Pembunuh Ayah Kandung Diperiksa Psikiater

Jember - Tersangka pelaku pembunuhan ayah kandungnya sendiri, Juprinato (24), bakal diperiksa tim psikiater. Pasalnya ada dugaan pelaku sudah mengalami gangguan kejiwaan semenjak lama.

Apalagi selama ini hasil pemeriksaan petugas dari Polsek Sempolan, belum membuahkan hasil. Penyebab pelaku membunuh bapak akndungnya, Pak Son (50) belum bias diketahui.

Kapolsek Sempolan, AKP Zainuri S.Sos, membenarkan rencana pemeriksaan tersebut. PAsalnya, untuk menjelaskan tersangka itu mengidap gangguan jiwa atau kelainan jiwa diperlukan keterangan pemeriksaan dokter jiwa. Termasuk keterangan saksi yang membenarkan adanya gangguan jiwa pelaku.

“Katanya, beberapa bulan terakhir kejiwaan pelaku memang agak terganggu. Kita tunggu saja hasil pemeriksaan dari psikiater," papar Zaenuri.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Senin (12/1) lalu pukul 14.30 WIB, di Desa Silo Kecamatan Sempolan, sempat gempar. Pasalnya, Sunoto alias Pak Son (50) tewas dibacok dengan clurit oleh anaknya sendiri, usai sholat duhur di salah satu musholah depan rumahnya.

Meski pelakunya kini sudah diamankan Polsek Sempolan, namun informasi terus digali. KArena, aksi nekat pembunuhan oleh Jupriyanto itu belum diketahui motifnya. Jika secara nalar tidak mungkin anak membunuh bapak sendiri.(RI-1)

Selengkapnya...

Sapi Rembangan Terus Dikembangkan

Jember - Dinas Peternakan dan Perikanan Jember terus berupaya menggairahkan kembali usaha sapi perah di kawasan Rembangan. Pasalnya, areal wisata rembangan yang sudah ada sejak lama, menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan, Ir. Dalhar, bakal lebih semarak jika budidaya sapi perah di lokasi tersebut semakin dikembangkan.

Sehingga tahun ini pihaknya masih berkonsentrasi pada pembibitan sapi perah. Apalagi semenjak dipercayakan kepadanya, jumlah sapi perah yang ada sudah terus bertambah.

“Dulu saat serah terima dari pengelola ke Dinas Peternakan dan Perikanan hanya tersisa 7 ekor, hingga saat ini sapi perah ini mampu berkembangbiak menjadi 36 ekor sapi,” tuturnya.

Jika pembibitan pada tahun 2009 ini berjalan sukses, maka dapat diprediksi keepan potensi susu rembangan bakal meningkat. Pasalnya mulai saat ini sudah banyak tawaran yang diajukan dari pabrikan susu kemasan kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Jember.

“NAmun karena kami belum mampu memenuhi permohonan tersebut maka untuk sementara ini focus dulu ke pembibitan,” imbuhnya.

Dalhar mengungkapkan, tawaran ini merupakan peluang bagi para peternak sapi perah di Jember agar bisa menghasilkan produksi susu untuk memenuhi kebutuhan.

Dia berharap kesejahteraan peternak sapi perah bisa meningkat seiring dengan peningkatan produksi susu. (RI-1)

Selengkapnya...

Pemkab Belum Pastikan Waktu Relokasi

Jember – Pemkab Jember hingga kini belum memastikan kapan bakal melakukan relokasi dan rehabilitasi kepada korban banjir bandang yang terjadi 5 hari lalu. Tak satupun pejabat Pemkab Jember, yang dengan tegas menyatakan waktu relokasi atau rehabilitasi rumah-rumah korban tersebut.

Sehingga banyak warga mengeluh, akan ketidakpastian tersebut. “Bagaimana tidak susah kita ini, seharusnya Pemkab atau Satkorlak menentukan kapan kita bakal dibantu,” ujar salah satu korban banjir yang rumahnya hanyut terseret air, warga Mayang, Harijah.

Selain Harijah masih ada ratusan kepala keluarga (KK) lagi yang juga mengalami hal serupa. Rata-rata para korban banjir bandang ini mengeluh atas keterlambatan Pemkab Jember menanganinya. Apalagi ada sejumlah keluarga yang harta bendanya ludes terbawa air.

Dan saat ini sejumlah KK tersebut menggantungkan hidupnya kepada tetangga dan sanak saudara. Mulai dari tempat tinggal hingga makan sehari-hari.

“Sudah seharusnya Pemkab segera memberi bantuan korban banjir seperti saya ini dengan bahan makanan, atau bahan bangunan untuk memperbaiki rumah,” ujarnya.

Sementara itu Kabag Humas Pemkab Jember, Drs. Agus Slameto, menyatakan bahwa bantuan merupakan kewenangan Dinas Sosial, dan dirinya yakin bantuan sudah dikucurkan. “Kalau memang dilapangan belum ada, maka bakal kita re cek ulang ke unit kerja yang bersangkutan,” jelasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Alokasi Pupuk 2009 Tak Berubah

Jember – Alokasi kebutuhan pupuk petani di Kabupaten Jember untuk tahun 2009 tak banyak berubah dibanding dengan tahun 2008 kemarin. Meski saat ini, distribusi pupuk ke Jember menggunakan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang sudah diajukan.

Diakui atau tidak realisasi pupuk bersubsidi selama ini belum bisa sepenuhnya memenuhi jumlah kebutuhan para petani. Salah satu solusinya yang harus dilakukan para petani adalah dengan menggunakan pupuk pendamping yakni pupuk organik.

Di sejumlah daerah di areal pertanian di Jember selatan, dan barat masyarakat petani di Jember sudah tidak lagi menggantungkan pupuk bersubsidi jenis kimia. Kendati untuk kebutuhan pupuk ini mereka masih sangat membutuhkan. Karena tidak semua petani juga mendapatkan pupuk organik dengan mudah.

Salah satu petani di Jember Selatan, Ishom, mengatakan bahwa dia selama ini sudah tidak khawatir dengan kebutuhan pupuk kimia. Dia sudah menekuni pertanian ini dengan sistem revitalisasi lahan dengan mengembalikan kesuburan tanah.

“Wong di jaman dulu tidak ada pupuk kenapa panennya melimpah. Dan jangka waktu panen memang agak lama. Tapi, kesuburan tanahnya tidak perlu bingung mendapatkan pupuk lain,” ujar Ishom.

Lahannya sekitar 2 hektar (ha) itu kini ditanami padi. Tapi, bukan tidak ada kesulitan mendapatkan pupuk organik. Dia untuk itu mencari kotoran sapi, kambing hingga ayam. Pasca panen pertama dia sudah menanam pupuk kandang ini ke sawah. Lalu digenangi air, dan dibalik tanahnya hingga organisme pengurai penuh di lahan sawah.Sebelum ditanami, dilakukan pembalikkan tanah dengan merata. Lalu pengairan yang cukup.

“Saya sudah menabung untuk itu. Jika ada kesulitan air kita tinggal mengebor saja. Tapi, kalau musim hujan seperti ini, kita hanya rutin mengatur saja karena sering banjir,” ujar Ishom.

Di sisi lain, Kepala Disperta Pemkab Jember, Ir Hari Widjajadi MM, mengatakan akumulasi RDKK petani Jember setahun ini untuk jenis pupuk urea diperkirakan mencapai 121.383 ton. RDKK ini masih mengacu tahun lalu.

Setelah diajukan ke produsen, alokasi pupuk tahun ini tak beda jauh dengan angka tahun lalu. SK Gubernur Jatim menyatakan alokasi pupuk bersubsidi Jember Tahun 2009 sebesar 85.472 ton untuk sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Sementara tahun 2008 alokasi pupuk bersubsidi sebesar 84.782, selanjutnya mendapat tambahan alokasi di akhir tahun sebesar 5.750 ton. Itu berarti, selisih alokasi pupuk bersubsidi tahun ini hanya sebesar 0,8 persen atau 690 ton dibanding tahun lalu.

Melihat alokasi pupuk bersubsidi terbatas itu, dia berharap petani perlu memahami kemampuan optimal pemerintah mensuplai pupuk bersubsidi ke Jember. Jika diurai lagi, alokasi utuh untuk sub sektor tanaman pangan dan hortikultura tahun ini saja hanya 77.912 ton dalam setahun. “Padahal jumlah kebutuhan pupuk lebih dari 121 ribu ton,“ tukasnya.

Diakui belum ada kesesuaian tuntutan RDKK dan alokasi pupuk bersubsidi sehingga jadi penghalang realisasi target hasil pertanian Jember. Dia minta petani bisa memanfaatkan pupuk organik sebagai pendamping pupuk an organik. (RI-1)

Selengkapnya...

Pungli di Sungram Beratkan Rekanan

Jember – Upaya penegak hukum untuk memberantas KKN di tubuh birokrat ternyata belum membuat jera para birokrat itu sendiri. Seperti misalnya di Jember, pungutan liar alias pungli tetap menjamur ditubuh Bagian Penyusunan Program (Sungram) Sekretariat Pemkab Jember.

Aroma tak sedap akan adanya pungli ini menyeruak ke permukaan karena sejumlah asosiasi jasa konstruksi di Jember mengaku keberatan atas pungli tersebut. Sejumlah pengurus Asosiasi mengaku mendapat keluhan dari anggotanya.

Salah satu rekanan senior Jember, Syaiful Bahri, menegaskan bahwa dirinya menolak untuk membayar pungli yang ditentukan oleh Sungram. “Kalau saya nggak mau bayar, tetapi kalau rekanan lain mungkin bayar semua karena takut tidak distempel atau ditandatangani,” ujarnya.

Besaran pungli bervariasi melihat nominal nilai proyek yang dikerjakan. Rata-rata berkisar antara 0,5 % hingga 1 % dari nilai proyek. “PAdahal sebelumnya hanya bersifat sukarela tidak memaksa, kadang ada yang kasih seratus ribu ada yang dua ratus, macem-macem, teman-teman sudah tahu diri,” imbuhnya.

Tetapi untuk tahun ini dipaksa dan ditetapkan nilainya bukan sukarela lagi. Bahkan salah satu oknum pegawai Sungram yang bertugas memungut pungli, Rahman alias Maman, berani membuka amplop rekanan didepan orang banyak dan mengatakan kalau jumlahnya tidak layak dan perlu ditambah.

“Ini kan sudah keterlaluan, masak tinggal membubuhkan stempel dan tandatangan bahwa proyek sudah selesai saja kok, masih memungut dan ini bukan lagi memungut tetapi merampas hak rekanan,” tegas Ketua LSM Abdi MAsyarakat Husni Thamrin, SH.

Untuk itu pihaknya melaporkan penyimpangan tersebut ke Kejari Jember dengan bukti laporan tertulis. “Perilaku meresahkan ini, harus dihentikan dan dipidana pelakunya,” imbuhnya.

Karena akan berakibat dengan menurunnya kualitas proyek yang dikerjakan rekanan. “Rekanan ini harus melalui sejumlah meja di Sunram, di unit kerja pemberi proyek, sehingga kualitasnya tidak akan baik,” ungkapnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Pasokan SPBU Lancar, Pengecer Turunkan Harga

Jember – Mengetahui pasokan BBM khususnya premium di Jember mulai lancar dan sudah tidak terjadi lagi antrian panjang. Akhirnya pedagang premium eceran menurunkan harga jualnya.

Jika sebelum hari ini, pengecer mampu menjual premium per liternya seharga Rp. 8.000 sampai Rp. 10.000,-, kini mulai berjualan seperti biasa dengan mengambil untung sebesar Rp. 500,- saja.

“Jadi eceran hanya dijual dengan harga tertinggi Rp. 5.500 saja, turun jauh dibandingkan dengan harga sebelumnya waktu banyak antrian,” ujar Sarif pedagang di jalan Teuku Umar Jember.

Dimasing-masing SPBU-pun sudah tidak lagi terlihat antrian panjang. Karena stock premium yang ada masih tergolong mencukupi untuk kebutuhan warga Jember, bahkan bisa dikatakan berlebih usai digelontor oleh Pertamina.

“Alhamdulillah Pertamina telah menyetujui permintaan Pemkab Jember, untuk menggelontor pasokan premium di Jmeber, sehingga sekarang berjalan lancar,” tutur Asisten Ekonomi dan Pembangunan, H. Edy Budi Susilo.

Edy berharap kondisi semacam ini bakal tetap terjaga hingga ada kenaikan harga BBM pada tanggal 15 Januari mendatang. Karena masih ada kekhawatiran akan terjadi antrian lagi di penghujung hari menjelang penurunan harga BBM. (RI-1)

Selengkapnya...

Hujan Terus Turun, Warga Diminta Waspada

Jember – Debit curah hujan yang masih tinggi akhir-akhir ini, membuat sejumlah pejabat wilayah di Jember was-was. Seperti hujan yang turun semalam cukup deras sehingga rasa khawatir akan timbulnya banjir bandang muncul. “Kami terus emnghimbau pada warga kami yang tinggal di daerah aliran sungai (DAS), untuk berhati-hati,” ujar Camat Silo, Ir. Heru Eko Sunarso.

Pasalnya, warga yang menetap di bantaran sungai atau sekitar DAS di kecamatan Silo menjadi santapan empuk banjir bandang yang tiba-tiba terjadi. “Seperti beberapa hari lalu itu, datangnya pada malam hari, sehingga warga sebaiknya lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaannya,” tuturnya.

Selain mengeluarkan himbauan, Heru bersama aparat yang ada ditingkat Kecamatan terus melakukan sosialisasi untuk menghadapi bencana yang sewaktu-waktu terjadi. Semua ini dilakukan untuk mengurangi korban akibat bencana tersebut.

Di sisi lain Heru juga mengaku bangga kepada warga Silo yang sudah berinisiatif membuka dapur umum dan posko, meski tidak terkena bencana. Warga yang membuka posko dan dapur umum tersebut bertujuan menolong warga lain yang sedang tertimpa musibah bencana banjir.

Sehingga warga tidak terlalu bergantung pada bantuan dari Pemkab Jember, yang datangnya cukup terlambat.

Sementara itu warga Desa Pace kecamatan Silo yang tidak terkena benccana, sampai hari ini juga masih turut mengungsi karena takut terkena bencana banjir susulan. "Saat ini, kami mengungsi dulu karena khawatir terjadi banjir dan longsoran,” kata Mulyadi warga Pace. (RI-1)

Selengkapnya...

Produksi Kakao Jember Menurun

Jember – Produksi kakao Jember semakin hari semakin menurun saja. Padahal sebelumnya Jember merupakan penompang utama produksi kakao Indonesia yang dikirim ke Amerika dan eropa.

Kepala Kantor Penelitian Kopi dan Kakao Jember, DR. Surip Mawardi menyatakan bahwa saat ini produksi kakao Kab. Jember cenderung menurun.

“Produksi kakao dari PTP saat ini tidak banyak, hanya sekitar 5.000 ton saja, sedang yang lainnya dari kakao perkebunan rakyat, sehingga total produksinya adalah sekitar 600 ribu ton,” ungkapnya.

Dirinya menyayangkan kondisi yang terjadi saat ini, pasalnya hampir seluruh Negara pemasok kakao di dunia juga sedang mengalami penurunan. Untuk itu pihaknya berupaya keras untuk turut meningkatkan produksi dalam negeri.

Apalagi bukan hanya permintaan luar negeri saja yang terus meningkat. Namun juga permintaan dalam negeri. Dengan begitu, jika produksi mampu meningkat, maka bakal mampu mendatangkan devisa Negara maupun PAD bagi kabupaten Jember.

“Apalagi sampai saat ini kualitas kakao yang diincar pasar dunia sebagian besar berasal dari Indonesia,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Akibat Banjir Bandang, Kerugian Capai 12 miliar

Jember – Akibat bencana banjir bandang yang terjadi sehari pada akhir minggu lalu, ternyata berakibat kerugian yang luar biasa untuk Pemkab Jember dan masyarakat. Kerugian secara total menurut Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Jember, H. Edy Budi Susilo Msi, diperkirakan mencapai Rp. 12 miliar.

Kerugian sebanyak itu, disampaikan Edy usai meninjau beberapa lokasi yang terkena musibah banjir bandang, hari ini, Senin (12/1). “Memang kerugian yang diderita cukup banyak, karena banyak fasilitas umum yang rusak, belum lagi rumah-rumah warga dan sarana lainnya,” jelasnya.

Pemkab sendiri hingga saat ini masih belum bias menentukan langkah strategis untuk menangani bencana tersebut. Pemkab baru sekedar melangkah dengan akan memberi bantuan berupa mie dan sembako. Itupun hingga hari ini belum diserahkan kepada warga, masih sebatas rencana.

Sementara itu, Camat Silo, Ir Eko heru Sunarso, menyatakan bahwa dari kecamatan sejak terjadinya musibah tersebut langsung mendirikan dapur umum. Karena untuk bantuan lain belum dating.

Seperti diberitakan sebelumnya dari total lima kecamatan di Jember yang terkena musibah ada sedikitnya 1.000 rumah terendam banjir di Desa Jatimulyo, 700 rumah di Desa Sruni, dan 160 rumah di Desa Cangkring, Kecamatan Jenggawah. Dan puluhan lainnya rusak berat. (RI-1)

Selengkapnya...

Bawa Lari Brankas, Sopir Abah Samsul Di Dor

Jember – Naas menimpa mantan Bupati Jember, Samsul Hadi Siswoyo, yang akrab dipanggil Abah Samsul. Sekitar 5 hari lalu, brankas berisi uang setoran penjualan pupuk PT Tiga Daya Satama miliknya digondol sopir pribadinya.

Abah Samsul yang masih berada di Lapas Jember hany bias pasrah dan menyerahkan semuanya kepada petugas Polres Jember. Alhasil begitu mendengar laporan resmi dari Abah Samsul, petugas langsung melakukan pengejaran pelaku, Mustaqim, 33, yang diduga kuat sebagai pelaku tunggal aksi pencurian tersebut.

Upaya petugas yang melacak keberadaan sopir kepercayaannya tersebut, naga-naganya berhasil dengan baik. Bahkan petugas bukan hanya berhasil menangkap pelaku, tetapi juga berhasil melubangi kaki kiri Mustaqim yang berusaha kabur dari kejaran petugas, dengan peluru panas.

Untungnya uang hasil curian yang berada di dalam brankas sebanyak Rp. 111.731.500,- masih utuh dan belum sempat dipergunakan oleh pelaku.

“Petugas sudah melakukan pengejaran pelaku beberapa hari semenjak ada laporan masuk, dan hasilnya petugas berhasil meringkus pelaku di rumah orang tuanya di Nganjuk sana ,” ungkap Kanit Resmob Polres Jember, Ipda Wahyu Sulistyo.

Semula petugas sempat terkecoh karena informasi awal pelaku tinggal di Dusun Tanjung Desa/Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, namun akhirnya diketemukan di Kabupaten Ngajuk Jawa timur.

Petugas terpaksa melepaskan peluru panas karena pelaku yang selama ini sudah bekerja 2 tahun di rumah Samsul sebagai tukang antar makanan untuk mantan bupati Samsul di lembaga pemasyarakat (LP) Jember itu mencoba melarikan diri ketika petugas dating.

Hingga berita ini diturunkan, pelaku mengaku melakukan aksinya sendirian karena terdesak kebutuhan ekonomi keluarganya.
(RI-1)

Selengkapnya...

Pemkab Minta Tambahan Pasokan BBM

Jember – Prihatin dengan kondisi antrian BBM di Jember yang terus berlarut hingga hari ini, Minggu (11/1) Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkab Jember, Drs. Edi Budi Susilo Msi, menyatakan telah berkirim surat kepada PT Pertamina di Malang untuk minta tambahan pasokan premium.

Menurut Edy surat tersebut sudah dilayangkan beberapa hari lalu. Dan pengakuan Pertamina untuk Jember pasokan sudah ditambah sekitar 100 ribu kilo liter. “Menurut SR (Sales Representatif)nya Jember sudah ditambah pasokannya dari kebutuhan rata-rata 350 - 380 ribu kilo liter perhari menjadi 400 - 450 ribu kilo liter untuk 31 SPBU di Jember,” ungkapnya menirukan pernyataan Pertamina kepadanya.

Sehingga Edy mengaku bingung kenapa hingga hari ini masih terjadi antrian panjang di semua SPBU. Bahkan sejumlah SPBU mengaku hanya dipasok kurang dari kebutuhan biasanya.

Seperti misalnya SPBu A. Yani yang mengaku hanya menerima pasokan sekitar 8 ribu kiloliter. Sehingga dengan pasokan sebanyak itu hanya mampu membuka SPBU-nya selama 1,5 sampai 2 jam saja, akibat serbuan konsumen.

“Rencanannya Pertamina bakal menambah lagi pasokan di Jember hingga sekitar 784 ribu kiloliter, namun karena terkendala proses administrasi maka yang terkirim baru 496 ribu kiloliter,” imbuhnya.

Selain minta tambahan pasokan kepada Pertamina Edy juga menghimbau kepada semua SPBU di Jember, yang sebanyak 31 SPBU itu, untuk tidak melayani pembelian dengan jerigen dan drum.

“Jangan sampai pembelian dengan jerigen dan drum dilayani, itu yang menghabiskan stock,” pintanya. Kalau hal tersebut sudah diikuti SPBU, menurut Edy piahknya yakin dalam waktu dua-tiga hari lagi kondisi penjualan premium dan BBM lain di SPBU bakal berjalan normal lagi tanpa antrian. (RI-1)

Selengkapnya...

WARGA TAKUT BANJIR LONGSOR SUSULAN


• Ribuan Rumah Rusak, Ratusan Hektar Gagal Panen

JEMBER – Lagi, Kota Jember dilanda banjir dan tanah longsor. Kali ini kerugian tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Sedikitnya 36 rumah warga Desa Seputih, Tegalrejo, Kecamatan Mayang, serta Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo terendam lumpur setinggi 1 meteran. Dugaan kuat karena potensi longsor ini jauh hari telah diprediksi akibat hutan gundul di Silo.

Kawasan hutan di Kecamatan Silo, yang terdapat aliran sungai tembus ke pemukiman di lereng hutan diantaranya Mayang, dan Mumbulsari terancam. Terbukti kemarin ancaman itu datang, Jumat (8/1) sekitar pukul 22.00 WIB.

Kejadian ini sempat membuat warga di sepanjang aliran sungai Mayang, kelabakan menyelamatkan barang – barang perabot rumah mereka dari terjangan banjir lumpur. Lumpur yang menggenangi rumah mereka akibat luapan dari sungai setinggi 1 meter-an.

Data RADar Investigasi, menyebutkan dari kejadian itu sediktinya daerah di 5 Kecamatan di Jember semisal Mayang, Silo, Jenggawah, Tempurejo dan Jenggawah diterjang banjir dan lumpur.

Tiga desa di Kecamatan Mayang : Tegalrejo, Seputih dan Tegalwaru, puluhan rumah terendam air bah akibat luapan air Sungai Kali Mayang.

Rumah yang rusak ringan sekitar 26 unit dan 2 rusak berat terhanyut serta sebuah mushola rusak parah rata dengan tanah.

Di Kecamatan Silo, banjir lumpur melanda Desa Garahan mengakibatkan 20 rumah warga rusak berat. Warga korban bencana diungsikan sementara di Mushollah, setempat. Di Desa Pace Dusun Curah Wungkal tercatat 10 rumah rusak berat, 9 rumah rusak ringan terkena tanah longsor, 1 rumah hanyut dan 2 jembatan sepanjang 12 meter penghubng Dusun Curahwungkal dan Dusun Karangtengah putus.

Ada sekitar 200 rumah di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo juga terendam air campur lumpur setinggi 50 cm. Warga masih khawatir terjadi banjir susulan.

Warga menduga banjir terjadi akibat hutan Baban Silo Sanen gundul dan menyebabkan Sungai Kali Mayang meluap. Hujan deras sebelumnya membuat Sungai Kali Mayang tak mampu menahan air dari limpahan hutan Baban Silo Sanen.

Lumpur juga membuat 3 Desa diantaranya Desa Cangkring, Desa Daringan, Desa Jatimulyo Kecamatan Jenggawah, juga terendam banjir campur lumpur.

Ratusan warga memilih keluar rumah Sabtu dinihari untuk menghindari terjangan air bah lumpur pekat. Seorang warga korban banjir luapan Sungai Kali Mayang di Desa Tegalrejo, Abdussalam menjelaskan banjir kali ini lebih besar dari banjir 10 tahun lalu.
"Kita tidak menduga luapan air Sungai Mayang begitu besar,” ujarnya.

Sekretaris Satlak PBP Jember Drs Edi Budi Susilo mengatakan, sejauh ini sudah dilakukan pengecekan kondisi lapangan dan disalurkan bantuan medis dan makanan.

Sementara kata dia, di Desa Curahlele, dan Desa Wonosari Kecamatan Tempurejo banjir menggenangi rumah warga hingga 1 meter lebih. Ada 600 rumah warga terendam air.

"Di Kecamatan Jenggawah di Desa Cangkring, Desa Jatimulyo dan Desa Sruni terendam air setinggi 1 meter dan 499 rumah warga tergenang air. Warga yang rumahnya rusah parah mengungsi di tetangga atau di mushola dan kantor balai desa," katanya.

Satlak PBP Jember mengaku banjir warga mulai membersihkan rumah dari bekas lumpur secara gotong royong. Tapi, pendataan rumah warga yang terendam, rusak berat dan ringan terus dilakukan.

Kepala Dinas Pengairan Jember Ir Rasyid Zakaria menjelaskan banjir luapan Sungai Kali Mayang karena curah hujan di hulu sungai tinggi. Aliran sungai terbesar yakni Sungai Kali Mayang dan Mrawan.

"Itu terjadi karena di daerah timur seperti Kecamatan Sumberjambe dan Ledokombo terjadi hujan yang sangat lebat. Curah hujan yang turun mencapai 150 ml dan berlangsung lama sampai tujuh jam," kata Rasyid Zakaria.

Di lereng gunung air masuk ke sungai kecil sampai ke Sungai Mayang dan Mrawan sehingga tidak mampu menampung luapan air. Makin ke hilir, banjir itu kian besar.

"Terutama di hilir seperti Kecamatan Jenggawah, Tempurejo dan Ambulu. Ribuan rumah dan sawah warga terendam air, Daerah ini adalah hilir, dua sungai yakni Mrawan dan Mayang bertemu di sungai Mayang.," jelasnya.

Ditaksir kerugian kerugian saluran air Pengairan mencapai Rp 2 miliyar. "Itu akan terus bertambah, belum termasuk ratusan hektar lahan sawah yang baru berumur satu setengah bulan gagal panen," ujarnya.

Catatannya, banjir yang menerjang Jember merupakan periodesasi siklus 10 tahunan. Kejadian serupa pernah terjadi tahun 1955, 1977, 1989, 2005 banjir bandang Panti dan yang terakhir saat ini.

"Ini ciri khas banjir di Jember. Jika tidak di bagian barat dengan sungai Tanggul dan Bondoyudo, di bagian tengah, sungai Bedadung. Dua sungai itu mulai tenang, giliran sekarang Sungai Kali Mayang," pungkasnya.(RI-1)

Selengkapnya...

Bantuan Sosial Berdatangan, Karang Taruna Bantu Genset

Pasca Banjir

Jember - Pasca terjadinya Banjir banding disertai dengan lumpur yang menggenangi sedikitnya seribu rumah di desa Jatimulyo, dan ratusan rumah di desa Sruni, desa Cangkring kecamatan Jenggawah, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, serta tiga kecamatan Silo, Mayang, dan Ambulu, sejumlah bantuan mulai berdatangan.

Diantaranya berasal dari Karang Taruna Indonesia (KTI) Kabupaten Jember. Menurut Majelis Pertimbangan KTI Jember, H. Achmad Sudiono Msi, pihaknya langsung dating ke lokasi begitu mendengar ada bencana yang menimpa mayoritas warga Jember selatan tersebut.

“Usai dating ke lokasi kami langsung datangkan genset berkekuatan 15 ribu watt, dan mendirikan tenda guna membantu warga yang menjadi korban banjir banding,” tuturnya.

Menurutnya genset tersebut untuk membantu penanganan bencana waktu malam hari. Karena begitu banjir banding dating dengan disertai luapan Lumpur maka suasana langsung gelap. Listrik padam, sehingga penerangan sangat dibutuhkan warga hingga hari ini.

Selain genset dan tenda mulai siang kemarin, Sabtu (10/1), KTI juga telah mendistribusikan berbagai kebutuhan makanan bagi warga. Dengan disertai sejumlah tenaga untuk turut menolong warga.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Jember, Suhanan, sampai hari ini, Minggu (11/1), mengaku belum bias menentukan bantuan apa yang bakal diberikan kepada warga. Pasalnya petugas dari unit kerjanya masih melakukan survey kelapangan untuk mengetahui bantuan mendesak yang diperlukan warga.

Karena masing-masing warga di lima kecamatan yang terkena musibah tersebut membutuhkan bantuan yang berbeda-beda. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan