Kaji Menang di Lapas Bondowoso

Bondowoso - Pasangan calon Gubernur (Cagub) Khofifah Indar Parawangsa-Mudjiono (Kaji) berhasil meraup suara terbanyak di Lapas Bondowoso. Hal ini disampaikan Ketua KPPS Khusus di Lapas Bondowoso, Teguh Pamuji SH, usai menghitung suara.

Kaji berhasil meraup suara terbanyak dengan jumlah 112 suara, disusul oleh pasangan Karsa (Soekarwo-Syaifullah) dengan suara 69. Sementara cagub nomor dua Sutjipto -Ridwan Hisyam hanya memperoleh suara 62.

Sedangkan pasangan Salam (Sunaryo-Ali Maschan) dan Achsan (Achmadi-Suhartono) memperoleh suara sama, masing-masing meraup 36 suara.


"Untuk suara Pilgub ini suara tidak sah sejumlah 23 suara," ujarnya singkat.

Di sisi lain pada tempat yang sama untuk pilbup suara terbanyak diraih oleh pasangan Cabup Salwa Arifin- Imam Thahir meski tipis. "Pasangan ini meraup suara 94, disusul oleh pasangan Amin Said-Haris Sonhaji dengan jumlah suara 88 suara," jelas Teguh.

Untuk pasangan lain di Pilbup seperti Misnan-Sobri Wasil dari PArtai Golkar hanya memperoleh 48 suara. Dan pasangan cabup dari PDI-P Irwan Bachtiar-Huzaini Efendi memperoleh suara 81. (RI-1)

Selengkapnya...

Kemenangan Salwa Diwarnai Serangan FAjar

Bondowoso – Kemenangan pasangan cabup Salwa Arifin dan Imam Thahir di desanya diwarnai dengan serangan fajar. Satu orang yang diduga sebagai pelaku serangan fajar di desa Sumbertengah kecamatan Wonosari berhasil ditangkap PAnwas Kabupaten Bondowoso.

Ketua Panwas Bondowoso, Syaifur Rahman, mengungkapkan bahwa dini hari tadi, Rabu (23/7/2008) pihaknya berhasil mengamankan satu orang warga setempat yang diduga telah melakukan upaya serangan fajar ke warga pemilih di desa Sumbertengah.

Sejumlah barang bukti berupa stiker bergambar pasangan cagub Karsa (Soekarwo-Syaifullah) dan Paham (Salwa Arifin-Imam Thahir) dengan disertai uang Rp. 50 ribu setiap amplopnya diamankan PAnwas.

Entah berkaitan dengan hal tersebut atau tidak, faktanya Salwa berhasil mengungguli 3 cabup lainnya di sekitar desa tempat tinggalnya di Tangsil kecamatan Wonosari. Di TPS tempat dirinya menyalurkan hak pilihnya, Salwa berhasil menghimpun suara 394 sementara pasangan lain hanya diberi sisa 12 suara.

Kemenangan lain juga diraih pasangan Irwan Bhaktiar-Huzaini Efendi, di desa masing-masing. Di TPS tempatnya memilih Badean kecamaatan Kota, Irwan meraup suara 179, unggul dibandingkan dengan cabup lain yang hanya memperoleh suara rata-rata 30 sampai 50 suara.

Demikian juga dengan pasangan Irwan, Huzaini cawabup yang diberangkatkan PDI-P ini berhasil meraup suara 223 suara di TPS tempatnya memilih. (RI-1)

Selengkapnya...

Salam Menang Di Lapas Jember

Jember – Pasangan calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim) Soenaryo dan Ali Maschan Moesa (Salam) mampu mengngguli 4 pasangan cagub lainnya di Lapas Klas II A Jember.

Menurut KPLP Jember, Kadiono BCip, penghitungan suara di dua TPS Khusus di dalam Lapas Jember sudah selesai dilakukan dan hasil suara terbanyak diraih oleh pasnagan Salam dengan jumlah 473 suara.

Sementara pasangan lain seperti nomor 1, Kaji (Khofifah Indar Parawangsa- Mudjiono) hanya mampu meraup suara 71. Pasangan nomor 2, Sutjipto – Ridwan Hisyam (SR) memperoleh 120 suara.

Sedangkan untuk pasangan nomor 4 Achsan yang didukung oleh Ketua Dewan Syuro PKB, Gus Dur hanya memperoleh suara 37 suara saja.

Dan terakhir untuk pasangan Karsa atau Soekarwo- Syaifullah Yusuf meraih 147 suara. “Suara yang tidak sah ada 37 suara dari 880 suara dari penghuni Lapas Jember,” jelas Kadiono.

Menurutnya pada saat coblosan berlangsung sejumlah pejabat yang tersandung kasus dugaan korupsi dan saat ini sedang menghuni di ruangan Lapas jember juga nampak menyalurkan hak pilihnya.

“Seperti pak, Mahmud, Gus Mamaq, pak Herwan dan pejabat lainnya semua menyalurkan suaranya,” jelasnya lagi.

Kadiono bersyukur bahwa pelaksanaan Pilgub di kantornya berjalan lancer sesuai yang diperhitungkan. “Tidak ada hambatan yang berarti semua lancer-lancar saja,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Warga Lapas Bondowoso Tidak Mau Golput

Bondowoso – Warga Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bondowoso tidak mau menyia-nyiakan kesempatan menyalurkan hak pilihnya pada Pilkada (Pilgub-Pilbup) di daerahnya. Terbukti dari 333 penghuni Lapas tersebut semua menyalurkan suaranya.

Suksesnya pencoblosan ini diduga kuat karena sosialisasi yang berhasil dilakukan oleh pejabat di Lapas. Disamping itu warga Lapas juga ingin memilih Bupati pilihan rakyat untuk pertama kalinya di Bondowoso.

Seperti yang disampaikan Ketua PPS di TPS 18 Lapas Bondowoso, Teguh Pamuji SH Mhum. Menurutnya untuk Bondowoso lain dengan Jember atau daerah lain.
“Karena disini bukan hanya Pilgub tetapi juga Pilbup, warga Lapas juga ingin memilih Bupati pilihannya, jadi semua nyoblos,” ujarnya.

Tidak satupun warga Lapas yang absent dalam Pilkada kali ini. Hal ini menurut Teguh cukup membanggakan panitia, karena dengan kesadaran sendiri warga berdatangan di lokasi TPS yang ada di tengah ruangan Lapas dan menyalurkan suaranya.

Hingga pukul 15.00 wib ini, Teguh bersama timnya sedang melakukan penghitungan suara.

“Pertama kali kita hitung yang Pilgub dulu setelah itu baru Pilbupnya, mungkin dua jam lagi baru selesai,” jelasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Quick Count BAru Bisa Dilihat Malam

Bondowoso – Pemkab Bondowoso yang juga mengadakan penghitungan cepat atau quick count belum bias dilihat siang ini. Hal ini disampaikan Bupati Bondowoso, Mashoed, menurutnya malam baru bias diketahui.

Karena penghitungan yang didahulukan adalah hasil Pilgub, setelah itu baru Pilbup. Namun pihaknya sudah menginstruksikan kepada 20 camat di jajarannya untuk memantau hasil coblosan Pilbup dan melaporkan ke Pendapa. “Disini sudah ada tim yang menerima laporan tersebut,” tuturnya.

Meski Pemkab mengadakan penghitungan cepat namun hasil resmi yang sah tetap ada pada KPUD Bondowoso. “HAsil yang sah secara hokum tetap ada pada KPU, kami hanya ingin tahu saja perkembangan secara cepatnya,” imbuh Mashoed usai memantau sejumlah TPS di kotanya.

Metode yang dikembangkan para camat tersebut beraneka ragam. Ada yang menggunakan handphonenya dengan sms jumlah suara di kecamatan masing-masing. Ada juga yang langsung menggunakan telepon dan diterima oleh petugas di pendapa, dan ada lagi yang menggunakan handy talkie.

Di sisi lain berbeda dengan Jember, jika di Jember respon masyarakatnya rendah terhadap Pilgub, di Bondowoso sedikit berbeda. Meski belum ada data pasti berapa angka golput, tetapi hasil pantauan di lapangan di sejumlah TPS nampak lebih ramai dibandingkan dengan yang ada di Jember.

Seperti contohnya di TPS 3 desa Maesan, warga yang menyalurkan suaranya hamper 100 %, demikian juga di sejumlah dimana para cabup dan cawabup menyalurkan suaranya, rata-rata diatas 70%.

Hari ini pasangan cabup Salwa Arifin menyalurkan hak pilihnya di desa tangsil kecamatan Wonosari dan pasangannya cawabup Imam Thahir di desa Sukowono kecamatan Tamanan.

Sementara cabup nomor 3, Misnan dari Partai Golkar di TPS des Kademangan kecamatan Kota dan cawabupnya Sobri Wasil Ghozali di Wonosari kecamatan Kota. Sedangkan cabup nomor 4, Irwan BAchtiar di BAdean kecamatan Kota, dan cawabupnya Huzaini Efendi di Kota Kulon kecamatan Kota. (RI-1)

Selengkapnya...

Antusiasme Warga Jember Rendah

Jember – Pilgub Jatim yang juga digelar di Jember naga-naganya tidak terlalu mendapat respon positif dari masyarakat pemilih yang tersebar di 31 kecamatan di Jember. Hal ini bias dilihat dari sejumlah TPS di Jember kota dan beberapa TPS di desa.

Rata-rata pengunjung TPS yang menyalurkan hak pilihnya tidak mencapai 50 % dari total hak pilih yang ada sesuai dengan DPT. Jikalau ada yang mencapai angka 80 atau 90% suara tersalurkan itu hanya ada pada sejumlah TPS saja.

Hal ini dibenarkan oleh salah satu anggota KPU Jember, Ketty Tri Setyorini, menurutnya hingga pukul 13.00 wib tadi siang, Rabu (23/7/2008), banyak laporan dari PPS dan PPK masuk ternyata masih dikisaran angka 50% rata-rata.

Meskipun data riilnya belum masuk ke KPU, pridiksi sudah bias dibaca dan diperkirakan kisarannya tidak jauh dari angka 50 % tersebut.

Salah satu TPS yang sepi pengunjung yakni TPS khusus di terminal Tawangalun Jember. Meski banyak sopir dan kru bis dan angkutan kota yang lalu lang serta penumpang asal Jember yang keluar kota, namun tidak terlalu banyak yang menyalurkan suaranya ke kotak suara.

“Hingga pukul 11.00 tadi pagi saja hanya sekitar 10 orang yang mencoblos, dan hingga ditutup pukul satu tadi surat suara yang disediakan sekitar 200 juga masih banyak numpuk tidak dipakai,” ujar salah satu anggota PPS yang ada di TPS khusus TAwang alun, Mohamad. (RI-1)

Selengkapnya...

Amien Nggak Bisa Coblos

Bondowoso – Karena terkendala dengan KTP yang dimilikinya, salah satu cabup, Amin Said Husni hari ini, Rabu (23/7/2008) tidak bias menyalurkan hak pilihnya. Amin absent karena hingga hari H Pilbup di Bondowoso dirinya tidak memiliki surat panggilan atau kartu pemilih dan tidak masuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap).

Hal ini juga ditegaskan oleh Ketua KPU Bondowoso, Muniri, menurutnya pada saat mendaftar menjadi cabup Amin menggunakan KTP luar kota sehingga tidak mempunyai hak pilih.

Meski tidak mempunyai hak pilih di Bondowoso, cabup Amin tetap sah sesuai dengan peraturan yang ada.
Bahkan pasangan dari cawabup Haris Sonhaji tersebut yakin mampu meraup suara sekitar 40% dari total suara sekitar 568.510 pada Pilkada Bondowoso pertama kalinya ini.

Optimisme Amin tersebut cukup berasalan karena dirinya dan Haris diusung oleh partai terbesar di kota tape, yakni PKB.

Lain dengan cabupnya, cawabup Haris Sonhaji pagi ini menyalurkan suaranya di desa Koncer kecamatan Tengarang, dimana TPS yang didatanginya berdekatan dengan rumahnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Polres Bondowoso Terjunkan 600 Personil

Bondowoso – Polres Bondowoso hari ini, Rabu (23/7/2008) menerjunkan 600 personilnya untuk menjaga stabilitas keamanan kota tape saat Pilkada (Pilgub dan Pilbup) digelar. Kapolres Bondowoso, AKBP AI Afriandi, menegaskan bahwa situasi kondisi Bondowoso realtif aman.

Namun pihaknya tidak mau kecolongan sehingga sekitar 600 personil yang terdiri dari Polres Bondowoso dan jajarannya, Polwil Besuki dan Brimob tetap diterjunkan di sejumlah titik rawan dan TPS-TPS.

Kapolres menghimbau pada semua cabup dan cawabup untuk menerima hasil Pilkada dengan legowo, karena kondisi saat ini sudah kondusif.

“Nanti sore biasanya sudah bisa diketahui sedikit gambaran siapa yang unggul jadi, bagi calon yang belum bias meraih yang dicita-citakan diharap menerima hasil tersebut dengan legowo,” tuturnya.

Apalagi sebelumnya pihaknya sudah melakukan sejumlah pertemuan dengan tim sukses masing-masing cabup.

Dan tidak hanya tim dari cabup saja, tim sukses dari calon gubernur juga sudah diajak duduk satu meja sehingga harapan kondisi tetap kondusif diprediksi bias terealisasi dengan baik. (RI-1)

Selengkapnya...

Fakta Bukan Black Campaign

Oleh
D. Heru Nugroho


Saya menjadi tergelitik untuk menanggapi banyaknya statement terkait berita Radar Investigasi edisi ke-9 halamn 1 yang berjudul “KPUD Lumajang Loloskan Cabup Bermasalah” merupakan upaya black campaign dari kami kepada salah satu cabup di Lumajang.

Dimana menurut pernyataan atau bahasa kerennya itu statement sejumlah tokoh, aparat pelaksana Pilkada, cabup yang bersangkutan di Lumajang dan bahkan seorang redaktur senior di sebuah Koran, berita kami merupakan black campaign.

Lucu ! dan hampir saja saya tidak bias berhenti untuk tertawa sepanjang hari.

Bagaimana tidak, saya selaku Pimpinan Redaksi sudah melansir berita tersebut beberapa kali dan tidak pernah ada respon atau statemen dari orang-orang terkait yang saya sebutkan diatas.

Tetapi begitu berita edisi ke-9, lho kok banyak yang kebakaran jenggotnya. Dan lucunya lagi terjadi pembodohan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh yang saya sebutkan tadi.

Dimana-mana dan bahkan bisa ditanya pada mantan Menteri Penerangan, H. Harmoko atau sekarang pada Moh. Nuh, menanggapi berita yang dianggap merugikan bukan dengan cara seperti itu.

Dalam Kode Etik Jurnalistik dan Undang-undang Pokok Pers nomor 40 tahun 1999 sudah diatur dengan jelas bagaimana cara menanggapi sebuah berita yang dianggap merugikan.

Dan saya yakin saya tidak perlu menyebut pasalnya dan apa isinya, karena tokoh-tokoh yang saya singgung diatas saya yakin sudah pinter dan tahu.

Tetapi sekali lagi saya juga tidak mau terjebak dan berpolemik dengan 2 kata “Black Campaign”. Disini saya hanya ingin berargumentasi terkait sejumlah berita-berita Radar Investigasi sejak terbit pada tanggal 1 Januari 2008 lalu.

Dimana saya selaku Pimpinan Redaksi selalu memegang teguh Kode Etik Jurnalistik dan UU Pokok Pers nomor 40 tahun 1999. Dan masih ingat dibenak saya, ketika ada salah satu pejabat teras Pemkab Jember yang kebakaran jenggot dan tidak terima atas pemberitaan Radar Investigasi, pejabat tersebut dengan gentle berkirim surat kepada redaksi dan redaksi melayani sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dan patut diacungi jempol juga Pejabat teras tersebut tidak mengeluarkan statement macem-macem dan minta dukungan kemana-mana bahkan ke preman sekalipun, tidak dilakukan, berbeda dengan yang lain lagi seperti yang baru saja terjadi.

Redaksi Radar Investigasi selalu menyajikan berita sesuai dengan fakta. Sesuai dengan moto “Berbicara Dengan Fakta”. Dan belum pernah redaksi melansir berita terkait status orang dimata hukum secara sembarangan. Jika memang dalam fakta dilapangan di saat redaksi menggali berita dari berbagai sumber, maka itulah yang bakal disajikan.

Redaksi juga tidak berhenti pada hanya keterangan seorang narasumber saja, yang pasti data hitam diatas putih selalu berusaha dimiliki redaksi. Dimana data-data tersebut sangat diperlukan jika ada komplain atau sanggahan dari obyek berita yang merasa dirugikan atau bahkan dikatakan telah difitnah.

Perlu dicatat tebal-tebal dan digaris bawahi, apalabila status seorang pejabat sudah menjadi tersangka, terdakwa atau hanya sekedar sebagai saksi pasti bakal dilansir beritanya sesuai dengan kenyataan. Tidak mungkin seorang saksi, redaksi bakal melansir beritanya sebagai tersangka itu mustahil, redaksi juga akan berpikir seribu kali lipat, bagaimana kebelakang jika ada proses hokum atau yang lainnya.

Karena itu setiap melansir berita terkait status hokum seseorang pejabat redaksi berusaha mendapatkan surat ketegasan atau keterangan resmi dari aparat penegak hukum. Kalau setiap media massa yang memberitakan kebenaran selalu dilawan dan dibinasakan dengan berbagai cara, apa bedanya dengan saat orde baru dulu.

Kalau setiap media massa yang berusaha mengungkap kebenaran dan berusaha membantu aparat penegak hukum untuk memberantas korupsi ditanggapi negative, ya berarti yang nanggapi negative itu, tidak punya semangat untuk memberantas dan melawan korupsi.
Padahal sejak terbit perdana Januari silam, Radar Investigasi telah mendukung program pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK RI dan Alhamdulillah mendapat respon positif dari KPK RI.

Jadi mengungkap fakta itu bukan black campaign, justru membantu koruptor dan tidak mendukung pemberantasan korupsi itu adalah Black Campaign. Dan Black Campaign yang satu ini harus juga diberantas!! **

Selengkapnya...

Kritisi PSB, Tumanggor Diteror

Jember – Ketua paguyuban komite sekolah Jember, Hakman Tumanggor mengaku sering mendapat terror dari sejumlah orang tak dikenal. Ancaman dan terror tersebut diterimanya setelah pihaknya sering mengkritisi pungutan PSB di Jember.

Sebelumnya Ketua Dewan Pendidikan, Sulthon Mashud, menegaskan bahwa komentar Tumanggor tersebut (mengkritisi PSB) tidak mewakili wali murid yang ada di Jember, termasuk komite. Sehingga komentar Tumanggor terkait dengan PSB tidak perlu didengarkan.

Ternyata pernyataan Sulthon tersebut bukan terakhir kalinya yang dating untuk menyangkal komentar Tumanggor. Bahkan terus berlanjut dan terakhir kalinya ada ancaman pembunuhan dari orang tidak dikenal.

“tetapi saya sudah siap, saya ini membantu orang miskin supaya bias sekolah, meskipun diancam tetap, saya akan bersuara keras,” tegasnya.

Tumanggor mengaku sudah siap dan didukung oleh anak istrinya. “Siapa saja bakal mati karena kehidupan didunia ini tidak kekal, jadi kalau diancam dibunuh itu biasa bagi saya,” tegasnya.

Dukunganpun mengalir dari sejumlah LSM, aktivis LSM Picket Nol,Sullam Ridwan menegaskan bahwa semua LSM harus bersatu mendukung Tumanggor. Karena selama ini perjuangan Tumanggor tidak mengada-ada, semua sesuai dengan nasib orang tidak mampu yang ingin menyekolahkan anaknya. (RI-1)

Selengkapnya...

Kejari Terima 10 Pengaduan PSB

Jember – Kejari Jember hingga hari ini Selasa (22/7/2008) sudah menerima 10 pengaduan terkait dengan adanya pungutan pada Penerimaan SIswa BAru (PSB). Hal ini disampaikan oleh KAjari Jember, Elvis Jhoni SH, di sela-sela peringatan hari Adyaksa di Kejari Jember siang tadi.

Menurut Elvis 10 pengaduan tersebut berasal dari wali murid yang berbeda-beda, mulai dari tingkat SD hingga SMA. “Kita kumpulkan data dan bakal kita selidiki terlebih dahulu, jika memang memenuhi syarat maka kita tingkatkan ke penyidikan,” tuturnya.

Karena menurut Elvis untuk pengaduan yang bias dilakukanpenyidikan harus memenuhi unsure-unsur yang melawan hokum dan mengarah ke Korupsi.

Seperti halnya komitmen penentuan nominal pungutan tersebut apa betul sudah disepakati oleh wali murid. Dan apa betul sudah melalui rapat-rapat dengan dihadiri oleh banyak pihak komite, wali murid dan guru.

“Selain itu juga apa penggunaannya sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, itu semua bakal kita selidiki terlebih dahulu,” imbuhnya.

Jika memang semua unsure tersebut tidak ada maka Kejari Jember bakal meninkatkan ke penyidikanm dan tentu saja bakal menjerat sejumlah tersangka. “Bias kepala sekolah atau yang lain,” tukasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Polres Siapkan 800 Personil Amankan Pilgub

Jember – Polres Jember besok hari Rabu (23/7/2008) mengaku bakal mempersiapkan 800 personilnmya untuk mengamankan pelaksanaan Pilgub Jatim di wilayah Jember. Hal ini ditegaskan oleh Kapolres Jember, AKBP Ibnu Isticho, Selasa siang (22/7/2008).

Pihaknya siap mengamankan Pilgub di Jember, bahkan untuk memback up 800 personil tersebut, Polre Jember juga mendatangkan bantuan dari Polwil Besuki. “Dan ada 100 personil lagi yang stanbay di Mapolres menunggu kontak dari lapangan sewaktu-waktu,” tuturnya.

Sehingga total pasukan yang bakal disiapkan Polres pada hari H besok yakni 9 kompi atau 900 personil. Sementara itu terkait dengan pelaksanaaan Pilgub, Pemkab Jember, juga membentuk 3 tim pemantau.

“Satu tim dipimpin oleh bapak Bupati, kedua bapak Wabup dan yang lainnya dipimpin bapak Sekda,” ujar Kepala KAntor Infokom Pemkab Jember, Agus Slameto.

Bupati Jember MZA Djalal sendiri sebelum melakukan pantauan di lapangan dengan rute yang sudah ditentukan, bakal menyalurkan hak pilihnya terlebih dahulu di TPS 24 kepatihan.

“Setelah dari TPS 24 baru menuju pendapa Wahyawibawagraha untuk bertemu tim yang lain terus menuju kelokasi pemantau masing-masing,” imbuh Agus. (RI-1)

Selengkapnya...

H-1 DPT Masih Amburadul

Jember – Menginjak H-1 pelaksanaan Pilgub Jatim, di Jember masih ditemui data Daftar pemilih Tetap (DPT) yang amburadul. Hal ini ditegaskan anggota PAnwas, Abdul Muis, untuk itu pihaknya mendesak KPU menuntaskan pekerjaan rumah tersebut.

PAnwas hingga sore ini, Selasa (22/7/2008) masih menerima banyak laporan terkait dengan hal tersebut. Bahkan saking amburadulnya, menurut Muis, tokoh sepuh NU, KH Muchit Muzadi juga sempat tidak mendapatkan kartu Pemilih. “Baru setelah kami Bantu uruskan, kemudian dapat, lha kalau kyai sepuh seperti beliau saja tidak dapat gimana orang lain,” ungkapnya.

Hal yang sama disampaikan Ketua PPS Jatisari Jenggawah, Sutiyono. Menurutnya banyak nama pemilih yang ganda dan terdaftar di beberapa TPS. “Bukan hanya itu saja, ada yang sudah mati puluhan tahun lalu masih terdaftar,” ungkapnya.

Belum lagi salah alamat dan salah pencantuman kelamin. Sehingga hingga sore ini pihaknya bersama tim masih belum menyalurkan surat panggilan atau kartu pemilih seratus persen.

Sementara itu Ketua KPU Jember, Sudarisman SS, menegaskan hingga malam ini pukul 19.00 wib pihaknya bersama PPK masih melayani kompalin dari masyarakat yang hingga sore ini belum terdaftar dalam DPT.

Namun jika hingga pukul 19.00 wib belum mengajukan komplain ke PPK atau PPS, maka KPU tidak bisa mengakomodir suara pemilih yang berangkutan. “Ya dengan terpaksa mereka tidak mempunyai hak pilih, kalau tidak masuk dalam DPT maupun DPT tambahan,” tegasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Herwan Jadi Hewan Kuasa Hukum Protes

Jember – Kuasa hokum terdakwa Herwan Agus Darmanto, yang diduga terlibat dalam korupsi Kasda Pemkab Jember era Bupati Samsul Hadi Siswoyo melakukan protes kepada majelis hakim. Holiq Halid SH, kuasa hokum Herwan mengatakan seharusnya JPU dan Hakim melakukan revisi nama satu minggu sebelum siding.

“Masak hingga siding dimulai nama klien kami masih tetap salah, Herwan ditulis Hewan, itu nggak benar, seharusnya sesuai KUHAP sudah direvisi seminggu sebelum siding,” tegasnya usai siding pertamanya siang tadi, Senin (21/7/2008).

Kesalahan tersebut menurut Holiq, tidak perlu terjadi jika JPU serius mengerjakan dakwaannya dengan benar. Namun protes tersebut ditanggapi dingin oleh anggota JPU, Basyar Rifai SH. Menurutnya kuasa hokum boleh protes namun dipersilahkan memasukkan dalam nota eksepsi saja.

“Silahkan saja, tetapi kalau tidak setuju atau ada yang perlu disampaikan maka dimasukkan ke nota eksepsi,” ujarnya.

Pada siding pertamanya, Herwan didakwa telah melakukan dugaan korupsi secara bersama-sama dengan BUpati Jember Samsul HAdi Siswoyo MSi. Menurut JPU Herwan telah mencairkan dana Rp. 1,1 miliar tanpa melalui prosedur yang benar.

“Herwan mencairkan dana sebanyak itu tanpa SKO, SPM dan prosedur yang benar,” jelasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Ribuan Pemilih Belum Terima Kartu Panggilan

Jember – Hingga H-2 malam ini (21/7/2008) ternyata di Jember masih ada ribuan pemilih yang belum mendapatkan kartu pemilih. “Jangankan kartu pemilih, kartu panggilan saja juga belum diterima,” tutur Rahman, salah satu warga Patrang.

Keluhan serupa ternyata juga dialami oleh ribuan warga lain di se-kabupaten Jember. Hal ini dibenarkan oleh KEtua KPU Jember, Sudarisman SS. Menurutnya masih banyak laporan yang masuk bahwa ternyata petugas dari PPS dan PPK akan membagikan kartu panggilan atau kartu pemilih malam ini dan bahkan ada yang besok selasa, sehari sebelum coblosan.

“Banyak laporan yang masuk, sampai malam ini katanya masih ada yang baru akan menyampaikan ke warga, bahkan ada yang besok, jadi kami mohon warga bersabar,” ujarnya.

Sudarisman menjelaskan jika memang pada hari H Pilgub Rabu mendatang tetap ada yang belum menerima surat panggilan, maka pemilih boleh menggunakan kartu identitasnya untuk masuk ke TPS.

“Aslakan betul sudah terdata di Daftar Pemilih tetap (DPT) maka pada hari H bias menggunakan kartu identitasnya saja untuk masuk ke TPS,” jelasnya.

Karena kalau dihitung hingga malam ini masih ada ribuan orang yang mengadu belum menerima kartu panggilan. Jadi sesuai dengan surat KPU Propinsi, maka identitas diri seperti KTP boleh digunakan untuk masuk ke TPS. (RI-1)

Selengkapnya...

Pol Airud PeringatkanNelayan Puger

Jember – Pol Airud Puger mengingatkan kepada semua nelayan Puger untuk berhati-hati saat melaut. Pasalnya ombak tinggi dan angin kencang bakal terus menerjang pantai selatan khususnya Puger hingga 3 hari kedepan.

Hal ini disampaikan oleh Brigpol Agus Supriyanto usai ke lokasi tenggelamnya perahu nelayan Senin dini hari tadi (21/7/2008). Menurut Agus, kondisi cuaca yang tidak bersahabat yang mengakibatkan dua perahu nelayan Puger tadi pagi tersebut masih terus melanda Puger hingga 3 hari mendatang.

“Kondisi ini terus terjadi jadi nelayan harus lebih berhati-hati,” ujarnya. Sehari ini saja menurut Agus sudah ada dua perahu nelayan yang tergulung ombak dan terbalik serta pecah.

Satu pada pukul 03.00 wib dini hari tadi dan satu lagi pada pukul 09.00 wib pagi tadi juga. Menurut Agus pada kejadian yang pagi ada korban hilang 1 orang, meninggal 1 orang dan selamat 3 orang.

Sementara pada pukul 09.00 wib tidak ada korban meninggal. 3 orang yang terjebak dalam gulungan ombak semuanya berhasil menyelamatkan diri. “Pokoknya semua nelayan harus waspada, karena tanpa diduga bias ada ombak besar dating, untung yang 3 orang tadi pagi itu selamat semua,” imbuh Agus.

Sementara untuk korban hilang masih dilakukan pencarian dengan sejumlah tim SAR. Namun dugaan kuat korban hilang sudah tidak bias diselamatkan karena kondisi perahu dan ombak yang demikian besarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Alat Peraga Cagub MAsih Bertebaran

Jember – Memasuki hari tenang menjelang coblosan cagub pada tanggal 23 Juli mendatang, ternyata hingga sore ini, Senin (21/7/2008) masih banyak atribut atau alat peraga cagub yang bertebaran di jalan-jalan protocol Jember.

Hal ini ditegaskan anggota PAnwas Jember, Abdul Muis. Sehingga pihaknya bersama tim Sat Pol PP bakal melakukan sejumlah penertiban di jalan-jalan protocol kabupaten dan kecamatan, untuk mengamankan atribut cagub yang masih bertebaran.

“Nanti malam kami akan kerjasama dengan Pol PP menetibakan atribut-atribut cagub,” tegasnya. Menurut Muis, hingga saat ini masih banyak tim sukses yang tidak mau menertibkan atribut calonnya.

Dan ini merupakan pelanggaran berat yang bakal menjadi catatan serta masukkan PAnwas ke KPU. “Dan yang paling banyak hingga saat ini adalah pasangan Karsa, Kaji serta SR, ini catatan kami dan menjadi masukan ke KPU nantinya,” ungkap Muis.

Karena menurut Muis, seharusnya tim sukses sudah menertibkan semua stribut tersebut sebelum memasuki massa tenang. Namun ternyata banyak tim sukses yang melanggarnya dan diduga itu dilakukan dengans sengaja. (RI-1)

Selengkapnya...

Bangku Kosong SMA 1 Jenggawah Dijual

Jember - Puluhan wali murid yang tidak lulus seleksi penerimaan siswa baru SMA Negeri I Jenggawah mengeluh. Pasalnya wali murid tersebut diminta membayar uang Rp. 3 juta rupiah untuk diterima di sekolah tersebut.

Informasi yang dihimpun beritajatim.com menyebutkan jumlah siswa baru yang mendaftar ke SMA Negeri I Jenggawah sekitar 141 siswa. Sedangkan pagu yang ditentukan sebanyak 200 siswa.

Sehingga masih ada bangku kosong 59. sehingga informasi yang berhasil dimpun menyebutkan bahwa masing-masing bangku kosong tersebut dijual Rp. 3 juta. “Dengan dana 3 juta maka kami wali murid yang kemarin anak kami tidak lulus, bias memasukkan anak kami disana,” ujar salah satu wali murid yang tidak mau disebut identitasnya.

Pungutan yang memberatkand engan metode jual beli bangku kosong tersebut banak dikeluhkan wali murid karena kondisi perekonomian sedang tidak menntu. Bahkan salah satu wali murid menjual sepeda motornya untuk menyekolahkan anaknya.

Terkait dengan hal tersebut Ketua KOmite SMAN I Jenggawah, Sugihartono SH, menyangkal kalau ada pembebanan kepada wali muird seperti itu. Karena menurutnya pihak komite bersama dengan sekolah sudah menyepakati untuk tidak memberatkan wali murid.

“Nggak ada pemaksaan semua rata 3 juta gitu, bahkan tiap wali murid berbeda dan bervariasi dari Rp. 200 ribu hingga 3 juta, kalau yang mampu ya mencapai 3 juta,” jelasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Pemkab Dinilai Ingkar Janji

Soal Demo Gumumas

Jember - Pemkab Jember dinilai ingkar janji terkait sah tidaknya pelantikan Kades Gumukmas, Bambang Winarko beberapa waktu lalu. Diberitakan sebelumnya pakar hukum yang dihadirkan pemkab Jember di komisi A DPRD Jember Totok Sudaryanto menilai pelantikan Bambang Winarko cacat hukum karena masih berlangsung proses hukum Mahkamah Agung.

Menurut anggota komisi A DPRD Jember, Sucipto, Pemkab berjanji akan mengklarifikasi pelantikan Kades Gumukmas 3 hari setelah pertemuan dengan komisi A berlangsung. Namun hingga lima hari ini, Pemkab belum memberikan penjelasan apapun, terkait keabsahan pelantikan Kades Gumukmas.

Jika hingga Senin pekan depan (21/7/2008) Pemkab belum juga memberika keterangan resminya atau berusaha melakukan klarifikasi. Maka menurut Sucipto, Pemkab mengulangi kesalahannya beberapa kali.

“Warga Gumukmas itu sudah tidak percaya pada Pemkab karena dibuihongi beberapa kali, kok sekarang kembali tidak menepati janji,” sesalnya.

Dengan begini masyarakat Gumukmas semakin tidak peercaya kepada kebijakan dan janji-janji Pemkab Jember. Seperti yang disampaikan salah satu calon Kades yang kalah, Hj. A. Lutfiah.

“Berapa kali sudah Pemkab melanggar janji-janjinya dan melanggar suratnya sendiri, ini pemerintahan primitive atau apa, semua kebijakan tumpang tindih nggak karuan, yang digunakan hokum rimba,” ketus Lutfiah.

Dirinya tidak habis piker dengan langkah Pemkab yang menggunakan cara-cara non hokum. “Kalau warga suruh menghormati hokum dan berjalan direlnya sesuai peraturan yang ada, kok ini Pemkab sendiri uang melanggar,” imbuhnya.

Jika memang Pemkab tidak bersedia melakukan klarifikasi maka pihaknya mengancam bakal menggelar aksi demo lagi yang lebih besar dengan dukungan semua warga Gumukmas. (RI-1)

Selengkapnya...

Giri Wana Rally Nasional Meriahkan BBJ

Jember - Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) tahun 2008 ini digelar kali keduanya, tiap bulan Agustus sebulan penuh. Kali ini, Perhutani KPH Iember ikut ambil bagian.

Dipilihlah kegiatan bersifat pendidikan tentang alam, mengenal alam, teori dasar SAR, dan pelestarian alam serta survival di alam. Sekaligus memperingati HUT RI ke 63 di Jember Giri Wana Relly Nasional digelar tanggal 1 & 2 Agustus 2008 di Kawasan Hutan Lindung Garahan-Silo Jember.

Menurut panitia, kerja bareng antaran Perhutani dengan Pemkab Jember. Hal ini untuk memberi ajang bagi para pemuda dan pelajar karena selama 2 hari berada di hutan dengan berbagai jenis permainan dan teori dasar pelestarian alam dan SAR.

“Karena dengan Giri Wana Rally Nasional ini, kita mengajak pemuda dan pelajar serta mahasiswa agar lewat jelajah hutan di Jember mereka mengenal alam kita ini,” ungkap Administratur Perhutani KPH Jember, Ir Taufik Setiadi, MBA, MP.

Menurutnya, dengan menumbuhkan kecintaan pelajar dan pemuda akan alam bisa melalui kegiatan jelajah alam dan hutan dengan tujuan lain agar pembinaan pelestarian alam semakin mantap di Jember.

Dari situ peserta diharapkan tumbuh kesadaran melestarikan alam terlebih bercermin kepada musibah longsor Januari 2006 lalu.

“Kita sekaligus memelopori bahaya hutan gundul, perambahan hutan, illegal loging, penggundulan hutan, dan kebakaran hutan,” beber Taufik.

Masing – masing peserta baik didampingi orangtua atau tidak setidaknya akan muncul jiwa kesadaran pelestarian alam bukan teori tapi aksi secara langsung bersentuhan dengan alam.

Kegiatan ini memperebutkan Trophy bergilir dari Menteri Negara BUMN dan Bupati Jember. “Juga ada trophy dari Dirut Perhutani dengan total hadiah jutaan rupiah bagi peserta,” ujarnya.

Panitia hanya memungut dengan pendaftaran Rp 75 ribu tiap regu (4 orang) dan akan diberi fasilitas makan-snack, stiker, doorprize, t-shirt, ID Card serta piagam dari Bupati Jember.

“Diperkirakan peserta mencapai ribuan orang. Hal ini karena sosialisasi dibantu lewat media cetak dan elektronik serta koordinasi dengan Dinas Pendidikan Jember,” bebernya.
Dalam lomba itu akan dipertandingkan aksi pelestarian alam, aplikasi teknik survival dasar/SAR, dan pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). “Peserta juga diwajibkan menanam pohon/tanaman, pembuatan herbarium, pengukuran tinggi/volume kayu, interprestasi flora/tanaman, P3K dan dasar SAR,” beber Administratur, lulusan UGM ini. (RI-1)

Selengkapnya...

Selamatkan Hutan, Perhutani Janji Datangkan Menteri

Jember - Diam – diam Perum Perhutani KPH Jember lagi bekerja keras mempersiapkan moment kegiatan besar Wana Rally Wisata dalam menyambut Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) 2008, serta tak kalah penting adalah kegiatan Workshop Nasional bertema “Penyelamatan Hutan Dengan Membangun Ekonomi Kerakyatan” pada tanggal 8 Agustus 2008 di Aula Fakultas Ekonomi Unej.

Menurut rencana sebagai pembicaranya adalah Meneg BUMN, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Dirjen Industri, Kimia & Hasil Hutan, Direktur Utama Perhutani, Bupati Jember dan Rektor Unej dengan kapasitas 300 undangan.

“Workshop ini setaraf Nasional. Maka pembicara dalam materi penyelamatan dengan membangun ekonomi masyarakat pedesaan adalah para pengambil kebijakan,” beber Ir Taufik Setiadi, MBA, MP penanggungjawab Panitia Waorkshop yang juga Adm Perhutani.

Selain itu, sejumlah peserta dari kalangan Direktur PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, Direktur Rajawali Nusantara Utama, Direktur Petro Kimia Gresik, dan Dirut RRI juga akan diprioritaskan diundang.

“Selain Muspida Jember serta pimpinan perusahaan Perkebunan se Jember kita hadirkan,” gagasnya.

Harapan besarnya melalui Workshop ini muncul komitmen dari semua pihak bisa melakukan langkah penyelamatan hutan di Jember.

“Karena penanganan hutan di Jember sangat berbeda dengan daerah lain, untuk itu perlu kesamaan langkah dari semua pihak,” tegasnya.

Workshop ini akan terselenggara berkat kerjasama akademisi dari Himaseta Fakultas Pertanian Universitas Jember, dan Perhutani.

“Ada praktek illegal logging, penyelundupan kayu, terjadinya kebakaran hutan, konflik kawasan, perambahan hutan, tumpang tindah secara nasional. Inilah keprihatinan sekaligus materi yang akan kita gagas,” ujar Taufik.

Persoalan hutan di Jember menurut Adm Perhutani ini hampir sama dengan daerah lain. Yang membedakan hanya perilaku masyarakatnya.

“Dalam workshop juga kita undang tokoh ulama dan tokoh masyarakat,” tegasnya. Karena dengan begitu diharapkan peserta dari warga, dan tokoh ini akan muncul rasa kecintaan kepada hutan.

Sehingga diharapkan muncul kecintaan akan hutan, lalu muncul kesadaran melestarikan hutan. Acara itu akan difasilitasi oleh presenter kondang media elektronik dari Jakarta di lokasi Kampus Fakultas Ekonomi Unej Jl Jawa pukul 19.00. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan