HArga Karet Terus Menurun

Jember - Krisis komoditi ekspor rupanya terus terjadi, menyusul beberapa Negara di Amerika dan Eropa mengurangi kuantitas impornya terhadap bahan baku asal Indonesia . Setelah minyak kelapa sawit dari Indonesia mengalami penurunan harga cukup drastis, kini giliran komoditi karet asal Indonesia juga terkena dampaknya.

Menurut Koordinator Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia Wilayah Besuki, Probolinggo dan Lumajang, Herlambang, penurunan harga yang terjadi saat ini memukul produsen karet, khususnya PTPN 12 yang selama ini eksis memasok kebutuhan karet yang runtuh.

Pasalnya berlangsung secara terus menerus hingga pada awal 2009 ini. Padahal penurunan sudah terjadi sejak akhir tahun 2008 lalu.

“Komoditi karet, penurunannya sangat signifikan karena konsumen terbesar karet dunia adalah Amerika, sehingga saat Amerika menurunkan demand (permintaan, red) karet, maka Negara pengekspor karet seperti Indonesia otomatis mengalami penurunan ekspor”, paparnya.

Bahkan menurut Herlambang, disbanding dengan harga tembakau, harga karet dan kopi masih lebih rendah, sebab harga tembakau justru mengalami kenaikan.

Herlambang memperkirakan, krisis financial yang melanda negara-negara Eropa dan Amerika akan berlangsung relative lama dan dampaknya akan sangat terasa di Indonesia pada tahun 2009 ini.

Perlu diketahui, menurut Herlambang harga karet di tahun 2008 pernah mencapai level tertinggi 3,15 dollar AS per kilogram (kg) atau Rp 28.914 per kg yakni di bulan Juli lalu.

Kemudian harga terus merosot menjadi 1,82 dollar AS atau Rp 17.998 per kilogram di bulan November 2008. "Awal tahun ini, tren harga terus menunjukkan penurunan cukup tajam yakni 1,35 dollar AS atau Rp 12,285 per kg," katanya.

Alex menambahkan, harga tersebut merupakan standar harga di pasaran internasional. Dengan demikian, harga jual-beli di tingkat petani dipastikan lebih rendah dari angka tersebut. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan