Camat Semboro Tebang Pohon Tanpa Ijin

Jember – Aturan di Perda dan larangan dari Dishutbun tak digubris Camat Semboro, Dwi Setya Nusantara. Terbukti sembilan pohon mahoni berdiameter lebih dari 2 meter yang diperkirakan berumur 100 - 150 tahun di depan PG Semboro dibabat habis oleh Camat Semboro dengan tanpa ijin.

Terkait penebangan liar oleh Camat Semboro, Asisten I Pemkab Jember Drs Hasi Madani, sempat terkejut berusaha mengecek langsung ke lokasi.

"Kami selidiki siapa yang memberi ijin penebangan itu. Itu harus dihentikan,” ujar Hasi.

Dia menyayangkan penebangan tanpa ijin terhadap 9 pohon mahoni yang berumur ratusan tahun di bantaran sungai Semboro itu. Seharusnya kata dia hal itu tak boleh dilakukan.

“Kami tahu ada penebangan pohon setelah ada laporan dari wartawan,” tukasnya.

Di sisi lain Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Jember CH Havid Setiyadi, mengaku dia belum pernah mengeluarkan izin penebangan pohon di pinggir jalan tersebut.

Camat Semboro sendiri tidak pernah melaporkan akan menebang pohon. Havid menerangkan bahwa prosedur pengurusan izin tebang itu harus diurus terlebih dahulu.

Sebelum memotong pohon para pihak harus mengisi blanko permohonan disertai fotocopy KTP, diketahui dan ditandatangani Kades atau Lurah, petugas Dinas Kehutanan dan Perkebunan (sebagai penguji hasil hutan) dan Camat. Setelah kayu ditebang, lalu diukur dan diperiksa penetapan retribusinya.

Siapa saja yang menebang pohon wajib memiliki ijin dari pejabat yang berwenang. Dan siapa saja yang mengangkut, atau menguasai dan memiliki hasil hutan, harus dilengkapi dengan SKSHH (Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan).

"Soal retrebusi ijin penebangan kayu hutan rakyat atau kayu hasil perkebuban yang tumbuh liar di kawasan hutan di kabupaten Jember dan pohon di pinggir jalan sudah diatur dalam Perda. Semuanya sudah diatur secara jelas. Makanya penebangan pohon tidak bisa dilakukan sembarangan," tegasnya.

Setelah di telusuri kayu hasil penebangan liar oleh Camat Semboro dijual ke warga bernama Pak Dim, warga Kecamatan Kencong.

Pak Dim adalah seorang pengerajin kayu dan membuka toko mebel. Menurut informasi kayu tersebut dijual Camat Semboro, per pohon Rp 5 juta.

Sekadar diketahui, harga kayu mahoni di pasaran perkubiknya saat ini mencapai Rp 2 juta, sedang satu pohon mahoni yang ditebang Camat Semboro itu ketinggiannya sekitar 20 meter dan berdiameter 1 - 2 meter diduga akan menghasilkan 4 - 5 meter kubik. (RI-1)

Selengkapnya...

Tahun Baru, Diramaikan Fashion Show diatas Truk

Jember – Menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1430 H dan tahun baru Masehi 1 Januari 2009, siang hari ini, Rabu (31/12) jalan raya protokol Jl Gajah Mada dan Sultan Agung diwarnai dengan sejumlah tontonan menarik. Diantaranya, digelarnya fashion show diatas truk trailer sepanjang 14,7 meter.

Cat walk yang diprediksi terpanjang diatas truk tersebut menjadi tontonan menarik ribuan warga masyarakat sejak pukul 12.00 wib. “Fashion show dengan cat walk truk tersebut merupakan rangkaian acara pembuka barisan, yang selanjutnya diikuti 50 grup drum band dari beberapa lembaga di eks-karesidenan Besuki,” ujar humas Seven Dream, selaku sponsor acara, Faisal Baraja.

Usai menikmati fashion show tersebut, ribuan warga Jember yang terdiri dari mayoritas ibu-ibu dan anak-anak tersebut kemudian dimanjakan dengan penampilan puluhan grup drum band.

Peserta drum band tersebut masing-masing menunjukkan kepiawian sendiri-sendiri. Selain itu juga semakin meriha dengan bermacam-macam busana yang dikenakan. “Ada yang mengenakan baju adapt, ada yang mengenakan busana model terkini dan lainnya, pokoknya meriah dan bermacam-macam penampilan,” tutur salah satu penonton asal KAliwates, Nabila.

Tidak berhenti disitu saja, belum hilang rasa capeknya, nanti malam warga JEmber juga bakal diberi suguhan sejumlah event musik yang diantaranya sebagai rangkaian dari kegiatan siang hari ini.

Dari sisi pengamanan pihak pelaksana kegiatan telah mempersiapkan sekitar 120 personel aparat TNI dan Polri dibantu Satpol PP dan Ormas se Jember. (RI-1)

Selengkapnya...

Satlantas Fokus keTitik Rawan Laka dan MAcet

Jember – Ribuan anggota polisi yang bakal diterjunkan untuk melakukan pengamanan pergantian tahun baru, sebagain besar juga berasal dari Satlantas Polres Jember. Namun untuk jajaran Satlantas Polres Jember, menurut Kasatlantas AKP I Made Agus Prasatya, lebih difokuskan ke titik-titik dimana diprediksi rawan laka (kecelakaan) atau macet.

“Anggota kami akan sibuk dengan daerah-daerah rawan macet serta pengalihan jalur dimana jalur lain kami tutup,” ujarnya.

Seperti misalnya didalam kota di seputaran alun-alun, karena ada penumpukan massa di pusat kota tersebut. Selain melihat panggung hiburan, masyarakat biasanya juga menggelar pesta kembang api.

Sehingga warga yang ingin dating juga harus memperhatikan lokasi parker. Di seputar alun-alun ada di jalan Wijaya Kusuma, siap untuk ditempati parker. Selain pengamanan dititik rawan macet, Satlantas juga membuka pos pengamanan.

“Kami siapkan tujuh titik pos pengamanan, baik di daerah kota maupun pinggiran, diantaranya pos Pondok Dalem, Kecamatan Semboro, Bangsalsari, Rambipuji, Pos Jalan Raya, Arjasa, Pakusari, dan Sempolan,” ungkapnya.

Dan untuk daerah rawan kecelakaan dan longsor, juga disediakan alat berat seperti misalnya di kawasan Garahan dan Gunung Gumitir, Kecamatan Silo. (RI-1)

Selengkapnya...

Tahun Baru, Polisi Tidak Boleh Cuti

Jember – Mulai hari ini, Rabu (31/12) hingga hari minggu mendatang tidak satupun anggota kepolisian diperbolehkan untuk cuti atau tidak masuk kerja tanpa alasan. “Apalagi pada malam pergantian tahun, tepatnya nanti malam, tidak ada yang boleh cuti,” tegas Kapolres Jember, AKBP Ibnu Isticha.

Naga-naganya Polres Jember tak mau kecolongan saat perayaan tahun baru. Tak kurang dari 1.121 personel polisi bakal diterjunkan. “Anggota polisi sebanyak itu berasal dari tingkatan Polsek hingga Polres,” imbuhnya.

Selain mempersiapkan anggotanya untuk pengamanan pergantian tahun, Ibnu juga sudah berkoordinasi dengan KOdim 0824 Jember. Dan untuk pengamanan rencananya bakal di-back up jajaran TNI dan dari berbagai kesatuan lainnya.

“Petugas akan diterjunkan pada titik-titik strategis yang kami nilai rawan terjadi tindak kriminalitas, saat terjun dilapangan, sebagian petugas akan memakai seragam resmi, lainnya berpakaian preman,” jelas Ibnu.

Di sisi lain pihaknya juga menghimbau dan mengingatkan dengan keras kepada seluruh masyarakat, khususnya kaum muda agar tidak menggelar pesta miras atau membawa sajam saat perayaaan tahun baru.

“Kalau ketahuan, akan langsung kami tindak,” tegasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Gatotkaca Lahir 1 Januari 2009

Jember – Hari jadi kota Jember 1 Januari 1929 – 2009 akan diperingati ke 80 nya di Balai Serba Guna (BSG) Jember dengan pertunjukkan wayang kulit bertajuk “gatotkaca lahir 1 Januari 2009”.

Malam budaya di Jember akan memanjakan rakyat Jember, dengan pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Dalang Timbul Lukito.

Agus Slameto, Kepala Infokom Jember berharap dengan pagelaran wayang semalam suntuk ini dapat memberikan hiburan alternatif kepada masyarakat, khususnya dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Jember ke-80 selain untuk uri – uri budaya Jawa.

Dalam ringkasan cerita itu, Ki Dalang Timbul Lukito menceritakan lakon Gatotkaca Lahir ibaratkan sebagai kesatria perkasa berotot kawat bertulang besi anak Bima, ibunya bernama Dewi Arimbi, begitu lahir membuat huru-hara.

Tali pusarnya tidak dapat diputus. Berbagai macam pisau dan senjata tak mampu memotong tali pusar itu.

“Akhirnya keluarga Pandawa sepakat menugasi Arjuna mencari senjata ampuh untuk keperluan itu, sementara itu para dewa pun tahu peristiwa itu,“ ujar Timbul.

Batara Guru mengutus Batara Narada turun ke bumi membawa senjata pemotong tali pusar Gatotkaca. Tapi Batara Narada membuat kekeliruan. Senjata, yang bernama Kunta Wijayandanu itu bukan diserahkan ke Arjuna, tapi diberikan ke Karna karena wajah dan penampilannya mirip Arjuna.

Sehingga Arjuna terpaksa merebutnya dari tangan Karna. Usahanya ini tak berhasil. Arjuna hanya dapat merebut sarung (warangka) senjata sakti itu. Sedang bilah senjata Kunta dilarikan Karna.

Beruntung sarung Kunta masih dapat digunakan memotong tali pusar Gatotkaca. Tapi, begitu tali pusar itu putus, warangka Kunta langsung melesat masuk ke dalam pusar bayi itu.

Setelah tali pusarnya putus, atas izin Bima dan keluarga Pandawa, Gatotkaca dibawa Batara Narada ke Kahyangan untuk menghadapi Kala Sakipu dan Kala Pracona yang mengamuk.

Mula-mula Bima dan Dewi Arimbi tidak merelakan anaknya dibawa Narada. Tapi, setelah dewa itu menjelaskan bahwa menurut ramalan para dewa, Kala Sakipu dan Kala Pracona hanya dikalahkan oleh bayi bernama Tetuka itu, Bima dan Arimbi mengizinkan.

Di kahyangan Bayi Tetuka langsung ditaruh di hadapan kedua raksasa sakti. Kala Sakipu langsung memungut bayi itu dan mengunyahnya, tapi ternyata Tetuka bukan bayi biasa. Tubuhnya tetap utuh walaupun raksasa itu mengunyah kuat-kuat.

Karena kesal, bayi itu dibantingnya sekuat tenaga ke tanah. Tetuka pingsan. Setelah ditinggal pergi kedua raksasa itu Bayi Tetuka diambil Batara Narada dan dimasukkan ke Kawah Candradimuka.

Di situlah Gatotkaca digembleng oleh Empu Batara Anggajali. Setelah penggemblengan selesai, saat muncul dari Kawah Candradimuka, bayi itu sudah berubah wujud menjadi Ksatria muda yang perkasa.

Akhirnya Gatotkaca meraih kemenangan dalam perebutan kepemimpinan. Demi meraih kemenangan ini Gatotkaca menuai berbagai rintangan dan halangan baik dari kalangan saudara dan keluarganya, terlebih di pihak lawan.

“Teror, fitnah, maupun hujatan yang menyudutkan dirinya diterima dengan lapang dada serta senyuman oleh Gatotkaca, “ujar Ki dalang.

Singkat kata, dengan modal keyakinan serta didukung usaha yang benar, Gatotkaca akhirnya meraih kemenangan. Kemenangan ini kemudian disambut suka-cita oleh rakyatnya yang ditandai dengan pesta tujuh hari tujuh malam berturut-turut. (RI-1)

Selengkapnya...

Gelar Parade Drum Band, Jalur Dalam Kota Dialihkan

Jember – Mulai pukul 12.00 wib besok, Rabu (31/12), semua jalur yang menuju ke Jember di dalam kota bakal ditutup dan dialihkan ke beberapa jalur alternatif. Pasalnya, mulai pukul 12.00 tersebut bakal diselenggarakan parade drum band se-kabupaten Jember.

Pelaksanaan parade drum band tersebut sebagai bagian dari kegiatan perayaan tahun baru hijriah 1430 dan tahun baru 2009. Menurut Kepala Kantor Infokom Pemkab Jember, Drs. Agus Slameto, rencananya kegiatan tersebut bakal diikuti sekitar 50 lebih grup drum band.

Dengan start dari GOR PKPSO menuju ke alun-alun Jember. “Jadi jalur-jalur disana nantinya bakal ditutup oleh aparat kepolisian,” ujarnya.

Senada dengan Agus, Kasatlantas Polres Jember, I Made Agus Prasetya, menegaskan bakal menutup sejumlah ruas jalan protokol di Jember pada besok siang hingga sore hari selesainya digelar parade drum band.

Beberapa jalur yang ditutup diantaranya mulai perempatan Mangli menuju ke arah Jember kota, jalan Teratai, Gebang, dan Pasar Gebang (Jl Patimura). Kendaraan akan dialihkan ke jalur pinggiran. Ini diberlakukan juga bagi kendaraan daria arah lain yang menuju dalam kota.

Penutupan jalan juga bakal dilakukan pada malam harinya menjelang tahun baru. Pihaknya sudah memerintahkan anggota Satlantas Jember untuk menutup jalur-jalur tertentu mulai dari pukul 20.00wib.

Ada lima jalur yang ditutup total masing-masing, Jl Sultan Agung, Jl Kenanga, Jl Ciliwung, jalur depan SMPN 2 Jember (JL PB Sudirman), dan Jalan Kartini. Sementara jalur yang lain bakal diberlakuakn sistem buka tutup, melihat situasi yang ada.

“Hal ini dilakukan dengan harapan tidak terjadi penumpukan kendaraan di dalam kota sehingga kemacetan total bakal terjadi seperti setiap malam pergantian tahun, pada tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Diprotes Warga, Proyek Videotron Jalan Terus

Jember – Pembangunan proyek videotron di depan Lapas Jember yang bersebelahan dengan alun-alun Jember, masih terus berjalan hingga hari ini. Padahal sejumlah waarga dan LSM telah memprotesnya.

Warga dan LSM Jember melayangkan protes keras kepada Pemkab karena dianggap proyek tersebut pada saat yang akan dating bakal membawa petaka. Diantaranya akan timbul banyak kecelakaan di jalan sekitar.

“Apalagi itu disudut persimpangan jalan, tidak ada itu saja, banyak yang kecelakaan karena menabrak pembatas jalan, apalagi ada,” ujar Ketua LSM Abdi Masyarakat, Husni Thamrin SH.

Menurutnya masyarakat Jember masih relative banyak yang kurang pengetahuan sehingga disaat mengendarai kendaraan di jalan akan terheran-heran melihat tontonan di video tersebut.

Alhasil diduga kuat akan terjadi banyak kecelakaan karena pengendara lengah tidak konsentrasi mengendarai kendaraannya. “Sebagai contoh yang dari arah Kantor Pos mau ke A. Yani dan yang lai dari alun-alun mau ke PB Sudirman, kalau kedua pengendara tidak saling konsentrasi maka dipersimpangan tersebut timbul kecelakaan,” jelasnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Kantor Infokom Jember, Drs Agus Slameto, menegaskan bahwa Pemkab belum melakukan kajian. Namun dirinya yakin kalau banyak hal yang dikhawatirkan warga dan LSM tersebut tidak terbukti.

“Itu kan terlalu berlebihan, kalau memang terjadi ya kta kaji lagi, tetapi kami yakin tidak terjadi,” ungkapnya.

Sehingga tidak ada jalan lain selain pembangunan jalan terus. Apalagi menurut Pemkab, Pemkab tidak dirugikan karena tidak mengeluarkan dana APBD. “Semua dibiayai sponsor, adlam hal ini pihak Jarum,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Plengsengan Ambrol Warga Tanggul Was-was

Jember – Hujan yang turun beberapa hari ini di seluruh wilayah kabupaten Jember, naga-naganya mengakibatkan sejumlah kerusakan infrastruktur yang ada. Selain jalan dan areal persawahan, di dusun Krajan desa patemon kecamatan Tanggul, sekitar 10 meter plengsengan ambrol tergerus air.

Ambrolnya plengsengan tersebut membuat warga sekitar was-was. Pasalnya, lokasi ambrolnya plengsengan berdekatan dengan perumahan warga dan jembatan yang menghubungkan sejumlah desa seperti Patemon, Kramat Sukoharjo dan pemandian Patemon.

Apalagi menurut salah satu warga setempat, Gatot Hariyanto, jalan tersebut merupkan jalan vital satu-satunya yang ada. “Kami menyesalkan sebelum ini tidak ada perhatian dari Pemkab Jember, adalah sudah ada tanda-tanda akan ambrol,” ujarnya.

Selain itu menurut Gatot, tepat pada titik plengsengan yang ambrol, ada satu tiang PJU yang nyaris ambruk karena pondasinya ikut hilang bersama ambrolnya plengsengan.

“Sampai hari ini, belum ada petugas dari Pemkab yang melihat lokasi, padahal tuang PJU itu bias menimpa puluhan rumah warga disekitar karena sudah tinggal sedikit tanah dibawah pondasinya,” imbuh Gatot.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pengairan, Ir Rasyid Zakaria, menyatakan akan segera melakukan cek ke lokasi ambrolnya plengsengan tersebut. (RI-1)

Selengkapnya...

Disnaker Minta TKI Bekali Diri dengan Informasi

Jember - Bekerja di luar negeri dengan menjadi TKI masih menjadi pilihan hidup sebagian masyarakat kita. Entah itu karena terdesak kebutuhan ekonomi atau memang ingin meraup penghasilan yang lebih besar secara cepat dibanding bekerja di negeri sendiri.

Untuk itu menurut Kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Ka. Disnakertrans) Jember, Drs. Moch. Thamrin, MM, TKI perlu membekali diri dengan segala informasi yang benar akan hal tersebut.

”Dengan bekal informasi yang cukup dari pihak berwenang, maka resiko atau musibah yang menimpa dapat diminimalisir,” ujarnya.

Karena bekerja di luar negeri hakekatnya adalah bekerja pada majikan asing di negara asing, sehingga banyak hal yang harus diketahui dan dikuasai sebelum berangkat. Diantaranya ialah soal bahasa, kebiasaan, adat-istiadat, hukum dan peraturan negara setempat. ”Oleh karena itu, cari dan dapatkan informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan tentang pekerjaan di luar negeri,” sarannya.

Untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai TKI dan pekerjaan diluar negeri ini, lanjut Thamrin, adalah dengan mendatangi kantor desa, kecamatan, Disnakertrans, Perusahaan Pengerah TKI Swasta (PPTKIS/PT) resmi dan telah mengantongi ijin dari Disnakertrans.

”Masyarakat jangan langsung percaya pada selebaran, brosur, poster, spanduk, kartu nama atau nomer HP sebelum anda menanyakan kebenarannya ke Disnakertrans,” katanya mengingatkan.

Selain itu, Thamrin juga mengingatkan, bahwa menjadi TKI itu perlu biaya besar. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak terburu menyerahkan sejumlah uang / biaya kepada siapapun, terlebih lagi kepada orang yang belum jelas identitas serta keberadaannya.

”Sebab, saat ini banyak orang yang mengaku sebagai petugas PT resmi / legal, tapi jangan mudah percaya pada penampilan dan tutur katanya yang meyakinkan,” imbuhnya.

Agar tujuan dapat dicapai, bagi TKI sendiri harus bisa mempersiapkan segala prosedur pemberangkatan. ”Khusus untuk Pembantu Rumah Tangga (PRT), ia berhak menolak jika akan diberangkatkan oleh PJTKI namun dirinya belum lulus uji kompetensi (ketrampilan sebagai PRT),” jelasnya.

Selain hal tersebut Thamrin juga berepsan kepada para calon TKI atau masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, hendaknya tidak menjadi TKI ilegal. TKI ilegal adalah mereka yang tidak memiliki dokumen, orang yang berkunjung tetapi bekerja di luar negeri tanpa visa kerja, TKI yang melarikan diri/pindah dari tempat kerja semula tanpa melalui prosedur yang sah dan TKI yang overstay.

TKI ilegal ini memiliki banyak resiko, misalnya tertangkap aparat di negara tujuan, tidak memperoleh hak-hak yang selayaknya dan tidak mendapat santunan asuransi jika tertimpa musibah, sakit atau meninggal dunia. ”Dengan demikian, menjadi TKI seyogyanya adalah pilihan terakhir bagi mereka yang tidak memperoleh pekerjaan yang layak di dalam negeri,” tandasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Dua Hari, Ribuan Santri Meriahkan Tahun Baru Islam

Jember – Sejak hari Minggu (28/12) hingga hari ini Senin (29/12) di senatero Jember dimeriahkan dengan berbagai acara menyambut tahun baru Islam, 1 Muharra 1430 H. sejumlah acara yang nampak diselenggarakan oleh berbagai elemen dan unit kerja diantaranya kirab obor, parade drum band, senam santri, yang melibatkan puuhan ribu santri se Jember.

Selain di Kabupaten yang diikuti Bupati Jember, MZA Djalal, di kecamatan-kecamatan juga terlihat kegiatan tersebut berlangsung meriah. Nampak terlihat di alun-alun Jember saja, ada sekitar lima ribu santri dari berbagai usia dari sejumlah TPA dan TPQ mengikuti kirab santri dan senam santri.

Belum lagi parade drum band yang juga digelar di kecamatan Ambulu, Kencong dan kecamatan lain.

“Peringatan tahun baru Islam haruslah dijadikan tonggak untuk membangun budaya dan peradaban yang Islami diwilayah ini, jadi kegiatan ini bukan hanya sebagai sarana pesta saja namun menjadi motivasi untuk maju,” pesan Bupati Djalal di sela-sela kegiatan tersebut.

Djalal juga memberikan gambaran bahwa kegiatan ini mengingatkan kita kepada perjalanan Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk menegakkan hukum Allah. “Maka saat sekarang ini di awal tahun baru Islam hendaknya kita menjadikan momentum ini untuk bertekat menegakkan Hukum Islam di atas muka bumi ini,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Seharian, Genangan Air di Jalan-jalan Tak Surut

Jember – Buruknya sistem drainase di wilayah Jember Selatan menambah parah situasi disaat banjir tiba. Meski sudah seharian panas matahri menyinari wilayah selatan ternyata tidak mampu menyurutkan air yang menggenai sawah dan jalan.

Sepanjang jalan di wilayah Jenggawah, Wuluhan, Ambulu dan Kencong nampak masih tergenangi air hingga Senin (29/12) sore. Semua kendaraan roda empat dan dua masing-masing berusaha menepi atau menerjang genangan air setinggi 20-30 cm dengan tekanan gas tinggi karena takut macet.

Tak jarang sejumlah sepeda motor terlihat macet karena nekat melintasi genangan air, meski dengan tekanan gas tinggi. Selain sepeda motor, nampak juga sejumlah mobil sedan yang didorong anak-anak dan warga yang ikut mengawasi jalan yang terganng air.

Pemandangan rutin yang terjadi setiap turun hujan inii ternyata tidak mampu mengubah pola pikir masyarakat wilayah selatan dan pejabat terkait untuk memperbaiki sistem drainase yang ada.

Hal inilah yang disesalkan, Koordinator Satlak Jember, H. Edy Budi Susilo. Menurutnya sudah saatnya masyarakat atau warga sekitar sadar dan tidak merubah saluran yang ada menjadi areal diluar fungsinya. Seperti misalnya dengan mendirikan warung dengan menutup saluran dan menanami saluran dengan tanaman pertanian.

“Meski tidak menimbulkan korban, sebenarnya banjir rutin yang datang disetiap musim hujan tersebut cukup merepotkan warga dan aparat setempat,” ujarnya. Sehingga Edy meminta pada warga dan aparat tingkat desa serta kecamatan untuk mulai bahu- membahu memperbaiki saluran di sisi kanan- kiri jalan.

Karena kalau dibiarkan semakin hari banyak infrastruktur lain yang ikut rusak. “Seperti misalnya jalan aspal, jika terus menerus terkena bajir maka akan cepat rusak,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Ratusan Hektar Sawah di Jember Selatan Kebanjiran

Jember – Sekitar seratus hekatr lebih areal persawahan yang baru saja ditanami bibit padi di wilayah Jember Selatan mulai Senin (29/12) dini hari hingga Senin sore ini masih terendam air. Sejumlah sawah yang sudah tidak terlihat lagi tanaman padinya tersebar di daerah desa Kesilir, Lojejer, Wuluhan kecamatan Wuluhan, sebagian keil kecamatan Ambulu dan Jenggawah, serta Kencong.

Akibat tergenangnya areal persawahan tersebut dengan air luapan sungai Puger, Bedadung dan Tanggul, diprediksi petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. “Bagaimana tidak saya untuk tanam padi 1 hektar saja, sudah keluar uang sekitar Rp. 2,5 juta,” ujar salah satu petani Lojejer, Husni saat ditemui di sawahnya yang terendam air.

Itupun menurut Husni sawah yang ditanaminya tidak sewa tetapi tanah milik sendiri. Biaya Rp. 2,5 juta tersebut merupakan biaya awal saat menanam, mulai dari membajak atau mengolah tanah, kemudian menanam bibit padi serta membersihkan areal dari hama seperti keong mas atau kul.

“Itu baru sampai tahap itu belum pupuk dan yang lainnya, saya sendiri sekarang tanam padi 5 hektar, dan semua amblas kena banjir, seperti sampean lihat nggak ada bibit yang selamat, padahal baru saya tanam 3 hari lalu,” keluhnya dengan terbata-bata.

Pengamatan beritajatim.com, dari sejumlah lokasi terkena banjir tersebut yang paling parah ada di Lojejer Wuluhan, arus air yang menggenangi sawah masih cukup deras, sehingga tingkat kerusakan cukup tinggi.

Lokasi persawahan yang hampir berbatasan dengan pantai Puger tersebut memiliki tinggi sama dengan saluran air menuju pantai, sehingga air tidak bisa dihadang lagi meluap ke semua areal persawahan.

Mananggapi hal ini, Kadisperta Jember, Ir. Harry Widjayadi, menyatakan bahwa lokasi persawahan disejumlah daerah tersebut memang menjadi langganan banjir. Dan dirinya tidak mampu berbuat banyak. Meski begitu, Harry mengaku bakal berkoordinasi dengan Dinas Pengairan untuk melakukan survei ke lokasi. (RI-1)

Selengkapnya...

Kades Kemiri Pecat 12 Perangkat Yang Tak Loyal

Jember – Kades Kemiri kecamatan Panti, Suryono, yang didemo warganya beberapa hari lalu, diduga kuat memang otoriter. Sejumlah mantan perangkat desa mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan.

Mantan Kepala Lingkungan Delima, desa Kemiri, Sairi, menyatakan bahwa siapa saja yang tidak loyal dan diduga tidak mendukung Kades maka dipecat dengan tidak hormat. “Dan samapi saat ini yang dipecat sudah 12 orang, lainnya mengundurkan diri dengan paksaan atau dipecat secara halus,” ungkapnya.

Sairi sendiri ketika menanyakan kesalahan, sehingga membuat dirinya dipecat, justru ditantang carok atau berkelahi oleh KAdes Suryono.

Semenjak Suryono memimpin desa Kemiri, setahun lalu perangkat desa lama hanya tinggal dua orang. Satu orang Sekdes yang sudah berstatus PNS dan satu orang Modin atau Kaur Kesra yang SKnya diangkat oleh Depag JEmber.

Selain dua orang tersebut semua perangkat lama sudah dipecat dan diganti dengan perangkat baru.

Kondisi ini juga dibenarkan oleh Suryono, menurtnya pemecatan dilakukan karena perangkatnya tidak becus bekerja. Bukan karena tidak loyal. “Itu kan hak saya dan atas dasar kinerja yang nggak benar maka saya pecat, kalau tidak terima ya gugat ke PTUN saja,” ketusnya.

Suryoo juga mengakui kalau dirinya menantang berkelahi salah satu mantan perangkat yang dipecatnya, Sairi. Karena menurut Suryono, yang bersangkutan mbalelo dan layak dipecat. (RI-1)

Selengkapnya...

Dishub Gencarkan Sosialisasi Parkir Berlangganan

Jember - Parkir berlangganan yang akan berlaku Januari 2009 mendatang, ternyata masih belum banyak diketahui oleh pemilik kendaraan atau pengguna jalan. Hal inilah yang kemudian membuat Dishub Jember semakin gencar melakukan sosialisasi.

“Karena banyak masyarakat yang belum memahami parkir berlangganan itu, maka kami terus lakukan sosialisasi dengan sejumlah pihak termasuk masyarakat,” ujar Kepala UPT Parkir Dishub Jember, Samsul Hidayat.

Menurut Samsul, beberapa hal yang selalu ditandaskan yakni bahwa parkir berlangganan ini hanya diterapkan di areal parkir badan jalan. Sedang parkir di halaman pertokoan, rumah sakit dan tempat-tempat sejenisnya tidak berlaku berlangganan.

Samsul meminta masyarakat memahami Perda No 12 tahun 2008 tentang Parkir Berlangganan itu. Sebab, secara ekonomi, program ini lebih hemat bagi masyarakat karena setiap tahun kendaraan roda dua dikenakan biaya Rp 20.000 dan Rp 40.000 untuk kendaraan roda empat. Untuk kendaraan roda enam Rp 50.000 dan untuk taxi Rp 25.000.

Di sisi lain, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan, I Putu Budiada mengaku segera menandatangani kerjasama operasional parkir berlangganan dengan Dispenda Propinsi dan Polri.

Kendati bisa menyebutkan sebagai kewajiban, tapi ia menganggap Perda No 12 tahun 2008 bersifat mengikat. Nantinya ada 2 jenis penerapan parkir, yaitu parkir berlangganan dan parkir harian untuk kendaraan luar kota .

UPTD Parkir sendiri bakal menempatkan 2 orang jukir di satu areal parkir yang banyak kendaraannya. “Hal ini untuk memenuhi keinginan para jukir yang minta tenaga tambahan di satu areal parkir yang banyak kendaraannya. Termasuk bertugas menentukan jarak jukir dalam mengawasi kendaraan,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Infokom Terus Lakukan Sosialisasi Wasbang

Jember – Kantor Infokom Pemkab Jember secara terus menerus melakukan penyuluhan wawasan kebangsaan. Menurut Kepala Kantor Infokom Pemkab Jember, Agus Slameto, pihaknya mengharapkan kegiatan itu dapat meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkembangkan kebersamaan.

“Di sisi lain, merupakan kesempatan baik untuk berkoordinasi, bertukar pikiran, dan pengalaman," ujarnya.

Dalam menyikapi perkembangan pembangunan mendatang, Agus mengatakan tantangan dan kendala yang dihadapi cukup berat dan kompleks karena, tidak terlepas dari dinamika masyarakat yang maju dan cerdas. Namun, dalam menyikapi kondisi itu, tidak perlu berlebihan. Hendaknya setiap masyarakat dapat senantiasa menumbuhkembangkan semangat pengabdian yang berorientasi pada cinta Tanah Air, Nusa dan Bangsa serta cinta kepada masyarakat.

Hal senada juga disampaikan Sukardiman, Kepala Seksi Pemberdayaan dan Potensi Infokom yang menjadi narasumber sosialisasi. Dikatakannya bahwa makna wawasan kebangsaan dengan menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.

“Dengan pemahaman wasbang yang baik oleh masyarakat akan dapat mewujudkan wawasan nusantara yang lebih baik, “jelasnya.

Semua itu akan sangat bermanfaat dalam rangka menuju pada pembangunan nasional yang merupakan satu kesatuan wilayah, satu kesatuan bangsa, satu kesatuan cita-cita, satu falsafah Pancasila, satu kesatuan hukum. “Satu perikehidupan bangsa selaras, satu kebudayaan nasional dalam keragaman, “ungkapnya.

Pembicara lainnya, Drs. D. Giat Tarigan Kasi Humas Kantor Infokom Jember, mengatanakan perlunya menciptakan rasa keamanan dan ketertiban di masyarakat itu sendiri, “Karena itu peranserta masyarakat dalam mewujukan kamtibmas tersebut juga sangat dibutuhkan,“ jelasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

PT KAI Daops XI Tambah 14 Gerbong

Jember – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops XI Jember, menambah 14 gerbong tambahan selama perayaan liburan Natal dan Tahun Baru.

Humas Daops IX Jember Haryanto memaparkan 14 gerbong tambahan itu disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.

"Ada kelas eksekutif, bisnis dan ekonomi. Kita prediksikan ada lonjakan penumpang liburan hingga Tahun Baru 2009 ini," tukasnya.

Dari 14 gerbong itu terdiri dari 6 gerbong KA Ekonomi, 6 gerbong KA Bisnis dan 2 gerbong KA Eksekutif.

Terhadap tambahan gerbong ini akan disesuaikan di lapangan. Jika penumpang sedikit maka tidak perlu ada tambahan gerbong. Tapi jika ada peningkatan penumpang, maka gerbong tambahan akan dipasang.

Prediksi lonjakan penumpang Natal dan Tahun Baru 2009 kali ini ditaksir mencapai 4 persen dibanding tahun 2008 lalu.

"Tahun 2008 jumlah penumpang mencapai 80 ribu orang dan tahun 2009 ini akan meingkat 84 ribu orang," bebernya.

PT KAI Operasi IX Jember mencatat, tanggal 25 Desember lalu, jumlah penumpang semua kelas dan semua tujuan stasiun Jember 1.879 orang. Dibanding tahun 2007, tanggal yang sama, kenaikan ada 32,67 persen.

Sedang di tanggal 24 Desember, sehari sebelum Hari Natal, jumlah penumpang di stasiun Jember 2008 ada 1.444 orang. Berarti ada peningkatan 18,97 persen dibanding tahun 2007.

Volume penumpang tertinggi kelas ekonomi tercatat tanggal 25 Desember yakni 966 orang. Volume tertinggi untuk lokal tercatat tanggal 24 Desember yakni 594 orang.

Volume tertinggi kereta bisnis pada 24 Desember yakni 277 orang, dan volume tertinggi untuk eksekutif tanggal 25 Desember dengan 166 orang penumpang.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pihaknya juga telah menyiapkan posko bencana di sepanjang jalur wilayah Daops IX Jember mulai Pasuruan - Banyuwangi. (RI-1)

Selengkapnya...

Dewan Tuding Pemkab Tidak Prihatin

Soal OutBond


Jember – Kegiatan out bond yang diikuti seluruh pejabat eselon I, II dan III di Jember terus menuai kritik. Kali ini kritik pedas muncul dari Ketua Komisi D DPRD Jember, HM Miftahul Ullum. Menurut Ullum, Pejabat Pemkab Jember tidak sensitive melihat situasi rakayt Jember yang sedang banyak tertimpa masalah.

“Bayangkan saja, rakyat lagi susah mencari mitan, susah mencari pupuk, tidak menerima penerangan jalan karena PJU masih mati, dan setumpuk permasalahan lain, ternyata tetap tidak bias membuat pejabat Pemkab prihatin,” ujarnya.

Seharusnya menurut Ullum, Pemkab lebih prihatin dan focus menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Bukannya bersenang-senang di hari kerja.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 500 pejabat mulai dari Bupati hingga Kades/Lurah, semua tumplek blek ke kebun Glantangan untuk melakukan kegiatan out bond.

Ironisnya lagi kegiatan tersebut dilakukan pada hari kerja mulai Selasa lalu (23/12). “Seharusnya kegiatan ini bias dilakukan pada hari libur, seperti pada akhir minggu ini, kan libur panjang, bukan malah pada hari kerja,” imbuh Ketua Komisi C DPRD Jember, Saptono Yusuf.

Pemkab sudah selayaknya mengutamakan pelayanan masyarakat, bukan mengutamakan kegiatan pejabat saja. (RI)

Selengkapnya...

Amankan Natal, Banser Terjunkan 200 Personil

Jember – Bertujuan membantu aparat penegak hokum untuk mengamankan hari raya Natal di Jember, Banser kembali menurunkan pasukannya sebanyak 200 personil. Anggota Banser tersebut disebar di seluruh gereja di 3 kecamatan kota .

Coordinator kegiatan pengamanan dari banser, Lutfi Alis, menegaskan bahwa tindakan anggota tersebut tidak lain hanya bertujuan membantu aparat untuk pengamanan Natal saja.

“Tidak ada tujuan lain, seperti tahun-tahun sebelumnya, kami terjunkan tim pengamanan dari pasukan kami yang sudah terlatih, supaya lebih aman di Jember,” ujarnya.

Anggota BAnser oleh Lutfi diterjunkan sejak hari Rabu (24/12) lalu hingga hari Jumat (26/12) besok.

Menurutnya ini juga membuktikan bahwa di Jember tidak ada permasalahan SARA atau apapun terkait dengan kelompok masyarakat tertentu. Sehingga dirinya menjamin di Jember situasi Natal dan Tahun BAru bakal berlangsungs secara aman dan kondusif. (RI)

Selengkapnya...

Cabup Independen Mulai Muncul

Jember – Meski perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jember masih bakal berlangsung pada tahun 2010 yang akan dating. Ternyata gaungnya sudah mulai terdengar dan menarik untuk diikuti. Selain cabup (calon bupati) dari partai akhir-akhir ini mulai muncul cabup independent.

Salah satu tokoh masyarakat yang sudah memberanikan diri mendeklarasikan diri sebagai cabup independent yakni, Drs H M Fatahillah, SH, MM. sebelumnya sudah ada pernyataan siap maju jadi cabup independent namun belum deklarasi yakni Ir. Sudjatmiko.

Fatahillah yang dikenal sebagai tokoh muda pembaharu yang masih aktif sebagai Kepala Bagian TU di Fakultas MIPA Universitas Negeri Jember ini, naga-naganya serius untuk mencalonkan diri dari cabup non partai.

Keseriusannya ditunjukkan dengan mengundang seluruh pendukung dan jaringannya untuk dipublikasikan. Diantaranya yakni jaringan alumni Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) dan tokoh masyarakat.

Menurut cabup satu ini tidak bakal mebentuk tim sukses, namun lebih cenderung menggunakan jaringan saja. “Maka dari itu, kami tidak membentuk Tim Sukses. Nanti, malah Tim Sukses nya yang sukses. Dan cenderung untuk kepentingan kelompok saja,” ujar Fatahillah.

Dia menilai masyarakat sudah bisa melihat bagaimana contoh di daerah lain semisal, pasangan Ceng Fikri - Dicky Chandra di Kabupaten Garut, 21 Desember 2008 lalu OK Arya Zulkarnain-Gong Martua Siregar di Kabupaten Batubara Sumatera Utama, 10 Oktober 2008.

Lalu pasangan Mahendrawan-Andreas Muhrotien di Pilkada Kubu Raya Kalimantan Barat, 19 Desember 2008. Semuanya dari unsur Independent.

“Tidak ada yang salah namanya usaha. Kali ini saya akan all out,” ujarnya. (RI)

Selengkapnya...

Dibohongi Bupati, Pedagang Kencong Boikot Bayar Pajak

Jember – Desakan pedagang pasar Kencong, yang berjumlah 700 pedagang untuk menempati bekas pasar Kencong yang lama bekas terbakar hingga kini tak jelas. Bahkan, mereka yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APSI) merasa dibohongi Pemkab Jember khususnya Bupati Jember.

Selain kembali menagih janji Bupati Jember MZA Djalal, yang berencana membangun pasar Kencong bekas kebakaran tahun 2005 lalu itu. Pedagang juga mengancam tidak bakal membayar restribusi ke Dispendad Jember, sebelum janji Bupati dipenuhi.

Pasalnya kekecewaan pedagang semakin memuncak ketika rekomendasi dari DPRD Jember yang dibahas melalui Komisi B, lalu diusulkan di Pansus Pasar Kencong, hingga diparipurnakan tersebut bagai macan ompong.

“Kalau boleh saya katakan bagai lebah yang tidak punya sengat. Besar di suaranya saja, tapi tidak bisa menggigit,” ujar Ir Sucipto, anggota Komisi A DPRD Jember.

Hal senada juga disampaikan perwakilan APSI, H Abd Hamid Shiddiq, bahwa warga sudah kali kesekian berunjuk rasa ke DPRD dan Pemkab namun tidak digubris oleh Bupati. Bahkan, saat ditagih janjinya membangun pasar Kencong lama tidak ada realisasi, bahkan diingkari.

Bahkan Bupati menegaskan jawabannya sampai dua kali bahwa dirinya tidak pernah menjanjikan kepada pedagang untuk membangun kembali pasar Kencong yang bekas kebakaran terletak di depan Masjid Al Falah Kencong tersebut.

“Lalu kami ini mau mengadu ke siapa lagi. Lihat sekarang kondisi pedagang sudah sangat kelimpungan. Lokasi lahan sekarang sementara di lahan PG Semboro PTPN XI ini sudah tidak layak,” ujarnya.

Menurutnya, selain kumuh, macet dan kotor sangat melekat kepada pedagang di pasar Kencong yang menempati lahan relokasi sementara di lahan PG Semboro tersebut. Padahal jumlah pedagang kian hari kian bertambah. Belum lagi areal parkir, lahan lesehan warung, hingga ponten umum juga tidak layak lagi. (RI)

Selengkapnya...

Ditinggal Outbond, PElayanan MAsyarakat Macet

Jember – Gara-gara ditinggal outbond oleh seluruh pimpinan wilayah dan SKPD / pimpinan unit kerja, bersama Bupati, Wakil Bupati dan Sekda, diprediksi pelayanan kepada masyarakat di Jember terganggu.

Sekedar diketahui, mulai hari Selasa (23/12) kemarin hingga besok Kamis (25/12) seluruh pimpinan wilayah mulai dari Lurah/Kades, Camat dan pimpinan unit kerja seperti Kepala Bagian, BAdan, Dinas, KAntor, dan Bupati, Wakil Bupati serta Sekda, tidak berada ditempat kerja dan rumahnya.

Pasalnya, sekitar 500 pejabat tersebut bersama-sama melakukan outbond di kebun Glantangan milik PTPN XII Jember. Yang sebelumnya didahului dengan sejumlah acar seremonial di lapangan Secaba, Sukorjo Jember.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Kantor Infokom Jember, Drs. Agus Slameto. “Memang semua kepala unit dan pimpinan wilayah ikut kesana (outbond), tetapi kami jamin pelayanan masyarakat tidak bakal terhenti,” jelasnya.

Sayangnya Agoes enggan menjelaskan apa maksud tujuan dilaksanakannya out bond tersebut. Menurutnya itu merupakan program Pemkab atas persetujuan BUpati, sehingga tidak ada alas an bagi pejabat untuk menolak mengikuti.

Sementara itu sejumlah LSM, menyesalkan diadakannya acara outbond pada jam kerja. Salahsatunya yakni DR Hidayat teguh Wiyono, Koordinator Koalisi LSM Anti Korupsi Jember.

“ Kan bias dilakukan pada hari libur seperti hari jumat dan sabtu besok, kenapa harus mengorbankan hari kerja, ini namanya tidak mengutamakan kpentingan masyarakat,” tegasnya.

Karena dengan digelarnya acara tersebut pejabat tidak terbebani pekerjaannya hamper selama seminggu. “Bagaimana tidak, acara dilaksanakan hari Selasa dan Rabu, Kamis selesai, padahal KAmis sudah libur, JUmat, Sabtu, Minggu dan Senin juga libur, ini bagaimana,” ujarnya.

Sehingga Teguh menduga jika ada warga membutuhkan KTP saja haus menunggu lebih dari seminggu. “Tidak ada kegiatan gitu saja KTP bias seminggu, apalagi ada kegiatan seperti itu dan libur panjang, buat KTP bias 2 minggu,” sesalnya. (RI)

Selengkapnya...

Kades Datang, Warga Tambah Beringas

JEmber – Aksi demonstrasi di desa Kemiri kecamatan Panti yang menuntut Kades setempat Suryono untuk mundur semakin memanas ketika Kades dating dan menemui warga.

Karena merasa kewalahan, aparat kepolisian dan koramil setempat akhirnya mendatangkan Kades Suryono untuk menenangkan warga. Namun ironisnya upaya aparat penegak hokum tersebut justru berbalik.

Warga tidak tambah tenang namun tambah beringas ketika mengetahui Kadesnya berani menemui massa . Kata-kata tidak senonoh terus dilontarkan kepada Kades Suryono yang berusaha menemui warganya.

Ratusan warga tersebut tetap menghendaki Suryono mundur atau diberhentikan oleh warga. Suasana semakin memanas ketika Suryono juga terpancing untuk melawan warga dengan ucapan-ucapannya.

“Kalau memang dikatakan saya tidak harmonis dengan warga, itu warga yang mana, warga saya itu banyak, masak cumin ini yang dating,” tuturnya.

Tidak hanya itu saja, Suryono juga melontarkan kalimat yang membuat warga semakin meradang. “Kalau memang kemarin ijinnya lebih dari 3000, tetapi nyatanya kok cumin segini, silakan kalau memang mau menuntut saya mundur, tetapi ini kan sedikit, masih banyak warga yang menghendaki saya jadi Kades,” imbuhnya.

Hal inilah yang kemudian memicu sejumlah tokoh setempat untuk kembali mendatangkan massa lebih banyak lagi. “Tunggu kami dating lagi, pasti lebih banyak lagi, pokoknya Suryono harus mundur,” teriak sejumlah tokoh didepan Kades dan jajaran Muspika.

Untungnya Kapolsek dan Danramil setempat mampu menenangkan massa . Dan warga akhirnya bersedia untuk mendengarkan penjelasan Muspika. “Kalau memang ada penyimpangan hokum, maka kami sarankan warga untuk meng7umpulkan bukti dan melaporkannya,” ujar Kapolsek, AKP Udik.

Dan kalau memang belum puas maka Kapolsek mempersilahkan warga untuk kembali lagi meski dengan jumlah yang banyak. “Silahakan saja kalau mau dating lagi dengan jumlah banyak, asalkan ijin kami siap menerima anda semua,” imbuhnya. (RI)

Selengkapnya...

Sewenang-wenang Kades Kemiri Didemo Warga

Jember – Sekitar 500 warga desa Kemiri kecamatan Panti, Rabu siang (24/12) mendesak Kepala Desa setempat untuk mundur dari jabatannya. Pasalnya, Kades Kemiri, Suryono dianggap angkuh dan sewenang-wenang.

Demo yang berlangsung di depan balai desa setempat berlangsung panas. Ratusan warga yang sudah kesal dengan tingkah polah Kades, mengaku tidak sabar lagi dipimpin oleh Kades yang otoriter.

Korlap aksi, Eko, menegaskan bahwa korban dari kediktatoran Kades Suryono sudah banyak. “Sebagai missal sejak dia dilantik setahun lalu sudah puluhan perangkat diberhentikannya,” ujarnya disertai teriakan ratusan warga lain.

Selain itu Suryono juga diduga telah mengalihkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) 287 orang warga. Sehingga warga tidak mendapatkan jatah BLT-nya. Sementara pengalihan tidak jelas kepada siapa.

“Sehingga warha menduga dimakan sama Kades, kalau tidak kemana uangnya,” imbuhnya.

Ratusan warga yang dating dari sejumlah dusun di Kemiri, mulai pagi hari sudah berkumpul di sekitar balai desa, sambil membentangkan berbagai poster yang berisi hujatan kepada Suryono.

Sejumlah poster tersebut bertuliskan, “Kades Nggak Tahu Sopan Santun”, “Turunkan Rezim Suryono”. Dan puluhan poster lain juga bertuliskan senada, seperti “Kades Suryono Tidak Pantas Jadi Pemimpin”.

Selain menghujat melalui tulisan di poster, warga juga melontarkan kata-kata tidak senonoh yang intinya minta Kades mundur dan menyatakan Kades tidak bias berbuat adil dan mensejahterakan rakyat. (RI-1)

Selengkapnya...

Bayar Rekening Listrik Bisa Dimana Saja

Jember – Ke depan bayar tagihan rekening listrik tidak akan lagi harus capek – capek ke kantor PLN di Jl Gajah Mada Jember, atau di kantor perwakilan PLN lain. Tapi, cukup menghubungi tetangga yang sudah ditunjuk sebagai tempat Payment Point Online Bank (PPOB) di dekat perkampungan.

Selain menghemat waktu, juga bisa menghemat biaya transportasi. Ditambah lagi, untuk membayar rekening listrik selama ini diperlukan antrian yang cukup panjang. Kadangkala masyarakat masih harus menunda pembayaran hingga terkena denda karena terlambat.

“Kadang warga masyarakat ini malas membayar karena antri panjang. Sehingga ditunda. Lama – kelamaan lupa, dan sampai terkena denda. Nah ke depan dengan PPOB ini tidak ada lagi,” ujar Direktur Pengawas Kebijakan Pemerintah Yayasan Picket Nol, Sullam Ridwan, usai menggelar sosialisasi PPOB di sejumlah tempat.

Berbagai pertanyaan terkait pendirian PPOB dan mekanismenya, muncul. Termasuk bagaimana muncul tambahan biaya yang besarnya Rp 1.600 itu. Menurut Sullam, bahwa PT PLN (Persero) sebagai BUMN ini ke depan tidak akan melayani penerimaan pembayaran rekening listrik.

Pembayaran rekening listrik ini nantinya tidak langsung ditangani PT PLN (Persero) seperti sekarang ini. Pengelolaannya itu telah diserahkan kepada pihak ketiga yakni swasta. Dalam kaitan ini, PLN bekerja sama dengan tiga Bank yakni Bank Bukopin, Bank BNI 46, dan PT Pos Indonesia.

Pada prinsipnya pembayaran rekening listrik akan lebih mudah. Sehingga masyarakat pelanggan PLN tidak lagi repot mendatangi kantor PLN. Dengan system PPOB itu pembayaran rekening bisa dilakukan di mana saja seperti konter pulsa HP.

“Di mana ada konter PPOB maka semua masyarakat bisa membayar lewat situ,” ujar Sullam Ridwan.

Ditegaskan bahwa ada biaya yang muncul dari system PPOB sebagai langkah maju untuk pelayanan PT PLN (persero) kepada pelanggannya ini. Yakni ada biaya Rp 1.600. Tapi, uang itu tidak bisa dikategorikan sebagai pungutan liar (pungli). Tapi, biaya ini adalah merupakan kompensasi jasa pelayanan yang dilakukan tiga bank tersebut.

Uang tersebut akan dikelola oleh tiga bank tersebut. “Itu bukan pungli loh Pak. Tapi, dana itu adalah akibat pelayanan system teknologi canggih. Maka timbul biaya jasa pelayanan. Dan dana itu, tidak diberikan ke PLN tapi dikelola tiga bank ini,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

4 Lokal Kelas SDN Jatimulyo Juga Tidak Beratap

Jember – Catatan akan sejumlah gedung sekolah dasar (SD) yang rusak berat semakin panjang saja. Setelah potret bangunan kelas SDN Kertonegoro 3 ambruk di salah satu ruang kelasnya hingga mengakibatkan murid – murid belajar di mushollah, dan balai desa. Ternyata ada yang lebih parah lagi, dan kejadiannya sudah sekitar bulan Oktober lalu, meski tidak terekspose.

Sekolah yang bernasib malang tersebut yakni SDN Jatimulyo 2, yang terletak di Kecamatan Jenggawah. 4 lokal kelasnya rusak berat dan tidak beratap.

Ironisnya hingga kini Dinas Pendidikan Pemkab Jember melalui UPTD setempat belum melakukan apapun. Pantauan di lokasi, bangunan SDN ini sangat parah. Atap jebol, tembok nyaris hancur. Jika dilakukan rehab, maka rehab masuk kategori rehab berat. Bahkan anggaran yang muncul diprediksi mencapai ratusan juta.

Penjaga SDN setempat Suwarno, mengaku bahwa bangunan ini menurut informasi adalah bangunan Inpres sejak tahun 1984. Tapi, kondisinya tidak pernah ada perawatan dan rehab. Dia tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi.

Tapi, sekitar hari Kamis tanggal 23 Oktober 2008 lalu, keresahan penjaga sekolah ini terjawab. Bangunan 4 lokal SDN Jatimulyo ini ambruk. Kondisinya bahkan nyaris menimpa bangunan yang tersisa. Hanya bangunan kantor Perpustakaan yang masih utuh. Letaknya berjarak sekitar 10 meter.

“Kalau belajarnya anak – anak itu ngampung di rumah orang Pak,” ujarnya.

Di lain pihak Kepala Sekolah (Kasek) SDN setempat P Robani, membenarkan kondisi sekolahan yang dia pimpin tersebut. Jumlah murid sekitar 212 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 ini terpaksa belajar di rumah Pak Maslan, dan kantor Perpustakaan.

Sistem belajarnya dilakukan pagi hari dan siang hari. Kelas 1 dan 2 belajar pagi. Sedang kelas 3 hingga kelas 6 belajar siang hari. Menurutnya, tahun 2006 hingga 2008 telah melaporkan kondisi sekolahan yang nyaris rusak itu. Bahkan sudah terhitung dua kali melaporkan secara tertulis dan pengajuan rehab ke UPTD setempat sebanyak 2 kali ditujukan langsung kepada Kepala UPTD.

“Tapi, tidak tahu. Realisasinya kok sulit. Belum ada kelanjutannya, sampai ditunggu sekian lama,” ujar Kasek Robani.

Sebelumnya, dia juga sudah mengadu ke Kabid TK SD di Dinas Pendidikan Pemkab Jember Drs Jumari. Tim Kabupaten sempat turun ke lokasi. Tapi kelanjutannya juga tidak ada lagi. “Sampai sekarang tidak ada kabarnya,” ujarnya.

Dia berharap Dinas Pendidikan segera merespon masalah ini. Sebab dia menyadari bahwa tanggungjawab pendidikan kepada masyarakat sangat besar. Sehingga dia tetap akan berusaha meminta kepada Pemerintah untuk memperhatikan hal ini. (RI-1)

Selengkapnya...

Persediaan Daging Hingga Tahun Baru Aman


Jember - Memasuki akhir tahun 2008 dan Tahun Baru 2009, diperkirakan ketersediaan daging tidak akan menghadapi masalah. Dari pantauan di beberapa pusat perbelanjaan di Kabupaten Jember, untuk persediaan daging diprediksi tidak akan terjadi kekurangan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tidak terganggunya stok daging saat menjelang Tahun Baru ini, menurut, Ir Dalhar, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan), Kabupaten Jember, karena pihaknya sudah melakukan antisipasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Sebagai penghasil ternak sapi, masyarakat Jember tidak usah khawatir akan kekurangan daging ternak, untuk kebutuhan konsumsi masyarakat kita sediakan dan siap untuk dikonsumsi masyarakat Jember sebanyak 210.000 ekor sapi,” katanya.

Ketersediaan ternak di Jember sendiri karena disebabkan sejumlah faktor yang diantaranya kondisi alam yang terdiri dari kawasan pertanian, perkebunan bahkan hutan, sehingga berpotensi untuk pengembangan peternakan dan sekaligus bisa menjadi sentra ternak sapi di Jawa Timur.

Di Jember-pun menurut Dalhar, tidak hanya sekedar menjadi sentra ternak saja. Namun dirinya menjamin bahwa ternak yang disediakan untuk kebutuhan masyarakat dalam merayakan Natal dan Tahun Baru itu, sudah dinyatakan bebas dari penyakit.

“Walaupun begitu, kami minta kepada masyarakat apabila ditemukan ada tanda-tanda ternak sakit dan membahayakan untuk dikonsumsi, segeralah masyarakat melaporkan kepada Dinas Peternakan dan Perikanan atau petugas yang ada di kecamatan, karena takut ada daging ternak dari luar kota Jember,” imbaunya. (RI-1)

Selengkapnya...

Amankan Natal dan Tahun Baru, 1000 Personil Diterjunkan




Jember - Keamanan merupakan tanggung jawab bersama antara aparat dan masyarakat, untuk itu agar Jember tetap kondusif, utamanya menjelang Perayaan Natal Tahun 2008 dan Tahun Baru 2009. terkait dengan hal tersebut Polres Jember bakal menurunkan 2/3 kekuatan di jajaran Polres Jember atau 1000 anggota.

Bahkan untuk menjamin keamanan tersebut Dandim 0824 Jember, Letkol Inf. Dedy Agus Purwanto, berjanji bakal membackup pasukan dari Polres dengan pasukan dibawah komandonya.

“Kita jangan melihat ini natal dan tahun baru, tetapi bagaimana menjaga Jember ini tetap kondusif,” ujar Dandim usai gelar pasukan operasi lilin 2008 dan tahun baru 2009, Selasa (23/12).

Hal senada juga disampaikan Kabag. Ops Polres Jember, AKP Wied Hartono bahwa jajarannya akan menempatkan 4 pos induk dan 7 pos PAM yang tersebar didalam beberapa sub pos di seluruh Kabupaten Jember dengan kekuatan 2/3 anggota Polres Jember atau sekitar 1000 personil yang akan dibantu oleh TNI dan potensi masyarakat yang lainnya.

“Untuk penempatan personil yang akan mengamankan umat nasrani merayakan natal disesuaikan dengan kebutuhan, masing-masing gereja akan ditempatkan paling sedikit 5 s/d 15 personil terdiri dari semua fungsi,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Bakesbang dan Linmas Jember, Drs Sudjak Hidayat berharap kepada masyarakat untuk turut menciptakan situasi aman dan kondusif di lingkuingan masing-masing.

Pihaknya bersama jajarannya di Kominda Jember mengadakan beberapa kegiatan diantaranya pemantauan dilapangan dalam mendeteksi dan mencegah dini agar setiap permasalahan bisa dieliminir sekecil mungkin. “Kegiatan Kominda merupakan antisipasi saja yang memang diperlukan, karena setiap permasalahan harus terdeksi sedini mungkin, “katanya. (Ri-1)

Selengkapnya...

Banyak Yang Ambruk, Dispendik Anggarkan 45 Miliar

Jember – Diduga karena banyak gedung sekolah tingkat dasar pada tahun 2008 ini ambruk, Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemkab Jember menganggarkan anggaran sebanyak Rp. 45 miliar.

Rencananya anggaran tersebut diperuntukkan 136 sekolah. “Anggaran yang disediakan berasal dari beberapa sumber, diantaranya dari APBD II, APBD I dan APBN,” ujar Kepala Dispendik, H Achmad Sudiono.

Pihaknya juga sudah melakukan pendataan, dan sesuai dengan data yang masuk ke Dispendik, jumlah sekolah yang rusak mencapai 136 bangunan sekolah. Baik itu rusak berat, sedang, maupun ringan.

"Setelah kita mendapat laporan, kita check kebenarannya. Bila kondisinya parah diupayakan secepatnya diperbaiki,” tegasnya. Achmad menambahkan, beberapa sekolah yang rusak berat dan ambruk, secepatnya akan diperbaiki demi kelancaran proses belajar mengajar.

"Jangan sampai belajar siswa terganggu gar-aghara tidak punya gedung sekolah," paparnya.

Achmad juga menyangkal bahwa pihaknya kurang memeprhatikan masukan atau laporan kepala sekolah dan wali murid tentang kondisi sekolah masing-masing. Karena realisasi pemberian bantuan menurut Achmad sesuai dengan kondisi.

Sehingga kalau belum dibantu kemudian ambruk duluan berarti bukan kesalahan Dispendik, namun karena faktor usia bangunan yang sudah tua. Seperti misalnya sekolah yang baru saja ambruk di SDN Kertonegoro 3, Kecamatan Jenggawah menurut informasi bangunan tersebut didirikan sejak 1978. (RI-1)

Selengkapnya...

3000 Posyandu Dibantu TV dan VCD Player


Jember – Memahami arti pentingnya peran posyandu, Pemkab Jember membantu masing-masing pos pelayanan terpadu tersebut dengan TV dan VCD palyer. Menurut Bupati Jember, MZA Djalal, di ember saat ini terdapat 3000 posyandu.

Yang mana semua kader posyandu tersebut siap memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya kepada masyarakat. “Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember memberikan sarana berupa TV dan VCD Player untuk masing-masing Posyandu agar digunakan memberikan informasi kepada masyarakat, karena dengan sarana tersebut sangat memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat,” jelas Djalal.

Tidak hanya itu saja, menurut Djalal, pemerintah juga memberikan insentif serta memberikan penghargaan atau reward kepada anak kader posyandu untuk dibebaskan biaya sekolah mulai SD s/d SMA di Kabupaten Jember.

“Jangan dilihat besar kecilnya, tetapi ini merupakan perhatian pemerintah kepada masyarakat (kader posyandu.red) dalam membantu menciptakan masyarakat untuk berpola hidup sehat menuju generasi bangsa yang lebih baik dan cerdas,” tegasnya.

Kepada para kader posyandu yang ada diwilayah kecamatan dan desa, Djalal meminta untuk melakukan kerjasama yang sinergis setiap program kegiatan dengan dinas lintas sektoral, PKK baik desa maupun kelurahan, agar masyarakat benar-benar dapat dilayani dengan baik.

Pada kesempatan yang sama, Djalal juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada kader posyandu dari Kecamatan Patrang yang keluar sebagai juara pertama dengan perolehan nilai skor sebanyak 695 pada acara posyandu show beberapa hari lalu. (RI-1)

Selengkapnya...

Berkat PKH, Warga Miskin Jadi Mandiri


Jember - Pemberdayaan masyarakat sangat miskin melalui Program Keluarga Harapan (PKH) menunjukkan hasil nyata.

Dengan dana PKH yang dikucurkan membuat Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Desa Balung Kulon telah berdaya.

Bantuan Departemen Sosial sejak 2007 ini membuat warga RTSM setempat jadi mandiri dengan aneka usaha baru didirikan untuk menunjang ekonomi keluarga.

Koordinator Pendamping PKH Balung, Rokhmat Saefudin (34), mengatakan sebelum ada PKH, RTSM di Desa Balung Kulon banyak bekerja sebagai buruh tani dan buruh serabutan.

Tapi setelah Depsos menggulirkan dana PKH, RTSM di sana kini hidup mandiri. Para ibu RTSM membuka usaha baru dengan menciptakan usaha sendiri diantaranya usaha warung bakso, warung kopi, pengrajin tusuk sate, penjual ampelas, pengrajin tasbih, pengrajin tikar dan sebagainya.

Rokhmat, asal Surabaya ini mengatakan setiap bulan dia selalu mengadakan pertemuan rutin untuk mendengarkan kisah pengalaman RTSM dalam mengelola usaha baru mereka.

“Itu akan jadi motivasi tersendiri bagi anggota lain agar terpacu meniru dan berkarya,” ujarnya.

Selain bidang pemberdayaan ekonomi, anggotanya juga dimnta meningkatkan taraf kesehatan. Caranya dengan mengaktifkan posyandu di daerah masing – masing. Untuk bidang pendidikan, pihaknya secara rutin 2 kali seminggu mengadakan pelatihan baca tulis.

Bertempat rumah warga setempat dibentuk dua kelompok beranggotakan masing – masing 25 orang untuk latihan baca tulis. Pesertanya mayoritas berusia 45 tahun ke atas.

Salah seorang PKH Desa Balung Kulon, Sumiati (38), mengaku ekonominya sejak ada PKH menjadi terbantu.

Sebagai buruh kerja di pengrajin tikar dia kini bisa membeli alat penganyam tikar sendiri. “Alhamdulillah, sekarang saya bisa membuat tikar sendiri dijual ke pasar,” ujarnya.

Warga lain, Siti Romlah (35), kini telah punya warung bakso berkat PKH. Laba bersihnya kini sudah dapat Rp 50 ribu per hari.

“Kalau ada bantuan lagi, saya ingin kembangkan lagi,” ujarnya.

Sejak Juli 2007, Departemen Sosial meluncurkan Program Keluarga Harapan dengan memberikan uang tunai kepada RTSM yang sedang hamil, memiliki balita atau anak usia sekolah sesuai data BPS selama 6 tahun diberi anggaran APBN yang dikirim via PT Pos sebesar Rp 300 ribu tiap bulan. (RI-1)

Selengkapnya...

Warga Jember Lor Tetap Minta RSP Dipindah

Jember – Pasca unjukrasa warga sekitar Rumah Sakit Paru (RSP) beberapa hari lalu, akhirnya warga dengan pihak rumah sakit mengadakan pertemuan. Sayangnya, pertemuan antara warga di sekitar RS Paru Jember, di kawasan Lingkungan Jemberlor Kecamatan Patrang, dengan pihak RS Paru Jember, berlangsung a lot dan menemui jalan buntu.

Warga tetap menolak keberadaan RS Paru di lingkungannya, dan minta relokasi RS Paru tersebut. Tapi, pihak direktur RS Paru dan pengelola mengaku tidak berhak memberi keputusan.

Pertemuan yang buntu dan tidak menghasilkan kesepakatan ini, dinilai cukup mendapat kemajuan. Sebab, pihak RS Paru melunak dengan menyerap semua aspirasi dan protes warga itu untuk disampaikan kepada yang lebih berhak yakni di Propinsi Jawa Timur.

Direktur RS Paru Jember, Dr Arya Sidemen, di pertemuan yang dihadiri Kapolsek Patrang AKP Mustamu, Danramil Kapten Wahyudi, Lurah Anang Suprianto, ini menjelaskan kepada warga bahwa RS Paru secara administrative telah memenuhi Amdal dan standart lokasi RS. RS Paru juga telah melakukan standarisasi pengelolaan limah RS berdasar aturan yang berlaku.

Terkait janji perawatan bagi masyarakat lingkungan setempat yang berobat ke RS Paru, Direktur berjanji lagi untuk merealisasikannya dengan memberi kartu pra bayar atau system kartu khusus untuk berobat gratis.

“Yang persoalannya memang masyarakat tidak pernah tahu selama ini,” ujar Dr Arya.

Terkait jalan tembus samping belakang RS Paru yang baru diperbaiki menurutnya akan diserahkan kembali ke warga. Terkait protes agar tembok ditutup lebih tertutup maka pihak RS berjanji akan menutup dengan model tembok yang lebih tertutup.

“Sebenarnya model tembok dengan agak terbuka itu kita merasa lebih dekat dengan warga dan saling tegur sapa. Tapi kalau dibilang dapat menyebarkan virus ke pemukiman kita serahkan kembali ke warga,” ujarnya lagi.

Sejumlah tokoh yang hadir dalam pertemuan itu, Slamet, Sudarsono, Edy S, merasa tetap pada pendirian warga. Mereka tetap menolak keberadaan RS Paru dengan alasan lokasinya dekat dengan 2 sekolahan di kiri dan di blok depan dekat dengan perumahan penduduk.

Warga tetap bersikukuh bahwa demi anak cucu mereka tidak rela anaknya terkena TBC atau penyakit dalam lainnya akibat keberadaan RS Paru tersebut. “Menurut kita RS Paru ini tidak ada keuntungannya sama sekali,” ujarnya.

Warga tetap satu kata untuk merelokasi RS Paru tersebut. Soal teknis pemindahan diserahkan kepada pemerintah. “Kita tetap minta RS Paru dipindah. Masih banyak tanah pemerintah yang bisa dimanfaatkan yang jauh dari lokasi perumahan penduduk,” ujar Sudarsono. (RI-1)

Selengkapnya...

Sengketa Sabar dengan PDP Terus BErlanjut

Jember – Sengketa perburuhan antara PDP dengan karyawannya , P Sabar Cs (5 orang) masih terus berlanjut. Bahkan, tuntutan agar PHK secara lisan dari Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Pemkab Jember itu secara tertulis malah dijawab dengan PHK terstruktur dengan cara membuat buruh tak enak kerja.

Selama ini, hubungan kerja industrial telah terjadi. Bahkan, di pihak buruh dilemahkan oleh syarat – syarat administrasi yang dibuat sebagai birokrasi di PDP Pemkab Jember pimpinan Ir Syafril Jaya tersebut. Terakhir, pihak buruh merasa terbebani karena anjuran dan teguran mediasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pemkab Jember ke PDP itu tak digubris.

Anjuran MHI itu mensyaratkan pembayaran tunjangan kepada Sabar Cs, sejumlah belasan juta tiap orang sebanyak 5 orang ini tak dihiraukan PDP. Bahkan anjuran itu dianggap PDP tidak memiliki kekuatan hukum pressing atau kewajiban dilaksanakan.

Terakhir Sabar, Cs, memprotes Dinas Tenaga Kerja karena telah menyimpang dari tema dan ingin mengalihkan perhatian. Bahkan terkesan mau cuci tangan. Terutama sekali malah buruh disarankan mengajukan gugatan judicial review jika tetap ingin Disnaker menekan PDP.

Disnaker malah meminta Sabar, Cs, mengamandemen pasal 169 UU No 13 tahun 2003 karena memang bukan wewenang Disnaker mengamandemen UU tapi melainkan kewenangan DPR sebagai badan legislatif.

Dalam anjuran mediator merujuk pasal 169 UU No 13 tahun 2003 berarti Sabar minta PHK atas dirinya. Padahal, dalam proses sejak awal Sabar, mengaku minta diangkat sebagai buruh tetap. Sesuai pasal 60 UU no 13 tahun 2003, dengan pertimbangan bahwa dirinya telah mengabdi selama 22 tahun sebagai buruh sadapan dan keamanan secara terus menerus dengan upah di bawah UMK. Bahkan bekerjanya melampaui jam kerja.

Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa koordinator keamanan PDP Sumberwadung telah memPHK dirinya secara lisan. Sejak 1 Mei 2008 kemarin. Setelah itu rumah kongsi yang ditempatinya dibongkar paksa agar cepat meninggalkan rumah. Setelah itu ada opini di media terkait PHK tersebut. Administratur belakangan malah meralat bahwa Sabar tidak diberhentikan atau di PHK tapi dipindahtugaskan di bedengan musiman.

“Ini mengalihkan persoalahn. PHK secara pelan – pelan terhadap diri saya ini jika dipindah ke musiman. Diakui mutasi adalah hak perusahaan tapi, apakah mutasi itu sebagai pembalasan atau hukuman dalam ketenagakerjaan,” teriak Sabar.

Sabar berusaha menempuh jalur mediasi, sebagai wujud iktikad baik. Dan mediasi dinilai gagal. Maka proses selanjutnya adalah melanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) sebagai disarankan Disnaker. Tapi, bagaimana seorang buruh yang bekerja selama 22 tahun belum dapat rumah itu malah disuruh bolak balik Surabaya – Jember untuk mengajukan ke PHI.

“Jelas, kita tidak mampu. Baik biaya, dan cost yang ditimbulkan dari PHI itu. Saya kira Disnaker tahu dan harus meralat anjuran mediasi yang merujuk pasal 169 UU no 13 tahun 2003 tersebut karena tidak berdasar kenyataan,” ujar Sabar. (RI-1)

Selengkapnya...

Tak Ada Mitan, Tungku-pun JAdi

Jember - Minimnya pasokan minyak tanah (mitan) ke 3 kecamatan kota di Jember, naga-naganya berimbas ke hampir seluruh kecamatan di Jember. Seperti misalnya kecamatan Jelbuk, kecamtan yang jauh dari kota Jember tersebut ternyata juga mengalami nasib serupa.

Hamper setiap hari sulit mendapatkan mitan. Jikalaupun ada, harganya selangit bahkan tembus ke angka Rp. 5.500,-. Hal inilah yang membuat Camat Jelbuk putar otak memikirkan warganya.

Akhirnya kecamatan Jelbuk membuat tungku alternatif yang dirancang khusus, sehingga irit bahan bakar. Tungku alternatif tersebut menggunakan kayu bakar. Namun bukan sembarang tungku, karena bara dalam tungku cukup bagus. “Karena dinding-dindingnya dirancang khusus dan dilapisi mangaan (timah hitam penyimpan panas, Red). Meski hanya dipenuhi dua kayu bakar, nyala tungku tersebut luar biasa panas,” ujar Camat Jelbuk, Ir Eko Heru Sunarso.

Heru mengaku tidak mengalami kesulitan atau kendala ketika memproduksi tungku tersebut. Karena Heru memanfaatkan kaleng cat bekas dan "dipermak" dengan semen, sudah bisa dibuat tungku dengan desain yang antik. "Mungkin seperti zaman dulu, tapi bisa dibuktikan keiritannya. Sudah banyak warga yang meminta untuk dibuatkan tungku tersebut," katanya.

Menurutnya hingga minggu ini sudah ada sekitar 30 tungku yang didistribusikan ke warga. Tungku ini sangat pas digunakan warga yang berdiam di kawasan pegunungan yang masih kesulitan minyak tanah. (RI-1)

Selengkapnya...

Petani Bakar Bibit Padi Bantuan Pemerintah

Jember – Sedikitnya ada sekitar 20 –an orang petani di sejumlah wilayah Desa / Kecamatan Wuluhan, dibuat kesal oleh bantuan bibit padi dari Pemerintah karena dianggap kedaluwarsa alias banyak gabuk.

Jika ditanam – pun 100 % tidak akan tumbuh. Wujud kekesalan itu petani melampiaskan dengan cara membakar bibit padi jenis hibrida Intani-2 bantuan pemerintah itu. Pembakaran puluhan kilogram bibit Intani itu dilakukan di lahan persawahan petani di Desa Wuluhan Kecamatan Wuluhan.

Petani setempat, Sugiono mengatakan benih Intani itu diduga telah kedaluwarsa. Apalagi di benih itu terdapat bercak mirip jamur. Seringkali saat disemaikan gagal dan tidak dapat dilakukan penanaman padi. Selain itu bibit padi itu juga ternyata tidak dapat tumbuh normal.

"Kami mengalami kerugian jutaan rupiah dan harus ada ganti rugi dari pemerintah pusat," kata Sugiono.

Bibit bantuan pemerintah itu awalnya berjumlah sekitar 750 kilogram di Kecamatan Wuluhan dan 120 kilogram di Kecamatan Ambulu. Bibit itu disalurkan kepada 4 kelompok petani diantaranya, Aneka Tani, Rukun Tani, Tanjung Jaya dan Margi Rahayu.

Bibit ini dijanjikan oleh pemerintah pusat agar petani bisa mendapat panen lebih banyak dari jenis padi lain. Bibit Intani-2 di sawah milik Kunto misalnya, oleh Ketua Kelompok Tani tanjung Jaya disemaikan sebanyak 10 kg.

Tapi gagal saat persemaian. Hal serupa dialami petani kelompok tani Sumber Rejeki Desa Glundengan yakni bibit padi Intani-2 milik petani kelompok tersebut hanya muncul sekitar 25 persen dari 10 kilogram bibit yang sudah disemaikan.

"Jelas bibit intani ini mutu rendah. Tunas padi nya jelek. Lebih jelek dari varietas lain. Sebanyak 1,8 kuintal bibit padi hibrida Intan-2 yang sudah disemai gagal tumbuh karena kedaluwarsa tadi,” paparnya.

Sejumlah petani Desa setempat akhirnya mengkomplain kepada pemerintah melalui asosiasi petani. Bahkan mereka minta ganti rugi Rp 200 ribu rupiah kepada petugas penyuluh pertanian setempat.

Tapi sayang hingga kini belum terealisasi. Sementara itu Ketua Asosiasi Petani Tanaman Pangan Indonesia (Aptakin) Jember Yudi Suyudi mengatakan, para petani di sana kini mengaku kesal karena janji ganti rugi yang diberikan oleh suplier ke petani belum terwujud.

"Kita akan menuntut secara hukum apabila ganti rugi tidak ada dari pemerintah. Bibit padi hibdrida Intani-2 di persemaian itu meski dipaksa tumbuh dengan berbagai pestisida tidak bisa bisa. Dari 10 Kg bibit yang disemai hanya 25 persen yang tumbuh,” beber warga lagi.

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Ir Hari Widjayadi, mengaku masih merapatkan persoalan itu dengan Bupati. (RI-1)

Selengkapnya...

Monopoli Pupuk, Disperta Didesak Pecat PPL

Jember - Dugaan adanya oknum PPL Disperta Jember yang memonopoli distribusi pupuk di wilayah kecamatan Tempurejo, membuat petani Tempurejo kesal. Sehingga sejumlah kelompok tani yang terdiri dari ratusan peetani mendesak Kadisperta Pemkab Jember, Ir. Harry Widjayadi untuk memecat oknum tersebut.

Desakan kelompok tani Tempurejo tersebut tertuang dalam sebuah surat yang ditandangani puluhan pimpinan kelompok tani setempat.

“Beberapa waktu lalu kami sudah datangi Disperta, namun sampai saat ini belum ada tindak alnjutnya, jadi kami kumpulkan tandatangan dukungan untuk menyingkirkan Misnari (oknum PPL),” tegas H. KOhar, yang diamini puluhan ketua kelompok di Tempurejo.

Rencananya puluhan tandatangan tersebut bakal disetorkan ke Muspika setempat dan KAdisperta dengan disertai surat desakan untuk melakukan pembinaan atau mutasi kepada oknum PPL, MIsnari dari Tempurejo.

“Apalagi Misnari itu sebenarnya bukan orang Tempurejo, tetapi istrinya ikut buka kios pupuk sehingga pupuk dikuasai dia, yang lain tidak kebagian, sudah gitu petani sering tidak dapat pupuk lagi,” imbuhnya.

Menanggapi hal ini, Kadisperta, Harry, mengaku sedang mengumpulkan informasi dari petani. Dan kalau memang terbukti apa yang dituduhkan tersebut dirinya bakal memberi pembinaan kepada Misnari.

Apalagi modus operandi Misnari dalam menguasai pupuk sangat lihay. Seperti misalnya RDKK kelompok dikumpulkan dan diajukan ke distributor semua dan dirinya mendapat jatah 400% lebih banyak dari kios lain.

Namun demikian ketika pupuk datang, justru petani tidak bias mendapatkan pupuk dari kios MIsnari dengan dalih pupuk sudah habis. (RI-1)

Selengkapnya...

Ribuan Titik PJU Tetap Tidak Nyala

Jember – Meski sudah memasuki akhir tahun 2008, ternyata masih ada ribuan titik lampu penerangan jalan umum (PJU) senilai Rp 85 miliar belum menyala. Padahal berulangkali, baik PLN APJ Jember maupun DKLH Jember berjanji bakal segera menyalakan PJu tersebut, namun tetap saja janji tersebut tetap menjadi janji tanpa realisasi.

Menurut Koordinator Koalisi LSM Anti Korupsi Jember, DR. Hidayat Teguh Wiyono, diperkirakan hanya sekitar 20 persen saja yang bias menyala.

Hal ini sangat disesalkannya, karena sudah banyak atau hamper semua PJu liar ditertibkan. “Sehingga masyarakat pengguna jalan khususnya didaerah rawan kejahatan mengaku kecewa, PJU Ilegal dihabisi, PJU Pemkab tidak hidup, sehingga jalan-jalan tetap gelap,” ungkapnya.

Pernyataan Teguh tersebut juga dibenarkan oleh MAnajer PLN APJ Jember, BAmbang Setyohadi. Menurutnya pada data dikantornya sampai pekan lalu baru menyala sebanyak 111 titik. "Namun, yang menyala masih selang-seling. Satu menyala, satu mati," ungkapnya.

Karena dinyalakan berselang-seling, kata dia, maka dalam satu titik PJU hanya ada sekitar tujuh atau delapan lampu PJU yang menyala. Hal ini terpaksa dilakukan karena pasokan listrik masih terbatas meskipun sedikit membaik dari beberapa bulan lalu.

Kebijakan menyalakan PJU berselang-seling, menurut Bambang, tidak hanya diberlakukan pada PJU baru. Melainkan, PJU lama pun dinyalakan selang-seling. Diharapkan, meskipun belum maksimal, coverage pelayanan PJU bisa lebih luas. (RI-1)

Selengkapnya...

Petugas Parkir Minta Dihonor Sesuai UMK

Jember – Seiring dengan bakal diterapkannya parkir berlangganan di Jember pada JAnuari 2009 mendatang, ada tuntutan baru dari petugas parkir. Petugas parkir menuntut mulai JAnuari mendatang diberi honor sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK).

Menurut sejumlah petugas yang enggan disebut identitasnya, sudah selayaknya petugas parkir diberi honor layak. “Dan itu sesuai dengan UMK, kami menolak jika dishonor sebesar Rp. 200 atau 300 ribu perbulan, itu tidak manusiawi,” ujarnya.

Pasalnya, petugas parkir tidak lagi bakal banyak memungut uang restribusi. Karena petugas parkir dari Dishub ini hanya bakal memungut kendaraan yang mempunyai plat nomor di luar Jember dan kendaraan yang belum berstiker alias belum bayar restribusi parkir tahunan.

Sehinga dipastikan petugas parkir bakal makan honor bulanan saja. Berbeda dengan ketika menarik parkir setiap hari, petugas masih banyak menerima sisa uang kembalian dari pengguna jalan yang tidak mau dikembalikan.

Seperti telah diberitakan besarnya tarif retribusi parkir selama setahun, untuk kendaraan roda dua Rp 20 ribu, kendaraan roda empat Rp 40 ribu, kendaraan roda lebih dari empat Rp 75 ribu, dan mobil penumpang umum (MPU) serta kendaraan barang Rp 25 ribu.

Sehingga pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parkir bakal melonjak naik. Dari yang semula hanya menyumbang sekitar Rp 500 juta setahun, ditargetkan naik menjadi sekitar Rp 1,9 miliar.

Hal inilah yang membuat petugas parkir di Jember menuntut honor yang layak. (RI-1)

Selengkapnya...

2009, PArkir Di Rumah Sakit Masih Ditarik

Jember – Meski mulai Januari 2009 mendatang sudah dikenakan parkir berlangganan untuk semua pemilik kendaraan di Jember, namun dipastikan tidak semua lahan parkir bebas dari pungutan restribusi parkir.

Seperti misalnya parkir di rumah sakit. Pengguna kendaraan bermotor tetap bakal dipungut. Selain rumah sakit juga ruko, mall, supermarket, perkantoran dan tempat lain yang lokasi parkirnya tidak menggunakan badan jalan.

“Yang bebas dari pungutan dan sudah termasuk dalam parkir berlangganan adalah lahan parkir yang letaknya dibadan jalan, selain itu tidak gratis, tetap bayar,” ujar Ketua LSM FKAB, Suhariyono yang menjadi corong Pemkab Jember dalam sosialisasi parkir berlangganan tersebut.

Hal ini disesalkan banyak pihak, karena pengguna kendaraan atau pemilik kendaraan bakal dua kali terbebani restribusi. Selain bayar setiap tahun bersamaan dengan pembayaran pajak kendaraan di Samsat, masih bakal dibebani ketika parkir dilahan yang bukan badan jalan.

“Selain itu, untuk warga diluar kecamatan kota, paling banyak dirugikan, karena tidak pernah atau jarang menggunakan lahan parkir yang ada, karena jarang kekota, sementara didesa tidak pernah dipungut restribusi parkir,” ujar MAhmudi, warga Puger.

Dirinya menyesalkan keputusan Pemkab memberlakukan parkir berlangganan. “Jika ingin PAD naik seharusnya jangan hanya bias memberlakukan restribusi parkir saja, banyak potensi yang masih perlu digali di Jember ini,” imbuhnya. (Ri-1)

Selengkapnya...

Tim Pengendali Inflasi Dilantik Bupati MZA Djalal



Jember – Guna menjaga pengembangan ekonomi di Jawa Timur dan khususnya di Jember, Bank Indonesia (BI) telah sepakat melakukan kerjasama dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Kerjasama tersebut tertuang dalam Kesepakatan Bersama (MOU) tanggal 16 Mei 2008 tentang pengembangan ekonomi di Jawa Timur.

Dan sebagai tindak lanjut dari MoU tersebut, maka Pemkab Jember membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Tim ini merupakan kerjasama antara BI Cabang Jember, Disperindagkop, Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan, BPS DIY, dan Perum Bulog Divre Yogyakarta dan instansi terkait di daerah ini.

"Dengan terbentuknya TPID, diharapkan laju inflasi di Kabupaten Jember dapat terkendali dan mampu mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional. Serta menjaga kestabilan daya beli masyarakat," kata Pemimpin BI Jember, A. Rasyid Madjid, pada pelantikan dan pembentukan TPID di Kabupaten Jember, Kamis (18/12).

Rasyid mengatakan, TPID bertugas, antara lain melakukan pemantauan harga dan pemetaan masalah, pengendalian harga, memberikan informasi serta memberi rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember. "Tugas TPID itu mencakup komoditas strategis dan beberapa komoditas yang memiliki bobot tertinggi dalam penghitungan inflasi di Kabupaten Jember," katanya.

Sementara itu, Bupati Jember MZA Djalal mengatakan, kerjasama ini diharapkan dapat memacu bangkitnya sektor riil, sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat dapat meningkat. "Berhubung kerjasama itu juga menyangkut sektor distribusi, maka selain meningkatkan sektor produksi, juga harus bisa menjaga kelancaran distribusi kebutuhan pokok sehari-hari. Bahkan, jika perlu dengan operasi pasar yang tepat sasaran," katanya.

Karena itu, menurut Djalal, perlu dipikirkan oleh BI kemungkinan pengembangan kerjasama pengendalian inflasi dengan daerah lain. "Jika tidak dijalin kerjasama, maka pengendalian inflasi di satu wilayah cenderung tidak memiliki daya tahan, kalau di Kabupaten tetangga tidak diproteksi pula dengan kebijakan yang sama," katanya. (RI-1)

Selengkapnya...

Petugas PMK Terus Digembleng




Jember - Selama 3 hari ini di Aula PMK Jember dilakukan pelatihan Penanggulangan Pencegahan Kebakaran oleh Dinas PU Jember.

“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan ketrampilan dasar terkait dengan penanganan kebakaran secara profesional,” ungkap Nanang Suryadi.

Selain dibekali dengan sejumlah teori, 40 orang petugas PMK yang mengikuti pelatihan juga dibekali pelatihan praktek penyelamatan jiwa.

“Hanya saja prakteknya peserta dengan mengggunakan tali harus turun di jembatan yang berada di jalan Mastrip,” imbuhnya.

Dengan berbagai latihan teori dan praktek tersebut diharapkan mampu menjadikan petugas mencegah kebakaran yang ada di Jember benar-benar memiliki ketrampilan yang lebih.

“Sehingga nantinya PMK jika mencegah atau menangani kebakaran di tengah-tengah masyarakat dapat melaksanakan maksimal,” tandasnya.

Masih menurut Nanang, untuk memaksimalkan potensi yang ada dan menghasilkan petugas yang handal dalam pelatihan ini, PMK Jember mendatangkan pelatih dari PMK Surabaya.

Di sisi lain Nanang Berharap kepada masyarakat untuk tidak bergantung kepada petugas PMK. Caranya denmgan berperilaku hati-hati dan turut mencegah terjadinya kebakaran. (RI-1)

Selengkapnya...

Tekan Angka Golput, Dharma Wanita Adakan Simulasi Pemilu



Jember – Tingginya angka golongan putih (golput, Red) dalam beberapa kali Pemilu/Pilkada di Kabupaten Jember, membuat semua pihak berupaya menekan angka tersebut. Diantaranya Dharma Wanita Persatuan Dinas Pendidikan dan Kantor Infokom Jember dengan cara melakukan lomba simulasi Pemilu.

Lomba yang sudah dilaksanakan sejak Senin lalu tersebut, diikuti seluruh anggota Dharma Wanita UPTD Diknas se- Jember. Agar simulasi berjalan lancar dan mengena di hati ibu-ibu, maka Dinas Pendidikan dan Pemkab Jember, mempersiapkan sejumlah tropy dan hadiah bagi pemenanganya.

“Pada Pemilu, kita harus menyalurkan aspirasi masing-masing untuk menentukan pemimpin bangsa, jangan sampai kita ikut-ikutan golput,” ujar Ketua Dharma Wanita, Ny Toeti Djoewito usai penyerahan tropy pemenang kepada tim dari UPTD Patrang.

Secara kelembagaan Dharma Wanita katanya, mempunyai 3 saran yaitu menghimbau, menyarankan dan mengajak untuk mensukseskan Pemilu.

“Yang penting sebagai istri PNS tentu saja harus menjaga netralitas. Pilihannya adalah hendaknya tidak boleh menjadi tim sukses salah satu parpol,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jember, Drs. Achmad Sudiono Msi, kegiatan semacam ini layak dilanjutkan secara terus menerus hingga ketingkat Dasa Wisma, pengajian dan kelompok-kelompok belajar yang lain.

Menurut Sukardiman, salah satu juri dari Kantor Infokom, mengatakan lomba simulasi ini diikuti oleh 37 kelompok. Tiap kelompok terdiri 10 – 15 orang dari perwakilan SMA, SMK dan SMP se- Jember.

Dengan sistem penilaian lomba ini didasarkan pada kepekaan fasilitator (ketua kelompok) dalam merumuskan pesan-pesan beberan. Dalam lomba ini, fasilitator harus bisa menentukan topic, bidang dan focus materi. Kemudian harus membuat format/matrix yang berisi masalah, tujuan, isi pesan dan rah diskusi. (RI-1)

Selengkapnya...

Pol PP Turunkan Atribut Parpol Bandel

Jember - Jajaran Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kabupaten Jember akhirnya mengambil sikap tegas terhadap maraknya pemasangan baliho dan spanduk calon legislatif (caleg) di zona larangan jalan segitiga emas meliputi, Jl A Yani, Sultan Agung, Trunojoyo, Gajah Mada dan PB Sudirman.

“Seluruh gambar caleg yang terpampang di ruas-ruas jalan dicabuti. Beberapa baliho ukuran besar di simpang tiga Jl A. Yani juga diturunkan,“ tegas Soenyoto Kasat Pol PP Jember, Kamis (18/12).

Hal ini dilakukan Sat Pol PP karena peringatan kepada parpol dan caleg agar menurunkan semua atributnya tidak kunjung diindahkan oleh yang bersangkutan. Sehingga dengan terpaksa Pol PP bertindak tegas.

Penertiban baliho akan dilakukan secara kontinyu di zona segitiga emas. Penertiban ini dimaksudkan agar caleg dan pengusaha reklame mengetahui larangan itu.

"Setelah ditertibkan masih bandel kita akan skors ijin,” ujarnya.

Ia berharap kepada para caleg dan pengusaha reklame untuk menaati aturan. Kalau mau memasang baliho harus ijin Dispenda.

Menurut Soenyoto dalam rangka penataan Kota dari menjamurnya pemasangan reklame dan iklan partai politik, Satpol PP bertekad terus melakukan penertiban.

“Apapun alasannya semua bentuk reklame yang terpasang di lingkaran segitiga emas akan ditertibkan,“ ujarnya.

Upaya jajarannya tidak hanya itu tapi juga dengan himbauan serta sosialisasi kepada masyarakat terkait zona larangan itu.

Jika orang parpol tetap bandel memasang, Satpol PP akan tegas memberangusnya. Jember, secara tegas melarang pemasangan bendera apapun apalagi politik dan bisnis. (RI-1)

Selengkapnya...

Alat Ukur dan Timbangan Terus Ditera Ulang



Jember - Untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen, Balai Pelayanan Kemetrologian Kab. Jember kembali melakukan tera ulang pada alat ukur dan alat timbang pedagang di Pasar Tanjung.

Kegiatan yang dilakukan sejak Senin (15/12) hingga Jum’at (18/12) ini diharapkan dapat memberikan dampak psikologis bagi para pedagang agar tidak berbuat curang dalam menggunakan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya.

Seperti yang ditandaskan Kepala Balai Pelayanan Kemtrologian Jember, Gatot Muryanto, SH, beberapa waktu lalu, tujuan tera ulang ini juga untuk meningkatkan daya kritis masyarakat dalam hal ukur ulang, takar – menakar, timbang – menimbang dengan cara yang baik dan benar.

Sementara itu, menurut Sudarto, salah seorang Fungsional Penera Ulang yang berhasil ditemui di Pos Ukur Ulang Pasar Tanjung menegaskan, memang pihaknya secara rutin melakukan peneraan ulang dan kali ini difokuskan di Pasar Tanjung.

“Tujuan kegiatan ini agar para pedagang menjadi tertib ukur dalam melakukan perniagaan, tapi disamping itu kami juga memeriksa keadaan timbangan, bila ada kerusakan kami akan menservisnya,” cetusnya.

Untuk alat ukur dan alat timbang yang telah diperiksa dan diservis, kata Sudarto, pihaknya akan memberi tanda khusus pada alat tersebut dan juga diberi sticker khusus. “Hal ini untuk memudahkan kapan terakhir alat timbang ini diperiksa,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Sudarto bersama ke – 5 orang rekannya biasanya dapat melakukan tera ulang di Pasar Tanjung ini sebanyak 20 - 30 alat ukur dan timbang per harinya. “Namun tidak semua pedagang disini menera ulang, sebab ada juga yang telah menera di kantor kami,” kilahnya.

Biaya tera ulang sendiri menurut Sudarto, untuk timbangan kecil ia mengenakan biaya Rp 3.000,- dengan bonus tambahan 5 anak timbangannya. Bila ada kerusakan, pihaknya mengenakan biaya servis sebesar Rp 27.000,-. Sedang untuk timbangan besar, biaya tera ulangnya sebesar Rp 7.500,- ditambah bonus 5 anak timbangannya. Dan untuk biaya servisnya, pedagang dikenakan ongkos Rp 42.500,-. (RI-1)

Selengkapnya...

Satlak PB Siapkan Dana 300 juta

Jember – Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Jember pada akhir tahun ini mempersiapkan anggaran sebesar Rp. 300 juta untuk menanggulangi bencana yang terjadi di Jember.

Hal ini disampaikan oleh Koordinator Satlak Jember, Drs Edy Budi Susilo Msi, usai rapat koordinasi penanggulangan bencana dan simulasi penanganan bencana di kecamatan Silo. Menurutnya dana sebesar itu untuk mencukupi kegiatan satlak dalam menangani terjadinya bencana pada akhir tahun.

”Selain dana kami juga telah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti perahu karet, mobil operasional, dan lain sebagainya,” ujarnya

Berulangkali kali menurut Edy tim satlak diminta untuk melakukan recek atas kesiapan berbagai peralatan yang ada. Selain itu juga diadakan simulasi di beberapa wilayah rawan bencana.

Diantara daerah rawan bencana yang sudah dilakukan simulasi sehingga masyarakatnya siap menghadapi bencana yakni Panti, Puger, Ambulu dan Silo.

”Simulasi telah beberapakali kita lakukan sehingga diharapkan mampu malakukan antisipasi dan mengatasi bencana secara dini sambil menunggu bantuan dari Satlak,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Nelayan Dibekali Ketrampilan Bikin Abon Ikan Laut

Jember - Untuk memaksimalkan potensi laut, Politeknik Negeri Jember bersama Disperindag melakukan pelatihan pembuatan abon dari ikan tongkol kepada sekitar 30 orang istri nelayan Puger.

Pasalnya, hasil laut sekarang masih belum dihargai tinggi, karena musim saat ini membuat harga anjlok. Terutama disaat musim panen ikan tiba. Sehingga dengan abon itu bisa menjadi makanan alternatif khas Kabupaten Jember di masa mendatang.

Faktanya, saat harga ikan menurun para nelayan sering tak berdaya menaikkan harga jual ikan. Padahal, mereka telah susah payah menangkapnya bahkan dengan mempertaruhkan nyawa.

Tapi, fakta ini sedikit dapat diatasi. Ada terobosan baru dari Politeknik Negeri Jember (Poltek), untuk membuat potensi bahari ikan memiliki nilai komersial tinggi.

30 orang istri nelayan tersebut diberi pelatihan di Aula Poltek. Direktur Poltek, Ir. Asmudji, MM, menegaskan pelatihan ini bertujuan untuk memanfaatkan hasil laut dengan sentuhan teknologi.

“Ini bukan teknologi baru, tapi perlu dikenalkan ke masyarakat sebagai wadah pembelajaran skill (ketrampilan, Red) tentang pengembangan potensi laut,” paparnya.

Selama ini para nelayan Puger kurang bisa memanfaatkan hasil ikan tangkapan mereka, terutama saat panen ikan melimpah. “Kan sayang kalau ikan-ikan tidak ada harganya,” ujarnya.

Dengan pelatihan ini diharapkan para nelayan akan dapat meningkatkan nilai jual ikan dengan mengolahnya menjadi abon. Sedangkan menurut Ketua Penyelenggara Pelatihan, Ir. Suci Wulandari, M.Si, kegiatan ini didukung Disperindag untuk mengangkat kemandirian nelayan Puger.

“Sifatnya Disperindag ini sebagai pendampingan. Sehingga ada transfer teknologi kepada masyarakat,” ujarnya.

Selain wujud dukungan bantuan alat-alat pelatihan, semisal alat pengepres, kompor, tempat penggorengan dan juga siller.

Selain bisa dikembangkan sebagai industri, juga bisa untuk menambah hasil pendapatan keluarga nelayan. “Dan Alhamdulillah permintaan abon itu kian naik,” ujarnya.

Untuk menumbuhkan minat warga Puger, ada nelayan binaan yang sukses sebagai pengusaha tepung ikan sebagai pakan ternak sebagai motivator sengaja didatangkan.

“Tinggal hal penting semisal packaging (pengemasan), kontrol kualitas dan juga masalah kebersihan dan rekomednasi Depkes, bisa dipasarkan ke luar,” ujar Kepala UPT Pakan Ternak, Poltek Jember ini.

Soal keunggulan abon ikan lebih baik dibanding abon daging sapi. Selain non-kolesterol juga bisa dikonsumsi semua kalangan usia. “Abon ini mengandung Omega – 3 untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh,” ujarnya.

Yang terpenting abon dibuat tanpa bahan pengawet karena dengan teknologi yang tinggi sehingga kualitasnya tetap terjaga meski disimpan dalam kurun waktu tertentu. (RI-1)

Selengkapnya...

Ribuan Suara Buruh Kebun Potensi Hilang

Jember – Tingginya angka golput di Jember selama beberapa kali Pilkada, naga-naganya bakal terjadi lagi pada Pemilu 2009 mendatang. Potensi golput yang ada diperkirakan bakal terjadi di daerah perkebunan juga.

Bahkan angka tersebut diprediksi mencapai ribuan suara khususnya dari buruh. Hilangnya hak suara tersebut menurut Lembaga Studi Kebijakan dan Analis Sosial (Sketsa) bias disebabkan karena teknis pendataan hingga kartu undangan pemilih yang tidak akurat.

Salah satu aktivis Sketsa, Ahmad Hanafi mengatakan berdasarkan pemetaannya daerah terpencil yang didominasi kalangan buruh perkebunan itu terdiri dari 6 Kecamatan.

Diantaranya, Sumberbaru, Tanggul, Bangsalsari, Panti, Tempurejo, Silo dan Kecamatan Sumberjambe.

"Total suara di enam Kecamatan itu ada sekitar 43.356 suara. Kita prediksi sepertiga dari total suara itu akan hilang jika tidak diberi pendidikan dan sosialisasi pemilu legislatif," papar Hanafi.

Ditambah dari total suara itu, 20.890 suara laki-laki dan 22.461 suara perempuan itu kondisi pemilih masih banyak yang buta aksara.

"Perlu beberapa waktu untuk memberikan pemahaman kepada pemilih perihal teknis pemungutan suara. Minimal sosialisasi Pemilu itu lebih digencarkan,” ujarnya lagi.

Selama ini, factor lain yang mempengaruhi suara hilang itu karena kesalahan teknis diantaranya sosialisasi pencoblosan terhadap ribuan caleg, dan puluhan partai politik peserta pemilu yang memakan kartu suara sangat lebar.

Hanafi, mengatakan mereka sangat mendesak diberi pendidikan dan latihan terutama terhadap para buruh perkebunan. Minimal beberapa bulan sebelum pemungutan suara dilakukan bisa dilaksanakan.

Anggota KPUD Jember Devisi Sosialisasi M Ekhsan mengakui, angka orang yang memiliki hak suara tapi tidak tersalurkan alias golput di Jember masih tinggi.

Seperti di Pemilu Gubernur Jatim kemarin suara sah ada 804.984, suara tidak syah mencapai 24.874 suara. Yang mengejutkan suara golput mencapai 880.377 suara.

Dia mengaku sepakat dengan langkah pendidikan pemilih di daerah terpencil terutama di kalangan buruh perkebunan. KPU tahun 2008 hanya melakukan sosialisasi secara terbatas, karena terbentur anggaran sosialisasi Rp 2 juta per kecamatan. (RI-1)

Selengkapnya...

Parkir Berlangganan Efektif 1 Januari 2009




Jember - Saat ini Dinas Perhubungan akan lebih menggencarkan kegiatan sosialisasi tentang Perda Parkir Berlangganan. Mengingat mulai 1 Januari 2009 mendatang, parkir berlangganan akan diterapkan di Kab. Jember.

Selain sosialisasi berbagai persiapan dan langkah konkrit ditempuh oleh UPT Parkir Dinas Perhubungan sebagai pelaksana terhadap seluruh Jukir guna mendapat pengarahan yang bersifat tehnis untuk menekan berbagai kendala dan persoalan di lapangan.

Menurut Kepala UPT Parkir Dinas Perhubungan, Samsul Hidayat, S.Sos, nantinya para pemilik kendaraan bermotor roda 4 dan roda 2 dikenakan parkir berlangganan dengan cara membayarnya setiap memperpanjang atau membayar pajak kendaraanya di Samsat.

Sementara itu Jukir masih memungut ongkos setiap kendaraan yang parker yang diketahui bukan kendaraan Jember atau kendaraan yang diketahui belum membayar pajak di Samsat.

“Para Jukir ini akan tetap mengenakan biaya parkir untuk kendaraan yang berasal dari luar kabupaten dan juga kendaraan yang berasal dari Kab. Jember sendiri, namun belum memperpanjang STNK,” cetusnya.

Namun Samsul Hidayat memperkirakan, parkir berlangganan ini akan berjalan optimal pada tahun 2011 mendatang. Sehingga, praktis selama 2 tahun ke depan, masyarakat masih dalam tahap transisi. Meskipun begitu, kata Samsul Hidayat, Jukir akan tetap mendapat honor sesuai dengan masa kerja mulai dari 0 tahun dan seterusnya, antara Rp 125 ribu hingga Rp 250 ribu per bulannya, selain ada tambahan lainnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Gencarkan Posyandu Melalui Quis




Jember – Pemkab Jember kembali gencar melakukan pos pelayanan terpadu (Posyandu) dengan sejumlah cara. Diantaranya dengan menggairahkan dan memacu semangat kader posyandu dalam menjalankan tugasnya.

Salah satu kiat yang bisa dilakukan yakni dengan cara diadakannya quis diantara mereka. Kegiatan quis seperti itu paling tidak akan dapat meningkatkan gairah dan kreasi dalam bekerja dan melaksanakan tugas para kader posyandu sebagai relawan dalam membantu memberikan layanan kesehatan dan pendidikan keluarga kepada masyarakat.

Hal ini mulai dilakukan pada hari Sabtu, 13 Desember lalu yang dimotori oleh Dinas Kesehatan. Quis yang juga disiarkan lewat media cetak dan elektronik ini, diharapkan akan semakin memperkenalkan aktivitas kader poysandu ke masyarakat luas.

Menurut Dr Olong Fajri Maulana, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, bahwa kegiatan quis sebagaimana yang sudah dilaksanakan, dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan kreatifitas kader posyandu yang kebanyakan diikuti oleh ibu-ibu PKK dimasing-masing kecamatan.

Dengan demikian Olong berharap masyarakat yang menjadi sasaran posyandu, bisa hadir setiap bulan di posyandu. “Kadernya juga harus bisa lebih meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya, agar mutu pelayananya bisa meningkat pula,” tandasnya.(RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan