Tabrakan Beruntun, 4 Tewas

Jember - Tabrakan beruntun yang terjadi sore ini, Selasa (17/2), di jalan raya Pecoro, Rambipuji, mengakibatkan 4 nyawa hilang sekaligus. Dan tragisnya lagi 3 diantaranya adalah satu keluarga yang satu ada balita.

Satu keluarga yang bernasib naas tersebut adalah keluarga Imam Ma'i, warga banyuputih, Jatiroto Lumajang. Dan satu lagi korban yang kehilangan nyawanya adalah Andik, warga Jember Lor kecamatan Patrang Jember. Keempatnya kehilangan nyawa, karena terlindas oleh truk gandeng dari arah barat menuju Jember.

Kejadian tragis ini bermula dari adanya iring-iringan 3 sepeda motor dari arah timur Jember menuju ke arah Tanggul. Namun begitu sampai jalan raya Pecoro, dari tiga sepeda motor tersebut, salah satunya sepeda motor jenis Supra Honda berusaha mendahului kedua sepeda motor lainnya yang dikendarai keempat korban.

Namun karena kondisi jalan yang padat dan ada truk gandeng dari arah berlawanan melaju, sepda supra yang dikendarai orang tak dikenal tersebut membuat kedua pengendara sepeda motor lainnya grogi dan oleng kekanan. Sepeda motor Tiger yang dikendarai Imam Ma'i bersama istri dan dua anaknya oleng dan jatuh ke kanan.

Demikian juga dengan sepeda Vega yang dikendarai oleh Andik, karena bersamaan dengan jatuhnya kedua sepeda motor tersebut, melintaslah truk gandeng. "Sudah bisa ditebak, kedua sepeda motor dan pengendara serta penumpangnya langsung terlindas truk gandeng tersebut," ujar Kanit Laka Lantas Polres Jember, Iptu eko Budyo.

Nyawa keempat korban tidak bisa ditolong lagi dan sore ini langsung dibawa ke kamar mayat RSUD dr. Soebandi. Sementara truk gandeng dan kedua sepeda motor langsung diamankan di Satlantas Polres Jember.

Sopir truk langsung dimintai keterangan oleh petugas Laka Lantas, sedangkan pengendara sepeda supra melarikan diri karena ketakutan. (RI-1)

Selengkapnya...

Ratusan Bendera PMB Dibakar dan Dirusak


Jember - Ratusan bendera dan atribut PArtai Matahari Bangsa (PMB) Jember dirusak orang tak dikenal. Sadisnya bukan hanya diguntingi atau dihilangkan dari tempatnya saja, puluhan lainnya dibakar. "Total yang hilang, dibakar, diguntingi sekitar 200 lembar," tegas Ketua PD PMB Jember, Suryanto Wibowo usai melaporkan kejadian tersebut ke Panwaskab Jember, siang tadi, Selasa (17/2).

Menurut Suryanto, pelaku merusak atribut PMB pada dini hari. "Sejumlah saksi menuturkan bahwa pelaku menggunakan roda dua dan empat pada dini hari sekitar pukul 03.00 wib," imbuhnya.

Dan semua kronologis peristiwa sudah dilaporkannya ke Panwaskab secara tertulis disertai bukti-bukti foto. Ratusan bendera dan gambar yang dirusak tersebut semula dipasang di jalan Srikoyo, dr. Soebandi Patrang Jember. Selain itu juga ada di Mayang dan Pakusari serta Arjasa.

"Kami tidak mau berspekulasi siapa yang merusak, namun sejumlah saksi sudah mengarah kemana pelakunya," ujarnya.

Suryanto hanya berharap kepada semua pihak dan pelaku, agar tidak memperkeruh suasana dengan melakukan tindakan yang memancing emosi kader PMB. Karena tindakan tersebut bisa menodai proses demokrasi yang sudah berjalan damai ini.

PD PMB Jember juga mendesak PAnwaskab untuk mengusut tuntas kasus tersebut. (RI-1)

Selengkapnya...

Panwas Janji Akan Tertibkan Atribut Caleg

Jember - PAnwaskab Jember berjanji bakal segera menertibkan atribut caleg yang melanggar estetika dan peraturan. Sayangnya janji tersebut baru akan direalisir setelah ada pelantikan seluruh Panwascam pada Jumat pekan ini. Menurut Ketua Panwaskab Jember, Agung Purwanto, pihaknya bakal bersama-sama dengan Panwascam dan Sat Pol PP menertibkan semua atribut caleg.
Agung, bakal mengingatkan semua caleg yang memasang atribut di ruas jalan yang tidak diperbolehkan untuk dipasangi atribut partai maupun caleg. "Jika upaya persuasif kita ini tidak diindahkan maka bakal bersama sat pol PP menertibkannya," tegasnya.
Panwas mencontohkan sejumlah atribut yang bakal ditertibkan, seperti misalnya di pertigaan atau perempatan jalan. Bukan hanya itu saja, sepanjang radius 100 meter dari pertigaan dan perempatan tersebut juga tidak diperbolehkan untuk dipasangi atribut apapun dari partai dan caleg.
Selain itu sejumlah ruas jalan yang berdekatan dengan kantor pemerintah, tempat ibadah dan tempat pendidikan juga tidak boleh dipasangi atribut apapun.
"kalau tetap bandel maka kita harapkan masyarakat berperan aktif melaporkannya ke Panwascam maupun kabupaten, agar segera kita tindak," ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

UTD PMI Tetapkan Harga Baru Kantong Darah

Jember - Menyusul dinaikkannya Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD), per 1 Pebruari oleh UTD PMI se Jawa Timur, yang diputuskan pada Musyawarah Kerja se Jawa Timur beberapa waktu lalu. Maka kepada kepada seluruh UTD diberikan hak untuk menetapkan harga. Adapun kisaran harga yang ditetapkan tersebut yakni antara Rp.200 ribu hingga 300 ribu per kantong.

Terkait dengan ini, Humas UTD PMI Jember, Dimyati, mengungkapkan bahwa naiknya harga darah yang disebabkan karena kenaikan kantong darah itu, pada dasarnya tidak banyak mempengaruhi kinerja PMI Jember.

Mungkin yang sempat membuat kesal adalah bantuan atau subsidi reagen atau uji saring dari Departemen Kesehatan, yang diberikan kepada UTD PMI Jember selama ini, sejak September 2008 dihentikan. “Hal tersebut inilah yang berpengaruh sekali terhadap perubahan harga,” katanya.

Meski begitu, Dimyati tetap optimis, bahwa ketiadaan subsidi untuk UTD PMI Jember tak akan banyak menurunkan kualitas kinerja, bahkan sebaliknya akan semakin meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada masyarakat.

“Apalagi dengan diraihnya ISO 9000-2001 oleh UTD PMI Jember maka peningkatan kualitas pelayanan menjadi prioritas bagi UTD PMI Jember,” ujarnya.

Mengenai harga darah per kantong di Jember diputuskan saat ini antara Rp.200 ribu hingga Rp 250 ribu. Harga ini akan dibedakan oleh rumah sakit pelayanan. Jika pasien dirawat di puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah maka harga per kantongnya hanya RP.200 ribu. Dan apabila pasien dirawat di RS Swasta atau dirawat di luar Kabupaten Jember maka harga yang ditetapkan adalah Rp.250 ribu. (RI-1)

Selengkapnya...

Pendonor Aktif Dapat Gratis Kantong Darah

Jember - Upaya untuk melakukan yang terbaik demi kepentingan kemanusiaan dan pelayanan masyarakat terus dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Jember. Setelah berhasil mendapatkan ISO 9000- 2001, UTD PMI Kabupaten Jember, kini memiliki kiat baru dalam menjaring minat masyarakat untuk mendonorkan darahnya.

Menurut Kepala UTD PMI Jember, Dr. Oemi Djauhari, kiat baru yang digagas PMI Jember agar masyarakat berminat mendonorkan darahnya, bagi pendonor yang menunjukkan kartu dan keaktifan 3 bulan terakhir dengan minimal donor 10 kali keatas maka kepadanya akan diberikan reward berupa gratis darah berapapun. Pemberian reward kepada pendonor aktif ini, kata Umi, merupakan bentuk peningkatan layanan kepada masyarakat yang berusaha terus dilakukan PMI Jember.

Umi menegaskan, bahwa pemberian reward ini tidak akan mempengaruhi stok darah yang ada, meski per 1 Februari 2009 ada kenaikan harga darah serentak di seluruh Jawa Timur. “Kenaikan serentak itu karena dicabutnya subsidi kepada UTD PMI dan naiknya harga berbagai elemen uji saring untuk pemrosesan darah namun UTD PMI Jember terus berbenah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.

Lebih jauh terkait pemberian reward kepada para pendonor, Humas UTD PMI Jember Dimyati, menambahkan, bahwa pemberian reward kepada para pendonor sebenarnya sudah dilaksanakan sejak lama. Hanya saja mereka yang akan mendapatkan 1 kantong darah secara gratis adalah yang sudah menjadi pendonor aktif sebanyak 10 kali.

Demikian halnya dengan pendonor yang sudah 25 kali, akan mendapatkan 3 kantong secara gratis dan yang sudah 75 kali akan mendapatkan gratis. “Selama ini pendonor aktif 10 kali hanya diberikan gratis 1 kantong, 25 kali 3 kantong dan 75 kali baru bisa gratis. Saat ini per 1 Februari 2009 dengan menunjukkan kartu dan keaktifan 3 bulan terakhir dengan minimal donor 10 kali keatas, maka akan mendapatkan reward berupa gratis berapapun dia butuh darah untuk dirinya dan keluarganya yang tertanggung di dalam K,” papar Dimyati.

Yang dimaksud keluarga tertanggung menurut Dimyati, apabila pendonor telah berkeluarga, maka yang tertanggung yaitu suami, istri dan anak. Akan tetapi bila belum berkeluarga, maka yang tertanggung adalah orang tua dan saudara kandung. (RI-1)

Selengkapnya...

Warga Keluhkan PArkir Berlangganan

Jember – Parkir berlangganan yang berlaku sejak tanggal 26 Januari 2009 lalu masih menuai protes dari warga. Protes yang kesekian kalinya ini dilakukan warga karena merasa dirugikan dengan program tersebut. Karena sudah membayar lewat Samsat disaat membayar pajak, tetapi tetap masih ditarik saat parker di jalan.

Sebelumnya warga protes karena pemberlakuan parker berlangganan yang sebelumnya ditetapkan berlaku sejak tanggal 1 Januari 2009 ternyata diolor ke tanggal 26 Januari 2009.

Warga berharap ketika usai membayar pajak dan setelah tanggal 26 Januari bisa parkir gratis di jalan, ternyata tetap ditarik oleh petugas parker di jalan. Apalagi di desa-desa, mayoritas juru parkir (jukir) masih tetap menarik uang parkir meskipun sudah terdapat stiker parkir berlangganan.

Menanggapi hal ini, Kadishub Jember, Sunarsono, menegaskan bahwa jika ada petugas parker yang masih memungut kendaraan yang sudah ada stiker parker berlangganan bakal ditindaknya.

“Tolong laporkan ke saya atau UPTD Parkir, biar kita tindak tegas, karena itu menyalahi aturan,” tegasnya.

Sunarsono berharap tidak ada lagi petugas di jajarannya yang melakukan pungutan parker kepada pengendara yang sudah membayar parker berlangganan. (RI-1)

Selengkapnya...

Masuk Lagi, KBM di SMKN 4 Membaik

Jember – Setelah diliburkan selama 3 hari pada pekan lalu, karena banyaknya siswi SMKN 4 Jember yang kesurupan. Mulai hari ini, Senin (16/2) siswa kembali masuk seperti biasa.

Dan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang ada di sekolah tersebut mulai berangsur membaik dan berjalan lancar. Menurut Kepala Sekolah SMKN 4, Drs. Rinoto, pihaknya mengaku bersyukur akan lancarnya proses KBM tersebut.

Menurutnya selama sekolah diliburkan, pihak sekolah bersama dengan tokoh ulama telah melakukan pembersihan areal sekolah dari gangguan makhluk halus. “Diupayakan tidak mengganggu lagi, sehingga murid bias belajar dengan tenang,” ujarnya.

Selain itu, guru diberi tugas untuk mendampingi siswa dan siswi yang sempat mengalami kerasukan roh halus. Harapannya kedepan tidak terjadi lagi peristiwa yang mengganggu proses KBM tersebut.

“Kami juga berharap agar siswa tidak mudah melamun atau kosong pikirannya, karena dengan kondisi tersebut mudah kemasukan roh halus,” ujarnya. Ditambah lagi dengan meningkatkan ibadah masing-masing siswa.

Sementara itu, KAbid SMP/SMA, Wayan Wesa Atmadja, mengaku gembira mendengar siswa SMKN 4 sudah mulai bias masuk dan mengikuti KBM dengan lancer. (RI-1)

Selengkapnya...

32 Pejabat di 6 SKPD Diperiksa KEjagung

Jember – Sejumlah pejabat teras di lingkungan Pemkab Jember yang enggan disebut identitasnya, menegaskan bahwa dalam minggu ini hingga minggu depan ada 32 pejabat eselon II dan III dipanggil oleh KEjagung RI .

“Sudah dicek saja ke KAbag Hukum, surat panggilannya ada disana, saya tahu sendiri kok, SKPD yang diperiksa diantaranya adalah Kabag Umum, Perlengkapan, Kesra, Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Perhubungan, PU dan yang lainnya,” ungkapnya.

Total SKPD tersebut ada 6 SKPD (Satuan Kerja Pemerintahan Daerah). Sementara pejabat yang dipanggil jumlhanya mencapai 32 orang. Ketiga puluh dua tersebut tidak dipanggil di Jakarta , namun dipanggil di sebuah hotel di Jember yang sementara ini ditempati oleh tim dari Kejagung tersebut.

Kabar tidak mengenakkan ini ternyata cukup meresahkan semua pejabat dilingkungan Pemkab Jember. Pejabat rata-rata resah karena takut ikutterseret dalam kasus tersebut.

Tim kejagung kabarnya memfokuskan diri kepada SKPD yang dalam melaksanakan tugasnya menimbulkan kerugian Negara cukup besar. Seperti misalnya Dinas KEbersihan dan Lingkungan Hidup yang melaksanakan proyek PJU Rp. 85 miliar, dan hasil pemeriksaan BPK RI terakhir, justru menimbulkan kerugian Negara yang nilainya tidak sedikit yakni Rp. 18 miliar.

Belum lagi sejumlah dugaan korupsi di bagian Perlengkapan, Umum dan Kesra.

Sayangnya Kabag Hukum Pemkab Jember, Mudjoko SH, tidak berhasil dikonfirmasi. (RI-1)

Selengkapnya...

Kondisi Membaik, Samsul Belum Bisa Temui Tamu

Jember – Mantan Bupati Jember, Drs. H. Samsul Hadi Siswoyo Msi, yang pada sore (17.30 wib) kemarin, Jumat (13/2), sempat dilarikan ke RSUD dr. Soebandi karena mengalami sesak nafas dan tekanan darah tinggi, hari ini, Sabtu (14/2), kondisinya mulai membaik.

Namun meski sudah membaik, Samsul masih belum bisa menemui tamu. Pasalnya sejumlah alat kesehatan masih terpasang disejumlah anggota tubuhnya. Mantan Bupati yang sempat kesandung kasus korupsi Kasda ini belum bisa bangun dari posisi tidurnya.

Pantauan beritajatim.com, kondisi tubuhnya masih lemah, meski tensi darah dan pernafasannya sudah mulai membaik. Kedua kelopak matanya nampak masih bengkak meski tidak sebesar kemarin sore, sewaktu dilarikan ke rumah sakit.

Menurut dr. Danddy dan dr. Usman yang merawatnya, Samsul diminta istirahat total dan tidak diperkenankan naik turun tempat tidur. Karena kondisinya memang tidak memungkinkan untuk itu. Samsul terus menolak tamu yang berdatangan ke tempatnya, kecuali keluarga dekat dan petugas kesehatan yang merawatnya.

Namun meski kondisi tubunya lemah dan nampak ada dua infus dilengan tangannya dan beberapa alat kesehatan lain di anggota tubuhnya, Samsul tetap berusaha tersenyum dan mengeluarkan sejumlah joke, ketika Direktur RSUD dr. Soebandi, dr. Yuni Ernita dan Wadir Keuangan, Damanhuri menjenguknya.

Bahkan dr. Yuni dan Damanhuri sering terpingkal-pingkal ketika mendengar lontaran joke Samsul. “Ya untung sekarang saya sakit boleh keluar LP, kalau tidak nggak tahu apa jadinya, dan untungnya ada bu dokter yang baik ini,” ujarnya disambut senyum dr. Yuni.

Sejalan dengan itu, dr. Yuni juga menyatakan turut prihatinnya ketika Samsul tidak bisa keluar LP mengikuti pemakaman mendiang Almarhumah Ny. Ima Samsul beberapa waktu lalu. “Iya abah, alhamdulillah sekarang bisa berobat di sini, saya juga prihatin ketika dulu Umi meninggal Abah tidak bisa keluar,” jawabnya.

Mendengar pernyataan keprihatinan serius dari Direktur rumah sakit daerah tersebut, Samsul tidak membalas dengan serius. Samsul justru menjawab dengan guyonan. “Ya, tetapi lebih penting lagi yang sekarang ini, kira-kira dapat diskon apa tidak?, tanyanya.

Mendengar itu dr. Yuni dan Damahuri tidak mampu menahan tawa kerasnya. Saling tertawa dan saling balas melontarkan joke tersebut sempat berlangsung sekitar 15 menit, sebelum kemudian dr. Yuni meninggalkan ruang kamar paviliun Anggrek nomor 7 RSUD dr. Soebandi.

Dr. Yuni sendiri mengaku senang dapat bertemu dengan mantan Bupati Jember tersebut. “Ternyata beliau masih seperti dulu, dan tadi itu hanya hiburan saja, supaya beliau tidak tegang dan cepat sembuh, kami semua turut mendoakan kesembuhan beliau,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Bank Gakin Jember, dari 1,4 miliar Jadi 14,4 miliar

Jember - Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM) atau Bank Keluarga Miskin (Bank Gakin) Jember meningkat pesat 3 tahun terakhir ini. Setidaknya, lembaga keuangan yang memilih nasabahnya dari masyarakat ekonomi sangat lemah (miskin) itu mampu memutar keuangannya dari Rp 1,4 Milyar menjadi Rp 14,4 Milyar dalam waktu yang relatif singkat bagi ukuran lembaga keuangan.

Kepala Seksi (Kasi) Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop dan UKM) Kabupaten Jember, Agus Edhi Susanto mengatakan prinsip yang dijalankan pada sistem Bank Gakin ini adalah penguatan kelembangaan, tanggung renteng, kedisiplinan dan pembangunan solidaritas antar sesama nasabahnya. “Bank Gakin bisa berjalan, karena kami menerapkan sistem tanggung renteng dan solidaritas antar sesama nasabah,” katanya.

Selain itu, Bank Gakin yang membidik usaha miko masyarakat itu dioperasionalkan pada kelompok masyarakat (pokmas) yang terdiri atas 6 orang. Asas yang dibangun adalah solidaritas, sehingga pokmas dibentuk dilingkup dusun dan desa saja. “Anggotanya terdiri atas pokmas yang dibentuk di dusun-dusun masing-masing desa,” ungkapnya.

Agus mengatakan, yang dimaksud dengan tanggung renteng adalah bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk menanggung resiko. Jika salah satu dari anggota pokmas tak mampu melunasi tunggakan uang yang dipinjamnya dalam seminggu, maka 5 orang lainnya harus berusaha melunasinya (tanggung renteng).

“Jadi satu orang saling memikul beban anggota kelompok lainnya. Angsuran selama seminggu bisa dicicil selama 10 kali. Hal inilah yang membuat Bank Gakin Jember bertahan, karena semua anggotanya berkomitmen terhadap kesuksesan usaha kelompoknya,” jelasnya.

Bank Gakin yang pada tahun 2005, nasabahnya hanya berjumlah 100 orang yang difokuskan di 2 dusun. Setelah berjalan 3 tahun, nasabahnya menjadi 4.500 orang tersebar di 34 dusun di berbagai desa kelurahan dan desa miskin. Sedangkan perkembangan modalnya selama 3 tahun itu juga berputar cepat dari Rp 1,4 Milyar menjadi Rp 14,4 Milyar pada akhir tahun 2008. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan