Ratusan Sepeda Motor Di Tinggal di SPBU

Jember – Pemandangan baru yang dapat dilihat di Jember, pada setiap SPBU selain antrian sepeda motor dan mobil yang berjajar hingga ratusan meter bahkan lebih dari 1 kilometer adalah SPBU berubah jadi lahan parker sepeda motor.

Pasalnya, SPBU yang biasanya bisa diantre pada dini hari atau usai sholat Subuh, mulai dini hari tadi masing-masing SPBU belum buka. Dan baru buka sekitar pukul 06.00 wib, bahkan ada beberapa SPBU seperti di jalan Ahmad Yani, Cenderawasih dan Gebang, baru buka diatas pukul 08.00 wib.

Sehingga bagi pemilik sepeda motor yang mengaku berekonomi lemah dan berprofesi seperti ojek, pedagang (wlijo) dan lainnya memilih memarkir kendaraannya di SPBU dengan menitipkan ke petugas di SPBU setempat.

Seperti di SPBU Gebang, depan Depo Pertamina dan A. Yani, mulai pagi dini hari sudah dipenuhi oleh sepeda motor yang menunggu premium tanpa ada pemiliknya.

“Kan disana dijaga petugas dan polisi mas, jadi ditinggal nggak apa-apa, daripada nanti dibawa pulang terus dating ke SPBU antri lagi dari belakang, lebih baik ditaruh sana saja,” ujar Budiman, yang sehari-hari berprofesi tukang ojek di PAsar Gebang.

Selain sepeda motor Budiman nampak ratusan sepeda lain yang berjajar sebanyak 2-3 sap kesamping dan terus berjajar ke belakang seperti ular, hingga memenuhi badan jalan di sekitar SPBU.

Naga-naganya pemandangan serupa tidak hanya dapat dilihat pada pagi hari saja, usai Sholah Jum’at siang tadi kembali terjadi di SPBU Cenderawasih, Brawijaya dan Gebang. Harapannya para pengendara bias mendapatkan premium pada sore ini.

Padahal menurut petugas SPBU Gebang, Ahmad, premium baru akan dating pada tengah malam nanti. Karena kiriman yang tadi malam sudah habis terjual mulai pukul 07.00 tadi pagi hingga pukul 11.00 wib.

Sementara itu sejumlah sopir angkot klenting kuning di Jember juga mengeluh, pasalnya sehari mereka hanya bias beroperasi sebanyak 2 kali PP (pulang pergi). Padahal sebelum premium langka bias 4 kali PP.

“Ya hanya bias 2 kali pp saja mas, lha wong antri bensin ini rata-rata 2-3 jam baru dapat, ya waktunya habis antri ini saja,” ujar Umar pengemudi angkot jurusan Kampus yang ditemuai di SPBU jalan Gajah Mada.

Umar bersama rekan-rekannya mengaku lebih senang membeli premium seharga Rp. 6.000,- seperti dulu dengan catatan tidak perlu antri. Daripada harganya terus turun tetapi rakyat dipermainkan. (RI-1)

Selengkapnya...

Lomba Burung Perkutut Siap Digelar

Jember – Untuk memperingati hari jadi Jember ke 80, pemerintah menggelar lomba burung perkutut bertajuk Koong Burung Perkutut, dan lomba seni suara alam burung perkutut koong Open Eksebisi Nasional 2009, Minggu (11/1) di Alun – alun Jember.

Asisten I Pemerintahan Setda Drs. H Moh Hasi Madani, mengatakan lomba Seni Suara Burung Perkutut 2009 ini adalah rangkaian kegiatan peringatan Hari Jadi Kabupaten Jember ke – 80.

Sejauh ini, persiapan berupa penyebarluasan informasi ke seluruh daerah di tanah air melalui majalah Agrobis telah dilakukan.

“Kami sudah mempublikasikan di majalah Agrobis, sehingga diharapkan perhelatan ini dapat diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia ,” ujarnya.

Ternyata publikasi ini sangat efektif. Terbukti hingga hari ini, semua gantangan sebanyak 13 blok telah habis dipesan oleh peserta, baik dari Jawa Timur, Bali, Makasar, DKI dan beberapa daerah lain di Indonesia.

Kini hanya tinggal Kelas Singing (Kelas Burung Piyik, Red) yang tersisa. “Jadi masih ada kesempatan bagi peserta lain yang ingin mendaftar pada kelas tersebut,” ujarnya.

Tujuan lomba ini, katanya bahwa lomba ini digelar untuk melestarikan nilai budaya bangsa, sebab kegiatan ini merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan agar tidak punah.

Terlepas itu bahwa lomba ini juga dimaksudkan untuk mempererat tali persaudaraan diantara anak bangsa dan sekaligus ingin memperkenalkan Kabupaten Jember ke dunia luar.

“Kami juga ingin, jadi motivasi kepada peternak burung Perkutut (breeding, red) lokal dapat lebih meningkatkan kualitas dan profesionalitas burung – burung Perkutu,” ujarnya.

Pemkab sendiri pernah menggelar lomba serupa dan dibilang sukses dalam BBJ kemarin. Lomba Burung Perkutut ini dirancang agak beda dari lomba burung lainnya, sebab hadiahnya berupa televisi warna tiap lomba.

Kelas yang dilombakan adalah Kelas Dewasa, Kelas Senior, Kelas Yunior, Kelas Pemula, Kelas Setengah Kerekan (Gantangan) dan Kelas Hanging. Hasi berjanji, di BBJ 2009 nanti, Lomba Seni Suara Alam Burung Perkutut akan digelar lagi lebih baik.

Sekadar diketahui, Lomba Seni Suara Alam Burung Perkutut yang digelar oleh Pemkab Jember dibuka pendaftarannya sejak awal Januari 2009 dan jumlah peserta mencapai 600 lebih.

Juara 1 - 15 akan mendapat piala. Tapi panitia juga menyediakan hadiah hiburan (doorprize) bagi setiap gantangan berupa sepeda motor, lemari es, HP, kompos gas, VCD Player, kipas angin dan hadiah menarik lainnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Dekat SPBU Premium Capai 10 ribu

Jember – Di Jember premium, pertamax, mitan dan pupuk menjadi barang yang betul-betul langka. Dan hingga sore hari ini, Jumat (9/1), yang masih ngetren adalah premium dan pertamax.

Saking sulitnya mencari premium, pedagang eceran berani menjual dagangannya hingga Rp. 10 ribu perliternya. “Gila, masak sampe sepuluh ribu, tapi gimana lagi mulai tadi nyari nggak ada, saya sudah dorong sepeda saya kemana-mana,” keluh Sarip, warga Sukorambi.

Ironisnya Sarip membeli premium seharga Rp. 10.000,- tersebut pada pedagang eceran didekat SPBU depan Depo Pertamina di Gebang, kecamatan Patrang.

“Saya kena sepuluh ribu, karena mungkin lihat saya dorong sepeda dari jauh, itupun bensinnya diambilkan dari dalam rumah, karena dikiosnya hanya dipampang botol kosong saja,” imbuhnya.

Keluhan serupa disampaikan Suryani, warga Patrang yang sempat membeli premium di pedagang eceran di BAratan. Namun Suryani lebih beruntung daripada Sarip, Suryani bersama puluhan pengendara sepeda motor dan mobil hanya dikenakan Rp. 8.000,- per liternya.

“Ya gimana lagi, daripada nggak dapat bensin mas, ya beli saja, itupun belinya dari mobil dipinggir jalan yang bawa jerigen, kalau nyari di kios-kios yang ada hanya botol kosong dan di SPBU semua juga kosong,” ungkapnya.

Yang lebih mengherankan lagi, banyak mobil plat merah yang turut berjualan premium eceran di pinggir jalan dengan membawa jerigen yang diletakkan didalam mobilnya.

Namun rata-rata konsumen pengendara kendaraan tidak mempermasalahkan mobil-mobil yang berjualan premium eceran di pinggir jalan. Pasalnya para pengendara kendaraan khususnya sepeda motor meras tertolong oleh keberadaan pedagang dadakan tersebut. (RI-1)

Selengkapnya...

HArga Karet Terus Menurun

Jember - Krisis komoditi ekspor rupanya terus terjadi, menyusul beberapa Negara di Amerika dan Eropa mengurangi kuantitas impornya terhadap bahan baku asal Indonesia . Setelah minyak kelapa sawit dari Indonesia mengalami penurunan harga cukup drastis, kini giliran komoditi karet asal Indonesia juga terkena dampaknya.

Menurut Koordinator Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia Wilayah Besuki, Probolinggo dan Lumajang, Herlambang, penurunan harga yang terjadi saat ini memukul produsen karet, khususnya PTPN 12 yang selama ini eksis memasok kebutuhan karet yang runtuh.

Pasalnya berlangsung secara terus menerus hingga pada awal 2009 ini. Padahal penurunan sudah terjadi sejak akhir tahun 2008 lalu.

“Komoditi karet, penurunannya sangat signifikan karena konsumen terbesar karet dunia adalah Amerika, sehingga saat Amerika menurunkan demand (permintaan, red) karet, maka Negara pengekspor karet seperti Indonesia otomatis mengalami penurunan ekspor”, paparnya.

Bahkan menurut Herlambang, disbanding dengan harga tembakau, harga karet dan kopi masih lebih rendah, sebab harga tembakau justru mengalami kenaikan.

Herlambang memperkirakan, krisis financial yang melanda negara-negara Eropa dan Amerika akan berlangsung relative lama dan dampaknya akan sangat terasa di Indonesia pada tahun 2009 ini.

Perlu diketahui, menurut Herlambang harga karet di tahun 2008 pernah mencapai level tertinggi 3,15 dollar AS per kilogram (kg) atau Rp 28.914 per kg yakni di bulan Juli lalu.

Kemudian harga terus merosot menjadi 1,82 dollar AS atau Rp 17.998 per kilogram di bulan November 2008. "Awal tahun ini, tren harga terus menunjukkan penurunan cukup tajam yakni 1,35 dollar AS atau Rp 12,285 per kg," katanya.

Alex menambahkan, harga tersebut merupakan standar harga di pasaran internasional. Dengan demikian, harga jual-beli di tingkat petani dipastikan lebih rendah dari angka tersebut. (RI-1)

Selengkapnya...

Diduga Ada Illegal Logging

Tragedi Antrokan



Jember – Pasca kejadian longsor air terjun di Antrokan, Kelurahan Slawu Kecamatan Patrang itu menyisakan pertanyaan adanya dugaan illegal logging (penebangan liar, Red) di atas air terjun. Sebab, di kawasan atas air terjun itu adalah memasuki lahan hutan negara.

Ada dua versi terkait hutan itu. Pertama, hutan milik rakyat, yang kedua hutan milik Perkebunan Swasta. Sejumlah LSM pemerhati hutan masih meneliti keberadaan hutan tersebut. Tapi, hingga kemarin belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait keberadaan air terjun itu sendiri, dan terkait kawasan hutan di atas air terjun itu.

Dugaan adanya aktifitas illegal logging di atas air terjun itu, berawal dari keterangan saksi korban selamat, bernama Fitriana, dalam ceritanya yang dituturkan lugas dan jelas itu mengakui ada beberapa balok kayu berdiameter sepelukan tangan (50 cm) berjumlah lebih dari 5 gelondong ukuran 2 meter-an ikut menimpa dari atas.

“Waktu itu teman – teman tidak bisa naik ke atas ke bebatuan karena air bercampur lumpur, banyak kayu gelondongan, dan bambu terseret air. Sangat cepat sekali Mas,” ujar Fitriana.

Dalam bahasanya, kayu – kayu yang terseret itu besarnya seukuran tubuhnya. Bukan kayu utuh, tapi sudah gergajian rapi tapi gelondongan sekitar 2 meteran. Dalam keadaan panik itu, tangannya sempat meraih tangan Mega, tapi terlepas akibat dorongan kuat air bercampur lumpur yang turun deras dari atas air terjun itu.

Pantauan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) air sungai air terjun masih pekat campur lumpur. Tapi, material dan sampah kayu yang berserakan sudah tidak tampak lagi. Hanya bekas – bekas lumpur terseret air, menempel di bebatuan dan hutan di atas kawasan air terjun sudah tidak nampak pepohonan besar lagi.

Beberapa saksi yang ditemui, mengaku bahwa saat kejadian itu di kawasan TKP itu tidak hujan deras. Saat mereka datang dan mandi menikmati pemandangan itu air terjun masih bening dan bersih. Tapi, setelah 2 jam mandi,hujan rintik mulai datang. Sekitar pukul 16.30 WIB kemarin air mulai keruh.

Mendadak ada air turun deras, membawa material kayu, dan batu dari atas. Bekas bongkahan yang ambrol masih terlihat di bagian sisi kiri dan kanan air terjun. Di bawah air terjun terlihat gua yang agak besar, dan terisi air berikut lumpur.

Di sisi lain, Kapolsek Patrang, AKP Mustamo, SH, membantah tegas ada aktifitas illegal logging di kawasan atas air terjun. Sebab, tidak ada hutan di atas. Saat didesak apakah sudah ke TKP, Kapolsek mengaku belum. Kapolsek mengaku masih fokus mencari korban hilang. Baru melakukan pengembangan kasus. Dengan sendirinya air terjun Antrokan Kecamatan Slawu itu tertutup bagi warga dan pengunjung karena membahayakan.

“Kita fokus kepada pencarian korban hilang. Kalau soal illegal logging saya kira tidak ada. Itu kan bukan hutan. Itu lahan milik rakyat saja kok,” ujar Kapolsek Mustamo. (RI-1)

Selengkapnya...

Peran Humas Difungsikan Lagi



Jember – Fungsi hubungan masyarakat (humas) di organisasi Pemerintah Kabupaten Jember berubah beberapa kali. Setelah diganti Infokom, kini peran Humas difungsikan lagi.

Hal itu sebagai konsekuensi penerapan PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK).

Drs Agoes Slametto, yang semula Kepala Kantor Infokom, kini tetap dipercaya menjadi Kepala Bagian Humas Pemkab untuk menyukseskan program pemerintah.

“Humas harus tampil beda dan terus berkomitmen menyebarluaskan informasi ke masyarakat, karena tahun 2009 banyak event nasional yang akan digelar terutama Pemilu dan Pilpres,” ujarnya.

Keberadaan Humas menurutnya tidak dapat dipisahkan dari kegiatan dan opini publik. Termasuk karena sejalan dengan tuntutan transparansi oleh masyarakat luas terhadap pelayanan pemerintah.

Apalagi sebelumnya fungsi dan peran kehumasan telah dapat dirasakan manfaat dalam penyelenggaraan pemerintahan sejak lama.

“Peranan humas ke depan harus lebih profesional lagi,” ujarnya.

Humas diharapkan bisa mewarnai semua kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Karena keberadaannya tidak terlepas dari tugas kehumasan dalam organisasi pemerintah daerah.

“Termasuk harus bisa menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, bisa mempertemukan kepentingan pemerintah dengan kepentingan publik (masyarakat), serta mengevaluasi program pemerintah daerah yang berkaitan dengan kepentingan publik, “ paparnya.

Agoes Slameto meminta kepada stafnya untuk selalu berkreasi dan berinovasi menemukan ide-idenya. Sebab dari ide dan kebijakannya itu, humas akan tumbuh dengan mengandalkan trend dan perkembangan dunia tehnologi informasi (IT).

Saat ini diakui atau tidak perkembangan era globalisasi telah menempatkan tekhnologi informasi ke dalam posisi yang strategis.

“Teknologi informasi ini dapat mempercepat akselerasi penyebaran informasi dan memperoleh informasi kegiatan pemerintah dan langkah untuk mencapai terwujudnya good governance,“ pungkasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

UKM Tak Tersentuh Krisis Global

Jember - Peningkatan perekonomian melalui sector riil yang tidak terpengaruh oleh krisis global salah satunya adalah meningkatkan daya saing Unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Ke depan Pemerintah Jember akan mengoptimalkan pemberdayaan UKM di tahun 2009 ini.

Kepala Disperindag Pemkab Jember, Ir Hariyanto, MM, mengakui itu. Kata dia ada 3 komponen dalam peningkatan dan pengembangan bidang kerakyatan diantaranya pemilihan bahan baku , dan teknologi.

Dengan penerapan teknologi misalnya UKM dan sentra industri kecil yang bekerja sama dengan Universitas Jember sebagai institusi pendidikan akan menghasilkan pelatihan tepat guna.

Salah satu contoh adalah kepada nelayan Puger. Pelatihan membuat tepung ikan dan abon ikan dengan teknologi sederahana akan membantu masyarakat terhindar dari pengaruh krisis global. Untuk itu pihaknya telah menggandeng Politeknik Negeri Jember sebagai mitra.

Komponen yang terakhir adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Untuk itu pemerintah telah menjalin kerjasama dengan beberapa universitas dan lembaga terkait untuk pengembangan program ekonomi kerakyatan itu lebih optimal.

Menurutnya, krisis ekonomi global selama ini diakui atau tidak, belum bisa menyentuh sector ekonomi riil. Untuk memperkuat itu, maka sector UKM sangat efektif memperkuat ketahanan ekonomi bangsa.

Setelah pengembangan sentra industri kecil dan menengah akan diupayakan ke penguatan permodalan. Untuk mencapai itu semua kerjasama dengan pengusaha juga tidak ditutup.

Hal itu akan menambah spread pasar produk UKM tersebut. “Kami akan bekerjasama dengan pengusaha untuk memasarkan hasil – hasil produksi UKM dan industri kecil itu. Sebab prospeknya lebih berpeluang,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Langka, 20 Titik SPBU Diantre Kosumen

Jember – Bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan pertamax pada 3 hari ini tiba – tiba langka di seluruh wilayah Kabupaten Jember. Dan paling parah kondisinya adalah kemarin, Rabu (7/1), karena hamper semua SPBU tidak ada stock sama sekali.

Sehingga begitu pada tengah malam truk tangki pengangkut BBM datang, sebanyak 20 SPBU yang tersebar di seluruh kecamatan di Jember langsung diserbu konsumen. Bahkan usai sholat Shubuh Kamis (8/1) pagi, antrean sudah mengular hingga beratus ratus meter di seluruh SPBU.

Pemandangan serupa terus terjadi hingga sekitar pukul 11.00 wib. Sesudah itu hamper semua SPBU kembali kosong dan memampang pengumuman Premium habis.

Didalam kota Jember, hanya ada satu SPBU yang masih beroperasi hingga sore pukul 15.00 wib, yakni SPBU didepan depo Pertamina Gebang kecamatan Patrang.

Pasalnya SPBU tersebut mulai pagi hari, sama sekali tidak melayani pembelian premium oleh kendaraan roda empat dan lebih besar lagi. “Kebijakan kami memang hanya melayani sepeda motor saja, mobil dan kendaraan lain yang lebih besar tidak kami layani,” ujar salah satu petugas SPBU, Fauzi.

Kondisi semacam ini membuat pedagang eceran seenaknya menaikkan harga premium. Rat-rata dijual Rp. 7.000 hingga Rp. 8.000,- dengan pembelian yang dibatasi maksimal 2 liter saja.

“Kalau nggak kita batasi, kita kehabisan juga mas, karena kita sulit belinya juga, jadi satu kendaraan cukup 2 liter dulu, ini-pun hanya sedikit saja stocknya,” ujar pedagang eceran di daerah Karangpring Sukorambi, Saeri. (RI-1)

Selengkapnya...

Balik Kucing, Gedung Eks BHS Ditempati Lagi

Jember – Gedung eks BHS yang pada era Bupati Jember, Samsul Hadi Siswoyo Msi, memang sempat dipolemikkan dan ditinggal di era Bupati Jember, MZA Djalal. Djalal berdalih bahwa penggunaan gedung tersebut merupakan pemborosan.

Sehingga semua unit kerja yang pernah menempati gedung tersebut diminta keluar dan menempati kantor lama di gedung Pemkab jalan Sudarman. Pada saat itu banyak unit kerja yang mengeluh karena dengan seringnya pindah tempat dari gedung Pemkab lama ke gedung Pemkab baru itu dan kembali ke Pemkab lama, banyak menimbulkan kerepotan.

Bahkan bukan hanya repot di bidang fisik saja, namu banyak juga arsip, data dan sarana prasarana yang rusak. Namun karena kebijakan Bupati akhirnya semua mengikuti dengan baik.

Sehingga gedung kembali mangkrak dan kosong tak berpenghuni, layaknya rumah hantu. Padahal gedung berlantai 5 tersebut dibangun dengan dana hamper sepuluh miliar rupiah.

Namun mulai hari ini, gedung Pemkab baru tersebut kembali bakal difungsikan. Pantauan beritajatim.com sudah ada aktivitas bersih-bersih digedung jalan PB. Sudirman tersebut. Sejumlah alat kerbesihan didatangkan, bahklan nampak sejumlah pengawas kerja dari beberapa unit kerja sudah dating untuk memantau pekerjaan beberapapekerja kebersihan.

“memang rencananya bakal ditemapti lagi, namun pastinya kapan dan siapa saja yang bakal menempati gedung itu, kami belum begitu faham, insyaallah kami bakal gali info dan informasikan ke teman-teman wartawan,” ujar KAbag Humas Pemkab Jember, Drs. Agus Slameto.

Beberapa unti kerja yang dikabarkan bakal menempati gedung baru tersebut diantaranya unit kerja baru yang belum memiliki gedung. Seperti misalnya, Kantor Pemuda dan Olahraga, Dinas PU Cipta Karya, BAdan Pemberdayaan Perempuan dan KB, dan beberapa unit kerja lagi. (RI-1)

Selengkapnya...

Parkir Berlangganan Tidak Jalan, Masyarakat Mengeluh

Jember – Parkir berlangganan yang diterapkan mulai tanggal 1 Januari 2009 lalu, naga-naganya hingga hari ini, Rabu (7/1) tidak berjalan optimal. Sehingga banyak pengendara kendaraan mengeluh atas kebijakan tersebut.

“Bagaimana tidak mengeluh, kalau sekarang kita masihj ditarik, padahal Pemkab sudah tegas mengumumkan mulai 1 Januari berlaku, kita berarti bayar double,” ujar salah satu pengemudi mobil yang sedang parker di depan Matahari dept. store, Handoko Seto.

Menurut Handoko seharusnya petugas parker tidak lagi memungut uang parker ke pengemudi. Terkecuali kendaraannya menggunakan plat bukan Jember.

“Lha kalau dipungut terus, kapan gratisnya, padahal kita bayar lewat Samsat waktu membayar pajak kendaraan,” imbuhnya dengan ketus.

Pantauan beritajatim.com, tidak hanya di seputar mutiara plasa dan Matahari saja. Semua petugas parker masih memungut restribusi parker di hamper semua badan jalan yang digunakan untuk parker kendaraan.

Sementara itu KepalaUnit PArkir Jember, Samsul Hidayat, belum berhasil dikonfirmasi terkait dengan hal tersebut. Menurut sejumlah stafnya, Samsul sedang dinas luar kota . (RI-1)

Selengkapnya...

Premium, Pertamax Sama-sama Langka

Jember – Di Jember tidak hanya premium yang langka, BBm jenis lain seperti pertamax dan solar juga ikut langka. Namun untuk jenis pertamax dan solar di sejumlah SPBU masih bias ditemui meski tidak terlalu banyak.

Namun untuk premium sangat sulit diketemukan. Baik di SPBU maupun di pedagang eceran. “Biasanya di SPBU Tembakan (A. Yani) siang hari masih ada stock premiumnya, tetapi hari ini mulai pagi hingga sore nggak ada sama sekali,” ujar salah satu pengendara kendaraan roda dua, Husni.

Keluhan serupa juga dialami hamper seluruh warga Jember pada hari ini. Mulai dari SPBU di dalam kota hingga diluar kecamatan kota semua memampang tulisan didepan SPBU masing-masing dengan tulisan “Premium Habis”, ada juga yang ditambah dengan kalimat “Pertamax Habis”.

Praktis dalam sehari ini hamper semua pengendara kendaraan bermotor tumplek blek antri di SPBU Gebang yang lokasinya berdiri tepat didepan (satu tembok) depo Pertamina.

“Saya anti mulai pukul 7 pagi hingga pukul 9 baru dapat bensin di SPBU Gebang depan pertamina,” ujar pengendara lain, Raditya.

Pasalnya diwilayah kota Jember SPBU tersebutlah satu-satunya SPBU yang masih buka.

Sejumlah SPBu sudah tutup duluan di pagi hari karena habis diantri pengendara kendaraan.

Kondisi seperti ini membuat harga premium di pasaran khususnya tingkat pengecer menjadi melonjak naik. Bahkan bias tembus angka Rp. 8.000,- perliternya. (RI-1)

Selengkapnya...

Ratusan Pejabat Jember Dimutasi

Jember – Seratus lebih pejabat di Jember mulai dari eselon II, III dan IV, hari ini, Selasa (6/1) dilantik Bupati Jember, MZA Djalal. Pelantikan dilakukan dalam dua tahap. Untuk pagi harinya hingga siang pukul 11.00 wib ada 61 pejabat yang dilantik.

Diantara pejabat yang dilantik adalah Drs Ch. Havid Setyadi yang meninggalkan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH)-nya karena dibubarkan menuju posisi baru di Dinas Pasar, yang juga unit kerja baru di Jember.

Unit kerja baru yang juga sudah diisi pejabat adalah Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Cipta Karya dan Tata Ruang. Unit kerja baru satu ini dipimpin oleh Ir Merwin Lusiani, yang sebelumnya menduduki posisi salah satu Kabid di DKLH.

Selain dua unit kerja baru tersebut, masih ada beberapa unit kerja baru lagi yang juga sudah diisi pejabat baru juga. Diantaranya adalah Kantor Lingkungan Hidup yang diisi oleh Drs. Ahmad Hariadi. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi diisi Drs. Sutrisno.

Serta Kantor Pemuda dan Olahraga yang diisi oleh Suparno dari Dinas Pendidikan Jember. Sementara Kantor Infokom Jember yang dihapus berubah menjadi Bagian Humas Pemkab Jember.

Dan untuk Kepala Bagian Humasnya ditempati oleh mantan Kepala Kantor Infokom Pemkab Jember, Drs. Agus Slameto.

“Pelantikan pejabat kali ini sudah sesuai dengan SOTK (Susunan Organisasi dan Tata Kerja) yang baru dan ditetapkan oleh dewan bersama Pemkab,” ujar KAbag Humas, Drs. Agus Slameto. (RI-1)

Selengkapnya...

Mitan Jember Dari Bondowoso

Jember – Kelangkaan minyak tanah (mitan) di Jember mulai bias teratasi dengan cara para pedagang membeli mitan ke Bondowoso. Namun resikonya, harga mitan di Jember tidak ada lagi yang dibawah Rp. 5.000 perliternya.

Rata-rata harga yang beredar dipasaran melebihi angka Rp. 5.000 bahkan tembus ke Rp. 7.000,-. “Kalau ada yang harganya lima ribu pasti diserbu pembeli dan langsung habis,” ujar salah satu pedagang mitan di Kelurahan Patrang, Rofiq.

Pedagang mitan Jember saat ini banyak yang membeli mitan ke Bondowoso karean di kabupaten tersebut masih banyak mitan yang beredar dan stocknya bias dialihkan ke Jember.

“Kalau bergantung pada Pertamina sudah tidak bias lagi, kita nggak dikirimi lagi,” ujarnya.

Padahal, permintaan masyarakat masih terus tinggi. Setiap hari ratusan jerigen ditaruh di tempat-tempat pedagang mitan, dengan harapan sewaktu-waktu ada kiriman mitan maka pembeli bias mendapatkan jatah, meski hanya 2-4 liter saja.

Seperti dituturkan Mulyani, dirinya sudah menitipkan jerigennya di pedagang setempat di Bintoro, Patrang selama 3 hari. “Jadi kalau sewaktu-waktu ada kiriman saya pasti dapat, meski cumin 4 liter,” imbuhnya.

Dan sampai saat ini masalah kesulitan mitan di Jember sudah bukan barang asing lagi. Masyarakat sudah terbiasa dan tidak peduli lagi dengan kebijakan Pemerintah maupun Pertamina.

“Sudah mas, nggak mikir pertamina atau pemerintah, kita piker perut sendiri saja, yang penting bias makan dan dapat mitan selesai,” ketusnya. (RI-1)

Selengkapnya...

MZA Djalal : PNS Harus Melayani MAsyarakat

Jember – Bupati MZA Djalal, meminta agar semua pejabat di lingkungan Pemkab Jember memiliki kemampuan memobilisasi, mengkoordinasikan di tiap satuan kerja dan tergerak sebagai satu sistem menjalankan misi pelayanan pemerintah kepada rakyat.

PNS yang masih hidup hingga saat ini adalah produk sejarah sekaligus pelaku sejarah selama 80 tahun lalu telah mewarnai kehidupan di Kabupaten Jember.

“Generasi sekarang hanya jadi bagian dari sejarah,“ ujarnya.

Tapi, generasi harapan bangsa saat ini jangan mau memberi kenangan jelek yang dapat dicemooh anak - cucu kelak di kemudian hari.

“Selama masih menjadi pelaku sejarah, mari kita laksanakan tugas dan pengabdian ini sebaik-baiknya,“ tukasnya.

Maka aparat Pemkab Jember diminta terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, dan masyarakat tidak boleh tinggal diam membantu pemerintah menciptakan Jember yang tertib, aman, bersih dan indah.

“Makanya kita adakan kegiatan out bond dari semua pejabat eselon II, III, Camat, Lurah dan Kepala Desa se Jember kemarin untuk menyamakan persepsi dan perilaku sebagai pelayan masyarakat,” ujarnya.

Sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah berikrar ingin memberi pelayanan masyarakat yang baik adalah wajib dilaksanakan.

Diakui ada kemampuan PNS yang terbatas, tapi dengan kemampuan terbatas harus dipacu untuk memberi pelayanan prima kepada masyarakat.

Tahun 2009 ini, Bupati minta agar adanya perbedaan aspirasi politik masyarakat tidak sampai merusak persaudaraan sesama warga Jember, dan turut menjaga keamanan Jember. Sejumlah Camat dan Kades yang berprestasi melunasi pajak PBB diberi Bupati cindera mata atau hadiah. (Ri-1)

Selengkapnya...

Rawan Kebakaran, 4 Kecamatan Butuh Unit PMK

Jember - Banyaknya kejadian kebakaran di beberapa wilayah di Kabupaten Jember agaknya perlu mendapat perhatian dari pihak berwenang. Itu perlu dilakukan, agar upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran, bisa segera diatasi dan tidak sampai merembet kemana-mana yang mengakibatkan kerugian besar.

Selama ini keberadaan PMK yang berpusat di Jember, terbukti tidak terlalu efektif dalam mengatasi kebakaran yang terjadi di daerah atau wilayah. Salah satu penyebabnya karena mobil pemadamnya yang standbye di pusat PMK yang berada di Kota Jember, tidak bisa melaju dengan cepat untuk menjangkau daerah yang sedang mengalami kebakaran.

Akibatnya, dalam waktu sekejap saja, kebakaran yang terjadi di suatu daerah sudah mampu menelan kerugian ratusan juta bahkan nyawa. Tidak segera teratasinya kebakaran yang terjadi di wilayah, karena letak pusat PMK terlalu jauh dan butuh waktu lama untuk sampai ke tempat kejadian perkara.

Oleh karena itu, ke depan diharapkan pada setiap daerah atau titik-titik tertentu yang selama ini dikenal rawan kebakaran perlu didirikan unit PMK. “Dengan adanya unit-unit di wilayah rawan, titik kebakaran mungkin dapat segera ditanggulangi,” kata Drs Nanang Suryadi M.Si, Kasi Peralatan, Dinas Pekerjaan Umum.

Perlunya didirikan unit PMK di wilayah, menurut Nanang, karena di Jember ada beberapa daerah yang tingkat kerawanan kebakarannya cukup tinggi. Daerah tersebut antara lain Kecamatan Tanggul, Kecamatan Ambulu, Kecamatan Kalisat, dan Kecamatan Tempurejo. Sebab, di 4 wilayah kecamatan itu banyak berdiri gudang tembakau.

“Jika terjadi sesuatu kebakaran, mobil PMK sering terhambat oleh padatnya arus lalu lintas, kalau mobil unit PMK dekat, maka 15 menit saja kebakaran yang terjadi sudah bisa diatasi,” katanya.

Karena itu dalam rangka menanggulangi terjadinya kebakaran di daerah, pihaknya kata dia, akan mencoba mengusulkan kepada Bupati Jember, untuk mendirikan unit PMK di 4 wilayah kecamatan di Kabupaten Jember. Pada masing-masing unit PMK itu, nantinya akan standbye mobil PMK.

Menurut dia, penempatan mobil kebakaran ini, nantinya akan melekat pada kecamatan setempat. Pihaknya sudah konsolidasi dengan wilayah kecamatan, istilahnya ada satu tempat unit pemadam kebakaran di sana dan Camat menyambut baik usulan tersebut. (RI-1)

Selengkapnya...

Diskes Bakal Terjunkan Tim ke Sekolah

Jember – Makin maraknya peredaran jajan (makanan ringan) yang berbahaya di lingkungan sekolah-sekolah, membuat Dinas Kesehatan (Diskes) Jember turun tangan. Humas Diskes Jember, H. Yumarlis SH, menegaskan bakal menurunkan tim ke sekolah-sekolah.

“Tim tersebut bakal meninjau atau melakukan pengawasan atas beredarnya makanan berbahaya tersebut,” ujarnya.

Selanjutnya Diskes bakal mengambil sample makanan atau minuman yang diduga membahayakan kesehatan anak-anak. Apalagi saat ini banyak beredar makanan atau minuman murah yang disenangi siswa-siswi.

“Anak-anak khususnya di tingkat SD lebih suka jajan makanan yang murah, padahal makanan itu berbahaya, karena mengandung sejumlah zat beracun, seperti pewarna pakaian, pengawet, penambah rasa non gula dan lainnya,” ungkap Yumarlis.

Sehingga Diskes berharap kepada pihak sekolah untuk turut mengawasi pedagang yang berjualan di sekolah-sekolah tersebut. Jika memang diduga kuat makanan dan minuman tersebut berbahaya, sebaiknya sekolah melarang pedagang dimaksud untuk berjualan di lingkup sekolah.

Selain kandungan zat berbahaya di dalam makanan dan minuman, menurut Yumarlis, pedagang biasanya juga tidak menjaga kualitas air atau masakannya. Tak jarang air yang digunakan air mentah yang tidak steril.

Cara memasaknyapun sembarangan, sehingga banyak yang keracunan atau terserang penyakit tipes, hepatitis dan muntaber. (RI-1)

Selengkapnya...

Pengembangan Ternak Terus Dipacu

Jember – Hingga saat ini, Dinas Peternakan dan Perikanan Jember terus memacu pengembangan populasi ternak sapi di Kabupaten Jember. Alhasil ada peningkatan populasi meski belum begitu besar. Sampai akhir tahun 2008 lalu populasi ternak di Jember sudah mencapai 210.000 ekor setiap tahun.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Jember, Ir Dalhar, daging ternak yang dihasilkan, selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal, sebagiannya lagi juga dikirim ke luar daerah.

Upaya pengembangan ternak sapi maupun kambing di Kabupaten Jember ini, katanya, sudah sejalan dengan program pemerintah pusat, dalam hal swasembada daging.

Dari data yang ada, khusus populasi sapi potong yang ada di Jember sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal. Dan saat ini pihaknya terus berusaha meningkatkan produksinya agar mampu memnugi kebutuhan nasional. Mengingat untuk hidup sehat dibutuhkan 7,6 kg/kapita/tahun.

Selain mmenuhi kebutuhan lokal produksi Jember juga memenuhi kebutuhan beberapa kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Pengiriman ternak dari Jember ke daerah lain ini, setiap tahunnya berkisar antara 23 ribu sampai dengan 25 ribu ekor.

Dari program pengembangan peternakan di jember juga mendapat hasil lain berupa susu. Meski masih sangat sedikit, rata-rata produksi susu yang dihasilkan dari setiap ekor sapi dalam setiap harinya berkisar antara 10 sampai dengan 15 liter.

Untuk jumlah sapi perah yang dikembangkan di Kabupaten Jember, hingga saat ini baru sebanyak 500 ekor. “Dan setiap dua hari sekali, kita sudah mengirimkan susu ke Indo-Lacto sekitar 200 sampai dengan 500 liter per duahari,” jelasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

KTNA Dukung Pemkab Lakukan Distribusi Pupuk Tertutup

Jember - Untuk menyiasati kesulitan mendapatkan pupuk Pemkab Jember bakal serius mengadakan sistem distribusi pupuk secara tertutup. Pupuk hanya bakal didistribusikan ke petani yang telah mengumpulkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)-nya.

Menanggapi hal tersebut Ketua KTNA Kalisat, Ir. H. Abdul Kholik, menyambut gembira upaya pemerintah dalam menyalurkan pupuk secara tertutup itu.

“Kemungkinan error atau penyimpangan akan berkurang, hal itu karena adanya kebersamaan, sehingga bisa tepat sasaran, tepat guna sesuai dosis dan kebutuhan petani,” katanya.

Pihaknya berjanji bakal turun ke desa-desa untuk menyampaikan informasi berkaitan dengan pupuk bersubsidi yang penyaluranya dilakukan secara tertutup itu. “Kami akan turun ke dusun-dusun untuk menindaklanjuti sosialisasi pupuk bersubsidi secara tertutup,” tandasnya

Sementara itu Camat Kalisat, Drs. Sutarman, yang turut mensosialisasikan program tersebut kepada petani mengatakan, bahwa pupuk yang ada di Kecamatan Kalisat, memang diakuinya tidak sebanding dengan kebutuhan.

Sehingga dengan program distribusi tertutup tersebut pihaknya mengaku senang, karena kebutuhan petani bakal terpenuhi. (RI-1)

Selengkapnya...

Setahun, BI Amankan Upal 200 juta

Jember - Kabupaten Jember memang diindikasikan sebagai daerah yang cukup potensial untuk peredaran uang palsu (upal). Selama setahun lalu (2008), Bank Indonesia (BI) Jember telah menemukan sebanyak 7.000 lembar lebih uang palsu senilai Rp 205 juta.

Menurut Pimpinan BI Jember, A. Rasyid Madjid, peningkatan jumlah uang palsu yang beredar di 4 kabupaten, yakni, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi sudah begitu besar, namun perlu diantisipasi agar tahun 2009 tidak semakin tinggi.

Dengan jumlah upal sebanyak itu, katanya cukup merugikan masyarakat kalangan menengah kebawah yang awam akan upal. Meski jika dibandingkan dengan totally jumlah uang yang diedarkan oleh BI Jember yang meliputi 4 kabupaten tersebut, tidak terlalu besar. “Namun tetap merugikan masyarakat,” ujarnya.

Ditanya mengenai daerah terbanyak uang palsunya, Pimpinan BI tersebut mengatakan bahwa Jember-lah yang paling banyak indikasi beredarnya uang palsu.

Rasyid sendiri jugamenegaskan bahwa fenomena uang palsu ini tidak dapat dihilangkan. “Hanya bias dikurangi saja, jadi kami dari Bi berwenang turut menekan peredaran upal tersebut,” imbuhnya.

Rasyid juga mencontohkan apa yang terjadi di Amerika Serikat, di negara maju ini uang palsu juga ada.

Untuk mengantisipasi peredaran uang palsu ini, pihak BI akan selalu bekerjasama dengan pihak kepolisian. “Kami akan bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk mengurangi / menekan jumlah uang palsu,” ujarnya.

Untuk itu, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menekan peredaran uang palsu di wilayah Kab. Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi dengan cara segera melaporkan ke Polsek terdekat dan jika mengetahui adanya pelaku yang mengedarkan uang palsu. (RI-1)

Selengkapnya...

Kelar 100%, PJU Tunggu Sambungan Listrik

Jember – Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH), Drs. H. Chavid Setyadi, menegaskan bahwa seiring bergantinya tahun anggaran 2008 ke 2009 hampir semua proyek di lingkungan dinasnya sudah kelar. Demikian halnya dengan proyek multi years PJU senilai Rp. 85 miliar.

“Semua titik sudah terpasang dengan baik, sebanyak 9.700 lebih titik lampu,” ujarnya. Sehingga menurut Havid saat ini pihaknya bersama PLN sedang berupaya keras menghidupkan semua titik lampu PJU tersebut.

“Semua sudah terpasang, tinggal penyambungan listriknya saja (aliran listrik),” imbuhnya.

Havid minta masyarakat Jember bersabar, dan menunggu upaya Pemkab bersama PLN. Karena saat ini Negara sedang menglami krisis energi sehingga Jember terkena imbasnya.

Kalau PLN sudah siap memasok energy untuk PJu maka masyarakat Jember bakal merasakan manfaat PJU tersebut. Sayangnya Havid enggan berkomentar sampai kapan masyarakat bakal menunggu.

“Kita tetap berupaya semaksimal mungkin,” kilahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya PJU Jember hingga saat ini hanya mampu menyala sekitar 20 % saja dari total PJU yang sudah terpasang. Hal tersebut ditegaskan mantan Manajer PLN Jember, Bambang Setyohadi, sebelum pindah tugas.

Pasalnya kemampuan PLN menyuplai energy untuk PJU memang hanya segitu saja. Selainnya bakal nyala secara bergiliran, karena terbatasnya pasokan energy. (RI-1)

Selengkapnya...

Ratusan Siswa Ikuti Ujian Diluar Ruangan

Jember – Besok, Senin (5/1), Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember bakal menggelar ujian tengah semester atau semester I tingkat SD secara serempak. Dan terkait hal itu dapat dipastikan, ada ratusan siswa SD bakal mengikuti ujian diluar ruangan.

Pasalnya ratusan siswa tersebut tidak lagi memiliki ruangan untuk belajar mengajar. Seperti misalnya di SDN Kertonegoro 03 Jenggawah, akhir bulan Desember lalu sejumlah ruangan kelasnya ambruk karena tergenangi air banjir terus menerus.

“Sehingga untuk melaksanakan ujian semester 1 kami lakukan di ruangan balai desa dan musala, karena ruangan kelas yang ambruk, hingga kini belum diperbaiki,” jelas Kepala SD Kertonegoro 03 Dra Bibit Hidayati.

Jumlah siswa yang mengikuti ujian di balai desa dan musala mencapai 265 siswa yang terdiri dari siswa kelas satu hingga kelas enam.

Selain Kertonegoro 03 SD lain yang mengalami nasib serupa yakni SDN Jatimulyo 02, Jenggawah. Tiga ruang kelasnya rusak parah setelah diterjang puting beliung. Sehingga diprediksi sama besok, para siswa harus mengikuti ujian semester I di rumah Maslah, ketua komite sekolah, yang jaraknya 200 meter dari lokasi sekolah.

Apalagi kondisi ini sudah dijalani para siswa selama tiga bulan yang lalu. Seeperti diberitakan sebelumnya, tiga bulan lalu, tiga ruang kelas rusak parah karena diterjang angin puting beliung. Bagian atap kelas terbuka, sehingga ruangan kelas tidak bisa lagi digunakan. (RI-1)

Selengkapnya...

Nasib Kartu Ucapan Semakin Mengenaskan

Jember – Nasib kartu ucapan semakin hari semakin mengenaskan saja. Bagaimana tidak jika pada era beberapa tahun lalu kartu ucapan menjadi favorit pilihan warga untuk menyampaikan isi hari disaat hari raya dan hari-hari istimewa. Kini mayoritas warga sudah berpaling ke sarana lain khususnya ke handphone.

Sehingga arus peredaran kartu ucapan-pun semakin sepi. Karena sedikit sekali yang menggunakannya. Seperti pada hari raya Natal dan Tahun baru ini (2009), tercatat hanya sekitar 1.543 kartu ucapan yang didistribusikan oleh PT. Pos Jember.

Hal tersebut disampaikan Omai Gunawan, manager operasional Kantor Pos Jember, usai evaluasi kinerja PT. Pos Jember pada akhir tahun 2008. Menurutnya, pengiriman kartu ucapan saat ini kebanyakan datang dari perusahaan swasta dan instansi pemerintahan.

"Yang paling banyak mengirim ya perusahaan swasta, dari masyarakat hanya sekitar 20 persen saja,” tuturnya.

Meski sudah mulai sepi peminat, kartu ucapan tetap diminati. Pasalnya, kartu ucapan masih dipandang lebih mengasyikkan. Berbeda dengan SMS (short message service) yang hanya berupa tulisan atau kalau inbox penuh, langsung dihapus atau terhapus dengan sendirinya.

Sehingga tidak ada kenang-kenangan yang tertinggal. Omai juga menjelaskan bahwa kartu ucapan masih sangat dimintai sebelum tahun 2000. Pada waktu itu setiap ada hari istimewa maka kartu ucapan yang beredar di Pos Jember bisa mencapai lebih dari 10 ribu.

“Namun setelah tahun tersebut menurun dengan dratis dan lama-lama sepi peminat,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Daerah Langganan Banjir, Tahun Barupun Kebanjiran

Jember – Sejumlah daerah langganan banjir di Jember, tetap saja bernasib naas. Jika di daerah lainnya bisa merasakan kegembiraan akan semaraknya perayaan pergantian tahun, berbeda dengan daerah ini.

Seperti misalnya di daerah desa Wonoasri kecamatan Tempurejo Jember, tetap saja ratusan KK (Kepala Keluarga) yang ada disibukkan dengan menjaga barang perabotan di rumah masing-masing. Pasalnya rumah-rumah tersebut tergenang air hingga setinggi lutut orang dewasa.

“Sebenarnya daerah tersebut memang rawan kebanjiran, jadi hampir setiap ada hujan sedikit saja kondisi rumah langsung terendam,” ujar salah satu warga dusun Kraton, Desa Wonoasri Tempurejo, H. Misrawi.
Kebetulan semenjak sehari sebelum tahun baru hingga malam tahun baru, hujan terus turun dengan derasnya. “Ya terus kami disibukkan dengan mengamankan barang-barang kami, nggak bisa merayakan tahu baru lagi seperti yang lain,” imbuhnya.

Kekecewaan juga dialami oleh petani di wilayah kecamatan Wuluhan dan Ambulu. Pasalnya meski tidak kebanjiran rumahnya, petani disekitar dua kecamatan tersebut tidak sanggup tersenyum lagi.

Ratusan hektar lahannya yang sudah ditanami bibit padi hingga hari ini, Kamis (1/1) masih tetap tergenang air. Kerugian puluhan juta juga sudah nampak didepan mata dan dialami hampir semua petani.

“Kami nggak mikir lagi tahun baruan atau yang lain, ini bingung nutupi pinjaman kami untuk biaya pembibitan kemarin, sekarang juga belum surut airnya, kapan kita bisa tanam padi,” ujar salah satu petani Lojejer Wuluhan, Husni. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan