga suaranya cukup menghentak telinga penonton and peserta Tajemtra.

Terkait dengan hal tersebut baik panitia maupun petugas belum bersedia dikonfirmasi.

Sementara itu jalan-jalan didalam kota Jember mulai dilakukan penutupan meski jadwal penutupan masih beberapa jam lagi. “Sesuai jadwal kami, nanti mulai pukul 17.00 wib jalur-jalur ditutup, tetapi mungkin masyarakat mulai sadar, sehingga siang ini jalan sudah mulai sepi,” ujar KAsatlantas Polres Jember AKP Made AP.

Penutupan yang suadh dilakukan merupakan langkah dari sejumlah orang non petugas resmi dari Polres Jember.

Seperti misalnya di alun-alun Jember, yang menutup jalan adalah pembuat panggung hiburan. Sebagian lagi merupakan petugas pam swakarsa seperti dari lingkungan masing-masing daerah.

Rata-rata petugas pam swakarsa tersebut tidak ingin jalan dilingkungannya dilalui oleh pengguna jalan sebagai jalur alterbatif. Sehingga jalan-jalan dilingkungannya ditutup menggunakan bamboo dan kayu. Dan hanya diperbolehkan lewat warga dilingkungan tersebut saja. (RI-1)

Selengkapnya...

Daops IX Berangkatkan 20 Gerbong KA Untuk Tajemtra

Jember – PT. KAI Daops IX Jember sehari ini memberangkat 20 gerbong kereta khusus untuk peserta gerak jalan Tajemtra (Tanggul Jember Tradisional). Hal ini disampaikan Humas Daops IX Jember, Hariyanto, usai meninjau pemberangkatan peserta, Sabtu ( 23/8/2008 ) siang.

Menurut HAriyanto, 20 gerbong yang mengangkut peserta tersebut dibagi menjadi dua kali pemberangkatan. Pemberangkatan pertama dilakukan pada pukul 09.30 wib dengan 10 gerbong yang mengangkut sekitar 3.500 peserta.

Sedangkan pemberangkatan tahap kedua dilakukan pada pukul 12.30 wib, yang mengangkut semua peserta yang tersisa. Masing-masing peserta dikenai biaya Rp. 5.000,- tidak seperti yang disampaikan panitia beberapa waktu lalu, gratis.

Menurut Hariyanto ketetapan tariff tersebut sudah disepakati oleh panitia dengan PT. KAI Daops IX Jember. Di sisi lain Hariyanto juga menghimbau kepada peserta Tajemtra untuk bersabar ketika melintasi jalur yang terdapat perlintasan kereta apinya.

"Peserta harus mengutamakan kereta lewat terlebih dahulu, dan diperlintasan yang ada kami sudah siapkan petugas-petugas, namun peserta Tajem tetap harus waspada, jangan menerobos, ketika palang lintasan sudah ditutup," imbuhnya. Selama Tajemtra, jadwal KA tidak ada perubahan, tetap berjalan seperti biasa.

Selain menggunakan jasa kereta api, peserta juga menggunakan angkutan umum lain seperti truk dan mobil pick up. Dan kendaraan-kendaraan tersebut usai mengantarkan peserta tidak boleh mnegikuti atau balik ke jember melalui rute TAjemtra.

“Bagi mobil pengantar hanya boleh melalui rute saat berangkat saja, begitu sampai tanggul langsung beralih ke jalur alternative,” jelas Kamil Gunawan, Ketua KONI Jember. (RI-1)

Selengkapnya...

15 Parpol Belum Penuhi Quota 30% Caleg Perempuan

Jember – Sekitar 15 parpol yang sudah menyetorkan daftar calegnya ke KPU Jember ternyata tidak bisa memenuhi 30% quota caleg perempuan. Sementara 17 parpol lainnya sudah bisa memenuhi quota tersebut.

Beberapa parpol yang tidak bias memnuhi quota 30 % caleg perempuan diantaranya yakni, PDI-P. Partai berlambang banteng moncong putih ini mengaku kesulitan untuk memperoleh caleg perempuan.

Padahal menurut Wakil Ketua PDI-P, Lukman Winarno, pihaknya sudah membuka pintu selebar-lebarnya kepada semua kader PDI-P untuk mencalonkan diri sebagai legislator.

“Namun kenyataan hanya sekitar 20% saja dari total yang sudah kita serahkan ke KPU, kita tidak bias paksakan diri,” jelasnya.

Yang terpenting menurut Lukman adalah partai sudah memberi kesempatan, meskipun hasilnya belum bias memenuhi quota tidak ada masalah.

Sementara itu Ketua KPU Jember, Sudarisman, menegaskan bahwa parpol masih mempunyai kesempatan untuk meperbaiki daftar calegnya. Karena mulai Senin pecan depan KPu bakal mengembalikan berkas caleg yang belum lengkap.

“Jadi parpol bisa melengkapi atau menambah kekuranganya hingga tanggal 7 September nanti,”ungkapnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Sulitnya Mencari Kalimat Dirgahayu RI di Jember

oleh D. Heru Nugroho

Memprihatinkan, ini kalimat yang dianggap layak untuk diungkapkan melihat kondisi Kabupaten Jember selama 2 (dua) tahun terakhir. Kata satu itu (memprihatinkan) selama dua tahun terakhir sering terucap dari masyarakat awam, nasionalis dan veteran bahkan akademisi di kota Tembakau, Jember.

Dari sekian kelompok masyarakat yang menyampaikan kalimat prihatin tersebut terbanyak dari kalangan veteran pejuang dan nasionalis. Mayoritas kalangan tersebut tidak lagi merasakan adanya peringatan HUT RI ke-62 dan 63 lagi.

Meski suasana kota kabupaten Jember nampak meriah dengan berbagai event perlombaan, pertunjukkan namun semua itu tidak bisa mengobati rasa keprihatinan mereka, justru semakin menambah rasa keprihatinan menjadi mendalam.

Bagaimana tidak selama dua tahun (2007 dan 2008) ini setiap bulan Agustus sulit sekali mencari kalimat Dirgahayu RI ke 62 dan atau Dirgahayu RI ke- 63, atau paling tidak HUT RI ke-62 dan atau HUT RI ke-63. Kalimat-kalimat yang menggambarkan ucapan selamat atas hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI) sangat sulit ditemui di kota kabupaten Jember.

Kalaupun boleh diprosentase kalimat-kalimat tersebut, khususnya yang ada di baliho, spanduk, umbul-umbul, pamflet, poster, stiker, bendera, dan hiasan lain selama bulan Agustus, hanya ada tidak lebih dari 1 % dari total keseluruhan yang ada.

99 % lainnya total bertuliskan non ucapan selamat kemerdekaan RI. 99 % kalimat yang tertera pada atribut-atribut baliho, spanduk, umbul-umbul, pamflet, poster, stiker, bendera, dan hiasan lain selama bulan Agustus, semuanya berbunyi Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ).

Beraneka ragam kalimat tercantum yang menggambarkan kemeriahan BBJ ke 1 dan BBJ ke 2, diantaranya Selamat dan Sukses BBJ, Halo BBJ, Meriahkan BBJ, Sukseskan BBJ dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang semuanya mencantumkan kata BBJ.

Bahkan di atap Pendapa Wahyawibawagraha, Rumah Dinas Bupati Jember, Pemkab Jember dan kantor-kantor unit kerja di jajaran Pemkab Jember serta kantor pemerintahan lain, yang sebelum tahun 2007 pada bulan Agustus selalu dihiasi dengan hiasan lampu berbunyi kalimat Dirgahayu RI, saat ini tidak lagi ditemukan.

Menginjak tahun ke dua perayaan BBJ di Jember kondisi semakin memprihatinkan. Hampir semua peserta perlombaan, perayaan kegiatan Agustusan, ketika ditanya dapat dipastikan mereka menjawab “sedang merayakan dan memeriahkan BBJ”, bukan HUT RI lagi.

Yang ironis lagi, semua pejabat yang menjadi pemimpin di masing-masing unit kerja jajaran Pemkab Jember dan instansi swasta serta pemerintah lain, berlomba-lomba mencetak atribut perayaan Agustus tanpa kalimat HUT RI lagi, namun BBJ.

Tidak hanya disitu saja, semua himbauan tertib lalu lintas (safety riding) bertuliskan selama BBJ. Sebagai contoh yang ada di beberapa ruas jalan protocol Jember, “Nyalakan Lampu di Siang Hari Selama BBJ”, “Tertib Berlalu Lintas Selama BBJ”, dan seterusnya.

Pertanyaan besar akhirnya muncul, seberapa hebat BBJ hingga bisa mengalahkan gema HUT RI, yang oleh pejuang-pejuang bangsa ini diperoleh dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Jutaan nyawa melayang untuk meraih kemerdekaan RI. Dengan hasil perjuangan para pejuanglah masyarakat Indonesia, siapapun dia, bisa menghirup udara dan beraktivitas bebas di negeri sendiri. Tepatnya setelah tanggal 17 Agustus 1945.

Banyak tokoh pejuang, tokoh bangsa ini menyatakan untuk mengisi hasil kemerdekaan RI tersebut, maka Warga Negara Indonesia ini tidak layak untuk menanyakan Apa Yang Diberikan Negara Kepada Saya, tetapi sebaliknya tanyakan pada diri sendiri Apa Yang Sudah Saya Berikan Kepada Bangsa dan Negara Ini.

Sehingga sangat memprihatinkan, apabila kita sebagai Warga Negara Republik Indonesia, yang belum mampu mengisi kemerdekaan dengan baik, ternyata justru sudah berupaya melupakan tonggak sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

Jikalau sudah sulit mengucapkan/menyampaikan atau merayakan HUT RI, bagaimana kita sebagai Warga Negara Republik Indonesia bisa dikatakan mempunyai rasa Nasionalisme. Dan bagaimana bisa dikatakan kita mampu mengisi kemerdekaan dengan baik dan sesuai dengan cita-cita para pejuang. Dan bisa berguna bagi Nusa Bangsa dan Negara ini.

Wallahu a‘lamu bis showab.

Memang untuk mengukur nasionalisme seseorang tidak hanya dari satu sisi sudut pandang saja. Karena menurut beberapa pejabat teras di Pemkab Jember yang dikutip dari beberapa media massa, pelaksanaan BBJ bukan bakal menghilangkan nasionalisme atau menutupi perayaan HUT RI selama bulan Agustus.

Namun hanya mengemas perayaan agar supaya lebih meriah lagi. Sayangnya pernyataan tersebut tidak diikuti dengan implementasi yang baik. Kenyataan dilapangan tetap terjadi bahwa gema HUT RI menghilang dan muncul semangat baru dan gema baru yaitu BBJ.

Ya, Bulan Berkunjung ke Jember, yang konon katanya selalu menghabiskan dana puluhan miliar rupiah setiap bulan Agustus, berbeda dengan bulan Agustus-Agustus sebelumnya (sebelum tahun 2007) yang setiap perayaan HUT RI tidak pernah menghabiskan dana miliaran rupiah.

Namun semangat dan antusias masyarakat untuk merayakannya begitu luar biasa. Dan tentu saja sangat meriah tanpa menghabiskan dana miliaran rupiah.

Jika untuk merayakan hari kemerdekaan RI bisa meriah tanpa dana miliaran rupiah. Kenapa harus menyelenggarakan kegiatan yang pada akhirnya bisa membuat nasionalisme kita luntur, dengan miliaran rupiah?
Sekali lagi, Wallahu a’lam bis showab. **)

Selengkapnya...

Sekretaris DPC Demokrat Dipecat

Jember – Arif Maulana bak disambar petir di siang bolong. Betapa tidak. Menjelang pencalegan ini Arif yang menjabat Sekretaris DPC Partai Demokrat Jember mendadak dicopot, dan digantikan oleh temannya sendiri di jajaran Wakil Ketua, bernama Ayub Kan.

Yang menyedihkan lagi bahwa namanya sudah tidak menjadi Sekretaris DPC PD Jember itu setelah ramai-ramai calon legislatif menyerahkan formulir ke KPUD Jember. Dari anggota KPUD Jember itu lah nama Arif Maulana diketahui tidak lagi menjabat Sekretaris.

“Iya, saya dikasih tahu salah satu anggota KPUD Jember. Tapi, saya diamkan saja. Kita akan tempuh jalur lain dan upaya hukum lain. Sebab, proses penggantian dan pencopotan saya tidak prosedural . Bayangkan tidak ada angin tidak ada hujan mendadak diganti,” ujar Arif Maulana.

Konflik di tubuh DPC PD Jember ini kian tak selesai. Setelah DPC tak memiliki SK dari DPP hingga kini, dan keabsahan Muscablub I masih dalam seteru para pihak di internal termasuk dengan Pengurus Kecamatan, kini muncul lagi. Sebelumnya muncul juga konflik antara pengurus dengan anggota legislatif.

Saptono Yusuf, Ketua DPC PD Jember yang juga anggota DPRD Jember ini merecall 2 temannya sendiri yang duduk di Fraksi Demokrat Amanat Bangsa (DAB) Moch. Soleh, dan M Saleh, karena dinilai tidak disiplin terhadap aturan dan kaidah partai. M Soleh, dituding menyalahi AD/ART Partai dan tidak memberikan kontribusi kepada Partai terhadap gaji yang mereka terima selama menjadi anggota DPRD Jember. Terakhir, Firman Setyawan alias Ferry, juga terancam.

Kali ini, tak ada angin dan hujan Arif Maulana, juga dikenai pasal serupa. Dia dianggap indisipliner terhadap partai, dan merusak citra dan kewibawaan Partai. Sehingga dia dianggap melanggar AD/ART Partai Demokrat.

Wakil Sekretaris DPC PD Totok S Mianta, SH, membenarkan hal itu. Arif Maulana, hingga saat ini sudah tidak lagi menjadi Sekretaris DPC. Dia dinilai melanggar AD Art Partai, dan indisipliner. Tapi Totok tak merinci apa pelanggaran Arif.

“Yang jelas, dia indisipliner. Dan ini melanggar AD/ART Partai Demokrat,” ujar Totok.

Tapi di sisi lain, Arif mengaku hingga kini tak mengetahui SK pencopotan dirinya. Nomor berapa, dan melalui sidang Pleno di mana serta kapan digelarnya. “Saya tidak pernah diundang klarifikasi, rapat Pleno atau sidang – rapat lainnya,” ujar Arif.

Sekadar diketahui, bahwa pencopotan Arif Maulana ini ada indikasi keterlibatan orang kuat di DPP Partai Demokrat yang ingin mencalonkan diri di Dapil Jember – Lumajang, untuk DPR RI . Dia diduga menitipkan seseorang untuk menggantikan Arif Maulana.

Sumber di DPC PD Jember, bahwa pengganti Arif Maulana adalah Ayub Kan. Ayub Kan adalah Wakil Ketua DPC PD Jember, yang merupakan saudara dari Nazaruddin Syamsuddin, caleg DPR RI dari DPP PD untuk dapil Jember – Lumajang. Baik Ayub Kan , dan Saptono Yusuf hingga Jumat sore ( 22/8/2008 ) belum berhasil dihubungi.(RI-1)

Selengkapnya...

Pabrik Pupuk Granular Dibuka di Jember

Jember - Kota Jember kembali mendapat kepercayaan dari investor yang menanamkan modalnya di kota tembakau ini. Kali ini, investor PT Kompos Subur Makmur milik dr Budi Sutrisno menyulap sampah kota menjadi pupuk granular, di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari.

Pembangunan pabrik pupuk ini atas kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Jember dengan PT Kompos Subur Makmur dalam pengelolaan pabrik pengolahan sampah terpadu yang terletak di Kecamatan Pakusari.

“Bahan bahan baku sampah yang bakal diolah ini berasal dari sampah rumah tangga dari beberapa wilayah di Kabupaten Jember,“ ujar Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Jember, CH. Havid Setyadi.

Menurut Havid, sampah yang selama ini dibuang ternyata bisa menambah nilai (add value) yang bisa menghasilkan. Jika dibiarkan sampah bertumpuk maka akan mencemari lingkungan.

Akhirnya dengan berdirinya pabrik pupuk diharapkan sampah organik kota dapat ditampung di TPA Pakusari ini dan keluarnya menjadi pupuk kompos yang sangat berguna bagi kepentingan petani, dan masyarakat.

“Dengan adanya pabrik pengolahan sampah terpadu, maka ada beberapa manfaat yang akan didapat. Selain untuk menciptakan suasana kota yang sehat bersih dan indah, keberadaan pabrik pengolahan sampah ini juga akan memberikan peluang kerja. Semula memang ada penolakan karena khawatir sampah-sampah itu akan menimbulkan bau,” ujarnya.

Setelah melalui sosialisasi akhirnya masyarakat justru minta agar pabrik ini tetap beroperasi di wilayah Pakusari ini, dan tidak mau dipindahkan.

Pihaknya masih berharap agar ada investor yang ingin mengembangkan pabrik ini dengan memanfaatkan dan memproses limbah sampah menjadi barang jadi seperti pembuatan botol aqua dari limbah plastik yang sudah dipilah-pilah oleh masyarakat.

“Sehingga tidak saja pupuk yang dihasilkan, tapi limbah plastik juga akan berguna dan bermanfaat bagi masyarakat,“ bebernya.

Sementara itu Direktur pabrik pupuk granular, Sigit Agus Himawan mengatakan selama ini sampah di Kabupaten Jember hampir tidak terkendali karena tingginya tingkat produksi, tapi masalah itu secara bertahap akan terpecahkan dengan keberadaan pabrik pengolahan sampah yang siap menyulap sampah-sampah itu menjadi sesuatu yang memiliki nilai tambah ekonomi ayang tinggi.

“Yang dibutuhkan sekarang ini adalah komitmen dan kerja keras agar pabrik ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan,“ ujarnya.

Sebelum proses pengolahan itu, sampah itu akan dilakukan pisah dan pilah, antara sampah organik dan non organik. Sampah-sampah ini akan ditampung di tempat pembuangan, lalu diangkut oleh petugas ke lokasi pengolahan.

“Untuk tahap awal, memang belum bisa mengolah seluruh sampah yang diproduksi, tetapi secara bertahap, selanjutnya kapasitas pengolahannya akan ditingkatkan, “tambahnya.

Sekadar diketahui bahwa penggunaan pupuk organik kompos berfungsi dalam memperbaiki kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang akan mengefisienkan penyerapan unsur hara dan memperbaiki kualitas tanaman dengan adanya terobosan untuk mendirikan pabrik pupuk organik.

“Upaya ini dapat memenuhi kebutuhan akan pupuk organik, guna peningkatan produktivitas dan kesuburan lahan secara berkelanjutan, “katanya.

Sigit di akhir pernyataan nya mengemukakan bahwa pabrik pupuk kompos telah mengembangkan sebuah konsep Pengolahan Sampah dengan alat-alat yang relatif sederhana, tapi dengan teknologi canggih, pabrik ini mampu merubah sampah bermasalah menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti diubah menjadi pupuk organik (kompos). (RI-1)

Selengkapnya...

Sehari Semalam, Jalan Tanggul-Jember Ditutup

Jember – Jalan raya akses masuk dari Surabaya menuju Jember tepatnya mulai Kecamatan Tanggul, menuju Kota Jember ditutup selama sehari semalam. Penutupan diperkirakan berlaku sejak pukul 07.00 WIB, Sabtu ( 23/8/2008 ) hingga Minggu (24/8) dinihari.

Penutupan jalur ini dikarenakan adanya kegiatan tahunan, gerak jalan tradisional Tanggul-Jember Tradisional (Tajemtra).

Bahkan peserta Tajemtra yang berasal dari kota Jember juga dilarang menggunakan kendaraan pribadi. Semua peserta sudah disiapkan sejumlah gerbong kereta api menuju Tanggul, lokasi Start gerak jalan tersebut.

Penutupan jalan dan pengalihan rute ditegaskan oleh KAsat Lantas Jember. Menurut Kasat Lantas Polres Jember, AKP Made Agung P, jalur lewat jalan raya Pondok Dalem Kecamatan Sumberbaru akan ditutup tepat pukul 07.00 pagi.

“Arah dari Surabaya menuju ke Kota Jember sekitar pukul 07.00 sudah kita tutup,” bebernya sembari membuka peta jalur tersebut.

Sedang di wilayah Kecamatan Rambipuji jalur yang akan ditutup adalah di simpang tiga Kaliputih - Rampipuji sekitar pukul 08.00 pagi.

“Untuk pertigaan Kaliputih - Rambipuji bisa menempuh jalur alternatif lain lewat jalur lain,” ujarnya.

Untuk wilayah kota seperti perempatan Mangli akan ditutup sekitar pukul 12.00 WIB sambil menunggu rombongan Muspida Jember lewat.

“Dalam kota agak lebih malam lagi dan akan ditutup sekitar pukul 17.00 WIB,” ujarnya.

Pengalihan arus baik dari Surabaya menuju Banyuwangi atau sebaliknya akan dipindah mulai dari Pondokdalem - Sumberbaru menuju Kencong, Gumukmas, Balung, Ambulu, Ajung, Gladak Pakem hingga Wirolegi.

“Penumpang dengan tujuan Jember bisa turun ke Terminal Ajung. Begitu juga untuk jalur sebaliknya sama lewat wilayah itu,” ujarnya.

Di Jember, gerak jalan Tajemtra digelar. Gerak jalan serupa juga akan digelar di Kabupaten Banyuwangi, hari Sabtu ini.

“Sehingga banyak jalur dari Surabaya ke Banyuwangi akan dibuang ke jalur Pantura,” ujarnya.

Lebih lanjut Made berharap kepada masyarakat Jember yang ingin untuk menonton Tajemtra agar memakai kendaraan kecil.

“Gunakan sepeda agar tidak terjadi pemadatan di jalur yang kita jaga,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Penggembira Dilarang Ikut, Peserta Tajem Meningkat

Jember – Karena ada larangan tegas untuk peserta penggembira dilarang turut berjalan di sepanjang jalan rute Tajemtra (Tanggul Jember Tradisional), maka peserta resmi meningkat tajam.

Jika tahun lalu, 2007 jumlah peserta resmi hanya berkisar 12 ribuan, Tajemtra kali ini bakal diramaikan sekitar 17.470 peserta atau ada peningkatan sekitar 4 ribu peserta. Hal ini ditegaskan Ketua KONI Jember, Kamil Gunawan, disela-sela kesibukannya meninjau persiapan Tajemtra, Jumat sore ( 22/8/2008 ).

“Semua masyarakat sudah tahu kalau menjadi [peserta penggembira itu tidak boleh, maka tahun ini peserta resmi meningkat tajam,” ujarnya. Dilarangnya peserta penggembira pada Tajemtra tahun ini merupakan langkah tegas panitia untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Seperti yang terjadi pada tahun lalu, dimana ada pemukulan oleh peserta penggembira kepada salah satu pejabat teras Brigif 9 Jember. Pejabat teras yang berpangkat Letkol tersebut berusaha mendahului barisan peserta penggembira dari salah satu tempat Fitnes di Gebang, Patrang. Naas perwira menengah tersebut justru menerima bogem mentah dari sejumlah peserta penggembira yang berbadan tegap tersebut.

Akibatnya situasi kota Jember pada waktu itu sempat terjadi ketegangan karena keluarnya pasukan Brigif 9 dari markasnya untuk mencari pemukul komandannya. Meski secara tegas Kamil tidak menyatakan larangan kepada peserta penggembira tersebut karena insiden setahun lalu itu.

Namun berdasar informasi dilapangan panitia tidak ingin kejadian serupa terulang hanya karena banyaknya peserta penggembira yang tidak mematuhi aturan. (RI-1)

Selengkapnya...

Panggung Hiburan Juga Dilarang Didirikan

Jember – Selain melarang ikutnya peserta penggembira dalam Tajemtra 2008 kali ini, panitia juga melarang keras warga sepanjang rute Tajemtra mendirikan panggung hiburan.

“Larangan sudah kita sampaikan dan kita sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hokum dari Polres, kalau ada yang mendirikan panggung maka bakal dibongkar,” tegas Ketua KONI Jember, kamil Gunawan.

Menurut Kamil, Kabag Ops Polres Jember sudah menegaskan bakal membongkar semua panggung hiburan yang didirikan warga. “Kecuali yang memiliki ijin dari Kepolisian saja, dan saat ini yang mengajukan ijin hanya 1, didepan kantor Bupati Jember lama, eks BHS, selain itu bakal dibongkar jika nekat mendirikan,” ujarnya menirukan pernyataan KAbag Ops Polres Jember.

Warga yang memiliki rumah di pinggir jalan hanya diperbolehkan membunyikan bunyi-bunyian saja. Itupun harus berupa lagu perjuangan. “Kami sudah bagikan sekitar 50 CD lagu perjuangan kepada masyarakat, jika masih ada yang membutuhkan maka kami siap sediakan,” imbuhnya.

Selain lagu perjuangan seperti lagu dangdut juga dilarang keras oleh panitia, karena dikhawatirkan bias memicu permasalahan. Karena pengalaman tahun-tahun lalu banyak pemuda yang berjoget disekitar panggung-panggung di pinggir jalan sehingga tidak jarang terjadi perkelahian.

Menurut Kamil untuk mengamankan kegiatan yang sudah diselenggarakan sekitar 40 tahun lalu ini, besok hari Sabtu, panitia sudah mmpersiapkan sekitar 2000 petugas. “Dari kepolisian sekitar 900 orang, sat pol PP 500 orang, Dishub 200, dan sisanya dari TNI, semua siap mengamankan kegiatan rutin tahunan ini,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Tuntutan Dana Operasional Camat Kembali Ditunda

Jember – Jaksa Penuntut Umum (JPU) kembali menunda pembcaan tuntutan kepada terdakwa dugaan korupsi operasional Camat, Sahuri. Menurut salah satu JPU, Basyar Rifai via handphone-nya penundaan tersebut dikarenakan belum turunnya berkas tuntutan dari Kejati Jatim.

Karena belum terbacanya tuntutan tersebut maka sidang hari ini kembali ditunda pekan depan untuk mendengarkan tuntutan dari JPU. Sebelumnya pada pekan lalu pembacaan tuntutan juga ditunda karena berkas tuntan masih belum mendapat ijin atau disetujui Kejagung.

Basyar sendiri pada hari ini tidak berada di Jember. Berdasar informasi Basyar berada di Kejati Jatim untuk mengambil berkas tuntutan tersebut. Namun ketika dikonfirmasi Basyar engan menyatakan hal tersebut. Menurutnya dirinya masih ada keperluan di luar kota yang berkaitan dengan tugas dari kantornya.

“Ya nanti kita tunggu sajalah kalau berkas sudah siap, saya masih diluar kota,” jelasnya singkat. Hasil pantauan dikantor PN Jember hari ini, terdakwa Sahuri yang sudah menjalani massa pensiunnya sudah nampak hadir di ruang tunggu sidang.

Namun karena pembcaan tuntutan belum siap dilakukan oelh Jpu maka sidang ditunda dan Sahuri kembali menuju rumahnya. Sahuri sendiri tidak ditahan karean pada penahanan yang pertama, Sahuri dibebaskan sebelum sidang berlanjut.

Majelis hakim pada waktu itu menerima nota eksepsi kuasa hukum dan terdakwa Sahuri, sehingga Sahuri bebas dan keluar dari Lapas Kelas II A Jember. Namun dikemudian hari, kasus tersebut kembali diungkap and disidangkan kembali dengan menambahkan sejumlah barang bukti serta keterangan saksi-saksi.

Dan dari sejumlah saksi yang telah dihadirkan dalam sidang beberapa waktu lalu, mayoritas memojokkan Sahuri dan mengatakan bahwa tiak pernah menerima dana operasional camat secara utuh pada setiap bulannya. Para camat mengaku hanya menerima dana sekitar Rp. 500 sampai 2,5 juta rupiah saja. (RI-1)

Selengkapnya...

2009, PTPN XII Kejar Untung 100 M

Jember – Dengan transformasi bisnis dengan program manajemen sistem yang baru di PTPN XII diharapkan dalam tahun 2009 mendatang, keuntungan dari produksi pokok dan sampingan meningkat mencapai target yang ditetapkan jajaran Direksi sebesar Rp 100 milliar.

Demikian terungkap saat acara family gathering PTPN XII di Kebun Glantangan Tempurejo, Jember yang dibarengi dengan peringatan HUT RI ke 63 yang diisi dengan berbagai lomba dan event kegiatan olah raga kepada warga masyarakat sekitar dan karyawan.

Bukan hal tidak mungkin hal itu akan terealisasi dalam tahun depan. Sebab, tahun ini saja dari produksi tanaman pokok saja sudah mencapai Rp 48 milliar keuntungan. Sehingga tinggal mengejar beberapa produksi kreatif, dan inovatif untuk mencapai target itu. “Sehingga di awal tahun 2009 kita sudah bisa mencapai target itu, Rp 100 milliar,” ujar Direktur Utama PTPN XII Ir Bagas, melalui Ir Sugeng Budi Rahardjo, dirut pemasaran, perencanaan, dan pengembangan.

Hal diakui sebagai sebuah tantangan baru bagi karyawan dan semua komponen di PTPN XII mulai dari direksi hingga karyawan tingkat bawah. Penerapan ini mau tidak mau dilakukan sebagai konsekwensi logis dari penerapan sistem transformasi bisnis.

Artinya, semua sistem dibenahi. Tidak lagi seperti sistem sebelumnya. Dalam sistem itu dikenal ada sistem punishment dan reward yang jelas dan konstruktif. Tidak lagi di PTPN XII melihat ada kebun kecil, dan kebun besar. Semua jajaran wajib mematuhi sistem perusahaan yang baru tersebut.

“Ya tentu saja semua ini demi kesejahteraan karyawan. Sampai pak Direksi bilang kalau memang bisa mencapai target itu, beliau berani mengangkat 300 – 400 karyawan untuk tahun 2009 mendatang,” tukasnya lagi.

Hal itu juga dibenarkan oleh Ir Suwarno, manager wilayah II di Jember. Dalam sistem baru itu tidak hanya terkait produksi dan pemasaran saja. Tapi, terkait semuanya meliputi rekrutmen sumber daya manusia (SDM), positioning SDM berdasar prestasi, administrasi hingga persoalan mutasi dan akuntabilitas keuangan.

“Kita yang ada di level di bawah direksi ini sudah siap, termasuk karyawan. Sebab, tidak mungkin perusahaan yang untung karyawan tidak sejahtera. Sehingga misi trilogi BUMN tetap dijaga konsisten,” ujar Suwarno.

Dari data yang ada, PTPN XII tahun 2008 untuk komoditi Kopi, Kakao (Edel dan Bulk), karet, teh, hingga komoditi sampingan lain dari Januari hingga Juni mencapai Rp 48 milliar. Untuk ke target Rp 100 milliar tinggal memaksimalkan komoditi inovatif lain, semisal kopi luwak, café, gula, tebu, hingga kayu.

Dalam mencapai target itu, PTPN XII dari segi pemasaran sangat mementingkan cara – cara dan strategi bisnis modern. Sehingga semua komoditas produksi PTPN XII bisa menguasai pasar dalam negeri hingga luar negeri. (RI-1)

Selengkapnya...

Wappergat Juga Sesalkan Pembebasan Djoewito

Ket. Foto : Wappergat Membawa Sejumlah Poster dan Spanduk Menuntut Penegak Hukum Tidak Tebang Pilih.

Jember – Massa yang menamakan diri sebagai Warga PDI-P Menggugat (Wappergat) yang berjumlah lebih dari 500 orang Kamis siang (21/8/2008) juga menyesalkan pembebasan Sekda Djoewito dalam persidangan beberapa waktu lalu.

“kami selain menuntut aparat penegak hukum menangkap dan mengadili ketua kami, Kusen Andalas, kami juga menyesalkan kenapa Djoewito dibebaskan, ini khan tontonan lucu yang disuguhkan pengadilan kepada rakyat,” tegas Siswanto korlap aksi.

Dengan begitu tidak ada efek jerakepada tersangka atau pelaku-pelaku tindak pidana korupsi di Jember. Apalagi diduga kuat praktik-praktik maia peradilan di Jember masih kental, sehingga banyak terdakwa atau tersangka korupsi masih bisa melenggan bebas.

“Sebagai contoh di Jember mantan Bupati Jember, Samsul Hadi, kabag keuangan Mulyadi, divonis berat, tetapi Djoewito malah dibebaskan, ini jelas tontonan lucu yang menyakitkan hati rakyat,” imbuhnya dalam orasi di depan pengadilan negeri Jember.

Karena menduga masih adanya praktik mafia peradilan di Jember sehingga massa PDI-P tersebut menyatakan kekhawatirannya akan lepasnya tersangka Kusen dan tersangka Sjahrasad Masdar. “Kalu memang disidang satu ya disidang semua, masak Kusen dan Masdar tidak ditahan sama sekali,” ujar Pandu, korlap aksi lain.

Menanggapi pernyataan tersebut Kajari Jember, elvis Jhoni SH, menegaskan bahwa proses hukum kedua orang yang disebutkan massa PDI-P tersebut sedang dalam proses. “Khusus untuk pak Kusen memang masih di Polda Jatim, kita tunggu saja, tetapi untuk Masdar sudah dilimpahkan ke Kejari Jember, tinggal pelimpahan tahap kedua saja,” ungkapnya.

Sehingga massa PDI-P dan masyarakat Jember bisa bersabar menunggu proses tersebut. Terkait dengan batas waktu proses tersebut Elvis menolak menyebutkan. “Lihat saja nanti, kita tidak mau berandai-andai, tetapi kinerja kami bisa dilihat, selama ini tidak ada kasus yang mandeg, semua jalan, bahkan yang dua tahun mengndapun kami limpahkan,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wabup Jember Kusen Andalas dan Sekda jdoewito serta Bupati terpilih Lumajang, Sjahrasad Masdar, sedang tersandung kasus dugaan korupsi dana operasional DPRD Jember, dana Bankum dan dana Kasda Jember. (RI-1)

Selengkapnya...

Wappergat Tuntut Kusen Ditahan

Ket. Foto : Warga PDI-P Tuntut Ketua DPC PDI-P Ditahan dan Diadili.

Jember – Ratusan massa yang mengaku sebagai kader PDI-P Jember, Kamis (21/8/2008) menggelar aksi protes kepada Kejari Jember dan Pengadilan Negeri (PN) Jember. Ratusan massa yang menggunakan atribut PDI-P tersebut menuntut kepada penegak hukum tidak berlaku tebang pilih dalam melakukan proses hukum.

“Kalau Kusen memang salah, kenapa tidak ditahan, kenapa Cuma Ketua DPRD, Madini Faruq dan Wakil Ketua Mahmud Sardjujono saja, kami warga PDI-P malu punya pemimpin koruptor,” tegas Siswanto, koordinator aksi Wappergat (Warga PDI-P Menggugat) sekaligus Wakil Sekretaris DPC PDI-P Jember.

Pernyataan Siswanto tersebut langsung disambung dengan yel-yel yang menghujat Ketua DPC PDI-P Jember sekaligus Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas. “Tangkap dan jebloskan kusen ke penjara, adili secepatnya, jangan tebang pilih,” teriak sejumlah korlap aksi.

Praktik-praktik penanganan hukum yang masih jauh dari rasa keadilan di masyarakat, menurut massa banteng moncong putih tersebut bisa melahirkan frustasi pada rakyat, yang berakibat dengan timbulnya rasa tidak percaya kepada penegak hukum. Karena sesuai fakta tidak sedikit tersangka atau terdakwa yang bisa bebas, sebagai misal Kusen Andalas.

“Kami warga PDI-P merupakan rakyat yang anti korupsi, jadi kami tidak ingin partai kami dijauhi masyarakat karena terlibat korupsi, padahal kader PDI-P tidak pernah ikut menikmatinya,” tegas kader lain, Pandu S, sambil menujukkan sejumlah poster dan spanduk menghujat Wabup Kusen.

Situasi yang berlangsung agak panas akhirnya bisa diredam dengan ditemuinya sejumlah perwakilan massa oleh Kajari Jember, Elvis Jhoni SH, di ruang kerjanya. Pada pertemuan tersebut Elvis menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan aksi tebang pilih dalam menjalankan proses hukum.

“Kalau memang berkas itu ada pada Kejari Jember maka tidak akan kita tahan-tahan, secepatnya kita sidangkan, tetapi ini permasalahannya berkas masih ada di Polda Jatim, jadi kami tidak bisa berbuat banyak,” jelasnya.

Elvis juga menjelaskan runtutan perjalanan proses hukum tersangka Kusen Andalas kepada perwakilan massa. Yang intinya saat ini masih berada di Polda Jatim dengan dalih bahwa Polda Jatim masih menunggu ijin Presiden.

“Kalau memang masih nunggu ijin presiden maka ijin presiden harus dihapus saja, karena menghambat proses hukum untuk pejabat-pejabat, kita tidak terima ini,” timpal perwkilan massa yang lain. (RI-1)

Selengkapnya...

PJU Beberapa Kecamatan Akhirnya Menyala

Jember – Janji Bupati Jember, MZA Djalal, terkait dengan nyalanya PJU di Jember pada bulan Agustus ini naga-naganya mulai terealisir, meski baru di beberapa ratus titik saja.

“Sudah mulai nyala, bias dilihat di Silo, Mayang, Balung, Rambipuji dan Bangsalsari,” jelas Kepala DKLH Jember, CH. Havid Setyadi.

Menurut Havid pertama kalinya PJU menyala di daerah Silo dan Mayang. Kemudian menyusul di Balung, Rambipuji dan BAngsalsari. Dan sebentar lagi bakal menyusul dinyalakan yakni daerah Tanggul dan Sumberbaru.

“Karena di beberapa daerah tersebut bakal digunakan untuk pemberangkatan dan pelaksanaan Tajemtra pada 23 Agustus 2008,” imbuhnya.

Havid berharap untuk PJU di daerah lain bias ditunggu gilirannya menyala. Karena pihaknya masih terus melakukan koordinasi untuk menyalakan PJU dengan PLN.

Selain itu diharapkan juga pasokan listrik ke Jember stabil, sehingga tidak ada pemadaman listrik mendadak dan berkali-kali. (RI-1)

Selengkapnya...

Jelang Puasa, Pol PP Banyak Terima Aduan Prostitusi

Jember – Menjelang puasa pada bulan September mendatang, Sat Pol PP Pemkab Jember mulai menerima banyak aduan akan adanya praktik prostitusi liar.

Aduan tersebut diterima Kasat Pol PP Suhanan melalui beberapa media. Diantaranya media handphone berupa telepon dan SMS. Surat aduan dan lain sebagaimnya.

Menanggapi hal ini pihaknya mengaku berterimakasih kepada masyarakat yang telah mengadukan praktik prostitusi liar tersebut. “Namun akan lebih tepat jika laporan tersebut lebih detail alamat dan lokasinya, sehingga kami tidak kesulitan menelusurinya,” ujar Suhanan.

Karena, tidak jarang selama mencari lokasi prostitusi tersebut terlalu lama di perjalanan sehingga ketika sampai pada titik yang dimaksud PSK-nya sudah tidak ada ditempat.

Selain itu menurut Suhanan, masyarakat juga harus pro aktif melaporkan ke Camat atau Kasie Trantib di kecamatan masing-masing, supaya cepat mendapatkan tindakan.

“Selain itu masyarakat juga harus melaporkan dengan aktif praktik prostitusi liar yang di hotel, cafĂ© atau tempat hiburan lain yang selama ini hamper tidak tersentuh,” imbuhnya.

Bagaimanapun juga di Jember sudah ada perdanya dan dinyatakan bebas prostitusi. Sehingga kalau masih ada, maka menjadi tugas berat Pol PP menegakkan Perda tersebut, pasca ditutupnya lokalisasi di Puger Kulon. (RI-1)

Selengkapnya...

Kualitas SDN Buruk, KKG Diminta Kreatif

Jember - Pasca jebloknya nilai lulusan SDN (Sekolah Dasar Negeri) se-Kabupaten Jember, Dinas Pendidikan meminta Kelompok Kerja Guru (KKG) lebih kreatif dan inovatif. Hal ini ditegaskan oleh Kabid TK/SD Dinas Pendidikan, Jumari.

Menurut Jumari, sudah seharusnya KKG itu lebih aktif dan kreatif. “KKG itu jangan monoton dalam berkegiatan, lebih baik kreatif dan inovatif, sehingga lulusan SD lebih berkualitas,” tegasnya.

KKG mempunyai tugas berat untuk turut meningkatkan kualitas guru di Jember. Bagaimana seharusnya antar anggota KKg bertukar pendapat dan sharing pengalaman. Jika dipandang perlu mendatangkan konsultan untuk memberikan bimbingan dan pembinaan kepada guru.

“Sehingga guru itu tidak mengjar dengan monoton yang pada ujungnya siswa bosan dan tidak bersedia menjadi murid yang baik karena pelajaran yang disampaikan tidak berkualitas,” imbuhnya.

Dengan kreasi dan inovasi baru, dihatrapkan siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran. “Namun jangan lupa kreatifitas yang baru tersebut lebih berkualitas,” tutur Jumari.

Hal senada juga disampaikan salah satu pengawas pendidikan tingkat dasar di wilayah kecamatan Kaliowates, Darsan. Menurutnya KKG sudah mengadakan pertemuan setiap seminggu sekali. Dan dalam kegiatan mingguan tersebutlah, masing-masing guru saling tukar pengalaman dengan didampingi pengawas di masing-masing keacmatan.

Seperti diberitakan sebelumnya, hasil UASBN Jember ternyata menempati urutan ke 38 dari 38 kabupaten dan kota se-Jawa Timur. (RI-1)

Selengkapnya...

21 Parpol Serahkan Berkas Caleg

Jember – Hingga Selasa (19/8/2008) sore ini, ternyata baru ada 21 parpol yang sudah menyerahkan berkas caleg-nya ke KPU Jember. Menurut anggota KPU Jember, Ketty Tri Setyorini, dari 32 parpol yang ada di Jember ternyata masih ada 11 parpol yang belum mengembalikan berkas caleg.

“Tadi sejak dua jam terakhir tidak ada satupun parpol yang mengembalikan, jadi sampai sore ini baru 21 parpol, biasanya nanti habis sholat Isak, banyak yang datang,” ujarnya. Hal ini disampaikan Ketty karena kejadiannya mirip tahun 2004 lalu, baru setelah malam hari parpol berdatangan ke KPU.

“Rata-rata proses demokrasi di internal parpol belum selesai, sehingga mereka tidak bisa menentukan nomor urut dan daerah pemilihan, sehingga menunggu proses tersebut untuk menyerahkan ke KPU,” imbuhnya.

Padahal menurut Ketty, pihaknya sudah menghimbau kepada Parpol untuk terlebih dahulu menyerahkan identitas caleg saja. Sehingga nomor urut dan daerah pemilihan bisa menyusul. “Formulir BA-nya bisa menyusul yang memuat daftar caleg, yang penting biodatanya saja dulu,” tuturnya lagi.

Meski demikian pihaknya bersama anggota KPU lain dan sekitar 21 staf KPU sudah siap menerima pendaftaran caleg dari Parpol kapan saja sebelum jam 24.00 wib nanti malam. Karena banyak yang berasumsi bahwa batas akhirnya adalah nanti tengah malam. “Kami tidak bisa menolak berkas sebelum pukul 24.00 wib,” katanya.

Sejumlah partai yang sudah mengembalikan berkasnya diantaranya yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Pelopor, Partai Barisan Nasional, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Matahari Bangsa (PMB), Gerindra, PNBK, dan beberapa yang lainnya.(RI-1)

Selengkapnya...

Kubu Ghofur Menyerah, Formulir Caleg ke Jayanegara

Jember – Kubu Ghofur, Sekretaris PAN versi Ketua Umar Fauzi, naga-naganya sudah menyerah. Dan secara tidak langsung mengakui keabsahan kubu carteker, Agus Fathurahman yang beralamat di jalan Jayanegara.

Hal ini dapat dilihat ketika sejumlah caleg yang mengaku sebagai kubu Ghofur dan termasuk Ghofur sendiri (anggota DPRD Jember Aktif) telah mengembalikan formulir ke kubu Agus di jalan Jayanegara.

Menurut sumber RAdar Investigasi dari kubu Agus, hingga Senin (18/8/2008) sore sudah ada puluhan caleg yang semula bakal berangkat dengan rekomendasi Ketua Umar dan Sekretaris Ghofur, mengembalikan berkas-berkas pencalegan ke secretariat Jayanegara.

“Termasuk Ghofur sendiri, gitu di Koran ngomong masih sah dan kubu kami tidak sah, eh mendekati batas waktu penyerahan berkas ternyata ngembalikannya ke kami, itu khan namanya tidak tau malu,” ujarnya.

Sayangnya hingga Senin sore, Agus Fathurachaman, Ketua Carteker, belum berhasil dikonfirmasi. Sementara itu Ghofur, yang dikonfirmasi via telepon mengakui kalau dirinya dan sejumlah orang-orang di kubunya sudah mengembalikan berkas caleg ke secretariat Agus.

“Betul memang kami telah kembalikan berkas caleg ke sana (Jayanegara), tetapi belum tentu sana yang sah,” kilahnya. Karena menurut Ghofur, dirinya bakal mengambil langkah-langkah untuk membuktikan dirinya yang sah.

Pengembalian itu hanya sementara saja, kami punya trik strategi lain nantinya. “Yang penting jalan dululah,” imbuhnya, sambil menutup pembicaraan. (RI-1)

Selengkapnya...

Polres Belum Selesaikan SKCK Caleg

Jember – Meski sudah tinggal satu hari lagi massa pengembalian formulir dan berkas calon legislative (caleg) ke KPU Jember. Ternyata hingga Senin (18/8/2008) sore masih ada puluhan caleg yang belum mendapatkan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) dari Polres Jember.

Proses pembuatan SKCk untuk caleg di Polres Jember berjalan lambat. Sehingga banyak SKCK yang seharusnya sudah jadi pada minggu lalu, hingga Seninini belum juga jadi. Salah satu caleg asal Patriot, H. Didik, menuturkan bahwa dirinya harus menunggu empat hari untuk mendapatkan SKCK dari Polres Jember.

“Waktu itu saya ngurus Sabtu, ternyata sampai dengan hari Rabu baru selesai,” ujarnya. Sementara untuk SKCK yang lain seperti untuk pekerjaan biasa cukup ditunggu tidak lebih dari 3 jam sudah selesai dan bias dibawa pulang.

Namun khusus untuk caleg bias berhari-hari. Hal senada juga disampaikan oleh Imron, caleg dari PKS, dirinya harus menunggu berhari-hari untuk memperoleh secarik kertas keterangan SKCK dari Polres Jmeber.

Sehingga caleg yang baru mengurusi SKCK pada hari Kamis, Jumat atau Sabtu lalu, dapat dipastikan hingga Senin hari ini tidak bias mendapatkan SKCK. Menurut informasi Polres bakal menyelesaikannya pada hari terakhir jadwal pengembalian berkas caleg di KPU, Selasa besok (19/8/2008).

Menanggapi hal ini, KAsat IPP, AKP Suyono, menegaskan bahwa untuk memperoleh SKCK pencalegan itu harus ditandatangani oleh Kapolres Jember. Sehingga jika KApolres sedang tidak berada ditempat maka, caleg diharapkan bersabar untuk menunggu.

“Namun jika Kapolres ada dfitempat saya yakin anggota kami bias langsung menyelesaikannya dan tidak perlu berhari-hari,” bantahnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Protes Pengembang, Puluhan Warga Segel Alat Berat

Jember – Proyek pembangunan perumahan oleh pengembang PT Gunung Batu group yakni PT The Argopuro, yang selama ini adem ayem kali ini terusik. Sebab, puluhan warga petani di Kaliwates Kidul, merasa dirugikan dengan pengalihan, dan penutupan sungai irigasi ke tanah sawah mereka.

Puluhan petani dimotori Lembaga Perwakilan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kaliwates, Edi Black, dan Lutfi Alif, berunjuk rasa ke lokasi pembangunan proyek perumahan elit tersebut. Di sana mereka bersitegang, dan menyegel alat berat yang digunakan untuk meratakan tanah.

Lokasi itu kemarin baru saja digunakan sebagai sirkuit Off Road Nasional. Senin (18/8) warga beramai-ramai mendatangi lokasi dan meminta pengembalian irigasi yang menurut mereka macet itu. Sehingga menurut warga lahan mereka tidak terairi. Terutama di lahan milik petani Kaliwates Kidul, seluas 30 hektar.

Saluran air yang dibuatkan oleh PT The Argopuro tersebut dinilai terlalu kecil. Dari lebar 12 meter diciutkan menjadi 2 meter, dan diberi saluran cempolong. Cempolong itu menurut warga tak berfungsi dan mandeg.

Akibatnya air yang seharusnya mengaliri sawah petani di selatan Kaliwates itu tidak maksimal. Warga menuding penutupan dan penggantian cempolong itu tidak prosedural. Bahkan bendarahan LPM mengaku siap dipotong tangannya jika pengembang menyatakan ada surat ijin dari pengairan.

Hadir di sana anggota Komisi C, H Ubaidillah, dan pengawas pengairan Rambipuji Rusdi, yang ditugaskan mengawasi pengairan di Kaliwates tersebut. Nyaris terjadi aksi bakar alat berat setelah perwakilan pengembang PT The Argopuro, Bambang, yang bertugas membebaskan lahan itu menjelaskan kepada warga pengembang memiliki surat ijin dari Pengairan.

“Kita bisa selesaikan. Sebab, kita sudah memiliki ijin lengkap,” ujarnya.

Pernyataan itu mendapat reaksi keras dari warga dan menyatakan akan menyegel alat berat. Bahkan ancaman warga akan membakar alat berat itu. Hingga akhir usai, emosi warga bisa diredam aparat Polsek Kaliwates setempat bersama tokoh masyarakat setempat.

Hasilnya, dalam waktu 3 hari akan digelar hearing dengan Komisi C terkait masalah aspirasi protes warga itu. H Ubaidillah , berjanji akan memanggil para pihak pengembang, pengairan dan masyarakat untuk membicarakan itu di DPRD Jember. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan