Pemkab Berbagi Dengan Yatim Piatu & Telkomsel

Jember – Pemerintah Kabupaten Jember selama ramadhan ini banyak kegiatan silaturrahmi, terutama bersafari keliling daerah untuk menemui anak yatim, dan berkumpul dengan para tokoh. Kegiatan terakhir dilakukan di pelataran masjid Jamik Baitul Al Amien Jember. Bersama Telkomsel, ratusan dhuafa dan anak yatim berbuka puasa bersama, dan berbagi dengan para pejabat Pemkab jember.

Dengan jiwa kebersamaan yang dibangun melalui puasa dan demi mewujudkan kepedulian sosial terhadap kaum dhuafa dan yatim piatu kegiatan serupa dilakukan. Yang muncul adalah suasana kepedulian sosial tinggi.

“Dengan berpuasa setidaknya kita ikut merasakan apa yang mereka rasakan,” jelas Drs H Edy B Susilo, M.Si, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jember, dalam acara itu bersama PT Telkomsel.

Selain berbuka bersama, mereka juga diberi santunan, sekitar 500 orang. “Dengan begini mungkin kepedulian kita semakin tinggi,” tukas Edi.

Edy secara implisit tergugah hatinya untuk selalu dengan mereka. Dan mereka diminta tak berkecil hati menjalani hidup.

“Saya yakin kalian semua optimis menyongsong masa depan. Tetap semangat dan belajarlah yang rajin agar kelak menjadi generasi yang berguna bagi nusa bangsa dan agama,” ujarnya.

Ke depan yang terpenting adalah mewujudkan cita-cita dengan tekad yang kuat dan didukung ilmu pengetahuand an teknologi, selain Iman dan Taqwa.

Pengertian ibadah, tidak hanya sebatas mengerjakan puasa, sholat wajib dan sunnah, tadarus Al-Qur’an dan zakat saja, tapi dalam aktivitas lain semisal penyelenggaraan buka puasa bersama dengan anak yatim piatu juga termasuk kegiatan ibadah.

“Mudah mudahan PT Telkkomsel juga bisa berkah dengan kebaikannya dan bisa diterima masyarakat,” ujarnya.

Di akhir sambutannya, Edy, mengatakan dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat dan bangsa hendaknya setiap pertemuan semacam ini tidak sekadar untuk berbuka puasa bersama, tapi hakikat hikmah puasa ramadhan adalah meningkatkan Iman dan Taqwa. (RI-1)

Selengkapnya...

ICW : Percepat Surat Ijin Presiden

Jember – Status tersangka korupsi bagi birokrat pemerintah masih aman – aman saja, karena harus menunggu ijin Presiden jika hendak ditangani. Termasuk tersangka Wabup Jember Kusen Andalas, Sip.

Kali ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) secara resmi ternyata beratensi untuk kasus di Jember ini. Tanggal 22 September 2008 kemarin, surat desakan Lembaga Anti Korupsi ini nomor 314/SK/BP/ICW/IX/2008 dilayangkan kepada Kabareskrim Mabes Polri di Jakarta.

Isi suratnya adalah mendesak agar mempercepat pemeriksaan kasus korupsi terhadap tersangka Kusen Andalas, Sip – Wabup Jember .

Surat yang ditandatangani oleh Wakil Koordinator Ibrahim Zuhdy Fahmi Badoh ini, ditembuskan ke Deputi Penindakan KPK, dan Kapolda Jatim. Isi surat antara lain menerangkan bahwa ICW telah menerima laporan dari masyarakat terkait dengan persoalan terhambatnya proses pemeriksaan oleh Polda Jatim dalam kasus dugaan korupsi dana operasional pimpinan DPRD Jember atas nama tersangka Kusen Andalas, Sip, yang kini menjabat Wabup Jember.

Menurut laporannya, bahwa Kapolda Jatim telah mengajukan surat ijin pemeriksaan ke Presiden sesuai dengan surat nomor B / 5531/XII/2005 Reskrim tanggal 6 Desember 2005, dan Pol /B976/III/2006 tanggal 10 Maret 2006. Atas kedua surat itu kata ICW belum ada kepastian terbitnya ijin presiden.

Untuk mendorong percepatan penanganan korupsi di berbagai wilayah di Indonesia , khususnya di Kabupaten Jember ICW mendesak kepada Kabareskrim Mabes Polri agar dapat memprioritaskan penyelesaian administrasi ijin Pemeriksaan dari Presiden yang selama ini menjadi penghambat dalam penanganan korupsi ini.

Tembusan surat dari ICW ini juga diterima oleh Siswono, Ketua Wappergat Jember yang kemarin demo ke Kejaksaan Negeri Jember meminta percepatan kasus korupsi ini ditangani. Setelah melakukan aksi gerakan anti korupsi itu, koordinator Wappergat (Warga PDIP Perjuangan Menggugat) Siswono ini mengatakan kendati yang menjadi status tersangka adalah Ketua PDIP nya sendiri, tapi dia meminta Presiden tidak tebang pilih dan segera menurunkan surat ijin pemeriksaan.

“Jangan lantas Kusen itu wabup, dan juga Ketua PDIP Jember lantas surat ijin Presiden tidak bisa diturunkan,” ujarnya.

Dia bersama – teman temannya usai berunjuk rasa menerima kedatangan tamu mitra ICW di Wande Echo kemarin. Lalu dari sana diadukan semua masalah ini. Dan mereka tidak puas disitu, tapi ngeluruk ke Jakarta ke KPK, dan ke Mabes Polri. Termasuk ke kantor ICW secara resmi mengadukan hal itu. Mereka yang berangkat adalah Siswono, Hidayatullah, K Panduwinata, SH, Yoyok Supardi, Hariyanto, Ketua PAC Tempurejo, PAC PDIP Jelbuk, dan A Suyono. Mereka rata – rata adalah para kader dan pengurus DPC, DPAC PDIP Kabupaten Jember. (RI-1)

Selengkapnya...

Musik Tradisional Pencak Silat Semakin Langka



Jember - Derasnya arus globalisasi berdampak kepada pergeseran budaya, dan cipta karya manusia. Termasuk kebudayaan lokal. Taruhlah, musik tradisional pencak silat asal Jember. Kesenian ini nyaris tak pernah dibawakan generasi muda sekarang. Mereka tidak pernah tahu, dan langka. Para pemuda lebih senang dengan musik pop, dan import.

Kini, jumlah pemain dan kelompok musik tradisional pencak silat di Jember bisa dihitung dengan jari. Rata - rata mereka berusia 40 tahun ke atas.

“Bila mencari atlet silat dan generasi penerusnya tidaklah sulit, apalagi sejak kepemimpinan Pak Djalal, olahraga ini dijadikan sebagai icon Jember dan sudah diwajibkan sebagai ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Tapi yang sulit adalah mencari generasi penerus pemain musik tradisional pencak silat,” ujar Drs Ec Sunardi, Ketua IPSI Jember ini.

Sekadar diketahui, musik tradisional pencak silat adalah musik pengiring atraksi silat.Atraksi pencak silat yang disuguhkan bukanlah pertandingan.

“Musik ini biasanya mengiringi atraksi silat hiburan, bukan pertandingan gelar,” ujarnya.

Alat musik yang digunakan sangat sederhana. Diantaranya berupa beberapa gendang, gong, gamelan dan rebana.

Sebagai hiburan rakyat, musik pengiring atraksi silat ini bisa menaikkan suhu orang yang melihat dan merangsang untuk mengikuti gerakan. Silat yang diperagakan tidak akan terasa meriah bila musik ini tidak diperdengarkan.

“Tanpa ada musik pengiring, atraksi pencak silat kurang semarak dan kurang membangkitkan semangat pemainnya,” ujar Sunardi.

Meski sepi peminat dalam memainkan alat musik ini, tapi ternyata penikmat atraksi ini sangat banyak. Terbukti, setiap digelarnya perhelatan ini penontonnya sangat banyak.

“Mungkin sekarang masyarakat hanya antusias untuk menonton, tanpa ada keinginan mempelajari bermain atau memainkan musik,” ujarnya.

Kata dia, untuk menemukan ‘bibit-bibit’ pemain musik ini perlu diadakan perlombaan antar kelompok musik tradisional. Semisal, lomba Zafin, hadroh atau Qasidah yang sudah biasa diadakan di masyarakat.

“Perlu juga atraksi pencak silat dengan musik pengiring digelar ketika ada even-even besar di Jember, sehingga diharapkan dapat menyedot penonton perkotaan, sebab saat ini atraksi tersebut biasa hanya digelar di kampung,” ujarnya lagi.

Selain itu, bila ada tamu-tamu asing atau kunjungan pejabat dari daerah lain, atraksi pencak silat bisa disuguhkan sebagai sajian selamat datang seperti halnya tari Labako yang menggambarkan kegiatan pemetik daun tembakau sebagai icon Jember.

Salah seorang pemain musik ini, Jamal (60), mengaku tertarik menjadi pemain musik pengiring pencak silat ini karena olahraga silat telah mendarah daging pada dirinya.

Sewaktu muda dulu ia adalah seorang pemain silat handal. Tapi seiring bertambahnya usia, kini dia semakin kaku memperagakan jurus-jurusnya.

“Sekarang saya hanya sebagai pemain musiknya saja, sebab di usia saya sekarang ini saya masih ingin melestarikan budaya asli Indonesia ini dengan ikut serta mengumandangkan musik yang katanya memiliki nilai magis di dalamnya ini,” pungkas Jamal. (RI-1)

Selengkapnya...

KPU Digugat PKB Haris

Jember – Karena daftar susunan calon anggota legislatif (bacaleg) tidak diterima dan tidak diproses oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jember, maka kubu PKB Haris – Udi Suseno melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Jember, dengan nomor 79/Pdt.g/2008/Pn Jr.

Dalam gugatannya ini DPC PKB yang berkantor di Jl Gajah Mada 294 ini merasa tidak ikut menggugat DPC PKB Pro Gus Dur di Jl Kalimantan karena sudah tidak ada kaitannya lagi. Yang melakukan perlawangan hukum adalah KPUD dengan tidak mengamankan berkas susunan caleg saat diserahkan, dan tidak memprosesnya.

KPUD Jember menjadi tergugat utama, dan turut tergugat I, dan II adalah KPU Propinsi dan KPU Pusat. Dalam kasus ini, kubu DPC PKB Haris – Udi, menyertakan berbagai surat bukti dan lampiran serta dasar hukum dilayangkannya gugatan diantaranya bahwa hanya pihaknya yang sah dan diakui sebagai DPC PKB oleh DPP PKB.

Dalam SK DPP No 3363 /DPP/03/V/A.I/VII/2008 tanggal 24 Juli 2008, jelas dinyatakan bahwa DPP mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan DPP PKB Nomor 382/DPP-02/IV/A.I/VIII/2005 yang dikantongi kubu PKB Ulum – Ayub (Pro Gus Dur). Dan dalam SK itu jelas dinyatakan mengesahkan susunan pengurus Cabang DPC PKB Jember di bawah kepemimpinan penggugat (KH Mustafid Sofyan – HA Muhaimin Mpd (Dewan Syuro), dan Haris Chudlori – Udi Suseno (Tanfidzyiah)).

Penggugat dalam gugatan ini mengkuasakan kepada Lembaga Hukum HAM Wagino, SH, dan rekan (Advokat) untuk melakukan upaya – upaya terkait itu. Dalam keterangannya Wagino, menyatakan bahwa KPUD harus tidak ada alasan untuk tidak memproses daftar susunan caleg PKB Haris – Udi.

Sebab, sebagai pemegang SK yang sah dari DPP. Jika begini, maka KPUD jelas melawan hukum. “Nah, kita layangkan gugatan ini dan insya Allah, akan digelar secepatnya,” ujarnya.

Menurutnya, dari fakta jelas bahwa SK yang dimiliki DPC PKB Pro Gus Dur itu hanya mengedepankan Dewan Syuro, dan telah dicabut. Maka dia akan meminta DPC itu untuk menunjukkan menggunakan DPP yang mana. Dalam kasus hukum gugatan ini, seharusnya tergugat tidak ragu memproses caleg yang diserahkan penggugat. Karena telah dikuatkan oleh SK Menkum Ham RI Nomo M.HH – 67.AH/11.01 Tahun 2008.

Terhadap tindakan itu, tergugat jelas merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang sangat merugikan para penggugat sehingga karenanya para penggugat memohon kepada Pengadilan Negeri Jember agar berkenan menerima, memeriksa dan memutus perkara tersebut antara lain : menerima dan mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya, menyatakan tergugat dan turut tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dan menyatakan batal demi hukum penerimaan berkas daftar caleg DPRD Kabupaten Jemberyang diajukan oleh PKB diluar kepemimpinan penggugat.

“Meminta agar tergugat menetapkan daftar calon calon legislatif DPRD Jember dari DPC PKB penggugat, dan memerintahkan tergugat dan turut tergugat untuk membatalkan serta mencabut atau tidak memproses daftar caleg dari PKB di luar kepemimpinan penggugat.

“Kami minta tergugat membayar ganti rugi Rp 30 juta secara materiil, dan Rp 100 juta secara moril,” ujar Wagino,SH.

Sementara itu Ketua KPUD Jember Sudarisman, SS, dikonfirmasi wartawan mengatakan siap melayani gugatan itu. Dan pihaknya tentu saja harus berkonsultasi dengan KPU Pusat, karena KPU sebagai turut tergugat. Dia tak berkomentar soal kenapa memproses daftar caleg PKB karena dianggap telah prosedural, baik waktu dan persyaratannya saja.

“Soal keabsahan kita masih terus koordinasi dan petunjuk dari KPU Pusat,” ujar Sudarisman. (RI-1)

Selengkapnya...

Operasi Ketupat, Puluhan Sniper Diterjunkan

Jember – Guna mengantisipasi banyaknya aksi kejahatan menggunakan senjata, dengan aksi kekerasan, dan mengancam keamanan masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa, dan Lebaran Idul Fitri 1429 H ini Kapolwil Besuki Kombes Drs. Sat Harunantio menerjunkan puluhan sniper (penembak jitu, Red) di sebar di beberapa daerah di wilayah eks Karesidenan Besuki.

Wilayah ini meliputi, Kabupaten Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan Kabupaten Jember. Dalam mengamankan arus mudik Lebaran 1429 H saat ini 2/3 kekuatan Polri diterjunkan atau sekitar 760 personel. Jumlah ini belum ditambah dari unsur keamanan lain yakni TNI, Dishub, Dinas Kesehatan, dan OKP, Ormas.

Kombes Sad Harunantiyo, menegaskan bahwa langkah yang dilakukan tidak asal – asalan. Tapi serius dan tidak main – main dalam mengantisipasi kerawanan kriminalitas akhir – akhir ini. Sebab, aksi kriminalitas saat ini kian mengkhawatirkan. Baik dengan kekerasan dan dengan menggunakan senjata api.

Maka dari itu, di beberapa titik daerah di eks Karesidenan Besuki ini akan ditempatkan personel Sniper (Penembak Jitu, Red) dengan sistem floating wilayah.

Artinya daerah itu dianggap sangat berbahaya dan rawan kriminalitas. "Kita sudah siap tempatkan anggota kita baik anggota yang berseragam dan yang tidak berseragam, baik di jalur alternatif, atau jalur pantura . Yang jelas apapun akan kita antisipasi. Kita tidak boleh under estimate. Yang jelas dari awal kita harus antisipasi hal itu," tandasnya.

Agar para pemudik merasa aman di perjalanan dari kejahatan, Polwil sudah menempatkan puluhan sniper yang bersiaga di daerah rawan itu.

Kata Sad Harunantiyo, pihaknya sudah menurunkan anggota ke lapangan sejak dua minggu lalu. Operasi pengamanan ini diberi nama sandi Operasi Ketupat 2008

Polisi terlihat tak mau under estimate dalam menempatkan puluhan sniper di tempat rawan kejahatan itu. Bila para bomber bergerak, sniper langsung menarik pelatuk.

"Saya perintahkan tembak langsung di tempat bagi para pengacau. selain itu kami juga juga menyiagakan pasukan bermotor,” ujarnya.

Kapolwil di akhir pernyataannya meminta kepada warga masyarakat untuk tidak lengah dan selalu waspada saat mudik, dan merayakan Lebaran saat ini. Dan diminta segera melapor ke polisi jika mengetahui ada kejadian yang mencurigakan.

“Jangan segan-segan lapor polisi bila ada yang mencurigakan. Karena masyarakat yang mengetahui lingkungan masing-masing,” pungkasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Pendonor Aktif Diberi Penghargaan

Jember - Kali kesekian Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Cabang Jember memberi penghargaan berupa piagam dan pin kepada para pendonor aktif yang selama ini telah dengan rutin rela menyumbangkan darahnya demi kepentingan kemanusiaan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada para relawan ini karena perbuatannya adalah sangat mulia. Mereka memberikan darah dengan ikhlas demi kemanusiaan,” kata Dr Oemi Djauhari, Kepala UTD PMI Cabang Jember saat memberikan penghargaan kepada pendonor yang ke-10, 25 dan 50 kali di kantor PMI.

Oemi menyatakan bahwa acara ini diselenggarakan sekaligus untuk mempererat tali silaturrahmi antara para relawan pendonor dengan PMI sebagai unit pelayan masyarakat yang membantu dalam penyediaan darah.

“Kami akan terus bekerja keras, dan berhati – hati sebab PMI bisa menolong masyarakat tapi bisa juga membunuh jiwa, sehingga kami akan upaya melakukan yang terbaik demi menyelamatkan jiwa pasien,“ bebernya.

Sebagai seorang pendonor sebelum donor darah harus yakin bahwa darah yang diberikan adalah darah yang sehat dan aman. “Kendati anda merasa sehat, darah anda belum tentu sehat,” ujarnya.

Sehingga sebelum donor darah, Oemi menyarankan agar mengisi quesioner riwayat kesehatan secara umum untuk membantu pihak PMI dalam memutuskan bahwa darah orang ini aman untuk disumbangkan.

Di sisi lain Kepala Dinas Kesehatan Dr. Olong Fadjri yang juga turut hadir dalam acara tersebut, mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para pendonor yang telah memberikan sebagian anggota tubuhnya untuk menyelamatkan jiwa orang lain.

“Atas nama kemanusiaan dan misi PMI kami ucapkan terima kasih kepada para pendonor, sebab dengan partisipasi anda sekalian PMI dapat menyediakan darah untuk menyelamatkan orang lain dan tanpa bantuan itu kami tidak akan dapat melakukan tugas kami,“ bebernya.

Ia berharap, agar apa yang telah dilakukan pendonor dapat menjadi amal-ibadah yang dapat balasan dari Allah.

“Sebab dengan donor darah kita telah bersedekah untuk orang lain terutama bagi mereka yang sangat membutuhkan,” ujarnya.

Pendonor yang menerima penghargaan saat itu adalah Achmad Asjik (pendonor sebanyak 50 kali), Salim Umar (pendonor sebanyak 25 kali) dan Irma Savitri (pendonor sebanyak 10 kali).

Ditanya alasan menjadi pendonor aktif, Irma mengaku sadar orang lain banyak yang butuh. “Saya secara rutin donor darah, karena ingin membantu dan beramal kepada orang lain yang memerlukan darah,” ujarnya.

Mahasiswa semester akhir Unej ini, menambahkan keinginan menjadi pendonor aktif bermula dari aksi sosial saat di bangku SMA. Kala itu dia jadi anggota PMR di sekolah dan menggelar aksi donor darah di sekolah. “Di situlah, pertama kali saya donor darah sampai sekarang,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Contreng Surat Suara, Rawan Hangus

Jember – Sistem penyaluran suara pemilih pada tanda gambar dan nama caleg dalam Pemilu 2009 ke depan ternyata masih rawan kesalahan dan suara hangus. Kekhawatiran itu disampaikan anggota KPUD Jember, Drs M Eksan, usai melihat hasil simulasi sosialisasi sistem contreng di Ponpes Nurul Islam II.

Bagi warga yang hendak menyalurkan hak pilihnya dengan sistem contreng dinilai masih tidak mudah. Jika pemerintah tidak sosialisasi secara efektif, maka potensi hak suara hangus akan tinggi.

Hasil sistem contreng yang disimulasikan di Ponpes Nurul Islam II didapatkan data 23 % hak pilih masih melakukan kesalahan saat menggunakan hak pilih.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam II M Ekhsan mengatakan, simulasi diikuti 69 santri dari 110 orang santri.

Mereka dicoba untuk memilih dengan mencontreng, melingkari, atau menyilang tanda gambar atau nama caleg partai yang dipilih. Dari data itu ada 16 orang melakukan kesalahan.

"Kesalahan itu antara lain menusuk kertas suara dengan bolpoin, menuliskan tanda melebihi kotak sehingga kena area gambar partai lain, memberi tanda lebih dari satu yakni pada calon dan partai," kata M Ekhsan.

Dengan data ini, kata dia bisa mengindikasikan jika santri Ponpes saja yang hampir sarjana masih melakukan kesalahan, bagaimana dengasn masyarakat awam yang pendidikannya rendah.

Anggota KPUD Jember ini menegaskan bahwa problem pemilih di Pemilu 2009 nanti adalah kian banyaknya partai dan kertas suara yang lebar.

Hal itu akan mengakibatkan semakin banyak kesalahan terjadi. Dan kemampuan mengidentifikasi nomor partai dan nama caleg sangat lama.

"Apalagi daya kenal pemilih terhadap partai masih minim, termasuk terhadap caleg. KPU harus bekerja keras mensosialisasikan hal itu secara berjenjang dengan mengikutsertakan massa yang besar," ujarnya.

Perbandingannya, sosialisasi kepada calon pemilih saat Pemilu 2004 lalu lebih banyak dilakukan untuk pemilih pemula agar pemilik hak pilih bisa menyampaikan aspirasinya.

"Sosialisasi harus melibatkan banyak warga dan lebih masif. Selain itu juga menggandeng organisasi kemasyarakatan dan memanfaatkan lembaga publik seperti masjid dan pondok pesantren," katanya. (RI-1)

Selengkapnya...

Bupati Djalal Adakan Buka Puasa Dengan Tim Suksesnya

Jember – Sore ini, Rabu (24/9/2008) Bupati Jember, MZA Djalal mengadakan buka puasa bersama dengan tim suksesnya sewaktu Pilkada 2005 lalu. Pada acara yang dilaksanakan di gedung serba guna jember tersebut, Djalal bakal menyalurkan bingkisan dan uang sebesar Rp. 100 ribu setiap orangnya.

Namun banyak pihak yang kecewa atas kebijakan Bupati Djalal tersebut. Pasalnya undangan yang menyebar menurut sejumlah tim sukses Djalal, banyak dikuasai oleh partai yang mengusung Djalal. Seperti disampaikan Muhamad Ribut, koordinator tim sukses wilayah Wuluhan dari tim kerakyatan.

“Kalau tahun lalu kami diundang 15 orang, tetapi sekarang cuman dapat undangan 5 orang, ini khan tidak adil, kita ini yang berjuang memenangkan Bupati Djalal,” tegasnya.

Untuk itu pihaknya tetap akan mengajak ke-15 rekannya dan akan meminta dengan paksa bingkisan yang bakal diberikan jika tidak diberikan secara baik-baik. “Kalau memang daftar kami tidak ada dan bingkisan tidak diberikan maka kami minta dengan paksa,” ujarnya.

Pernyataan Ribut tersebut juga dilontarkan sejumlah tim sukses kerakyatan lain. Karena pengalaman tahun lalu buka puasa sempat ricuh dan tidak terkendali karena jumlah undangan dan bingkisan yang tidak sepadan.

Sehingga menurut sejumlah pihak buka puasa kali ini juga bakal terjadi hal serupa seperti tahun 2007 lalu. Apalagi menurut sejulah tim sukses tersebut semenjak Bupati Djalal menjabat, tim sukses yang benar-benar berjuang tidak diperhatikan.

Menanggapi hal ini, Kepala Infokom Jember, H. Agus Slameto, menegaskan bahwa acar buka puasa Bupati Djalal dengan Rakyat Jember tersebut, menjadi ajang silaturahmi Bupati dengan rakyatnya.

Sehingga Agus berharap acara buka puasa tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk ajang silaturahmi dan saling memaafkan di bulan suci ramadhan. “Jangan sampai seperti tahun lalu, jadi jangan sampai ada keributan,” tuturnya.

Data yang ada undangan dalam buka bersama kali ini diperkirakan mencapai 5000 undangan. Namun masih ada ribuan lagi tim sukses yang merasa tidak diundang namun tetap bakal datang. (RI-1)

Selengkapnya...

Bulan Puasa, Dolog Kirim 5 ribu ton Beras ke Kalimantan

Jember – Selama bulan puasa, September 2008 kali ini Sub Dolog Divre IX Jember telah memasok beras ke Kalimanta Barat sebanyak 5.000 ton. Pasalnya stock beras di wilayah terebut sedang menipis dan mengalami kekurangan.

“Selain Jember, beberapa kota lain juga turut membantu memasok permintaan beras di Kalimantan Barat tersebut, dan Jember sendiri sebulan ini sudah kirim 5 ribu ton,” jelas Wakasub Dolog Divre IX Jember, Subali Agung Gunawan, usai rapat koordinasi kesiapan pangan di aula Dolog, Rabu (24/9/2008).

Menurut Agung disamping memenuhi permintaan Kalimantan Barat, Dolog Jember saat ini juga berupaya memenuhi kebutuhan beras di Nusa Tenggara Timur (NTT), beberapa propinsi di Sumatera serta Papua.

“Dan ini sudah menjadi tugas kita, karena kebetulan di Jember selama ini selalu over stock,” imbuhnya. Sesuai data di gudang dolog yang ada di jember hingga saat ini masih ada 38 ribu ton beras siap konsumsi.

Sebelumnya Dolog Jember mempunyai 95 ribu ton beras dan sudah tersalurkan sebanyak 57 ribu ton. Meski sudah tersalur sebanyak itu Agung juga tidak khawatir akan kekurangan stock. Karena menurutnya sebentar lagi di Jember sudah memasuki massa panen raya.

Bulan Nopember ini diperkirakan sudah ada panen meski masih sedikit, demikian juga bulan Desember. Selnjutnya Januari merupakan panen raya, dimana stock gabah maupun beras di Jember kembali bakal melimpah. (RI-1)

Selengkapnya...

12 Rumah Tidak Layak Huni Tidak Dikerjakan

Jember – Akhirnya ada 12 rumah tidak layak huni di desa Mulyorejo kecamatan Silo tidak dikerjakan oleh Karang Taruna Indonesia (KTI) Jember, meski sudah masuk anggaran bedah rumah tahun 2007.

Tidak dikerjakannya rehab rumah tersebut karena pemilik rumah minta rumahnya direhab total yang anggarannya melebihi target dari Bappemas, dimana setiap rumahnya hanya Rp. 2 juta.

Selain itu wilayah rumah kedua belas warga tersebut sulit dijangkau oleh KTI. “Namun meski sulit dijangkau kami sudah menurunkan sejumlah bahan bangunan di sana, tetapi sama Bappemas katanya tidak perlu dilanjutkan,” ujar pengawas bedah rumah dari KTI, Taufik.

Sehingga KTI merasa dirugikan, karena bahan bangunan yang sudah didatangkan tidak diganti oleh Bappemas. Dan dana kedua belas rumah tersebut ditarik kembali oleh Bappemas yang kemudian saat ini dilanjutkan ke Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) untuk bedah rumah tahun 2008.

Sementara itu Kepala Bappemas Jember, Ir. Suhardiyanto, juga membenarkan ditariknya dana tersebut. Menurutnya karena ketidakmampuan KTI maka dana untuk dua belas rumah ditarik kembali oleh Bappemas.

“Dan jika ada kerugian KTI karena sudah emndatangkan bahan bangunan itu resiko KTI, karena KTI ternyata juga tidak selesai membangun rumah itu, apapun alasannya,” tegas Suhardiyanto.

Selanjutnya, bahan bangunan yang sudah terlanjur didatangkan dilokasi rumah tidak layak huni tersebut nantinya akan dimanfaatkan oleh LPM dan melanjutkan pembangunan rumah tersebut. (RI-1)

Selengkapnya...

Pemkab Tambah 4 Miliar Untuk Lapter

Jember – Pemkab Jember naga-naganya semakin serius hendak mengoperasinalkan bandara Notohadinegoro. Hal ini terlihat dari upaya melengkapi sarana dan prasarana pendukung bandara.

Menurut Kadishub Jember, Sunarsono, pada perubahan APBD (PAPBD/PAK) 2008 ini Pemkab telah mengalokasikan anggaran sebanyak Rp. 4 miliar.

Dana sebanyak itu menurut Sunarsono, bakal digunakan untuk pengadaan mobil pemadam kebakaran bandara. Karena semenjak dioperasionalkan Agustus lalu, mobil pemadam kebakaran selalu pinjam dari DPU Jember.

Selain untuk membeli mobil pemadam kebakaran, dana juga bakal digunakan untuk membangun tempat parkir mobil pemadam kebakaran. Dan membangun jalan penghubung antara tempat parkir pemadam kebakaran dengan run way, taxi way, dan apron.

“Disamping itu kami juga bakal membangun pagar bandara, jadi sebagian pagar kawat berduri yang mengelilingi bandara akan diganti dengan pagar tembok,” ujarnya.

Karena selama ini pagar kawat rawan dirusak orang, sehingga perlu diganti dengan tembok. Selain itu lokasi yang bakal dibangun adalah pagar yang paling jauh di wilayah barat bandara.

Di sisi lain Sunarsono juga menjelaskan bahwa untuk akses jalan menuju bandara juga bakal dibangun dan anggarannnya ada di DPU Jember. (RI-1)

Selengkapnya...

925 Anggota Polri Siap Amankan Lebaran

Ket. Foto : KApolres BersamDandim 0824 Jember meninjau kesiapan pasukan untuk menggelar operasi ketupat 2008.

Jember - Jajaran Polres Jember, Selasa (23/9) menggelar Apel Pengamanan Operasi Ketupat 2008 sebagai bentuk pelayanan pengamanan masyarakat saat Lebaran. Sekitar 925 anggota dari jajaran kepolisian resort Jember telah disiagakan untuk operasi pengamanan tersebut.

Selain anggota Polri pada apel ini diikuti juga personel TNI, petugas pemadam kebakaran, Satpol PP dan Bakesbang Linmas Jember, anggota Orari dan Pramuka serta unsur Pam Swakarsa.

“Untuk pengamanan ini kami siapkan penuh personel pengamanan dengan dukungan sebanyak 1.225 personil terdiri dari 928 personil Polri, 120 personil TNI, 177 personil instansi terkait,” tegas Kapolres Jembe AKBP Ibnu Isticha.

Dalam sambutannya, Kapolres Jember yang membacakan sambutan Kapolri Sutanto, menegaskan bahwa gelar pasukan ini adalah sarana menyamakan persepsi dan tindakan bagi aparat dalam rangka pelayanan pengamanan menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri 1429 H tahun ini.

Menurutnya, pengamanan ini akan dilaksanakan secara terpadu di seluruh Indonesia dengan nama Operasi Kendali Kepolisian Pusat bersandi Operasi Ketupat 2008, selama 16 hari : H -7 dan H + 7.

"Tujuan kegiatan pengamanan itu untuk mengamankan perayaan Hari Raya Idul Fitri
agar tidak ada gangguan, aman, tertib dan lancar," paparnya.

Operasi ketupat kali ini pada hakekatnya menitik beratkan pada operasi kemanusian dengan mengedepankan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, termasuk pengamanan kegiatan masyarakat, aset-aset negara dan obyek-obyek vital lain, semisal tempat hiburan yang banyak dikunjungi oleh masyarakat.

"Pengamanan di tempat hiburan dan pusat perbelanjaan juga dilakukan tiap tahun sebagai upaya untuk meminimalisir kecelakaan dan kejahatan,” ujarnya.(RI-1)

Selengkapnya...

Gurami, Peluang Baru Investasi Prosfektif

Ket. Foto : Gurami menjadi potensi baru peternak Jember.

Jember – Budi daya ikan air tawar jenis gurami kian menggiurkan. Bahkan investasi di bidang perikanan budidaya ikan gurami ini sangat prospektif. Sehingga dapat diyakini meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat.

Ditambah lagi didukung sarana – prasaran dan potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Jember sebagai produk komoditas unggulan di bidang perikanan.

”Peluang investasi produk unggulan perikanan Jember sangat prospektif, hal itu karena didukung oleh ekologi SDA yang ditinjau dari analisa usaha produk unggulan, sangat layak (visible) dijadikan usaha komersial,” ujar Ir Mahfud Afandi Kabid Produksi Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan.

Selain itu, dukungan pasar yang cukup tinggi juga sangat mendorong bisnis bidang ini sangat maju dan prospektif ke depan. Yang terpenting dari sini adalah budidaya tersebut langsung menyentuh dan bisa dirasakan masayarakat di sekitarnya.

Baik kesejahteraan, lapangan kerja, hingga kebutuhan gizi dan protein hewani masyarakat. Kata dia, konsep pengembangan produk unggulan perikanan dilakukan dengan pendekatan analisa ekonomi. Hal itu untuk sekadar mengetahui status dan tingkat usaha perikanan.

Produksi budidaya (akuakultur) permanen (harvesting) dilakukan setelah kegiatan pemeliharaan ikan meliputi persiapan wadah pemeliharaan, penebaran benih, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, serta penanganan hama dan penyakit.

Untuk menggairahkan produk perikanan air tawar, kini Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) sedang menggalakkan budidaya ikan Gurami dan Lele. Jenis ikan ini dipilih karena cukup digemari masyarakat selain rasanya gurih dan lezat serta mudah dicerna dan bergizi tinggi.

”Disamping itu, keuntungan dari budidaya ikan Lele dan Gurami ini adalah merupakan usaha sektor perikanan yang dapat berkembang dengan pesat karena tuntutan permintaan pasar yang cenderung tinggi dan resiko pemeliharaannya-pun relatif kecil,” bebernya.

Untuk itu, program pengembangan saat ini adalah Intensifikasi dan Ekstensifikasi dalam rangka mencukupi kebutuhan ikan. Kegiatan pokok program ini adalah melakukan pembinaan dan pengembangan perikanan serta meningkatkan produktivitas BBI (Balai Benih Ikan).

Dalam hal ini Pemerintah membantu benih ikan sebanyak 90.000 ekor kepada petani ikan. Termasuk bantuan rehab dan pemeliharaan konstruksi kolam di BBI Rambipuji, Kalisat dan Gumukmas.

Untuk program pengembangan sistem penyuluhan perikanan oleh Petugas Penyuluh Perikanan materi -nya terkait fungsi peningkatan perikanan lewat studi banding. Dengan begitu kualitas ikan yang dihasilkan akan lebih baik.

Kendalan utama dalam program itu adalah dari sisi harga pakan ikan. Biaya produksi meliputi 60 % hanya untuk biaya pakan dan harga cenderung terus naik. Sehingga margin keuntungan sangat sedikit.

Guna mengatasi itu petani ikan Lele di sekitar wilayah Puger mereka menggunakan ikan Lemuru sebagai campuran pakan. (RI-1)

Selengkapnya...

37 Bus Angkutan Lebaran Tak Laik Jalan

Jember – Diperkirakan mencapai 37 Armada Bus yang beroperasi di wilayah Jember dinyatakan tidak layak jalan untuk angkutan Lebaran tahun ini.

Demikian temuan dari Tim Gabungan Badan Pengujian Kendaraan Bermotor Jember yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap semua kendaraan bus yang beroperasi di 3 Terminal Jember.

Sidak dan uji emisi ini dilakukan secara serentak di Terminal Tawangalun, Terminal Arjasa dan Terminal Pakusari.

Tim ini dengan alat canggih otomatis memeriksa kadar asap pembuangan dan kelaikan kinerja onderdil kendaraan, seperti setir, rem, dan lain sebagainya.

"Dari 149 bus yang beroperasi di Jember kami temukan 37 tidak layak jalan," ujar Kepala Uji Kelayakan Kendaraan Bermotor Jember, J. Suhartono, Senin (22/9) siang.

Suhartono menambahkan, ketiga puluh tujuh bus yang tidak layak jalan, tapi selama ini tetap beroperasi dan akan dioperasikan untuk Lebaran 2008.

Katanya semua berasal dari enam (6) Perusahaan Otobus (PO) yang ada di Jember. Secara rinci, kendaraan yang tidak laik jalan itu berasal dari PO Jember Indah 7 unit bus tidak layak jalan, PO Kenongo 6 unit bus, PO Kencono 5 unit bus, PO Borobudur 5 unit, PO Restu Agung 2 unit dan PO AKAS sebanyak 12 unit.

Menjelang lebaran tahun ini, Tim Gabungan Badan Pengujian Kendaraan Bermotor Jember (GBPKBJ), Sat Lantas Polres Jember dan Sub Denpom akan terus menggelar inspeksi mendadak (sidak) terhadap sejumlah angkutan umum di Terminal dan perbatasan kota.

Sasarannya terutama bus, dan mobil penumpang umum (MPU). 'Selain peralatan kendaraan, kami juga akan periksa kelengkapan izin, trayek. Ini demi keselamatan penumpang," bebernya.

Sejauh ini, bagi perusahaan otobus yang memiliki bus tidak layak jalan ini hanya diberi teguran keras untuk memperbaiki dalam tempo 2 X 24 jam.

"Jika setelah itu kami periksa dan tidak diperbaiki kami langsung kandangkan dan larang operasi,” ujarnya.

Selain itu, dia juga akan memberikan sanksi tegas sesuai dengan UU 14/1999 tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan jika masih tetap membandel. (RI-1)

Selengkapnya...

Turunnya SK CPNS Diwarnai Pungli

Jember – Belum pastinya jadwal turunnya SK CPNS tahun 2007 bagi sejumlah pegawai Pemkab Jember yang berhasil meningkatkan statusnya dari rollstaat ke PNS. Membuat sejumlah oknum pegawai di jajaran Pemkab Jember memanfaatkannya dengan memungut sejumlah rupiah kepada masing-masing CPNS di unit-unit kerja.

Beberapa narasumber yang juga berprofesi sebagai guru bantu di Dinas Pendidikan, menyatakan bahwa dirinya telah dipungut sekitar Rp. 300 sampai 500 ribu. “Dalih yang memungut kami itu untuk mempercepat turunnya SK CPNS, karena pejabat ya kita beri,” tutur salah satu sumber yang tidak bersedia disebut identitasnya.

Menurut umber tersebut pungutan tersebut besarnya bervariasi tergantung unit kerja dan kedekatan CPNS yang bersangkutan dengan pejabat terkait. “Kalau tidak punya jaringan maka bisa diprediksi akan dipungut lebih besar lagi,” imbuhnya.

Menanggapi kabar miring ini, Kepala BKD Jember, Sugiarto SH, menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memuungut untuk mempercepat turunnya SK. “Dipungut atau tidak SK CPNS kalau waktunya turun ya turun, kami tidak pernah melakukan itu,” tegasnya.

Sugiarto minta pihak-pihak yang merasa dipungut untuk melaporkannya ke BKD dan menyebutkan identitas pemungut secara jelas. “Kalau memang dipugut ya sebutkan siapa yang memungut dan jabatannya apa?” jelasnya.

Dengan begitu pihaknya berjanji bakal menindak tegas oknum-oknum yang diduga melakukan pemungutan. Dan diharapkan para CPNS melaporkan pungutan tersebut secara resmi ke BKD.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jember, Drs. H. Achmad Sudiono Msi, belum berhasil dikonfirmasi karena sedang tidak berada ditempat. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan