Bandara Notohadinegoro Bakal Dioperasionalkan


Ket. Foto : Sejumlah Pegawai Dishub Jember Melakukan Uji Coba Penerbangan. Dan Pesawat Komersial Waktu Bupati Jember H. Samsul HAdi Siswoyo.

Jember - “Dalam waktu dekat ini, Insyallah minggu depan pada bulan Agustus ini akan dimulai penerbangan komersial dengan tujuan Surabaya-Jember PP,” Tutur Bupati Jember, MZA Djalal di depan sejumlah tamunya di Pendopo Wahya Wibawa Garaha, Jumat (8/8/2008).

Pernyataan Djalal tersebut disambut gembira sejumlah pihak, pasalnya Djalal sudah mulai mau mengoperasionalkan sarana transportasi yang menunjang kelancaran perjalanan kalangan pengusaha tersebut.

Pernyataan tersebut seolah-olah sudah menghapus pernyataanya terdahulu yang sangat enggan melanjutkan pengoperasian bandara satu-satunya milik Jember tersebut.

“Jadwal penerbangannya akan dilakukan dengan jadwal sehari bias 3 kali penerbangan,” Imbuhnya dengan semangat.

Kali ini Djalal tidak hanya berjanji bakal mengoperasionalkan bandara saja, namun juga menegaskan bakal membangun sarana dan prasarana pendukung lain yang dimungkinkan untuk penerbangan boeing 737 sekalipun.

“Nantinya dinas terkait seperti Dinas Perhubungan secara khusus akan mengcover penjualan tiket yang bakal dijual untuk para penumpang tujuan Surabaya-Jember begitu sebaliknya,” imbuh Sekda Jember, Drs Ec. Djoewito pada kesempatan yang sama.

Djoewito juga menegaskan bahwa sudah ada salah satu pengusaha penerbangan domestik yang kemarin telah sanggup bekerja sama dengan Pemkab Jember untuk mendukung tranportasi udara di Jember.

“Sehingga kalau selama ini masyarakat Jember atau tamu dari luar kota ke Jember memakan waktu cukup lama sekitar 5 sampai 6 jam, dengan pesawat nantinya hanya berkisar 30 sampai 60 menit saja.

Sehingga diharapkan dengan berbagai moment yang diselenggarakan oleh pemerintah terkait dengan BBJ di Jember maka tamu maupun peserta dengan cepat akan sampai ke tujuan.

“Peserta seperti dari Paralayang, Motor Cross, seminar nasional dan sebagainya dapat dengan cepat nyampai ke Jember tampa harus terkendala dengan kemacetan akibat padat arus lalu lintas,” ujarnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Pelepasan Aset TNMB Disoal

Jember – Pelepasan aset kawasan Taman Nasional Merubetiri (TNMB) kepada Perkebunan Swasta pada beberapa tahun lalu disoal sejumlah LSM. Salah satu LSM yang bakal melaporkan pelepasan tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI di Jakarta, adalah LSM Abdi Masyarakat Jember.

Pasalnya menurut Ketua LSM Abdi Masyarakat, Moh. Thamrin SH, pelepasan tanah atau aset TNMB ke swasta tersebut diduga kuat ada unsur kolusinya. “Kami menduga ada kolusi terkait munculnya surat keputusan dari Menteri Kehutanan Tahun 1997 itu, yang saat itu dijabat oleh Ir Jamaluddin Suryohadikusumo,” tegas Thamrin.

SK pelepasan aset tersebut tidak prosedural. Main potong atas, dan tidak melibatkan TNMB di Jember, selaku pengelola dan penanggungjawab kawasan.

Data yang dihimpun, bahwa berita atau desas – desus terkait penggusuran kawasan penguasaan hutan oleh PT Perkebunan Bandealit, dan PT Perkebunan Sukamade Baru ternyata hanya isapan jempol. Malahan, sejak tahun 1997 lalu kawasan ini ternyata sudah dialihkan dan dilepaskan secara resmi dari Departemen Kehutanan kepada kedua PT Perkebunan Swasta itu.

Kasus alih status kawasan hutan Taman Nasional Merubetiri (TNMB) kepada perkebunan swasta milik Taipan asal Jember ini terindikasi kuat ada praktek kolusi di kalangan pejabat tingkat Departemen Kehutanan, yang semasa itu djiabat oleh Jamaluddin Suryohadikusumo.

Yang mengejutkan adalah terbitnya 2 surat sekaligus masing – masing untuk PT Bandealit, dan PT Perkebunan Sukamade Baru berisi pelepasan kawasan Taman Nasional Merubetiri (TNMB) itu kepada kedua perkebunan swasta di atas dan hanya dijadikan zona penyangga, yakni SK Nomor 131/Kpts/II/1997, dan SK No 132/Kpts/II/1997.

Luas areal TNMB yang dilepas kepada swasta itu adalah mencapai kurang lebih 2.155 hektar. “Yang lebih aneh lagi, adalah pihak Taman Nasional selama ini tidak pernah dilibatkan dalam proses pelepasan itu. Sehingga sebagai institusi pemangku kawasan Taman Nasional dan bertanggungjawab kelestariannya, dan TNMB merasa sangat direpotkan,” ujar Thamrin, usai mendatangi Kepala TNMB.

Katanya, Ir Haery Subagiadi, Kepala TNMB tetap berkomitmen menyatakan tidak setuju ada Perkebunan di dalam kawasan Inti Taman Nasional. Tapi, dia hingga kini tidak bisa berbuat apa pun.

Kepala TNMB masih tetap konsisten menolak adanya perkebunan swasta di dalam kawasan TNMB. Sumber RAdar Investigasi, malah menyatakan saat ini di areal kawasan itu aktifitas dihentikan oleh kedua perkebunan swasta itu untuk sementara.

Tapi, ini jelas sangat membahayakan. Warga pekerja di sana yang sudah lama tinggal di dalam hutan, akibatnya melakukan perambahan kawasan Taman Nasional.

Di lahan yang dikuasai PT Perkebunan Bandealit, dan PT Perkebunan Sukamade Baru ini terdapat kawasan pabrik latek (karet), kopi, kakao. Sedang lahan yang dikuasai ditanami, kopi, kakao, sengon, karet, rambutan, durian, dan kayu – kayu lain untuk eksport. (RI-1)

Selengkapnya...

Konflik Politik Akibatkan Kesadaran Berbangsa Menurun

Jember – Adanya konflik yang bernuansa kepentingan politik ternyata mengakibatkan turunnya kesadaran berbangsa. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Bakesbang Linmas Jember, Drs. Sudjak Hidayat dikantornya, Jumat (8/8/2008).

Sudjak menjelaskan pernyataannya tersebut mendasar, sehingga beberapa waktu lalu diadakan kegiatan rakor kesadaran berbangsa se-jawa Timur di Jember.

“Pada waktu itu Pemerintah Kabupaten / Kota se-Jatim diminta lebih bersinergi dan bekerja sama sharring program dan informasi terkait masalah aktual, terkait isu strategis nasional dan daerah. Karena turunya kesadaran berbangsa berawal dari konflik kepentingan, seperti poltik,” jelasnya menirukan pernyataan Asisten Teritorial Kodam V Brawijaya, Letkol. Inf. Rahmat Pribadi.

Menurut Sudjak Kodam berharap agar nantinya pasca rakor tersebut, masing-masing daerah berpartisipasi dalam menjaga keutuhan bangsa melalui pemahaman kesatuan bangsa dalam masyarakat.

”Karena kita berkepentingan untuk menjaga agar iklim dan suasana yang kondusif tetap berlangsung dalam masyarakat, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan dengan baik,“ harapnya.

Masyarakat perlu terus-menerus diberikan pemahaman akan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk tetap kokohnya NKRI, karena semua ini sangat besar manfaatnya dalam rangka peningkatan kecerdasan dan wawasan masyarakat dan juga peningkatan SDM-nya.

Apalagi saat ini Jember sedang gencar menjaring investor, sehingga stabilitas keamanan diminta tetap dijaga. Sudjak juga menjelaskan bahwa TNI selama ini berkepntingan untuk mempertahankan NKRI, sesuai dengan amanat UU RI No. 34 Tahun 2004 bahwa setiap operasi militer TNI membantu pemerintah.

“TNI sebagai pertahanan negara harus tangguh menjadi penangkal ancaman eksternal. Namun tetap dibutuhkan kerjasama menyeluruh semua komponen bangsa, sehingga diminta untuk mengesampingkan kepentingan politis tertentu dan lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Sekolah Kembali Minta Dana Program retrivel

Jember - Sekolah-sekolah penerima program retrivel tahun lalu, tetap berharap tahun ini bisa mendapatkannya kembali. Jatah 2000 siswa yang dianggarkan Pemkab dianggap kurang memadai sebab jumlah siswa usia sekolah dan rawan drop out yang dibiayai dari anggaran retrivel tahun lalu dianggap masih kurang.

Seperti disampaikan oleh Kepala UPTD Sumbersari, Sumaji. Menurutnya jumlah 2 ribu siswa masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan siswa yang rawan drop out.

Apalagi per-siswa hanya menerimaRp. 500 ribu setiap tahunnya. Terkait dengan hal ini Kepala Dinas Pendidikan Jember, Ahmad Sudiono Msi, menegaskan bahw apihaknya tetap menguupayakan penyediaan dana kepada siswa kurang mampu.

“Karena siswa kurang mampu itu rawan drop out, jangan sampai ada siswa yang tidak mampu tidak bisa sekolah di Jember,” tegasnya.

Untuk itu meski masih kurang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat tidak mampu, diharapkan sekolah-sekolah bisa membantu Dinas Pendidikan dengan tidak membebani siswa dengan pungutan-pungutan yanga berat.

“Dengan begitu, wajar dikdas 9 tahun, bisa sukses berjalan, karena ini sesuai dengan program unggulan Bupati Jember, membantu warga miskin tetap masih bisa menyekolahkan anak-anaknya,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Paskibra Digembleng Dengan Metronome

Jember – Ada sekitar 17 + 8 + 45 orang anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas mengibarkan bendera di Upacara 17 Agustus mendatang. Mereka kini sedang digembleng untuk mendapat hasil memuaskan.

Pelatihan tersebut dibawah tanggungjawab Sat Pol PP Pemkab Jember dan Secaba. Menurut Peltu I Gusti Ngurah Agung Adnyana, Instruktur dari Secaba, kali ini peserta Paskibra bakal dilatih dengan alat metronome. “Alat ini merupakan alat untuk menghitung langkah,” ujarnya.

Dengan alat itu langkah Paskibra akan lebih mudah disamakan, yaitu sesuai dengan aturan panjang langkah 65 cm dan tempo langkah 104 langkah per-menit.

Dengan begitu Paskibra yang dihasilkan tidak sembarangan. Sebelumnya peserta direkrut dari pelajar SMA se-Kabupaten Jember yang dilakukan oleh Diknas.

“Mereka telah menjalani proses penyaringan sejak kemarin,” ungkap Kepala Kantor Satpol PP, Drs. H. Suhanan, MPd.

Melihat tanggung jawab Paskibra sangat besar maka anggota Paskibra diberi motivasi dan dorongan dari pelatih dan Pembina. Sementara materi yang diberikan seperti biasa, yakni tidak terlepas dari materi langkah tegap, sikap sempurna, penghormatan dan perubahan formasi saat pengibaran dan penurunan bendera.

“Yang dilatih sekarang ini masalah langkah dan menyamakan langkah setiap peserta Paskibra sesuai aturan dalam upacara bendera di Pemkab. Karena menurut Agung, setiap SMA aturannya biasanya berbeda soal aturan baris-berbaris. Karena itu langkah mereka harus disamakan. (RI-1)

Selengkapnya...

Berharga, Rambu-rambu Banyak Dicuri

Jember – Karena berharga atau bernilai jual tinggi, maka rambu-rambu lalu lintas milik Dinas Perhubungan (Dishub) Jember banyak dicuri. Yang memprihatinkan jumlahnya cukup banyak. “Mencapai 40 % dari total rambu yang kita miliki di tengah kota rata-rata hilang,” tutur Kabid Lalu Lintas Dishub Jember, I Putu Budiade, Kamis (7/8/2008).

Menurut Putu sudah selayaknya bahan rambu-rambu diganti. Karena dengan bahan yang saat ini digunakan yaitu, alumunium dan besi bagus menjadi incaran para pencuri. “Karena harga jualnya tinggi sehingga menjadi incaran pencuri,” imbuhnya.

Dengan hilangnya 40% rambu-rambu lalu lintas di daerah kota tersebut, hingga saat ini Dishub dan kepolisian menjadi direpotkan akan pengautran lalu lintas. Karena banyak pengguna kendaraan yang kebingungan karean hilangnya rambu tersebut.

“Disamping itu arus jalan menjadi ruwet, dan perlu penataan ulang dengan pendampingan dari petugas, kalau tidak sering terjadi kemacetan dan salah jalur,” ungkap Putu.

Titik-titik rawan yang sering mengalami kehilangan rambu lalu lintas yakni disekitar daerah Tegalbesar, jalan protokol Gajah Mada, dan sejumlah ruas jalan lain yang berada di tengah kota.

Akibat dari hilangnya rambu tersebut Dishub mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Putu menghimbau pada masyarakat atau warga sekitar lokasi rambu yang mengetahui ada orang mengambil rambu-rambu, agar turut mengingatkan atau menegurnya.

“Selanjutnya bisa dilaporkan kepada aparat yang berwajib, karena hingga saat ini belum ada yang tertangkap,” jelasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

BPK Minta Dinas Pendidikan Tunda Study Keluar Negeri

Jember - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI memerintahkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Jember untuk menunda kegiatan study ke luar negeri bagi siswa berprestasi. Karena menurut BPK anggaran tersebut tidak pas dan harus digeser ke anggaran setelah perubahan APBD (PAK).

Informasi ini ternyata dibenarkan Kepal Dinas Pendidikan Jember, H. Achmad Sudiyono. Menurutnya BPK tidak melarang, hanya meminta untuk menunda kegiatan tersebut. Dan mengganti rekening yang semula dari APBD menjadi PAK.

“Bagi kami nggak ada masalah, karena petunjuknya seperti itu, ya kita ikuti saja, jadi tidak batal, hanya ditunda saja,” ujarnya. Karena menurut Achmad, study keluar negeri bagi siswa berprestasi tersebut sangat bermanfaat.

Disamping sebagai reward kepada siswa, juga menambah pengetahuan yang dimiliki siswa di Jember. Kegiatan yang berjalan dua tahun ini menurut Achmad juga bukan merupakan kegiatan yang mubadzir dan menghambur-hamburkan uang.

“Sehingga tidak ada alasan untuk membatalkannya, anggarannya sangat bermanfaat bagi siswa,” imbuhnya.

Selama kegiatan ini berlangsung, biasanya Achmad mengajak sejumlah pihak seperti wartawan, komite sekolah, dewan pendidikan, guru/kepala sekolah dan sejumlah pejabat teras di Dinas Pendidikan.

Untuk tahun 2007 lalu, kegiatan ini memang disorot banyak pihak karena terkesan hanya sebagai ajang rekreasi bagi pejabat teras Dinas Pendidikan saja. Karena pemberangkatan pejabat pada waktu itu ada dua tahap dan banyak pejabat yang tidak terkait dengan prestasi siswa juga ikut rombongan.

Demikian juga dengan wartawan dan pihak ketiga lainnya. Hal inilah yang diduga membuta gerah BPK dan merekomendasikan untuk dilakukan penundaan pelaksanaannya. (RI-1)

Selengkapnya...

Ratusan Peserta UNKP C Tidak Lulus

Jember - Ratusan siswa eks sekolah formal dan siswa reguler peserta Ujian Negara Kejar Paket (UNKP) C setara SMA dinyatakan tidak lulus. Sekitar 140 siswa dari kelompok belajar reguler dan sekitar 50 peserta dari eks sekolah formal, menurut Kasie Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Sudiyono, tidak lulus.

Bahkan yang menyedihkan ada 4 kecamatan seperti Ledokombo, Mumbulsari, Sumberbaru dan Bangsalsari yang tingkat kelulusannya adalah 0%. “Tidak satupun peserta ujian kejar paket di 4 kecamatan tersebut lulus,” sesal Sudiyono.

Lebih lanjut pihaknya menjelaskan bahwa dengan begini dapat dilihat bahwa kualitas lulusan kejar paket yang ikut ujian negara juga bagus. Tebrukti yang tidak bisa juga tidak lulus.

“Karena soalnya juga berbobot, tidak sembarangan, sehingga peserta yang tidak mempersiapkan diri secara baik juga tidak akan lulus,” imbuhnya.

Sementara itu untuk siswa atau peserta yang belum bisa lulus pada tahap ini, Dinas Pendidikan masih memberi kesempatan untuk kembali mengikuti UNKP tahap kedua.

Dan Dinas Pendidikan tetap akan membebasakan biaya-biaya apapun pada peserta ujian tersebut. “Yang penting peserta harus mempersiapkan diri untuk meraih nilai yang baik sehingga bisa lulus,” tuturnya. (RI-1)

Selengkapnya...

KTI Belum Selesaikan Bedah Rumah

Jember – Meski sudah melewati pertengahan tahun 2008, ternyata Karang Taruna Indonesia (KTI) masih belum menyelesaikan pekerjaan rumahnya, proyek rehabilitasi rumah tidak layak huni atau biasa disebut bedah rumah.

Padahal ormas lain yang dipercaya oleh Bappemas untuk melaksanakan program bedah rumah sudah selesai 100 % pada awal tahun 2008 ini. Namun KTI lain, hingga bulan Agustus ini proyek yang seharusnya kelar pada tahun 2007 lalu, ternyata masih ada sekitar 20 rumah belum selesai.

Hal ini membuat Kepala Bappemas, Suhardiyanto berang. Suhardiyanto meminta kepada KTI untuk segera menuntaskan pekerjaan rumah tahun 2007 tersebut. Karena sesuai catatan Bappemas pada tahun 2007 lalu KTI mendapat jatah 3410 rumah dan harus terselesaikan pada Desember 2007.

Menanggapi hal ini pengawas pembangunan bedah rumah garapan KTI, Taufik, menjelaskan bahwa sejumlah kendala masih menghadang pekerjaan timnya. “Lokasinya sulit terjangkau dengan kendaraan, karena di Mulyorejo, Baban Silosanen, kendaraan tidak bisa masuk,” ujarnya.

Sehingga untuk bahan bangunan kebanyakan diangkut menggunakan tenaga manusia. Sementara anggaran terbatas, dan untuk lebih efektif maka bahan bangunan seperti pasir dan batu dipenuhi dari sekitar desa setempat.

“Sayangnya, pasir di sekitar situ hanya ada ketika musim hujan tiba, karena ikut banjir di sungai, begitu kemarau sudah tidak ada, ini juga kendala, kalau kita beli dibawah tidak bisa naik kesana,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua KTI, Didit Aji, menurutnya laporan belum kelarnya pembangunan tersebut sudah sampai kepadanya. Namun Didit yakin dalam waktu dekat bisa diselesaikan dengan baik. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan KTI bakal lepas tanggungjawab. (RI-1)

Selengkapnya...

BBJ Kembali Dimeriahkan Panjat Pinang 200 Pohon

Jember - Lomba Permainan Rakyat (Lompera) Panjang Pinang 100 pohon BBJ tahun 2007 lalu adalah bikinan Aok Mas’ud asal Desa Klompangan, Kecamatan Ajung. Tahun ini, perajin dan pengumpul pohon pinang se-Jember ini kembali dipercaya lagi membikin sarana lomba itu kembali, di BBJ 2008. Tapi, kali ini dengan 200 pohon.

“Gampang – gampang susah, Mas. Karena kami harus pilih yang terbaik,” ujarnya.

Ditemui di sela-sela persiapan pemasangan pohon pinang di Alun-alun Jember, Selasa (5/8/2008) sore Aok mengatakan BBJ II ini panitia menyediakan 200 pohon pinang dan semua pohon ini didapat dari orangnya. Kriteria pohon harus lurus, tua dan berdiamter antara 70-80 cm.

“Karena kalau tidak sesuai nantinya akan mempersulit peserta pemanjatnya,” ujarnya.
Pohon-pohon ini didapat dari kawasan Mayang, Umbulsari, Ambulu, Jenggawah, Ajung dan sekitarnya.

Dengan penanaman sedalam satu meter dan ukuran jarak 6 x 6 m, menurut Aok akan dijamin tidak roboh asal para peserta naik bersusun dan beraturan. Kendati beban di atasnya diperkirankan sudah berisi hadiah seberat 50 kg.

Ditanya persiapannya diperkirakan akan kelar dalam 7 (tujuh) hari. Mulai dari menggali lubang sampai pemasangan hadiah dan siap untuk dilombakan.

“Karena kami mengerahkan sebanyak 30 tenaga kerja yang semuanya berasal dari masyarakat sekitarnya dan menggunakan alat manual untuk menggalinya,“ ujarnya.

Sedang untuk bahan kelengkapan lomba, Aok mengolesnya dengan oli, ter, stempet dan gajih (lemak) sapi. Oli dan ter diperlukan 400 liter untuk pelaburan sebanyak 2 kali, stempet sebanyak 6 galon besar dan gajih (lemak) sapi sebanyak 40 kg.

“Semua bahan dicampur dan dilaburkan (dioleskan) di masing-masing pohon sebanyak 2 kali laburan yaitu pohon mulai berdiri dan 3 hari sebelum lomba dilaksanakan,“ jelasnya.

Untuk persiapan dana tak tanggung-tanggung, sampai tahap 50 persen saja sudah menghabiskan dana Rp 30 juta mulai dari pembelian pohon pinang sampai penggalian lubang.

“Jadi sampai selesai kurang lebih Rp 50 juta untuk sarana lomba pajat pinang ini,“ ujarnya.

Kepada para peserta lomba, Aok Mas’ud berpesan untuk menjaga kekompakan dalam berlomba dan tidak berebut karena hadiah yang disediakan panitia cukup banyak.

“Jaga kebersamaan sesama tim dan tinggalkan kesan terbaik pada BBJ Agustus 2008 kali ini, “ harapnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Bupati Djalal Jamin Investasi di Jember Aman

Jember - Bupati Jember MZA Djalal mengundang para investor untuk menanamkan modalnya di Jember menyusul masih banyaknya potensi yang belum tergarap dan dikembangkan di kota tembakau ini.

Djalal, mengadakan temu usaha dan peluang investasi dengan para investor di Hotel dan Restaurant Bintang Mulia, Selasa (5/8/2008).

"Kami mengundang para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Jember," ujarnya. Di depan sejumlah pengusaha yang hadir dipaparkan beberapa kemajuan Jember dan peluang perkembangan usaha ke depan.

Menurut Djalal, Kabupaten Jember memiliki infrastruktur yang sangat baik seperti akses transportasi darat, laut dan udara ke sejumlah daerah di Indonesia, termasuk akses dari dan ke Jember serta kota-kota lainnya di Jawa Timur.

Wilayah industri, saat ini akan berdiri sejumlah perusahaan, seperti pabrik semen, pizza hut, pabrik pupuk dan lainnya.

"Khusus industri pabrik semen, di Jember ini merupakan kesempatan yang sangat bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat dunia usaha," ujarnya.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah tetap memperhatikan lingkungan, agar tetap hijau dan asri dan itu sudah merupakan komitmen bersama Pemerintah Jember dan masyarakat.

"Kami tidak meninggalkan konsep penghijauan dalam pembangunan industri di wilayah itu, sehingga keasrian tetap terjaga dan tidak akan kami abaikan," tambahnya.

Dia mengaku, sudah cukup banyak para investor yang berminat ingin menanamkan modalnya di wilayah Jember, karena mereka melihat Jember akan menjadi pasar usaha yang cukup potensial ke depan.

"Kami akan menjamin secara hukum dan keamanannya mengenai keberadaan perusahaan yang menanamkan modalnya di sini dan itu sudah merupakan komitmen kita bersama," ujarnya.

Melihat potensi yang ada dia yakin bahwa Kabupaten Jember tidaklah kalah dengan Provinsi atau Kabupaten lain di Indonesia dalam percepatan pembangunannya dan bahkan ikut menopang perekonomian di Jawa Timur.

Buka Penerbangan

“Untuk mempermudah dan memperlancar akses transportasi khususnya udara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember merencanakan membuka penerbangan Jember – Surabaya bahkan Jember Bali juga akan dilakukan, sehingga akan mempersingkat jarak tempuh dari saat ini selama 5 – 10 jam menjadi hanya 30 – 45 menit, “ tukasnya.

Bupati Jember MZA Djalal optimis bahwa peluang investor untuk berinvestasi terutama untuk membangun berbagai usaha di Jember besar. Pemerintah menghimbau investor menanamkan modalnya di Jember karena peluangnya cukup menjanjikan.

Selain bidang industri, masih banyak peluang usaha di bidang lain seperti potensi bahan pembuatan susu. (RI-1)

Selengkapnya...

Warga Nogosari Kembali Tanami Lahan PG Semboro

Jember - Setelah bertahun-tahun konflik antara warga Nogosari dengan PG Semboro mereda, mulai kemarin (Senin, 4/8/2008) hingga hari ini, Selasa (5/8/2008) kembali memanas.

Ratusan warga kembali menanami areal milik PG. Semboro diatas lahan sengketa milik perkebunan seluas 372, 5 hektare di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji. Warga yang merasa berhak memiliki lahan tersebut menanami lahan yang kini dikuasai PG Semboro tersebut dengan ratusan pohon pisang.

Aksi penanaman dilakukan pada dini hari, mereka sengaja menanam pagi hari saat PG Semboro banyak yang tidak ada di tempat. Aksi penanaman itu baru berakhir sekitar pukul 10.00 wib. "Aksi penanaman ini akan kami lakukan lagi. Sebab masih banyak lahan yang belum tertanami," kata Musa, salah seorang warga setempat.

Sementara itu, Imam Mashuri, warga lainnya menyatakan, lahan itu adalah milik warga dan jatuh ke tangan PG Semboro karena dirampas. Kejadian itu bersamaan dengan program penanaman tebu rakyat beberapa puluh tahun silam.

Masih menurut mereka, setelah program itu berakhir, tanah tersebut tak dikembalikan. Padahal sebanyak 301 warga mengaku memiliki bukti pemilikan atas lahan tersebut.

"Bukti kepemilikan, kami pegang. Semua sudah kami kumpulkan menjadi satu," katanya.

Imam juga menyatakan, pihaknya juga tidak habis pikir dengan PG Semboro. Sebab sebelum kejadian ini, pihaknya sudah mengirimkan surat yang menyatakan bahwa lahan ini milik warga. "Ini dibuktikan dengan keterangan kepala desa atas dasar buku karawangan," katanya.

Di mana dalam keterangan kepala desa disebutkan bahwa lahan seluas 372,5 hektare yang sekarang dikuasai PG Semboro, merupakan tanah yasan bukan tanah hak guna usaha (HGU). "Sehingga dari surat itu kepemilikan tanah oleh warga sangat kuat dan kami ingin mengambil tanah itu kembali," kata Imam.

Apalagi tanah tersebut sejak tahun 2007 lalu sudah habis masa HGU-nya. Sehingga sesuai dengan aturan, harus dikembalikan kepada rakyat. "Kami tidak ingin tanah itu diberikan kepada PG. Namun kami ingin tanah itu digarap oleh petani," kata Imam.

Sementara itu, pihak PG Semboro juga tak mau kalah dan menyatakan bahwa tanah itu menjadi hak mereka sehingga warga tak berwenang mengelola lahan tersebut. "Kami yang punya hak atas lahan ini. Dan warga sejatinya tidak memiliki kewenangan untuk mengelola lahan tersebut," kata Wahyu Murdayat, kepala Tanaman PG Semboro ketika dikonfirmasi via telepon kantornya.

Alasan kepemilikan itu berdasar hasil keputusan Pengadilan Negeri (PN) Jember tanggal 16 April 2003. Di mana pada saat itu, beberapa warga membawa masalah ini ke PN. Namun dalam persidangan ternyata mereka kalah. "Permohonan penguasaan lahan tidak dikabulkan oleh pihak PN Jember," katanya. (Ri-1)

Selengkapnya...

PMB Jaring Caleg Muda dan Bersih, PPP Anti Korupsi

Ket. Foto : Ketua Umum PMB, Imam Addaruqutni.

Jember – Hampir seluruh partai yang ada di Jember saat ini sedang mempersiapkan berkas-berkas calon legislatif (caleg)-nya. Demikian halnya dengan Partai Matahari Bangsa (PMB). Partai berlambang matahari merah pimpinan Imam Addaruqutni ini juga sedang sibuk mempersiapkan kader-kader mudanya untuk maju menjadi caleg.

“Kami persiapkan mayoritas kader muda dan bersih, karena itu syarat utama yang menjadi amanat Rapimnas pertama PMB di hotel Sahid Jaya, pada tanggal 25-27 Juli lalu,” ujar Ketua Imarah PD PMB Jember, Suryanto Wibowo usai mengikuti rapat kerja di KPU Jember, Senin (4/8/2008).

Menurutnya pernyataan tersebut bukan hanya isapan jempol belaka, karena sebelum diajukan menjadi caleg tetap oleh PMB dan disetorkan ke KPU. PMB menetapkan semua caleg harus menandatangani kontrak politik antara caleg dengan parpol.

“Kita sebagai partai baru kalau nantinya menghasilkan caleg seperti partai lama, itu sama saja tidak ada artinya, harus beda, yang utama yaitu bersih,” imbuhnya.

Tidak jauh beda dengan PMB, partai lama seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga terkesan bersih-bersih. H. Mansur salah satu tim rekrutmen caleg dari partai berlambang Ka’bah ini menegaskan bahwa semua caleg yang maju melalui PPP harus kontrak politik anti korupsi.

“Itu harga mati bagi partai kami saat ini, kalau siap kontrak anti korupsi ya kita berangkatkan, kalau tidak ya jangan dulu lah,” ujarnya.

Dengan begitu menurut Mansur, kompetisi di partain ya akan berjalan dengan sehat, dan konstituen bakal semakin menaruh kepercayaan kepada PPP. Mansur juga menolak dikatakan partainya sedang bersih-bersih karena imbas dari sejumlah kasus yang menimpa anggota DPR RI.

“Lepas ada kasus atau tidak, kami tetap sepakat untuk mempersiapkan caleg yang anti korupsi,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Besok Jember Gelar MQK Tingkat Propinsi


Jember - Bersamaan dengan berbagai event kegiatan Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) di Jember sebulan penuh, kembali Jember mendapat atensi dari provinsi Jawa Timur (Jatim) untuk menyelenggarakan MQK (Musabaqoh Qur’an Al Kutub) ke II se-Jatim yang diselenggarakan mulai besok Selasa, tanggal 5 hingga 8 Agustus 2008 di Pondok Pesantren Darul Hikmah.

Pada pembukaan MQK II yang bakal dihadiri oleh Gubenur Jatim Imam Utomo, dan sejumlah rombongan seperti Direktur Pendidikan Diniyah dan Kanwil Depag. Rencananya di meriahkan dengan sejumlahpeserta dari beberapa kabupaten/kota.

“Sekitar 1.216 peserta bakal mengikuti pembukaan hingga penutupan,” ungkap Yusfi Hadi Sekretaris Panitia MQK.

Menurut Yusfi, dalam lomba kali ini akan dipertandingkan 13 jenis lomba baik untuk kalangan usia ula, wustho dan ulya. Beberapa kategori dalam 13 jenis lomba tersebut diantaranya usia maksimal 15 tahun meliputi fiqh ula, lughah ula, akhlag ula.

Kedua, dengan katagori usia 16-18 tahun meliputi fiqh wustha, tafsir wustha, hadis wustha, lughah wustha, akhlag wustha. Ketiga, figh ulya, tafsir ulya, hadits ulya, lughah ulya dan akhlaq ulya.

Sementara itu menurut Kepala Depag Jember H. Chusnul Arifin, keberhasilan MQK II ini merupakan salah satu kepercayaan dari pemerintah provinsi. “Jember dibanding dengan Surabaya yang paling siap menjadi tuan rumah, apalagi kemarin Jember berhasil menyelenggarakan MQK I tingkat kabupaten di Rambipuji kemarin merupakan uji cobanya,” terangnya.

Dengan pelaksanaan MQK di Jember saat ini, pada tahun 2009 mendatang, Kabupaten Jember diprediksi akan mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah MTQ se-Jatim lagi. (RI-1)

Selengkapnya...

Pungutan di SDN I Ambulu Dikeluhkan Warga

Jember - Pungutan yang bernilai ratusan ribu di SD Negeri I Ambulu, Jember dikeluhkan banyak wali murid. Menurut perwakilan wali murid, Buhori Aryanto, pungutan yang nilainya berkisar dari Rp. 300 hingga 500 ribu, sangat mmberatkan wali murid.

“Karena sesuai dengan keputusan menteri pendidikan, semua biaya sekolah itu sudah ditanggung oleh pemerintah, dalam hal ini melalui BOS, baik BOS buku maupun BOS reguler,” tegasnya. Selain itu wali murid menyesalkan upaya sekolah menjual buku-buku melalui sekolah.

“Kalau harganya lebih murah dari pasaran sich nggak apa-apa, tetapi ini harganya lebih mahal,” imbuhnya. Padahal guru atau sekolah dilarang jual beli buku pelajaran.

Jika memang ada buku pelajaran yang harus dimiliki oleh siswa, maka wali murid bisa membelinya di toko buku, bukan disekolah dengan harga yang tidak lebih murah dari toko.

Menanggapi hal ini Kepala UPTD Ambulu, Ansori, menyatakan bahwa pihaknya akan mempelajari protes warga tersebut. Jika memang nantinya terbukti memberatkan maka bakal menindaklanjuti dengan memberi teguran kepada SDN I Ambulu.

“Lihat dulu nanti laporan warga tersebut, kalau memang terbukti ya kita tindak, sekarang saya belum bisa bicara banyak soal itu laporan belum kami terima soalnya,” ujarnya singkat via telepon, Senin sore (4/8/2008).

Jika memang di SDN Ambulu I tersebut terbukti melakukan pungutan dan memberatkan wali murid maka, semakin panjang saja daftar sekolah yang tidak memperhatikan kepentingan pendidikan siswa. Karena kalaupun merasa terbebani maka dikhawatirkan banyak siswa yang tidak melanjutkan sekolahnya, karena kondisi yang tidak mampu. (RI-1)

Selengkapnya...

PAsar Sore jilid III Gagal LAgi?

JEmber – Menginjak hari ketiga Pemkab Jember kembali menghidupkan pasar sore jalan Samanhudi, ternyata masih sepi-sepi saja. Bahkan upaya untuk memasukkan semua PKL yang ada di jalan protocol Jember (segitiga emas) juga tidak menampakkan hasil yang maksimal.

Padahal untuk menarik pengunjung dan PKL agar bersedia menempati pasar sore sudah dilakukan Pemkab Jember dengan berbagi hal. Seperti misalnya dengan merubah salah satu sudut pasar Tanjung (dipojok jalan Untung SUropati) menjadi panggung hiburan yang setiap malam menampilkan artis-artis dangdut local Jember.

Sehingga target pemkab untuk memindahkan semua PKL ke pasar sore saat dimulainya BBJ, hingga saat ini masih belum berhasil alias gagal yang kedua kalinya. Karena rencana itu masih banyak menemui kendala pada saat pelaksanaannya.

Pasar sore jilid I Agustus 2007, yang diminta jualan di pasar sore hanya PKL Jl Samanhudi, pada waktu itu hanya berjalan beberapa pekan. Seiring berakhirnya BBJ I pada Agustus 2007, pasar sore pun mati.

Setelah mati sekian lama, Pasar Sore Samanhudi dihidupkan kembali bertepatan dengan HUT Jember pada 1 Januari 2008. Kala itu bukan hanya PKL Jl Samanhudi yang diminta masuk ke pasar sore, namun juga PKL Jl Untung Surapati dan PKL Jl Diponegoro.

Lagi-lagi, Pasar Sore jilid II Januari 2008 tak berjalan mulus. Ratusan PKL Jl Untung Surapati menolak pindah dengan berbagai alasan. Antara lain, enggan mendorong gerobak, menolak adanya pembatasan jam jualan, dan sebagainya.

Sama halnya dengan pasar sore jilid I, pasar sore jilid II hanya berjalan sekitar dua pekan. Setelah itu pasar sore kembali mati karena tidak ada PKL yang jualan. Bahkan, PKL Jl Samanhudi kembali jualan pada pagi hari.

Dan menyambut program andalan Bupati M.Z.A. Djalal, yakni BBJ II Agustus 2008, pasar sore kembali dihidupkan. Tak main-main, dalam pasar sore jilid III ini, bukan hanya PKL Jl Untung Surapati dan Jl Diponegoro saja yang harus masuk ke Pasar Sore Samanhudi. Melainkan juga 379 PKL di kawasan segi tiga emas (Jl Gajah Mada, Jl Sultan Agung, Jl A. Yani, Jl Trunojoyo, dan Jl Cokroaminoto).

Tetapi, hingga saat ini belum kelihatan ada hasilnya. "Belum kelihatan ada PKL segi tiga emas. Lihat sendiri, ini masih sepi meski jalannya sudah ditutup," kata M. Iksan, salah satu PKL. (RI-1)

Selengkapnya...

Ketika Dunia Sudah Rusak, Yang Tinggal Hanyalah Plastik


Ket. Foto : Nampak Peragaan Busana yang bermotif plastic dan suasana Under Sea

Jember – Inti dari tema JFC ke-7 kali ini adalah world evolution, dimana dunia ini mulai mengalami kerusakan karena ulah manusia dengan keserakahannya. Sehingga dari 9 defile yang paling menonjol yakni defile Off Earth.

Menurut Devirra, salah satu peserta JFC, tema Worl Evolution dengan sub tema Off Earth adalah menggambarkan ketika dunia atau bumi ini sudah hamper punah. “Dimana mahluk hidup sudah tidak berdaya dan nyaris punah, tumbuh-tumbuhan yang sudah tidak ada, demikian juga dengan hewan, maka tinggalah plastic-plastik berserakan,” tuturnya.

Sehingga dengan sub tema Off Earth semua peserta yang tergabung dalam sub tema tersebut berbusana plastic. Nampak mulai dari alas kaki, gaun, hiasan badan lain hingga mahkota semuanya terbuat dari plastic.

Dengan sub tema seperti ini dikandung maksud mengingatkan kepada semua masyarakat penonton yang menyaksikan JFC untuk kembali tersadarkan betapa pentingnya, menyelamatkan bumi dari kerusakan.

Di sisi lain pada defile yang berbeda namun tak kalah menonjol jika dibandingkan dengan defile lainnya, yakni defile dengan sub tema Methamorpic. Dimana sub tema ini berusaha menjelaskan kepada khalayak bahwa dalam proses kerusakan dunia ada dua hal yang bergejolak dan selalu mewarnai kehidupan sehari-hari.

“Yakni, dua sisi yang berbeda dan bertolak belakang, namun tampil bersamaan, yakni sisi baik dan sisi buruk,” imbuhnya.

Pada defile Methamorphic, ada gambaran sisi pembunuh, namun di sisi lain ada gambaran sisi penolong. Dalam menggambarkan sub tema ini para peserta menggunakan busana dengan bahan berbagai macam kardus, gabus, kain dan lain sebagainya.

Kedua sub tema tersebut lebih menonjol karena sesuai dengan tema utama, jika dibandingkan dengan defile yang lain yang hanya mengangkat suasana bawah laut atau Under Sea dan tentang akar atau roots serta pasukan pengaman dunia dengan tema Baricade. (RI-1)

Selengkapnya...

JFC ke-7 Hanya Tampilkan 9 defile

Jember – Selain mulai kurang diminati masyarakat, Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-7 juga hanya diikuti 9 defile dengan rata-rata peserta setiap defile kurang dari 30 orang. Sejumlah defile yang sudah dicantumkan dalam baliho JFC juga ada yang tidak ditampilkan.

Dari 9 defile tersebut satu diantaranya adalah defile pembuka, yakni marching band JFC. Sementara 8 defile lainnya yang tergabung dalam tema World Evolution, yakni, Archipelago Papua, Off Earth, Barricade, Undersea, Roots, Robotic, Gate-11, Metamorphic.

Selain itu masih ada satu defile tambahan yakni defile floating, yang terdiri dari campuran berbagai ragam busana.

Fashion carnaval yang diselenggarakan mulai dari alun-alun Jember sampai dengan GOR Jember dengan jaraka sekitar 3,6 kilometer tersebut menurut Prersiden JFC, Dinan Fariz merupakan salah satu dari festival dan carnival tingkat dunia.
“Sehingga dalam setiap tahunnya tampilan kami selalu menjadi tontotan dan perhatian mata dunia, hamper semua media massa, baik cetak maupun elektronik meliputnya,” tuturnya dengan bangga.

Dinand juga mengklaim bahwa festival kreasinya tersebut ditonton oleh ratusan ribu penduduk Jember dan sekitarnya. Meski dari tahun ke tahun penontonnya semakin berkurang. (RI-1)

Selengkapnya...

Pamor JFC Memudar

Jember – Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-7 yang diselenggarakan Minggu siang (3/8/2008) naga-naganya mulai kehilangan pamornya. Hasil pantauan beritajatim.com pengunjung yang menyaksikan JFC kali ini jauh berkurang dibandingkan dengan JFC tahun-tahun yang lalu.

Jika tahun lalu pengunjung membludak hingga sepanjang jalan Sultan Agung penuh sesak. Kali ini masih banyak terlihat jalan yang lowong, meski tetap terlihat banyak pengunjung.

Berkurangnya minat masyarakat untuk menyaksikan fashion carnival dengan catwalk terpanjang didunia tersebut, lebih dikarenakan tampilan dari peserta JFC dari tahun ke tahun terkesan monoton.

Seperti disampaikan salah satu pengunjung yang juga nampak hadir di kerumunan penonton di jalan Sultan Agung, Rahman M. menurutnya masyarakat banyak yang kecewa dengan tampilan peserta JFC yang setiap tahunnya mempunyai motif hamper sama.

Hal senada juga disampaikan penonton lain, Suryaningrum, menurutnya kali ini tampilan JFC semakin tidak menarik. “KArena gitu-gitu saja, maka banyak yang tidak nonton dan pulang duluan sebelum selesai,” tuturnya sambil meninggalkan lokasi.

Selain itu iring-iringan peserta JFC antar defile (kelompok) berjarak terlalu jauh. Rata-rata penonton harus menunggu sekitar 10 menit untuk melihat defile selanjutnya. Sebagai missal setelah defile Roots yang disusul oleh deville Methamorphic, penonton harus menunggu lebih dari 15 menit.

Sehingga banyak yang kecewa dan menggerutu. Selain itu peserta JFC kali ininjugga terlihat lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Acara pawai yang dimulai sejak pukul 13.30 wib tersebut ternyata sudah berakhir pada pukul 15.30 wib. Itupun dengan jarak antar defile mencapai lebih dari 5 menit sampai 15 menit. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan