Dinas Pendidikan Mulai Dirikan Sekolah Sementara

Jember – Banjir bandang yang diakibatkan jebolnya tangkis sungai Tanggul di desa Kraton, juga berimbas pada proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sejumlah sekolah di daerah bencana.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jember, H. Achmad Sudiono Msi, pihaknya bersama UPTD terdekat sudah mendirikan posko pendidikan baru yang juga dijadikan lokasi pelaksanaan KBM.

Sejumlah posko pendidikan tersebut diantaranya yakni di SDN Cakru II, SDN Kraton II, dan kantor UPTD Kencong. “Namun karena jumlah siswa masih sangat banyak yang tidak tertampung, maka posko berkembang ke rumah-rumah warga yang tidak tergenang,” jelasnya.

Sesuai dengan data di Dinas Pendidikan Jember sejumlah sekolah yang KBM-nya terganggu karena rendaman air adalah SD Paseban 01, 02, dan 03. Untuk SDN Kencong IV bukan hanya terendam namun banyak buku pelajaran yang hanyut terbawa banjir.

Bukan hanya 4 sekolah tersebut yang menjadi korban meluapnya air sungai TAnggul. Masih ada sejumlah sekolah lagi seperti Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Kraton, dan SMP Trunojoyo Paseban.

Sehingga lebih dari 600 siswa hingga hari ini menjalani proses KBm di rumah warga dan di posko pendidikan. “Pada prinsipnya proses KBM harus tetap jalan, jangan sampai terhalang karena tidak ada tempat, Karena masih ada rumah warga dan posko pendidikna yang bias dipakai untuk menuntut ilmu,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Jebolan Bertambah Lebar, Pemkab Dirikan 4 Posko

Jember – Tangkis sungai Tanggul yang jebol pada Sabtu lalu, hingga saat ini bertambah lebar saja. Pasalnya upaya Pemkab Jember untuk merealisasikan tangkis sementara belum terwujud.

Sehingga lebar jebolan kembali bertambah 10 meter. Dari semula hanya 45 meter kemudian bertambah menjadi 50 meter dan kali ini mencapai 60 meter. Lebarnya jebolan tangkis tersebut semakin membawa korban bertambah banyak.

Untuk itu, Pemkab Jember mendirikan 4 posko. Empat posko penanganan bencana itu masing-masing ditempatkan di balai desa Kraton, balai desa Paseban, di SDN Cakru, dan Kepanjen, Kecamatan Gumukmas.

“Empat posko ini terus melakukan koordinasi. Hal ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pengungsi,” kata Wakil Ketua Satlak Bencana Jember, Edy BUdi Susilo Msi.

Di sisi lain Edy menjelaskan hingga saat ini debit air masih besar, sehingga air yang tumpah lewat tangkis yang jebol, semakin memperparah kondisi. Ketinggian air yang menggenangi rumah warga semakin bertambah.

Tak terkecuali lahan pertanian milik warga yang terendam semakin meluas. Ratusan rumah warga di daerah Desa Kraton, Paseban, Cakru, dan Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, juga mulai merasakan imbas banjir.

“Hal inilah yang membuat Pemkab Jember kesulitan membuat tangkis sementara seperti yang disampaikan Bapak Bupati,” ujarnya. Menurut Edy, kondisi air masih tinggi. Sehingga tidak mungkin memasukkan bahan material untuk membendung tangkis yang jebol. (RI-1)

Selengkapnya...

Tangkis Jebol, Kerugian Capai 10 Miliar

JEmber – Pasca banjir bandang yang menimpa kecamatan PAnti, Rambipuji, Tanggul dan Kencong, kerugian yang diderita Pemkab Jember dan masyarakat diperkirakan mencapai Rp. 10 miliar.

Padahal akibat banjir sebelumnya kerugian sudah mencapai sekitar Rp. 12 miliar. “Kerugian sekitar 10 miliar tersebut akibat dari jebolnya tangkis di KRaton Kencong dam sejumlah infrastruktur lain yang rusak akibat banjir akhir minggu kemarin,” ungkap ASisten Ekonomi Pembangunan Pemkab JEmber, Edy Budi Susilo.

Selain tangkis sepanjang 50 meter jebol, sejumlah jembatan juga rusak dan putus. Belum lagi plengsengan-plengsengan yang tersebar di sepanjang sungai Tanggul dan Bedadung.

Hal ini bertambah parah ketika sejumlah ruas njalan juga turut rusak berat akibat tergerus banjir. “Pemkab masing menghitung pasti angka kerugian tersebut, dan berencana kembali membangunnya,” ujarnya.

Namun untuk dalam waktu dekat ini, Edy menegaskan bahwa langkah yang efektif adalah menangani korban bencana terlebih dahulu dan membuat tangkis sementara. Untuk infrastruktur jalan lain masih dalam tahap perencanaan.

Dan jika memungkinkan maka bakal dilaksanakan pada tahun anggaran 2009 ini. “Tergantung kesiapan dana dari sejumlah unit kerja,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

103 Balita Jember Alami Gizi Buruk

Jember - Angka balita Kekurangan Energi Protein (KEP) total atau gizi buruk masih tergolong 0tinggi, lantaran prevalensi KEP total Jawa Timur masih lebih rendah dibandingkan Jember. Tercatat ada 103 balita di Jember pada 2008 lalu mengalami Gizi Buruk. Meski sebenarnya angka balita gizi buruk tersebut sudah menurun jika dibandingkan dengan data tahun 2007 lalu sebanyak 286 balita.

Data yang berhasil dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, menyebutkan angka prevalensi KEP total Jatim sebesar 18,4 persen, sedangkan KEP Jember jumlahnya 20 persen. Itu berarti angka gizi buruk Jember rata-rata lebih tinggi dibandingkan kabupaten/kota yang tersebar di Jatim.

“KEP total kita sekarang memang cukup tinggi hampir 20 persen. Tapi yang kategori buruk sekali kita temukan baik yang di opname di RSUD dr Soebandi maupun di lapangan yang hanya dirawat di Puskesmas tahun ini kita temukan sebanyak 103 balita,” kata Kasi Gizi Dinkes Kabupaten Jember, Fathona.

Dari jumlah 103 balita yang dinyatakan gizi buruk itu. Sebanyak 19 persen balita masuk dalam kategori gizi buruk ringan dan sedang, sedangkan 1 persen dikategorikan berat. “Penyebab langsung gizi buruk ini karena kurangnya asupan gizi dan penyakit, lha kedua hal ini tergantung dari perilaku dan pola asuh ibu,” katanya.

Ia mengatakan, kurangnya asupan gizi di satu sisi disebabkan oleh kebiasaan ibu memberikan makanan tambahan sejak bayi itu dilahirkan. Pada sisi lain, para ibu yang memiliki balita tidak memberikan Air Susus Ibu (ASI) eksklusif pada bayinya selama 6 bulan penuh.

Padahal pemberian makanan tambahan pada bayi yang berumur kurang dari 6 bulan, relatif berisiko bagi pertumbuhan gizinya. Pasalnya, ASI memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi pada usia tersebut, salah satunya adalah kolostrum. “Pemberian ASI eksklusif pada bayi di Jember ini masih sangat rendah, karena kurang dari 15 persen,” ungkapnya.

Jumlah balita Jember tiap tahunnya rata-rata 38 ribu. Sedangkan yang mendapatkan ASI eksklusif baru sekitar 13 persen dari total balita tersebut. Itu berarti, sebanyak kurang lebih 87 persen balita yang baru lahir rata-rata telah diberi makanan tambahan sejak dilahirkan.

Lebih jauh, ia menjelaskan, ciri-ciri bayi gizi buruk ditandai adanya oedema (pembekakan) pada tungkai. Bila hal ini terdapat pada balita, maka bayi itu menderita kwasiorkor (gizi buruk berat). Sedangkan marasmik/marasmus bisa diketahui melalui pada penampakan mukanya seperti kera (muka kera). “Balita yang seperti ini berarti tidak mampu mempertahankan tumbuh kembangnya,” terangnya.

Makanya untuk mengetahui sejak dini kondisi anak kita, orang tua harus aktif menanyakan dan melaporkan pada petugas Posyandu atau Puskesmas bila berat badan anak kita perkembangannya tidak mengikuti pelangi yang ada dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).

Dengan begitu, Dinkes bakal mengambil tindakan bila menemukan anggota masyarakat yang memiliki balita gizi buruk. Tindakan yang dilakukan, diantaranya memberikan asupan seper tiga kebutuhan gizi dalam sehari selama 90 hari. (RI-1)

Selengkapnya...

Bupati Djalal Minta Tangkis Darurat Segera Dibangun

Jember – Bupati Jember, MZA Djalal, mengaku sangat prihatin atas musibah banjir yang dialami warga masyarakat di desa Kraton dan Desa Paseban Kecamatan Kencong akibat jebolnya tangkis sungai di Desa Kraton tersebut. Untuk itu Djalal minta pada unit kerja terkait untuk segera membangun tangkis sementara.

Tangkis sementara ini betul-betul mendesak untuk dibangun. Karena jebolnya tangkis bertambah lebar, yang semula hanya 45 meter hari ini sudah mencapai 50 meter. Dan warga-pun bakal tertimpa musibah banjir terus menerus, jika tangkis tidak dibangun. Pasalnya, di sekitar pegunungan Argopuro selalu turun hujan, setiap harinya.

“Paling tidak menggunakan bronjong terlebih dahulu, dan saya minta dalam minggu ini diselesaikan, agar masyarakat tidak terus was-was akan terjadinya banjir,” tegasnya usai mengunjungi lokasi bencana.

Selain itu, Djalal juga minta pada semua tim Satkorlak dan unit kerja di Pemkab Jember untuk mendirikan posko-posko kesehatan serta dapur umum. “Pokoknya masyarakat jangan ada yang kelaparan akibat rumah mereka tidak bisa digunakan untuk memasak, maka dapur umum ini nantinya yang akan mensuplai kebutuhan makan tersebut,” imbuhnya.

Tidak itu saja, Bupati Jember MZA Djalal juga berharap Satlak Kabupaten Jember untuk mencukupi kebutuhan masyarakat selain makan, tempat tidur, mandi dan tempat ibadah juga harus disediakan. “Masyarakat korban banjir ini jangan sampai terlantar dan ini untuk sementara menjadi tanggung jawab Satlak Kabupaten Jember yang bekerjasama dengan instansi terkait,” ujarnya.

Untuk itu agar kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan baik, Djalal juga minta Satlak Kabupaten Jember sementara tetap berada di lokasi terjadinya banjir tersebut. “Hal itu untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat warga pengungsi,” harapnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Ketua PPDI Laporkan Ketua PKPB ke Panwas

Jember – Ketua Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) Jember, Abdul Kadar, hari ini, Selasa (3/2), melaporkan Ketua Partai KArya Peduli Bangsa (PKPB), H Sanusi Muhtar Fadilah ke Panwas KAbupaten.

Menurut Kadar, timnya sudah menangkap basah adanya upaya money politic yang dilakukan oleh Ketua PKPB, Sanusi. “Tim kami di daerah pemilihan III, ada dugaan money politic, yang dilakukan saudara Sanusi,” ujarnya.

Bukti yang dipegang oleh Kadar yakni berupa Kartu Anggota PKPB. Didalam kartu anggota tersebut, tertera jelas bahwa pemegang kartu anggota PKPB berhak atas santunan Rp. 1 juta jika meninggal dunia. Kedua pemegang KTA PKPB berhak atas bantuan Rp. 500 ribu setiap mempunyai hajatan dan pemegang KTA PKPB berhak atas dana jarring asmara .

“Sesuai undang-undang Pemilu ini tergolong menjanjikan pemilih untuk mencoblos dirinya dengan iming-iming uang, ini bias dikatakan money politic, dan ini sudah kita kumpulkan di sejumlah daerah,” imbuhnya.

Sayangnya, menurut Kadar, PAnwas tidak terlihat serius menanggapi laporannya. Karena PAnwas berdalih masih sibuk mengurusi internal kantornya yang baru saja terbentuk.

Untuk itu KAdar menganggap perlu mengeluarkan pernyataan kepada wartawan. Dan menghimbau kepada pemilih untuk lebih rasional dan jernih dalam menentukan caleg pilihannya. (RI-1)

Selengkapnya...

Puluhan Warga Protes Pendirian Tower Indosat

Jember – Puluhan warga dusun Krajan desa Ajung kecamatan Ajung, siang tadi, Senin (2/2), melakukan protes keras kepada tim manajemen Indosat yang kebetulan dating di lokasi pendirian tower di dekat mereka.

Warga mengaku belum pernah dimintai ijin atas pendirian tower tersebut. Apalagi tower berdiri di antara gedung sekolah TK dan SD setempat. Warga merasa was-was akan keberadaan tower baru tersebut.

“Mereka tidak ijin ke kami, kalau ada apa-apa gimana, apalagi ini dekat anak-sekolah,” tegas David salah satu warga setempat.

Kemarahan warga semakin bertambah ketika mendengar kabar kalau Indosat sudah memiliki ijin lengkap termasuk ijin HO. “Kami tidak pernah tanda tangan sama sekali soal HO itu, kenapa Indosat sudah punya, ini kan namanya nggak bener,” imbuhnya.

Warga ngotot agar tower dipindah ke lokasi yang jauh dari lokasi pendidikan. Sayangnya protes warga tidak digubris oleh manajemen Indosat yang kebetulan dating di lokasi. Pegawai yang dating tersebut langsung berbalik arah ketika mengetahui banyak warga yang protes.

Sehingga warga berencana kembali melakukan aksi serupa jika dalam waktu dekat ini, permintaan mereka tidak dipenuhi. (RI-1)

Selengkapnya...

Belum Surut Betul, Puluhan KK Mulai Kembali Kerumah

Jember – Meski belum surut betul dan rasa trauma masih menghantui warga desa Kraton kecamatan Kencong, mulai pagi ini, puluhan KK di desa tersebut mulai kembali ke rumah dan bersih-bersih.

Meski sebenere warga juga was-was akan banjir susulan. Pasalnya, curah hujan di pegunungan Argopuro masih realtif tinggi. Sehingga masih memungkinkan adanya banjir susulan di wilayah kecamatan Kencong.

Kepala Desa Kraton, Kecamatan Kencong, Edy Winoto, yang dikonfirmasi siang ini, menegaskan bahwa sudah ada sekitar 84 KK dengan 171 jiwa di dua RW mereka sudah mulai menempati rumahnya. "Mereka yang kembali itu langsung membersihkan lumpur yang masuk ke dalam rumah," katanya.

Menurutnya, hingga kini sejumlah jaringan PLN masih ditangani beberapa petugas PLN dari Kencong. Selain itu, Edy juga menghimbau warga yang dapur dan rumahnya masih digenangi air dan tidak bias memasak sendiri untuk dating ke Posko Tagana di kantor Balai Desa Kraton.

Demikian juga yang membutuhkan pelayanan kesehatan, suda ada posko kesehatan baik dari PMI maupun tim kesehatan dari Puskesmas Kencong. Di sisi lain Edy menugaskan pada seluruh perangkatnya untuk memantau cuaca. Karena cuaca masih mendung dan hujan masih akan terjadi. “Saya perintahkan perangkat segera melakukan evakuasi bila sewaktu-waktu air sungai itu naik,” tegasnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Hujan Tiada Henti, Jembatan dan Tangkispun Jebol

Jember - Hujan lebat di Jember selama 3 hari berturut-turut tiada henti, mulai jumat hingga Senin (2/2) pagi ini, membuat sejumlah infrastruktur rusak parah. Bukan hanya perumahan penduduk yang tergenang air banjir bandang saja, namun Jembatan dan sejumlah plengsengan serta tangkis ikut jebol juga.

Di Kecamatan Panti, misalnya setelah diguyur hujan terus menerus akhirnya jembatan di dusun Gebang desa Panti putus, tangkis jembatan Prapah jebol, dan pondasi jembatan Glensengan tergerus, sehingga bila tidak secepatnya ditangani akan mengakibatkan kerugian yang serius.

Sementara itu di kecamatan Kencong juga terjadi hal yang sama yaitu ada 8 titik sungai yang tangkisnya jebol, sedangkan di kecamatan Rambipuji yang tidak jauh dari jantung kota Jember terdapat satu tangkis jebol tepatnya di desa Rambigundam.

“Untuk mengantisipasi meluasnya bencana, dinas terkait langsung datang dan memperbaiki tangkis tersebut,” ungkap Kepala bagian Humas Pemkab Jember, drs. Agoes Slameto usai meninjau lokasi bencana.

Belum lagi, kerusakan non infrastruktur, seperti lahan pertanian, lahan hutan dan desa yang longsor, seperti yang terjadi di kecamatan Patrang kelurahan Bintoro dusun Mojan. Di Sukorambi desa Karangpring dusun Sumber kembang dan lain-lainnya.

“Ya untungnya bencana tanah longsor tersebut juga tidak menimbulkan korban jiwa, karena memang jauh dari perkampungan warga,“ tegasnya.

Agoes menuturkan, kawasan rawan banjir dibeberapa titik di Kabupaten Jember hingga pagi ini masih normal. "Berdasarkan hasil monitor kami, walaupun hujan semalaman genangan belum sampai membahayakan jiwa dan harta,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

82 Sekdes Akhirnya jadi PNS

Jember – 83 Sekdes (Sekretaris Desa) di Jember akhirnya ditetapkan menjadi PNS. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala BKD Jember, Sugiarto SH. Menurut Sugiarto untuk tahap awal baru 82 Sekdes yang jadi PNS, dari 150 Sekdes yang diusulkan.

Dan proses PNS ke-82 Sekdes tersebut juga tidak melalui proses CPNS seperti PNS lainnya. “Sekdes langsung menjadi PNS untuk golongan II a, dan untuk pertama kali hanya 82 Sekdes dulu,” ujarnya.

Sisanya menurut Sugiarto, bakal menjalani proses PNSnya pada tahap berikutnya. Menurutnya Pemkab Jember berharap kepada semua Sekdes yang sudah menajdi PNS untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“KArena status baru tersebut, maka sudah waktunya Sekdes meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tidak malah malas-malasan,” imbuhnya.

Sementara itu Ketua Forum Sekdes Jember, Sugiartono SH, menyatakan bahwa Sekdes harus bias menjalin kerjasama yang baik dengan KAdes. “JIka masih ada Sekdes yang tidak akur dengan KAdes, maka harus diakhiri, sudah waktunya mengutamakan kepentingan rakyat, bukan pribadinya,” tegasnya.

Sekdes kedepan perlu mawas diri dan meningkatkan kinerja karena perhatian pemerintah sudah semakin baik kepada perangkat desa. (RI-1)

Selengkapnya...

Jebol 45 Meter, Terpanjang Selama Bencana Terjadi

Jember – Banjir bandang yang menimpa lebih dari 500 rumah di dua desa (Paseban dan Kraton) di kecamatan Kencong, Sabtu dini hari kemarin (31/1), diakibatkan karena jebolnya tangkis sungai Tanggul yang jebol sepanjang 45 meter.

Tangkis buatan belanda ini memang sering bocor di kanan kirinya setiap terjadi luapan air dari pegunungan Argopuro. Namun kali ini tercatat yang paling parah sehingga mengakibatkan jebolan terpanjang (45 meter).

Akibatnya ribuan warga Desa Paseban dan Desa Kraton kemarin terpaksa mengungsi dan empat ratusan (400-an) hektare sawah dan ratusan rumah warga terendam banjir hingga sekitar 1 meter ketinggiannya.

Ketinggian debit air di Dam Pondok Waluh, Kecamatan Jombang mencapai 3,6 meter lebih. Padahal dalam keadaan normal, ketinggian air tak lebih dari dua meter. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi kondisi tangkis Sungai Tanggul di bagian hilir.

"Tangkis Tanggul ini dibangun sejak zaman Belanda. Sudah ada delapan titik rembesan di kiri dan kanan tangkis. Kami sudah melakukan pembenahan di sebelah kiri, namun bagian kanan belum dilakukan dan akhirnya jebol," ujar Ir Rasyid Zakaria, Kepala Dinas Pengairan Pemkab Jember.

Menurut Rasyid, sekitar pukul 00.00, air sungai mulai meluber dari atas tangkis. Awalnya, terjadi di bagian kiri tangkis di kilometer 11. Warga sebenarnya sudah mengantisipasi agar tangkis tidak jebol. Puluhan karung plastik berisi pasir digunakan untuk menahan.

Namun, karung plastik berisi pasir yang digunakan sebagai penahan, tak kuat menahan derasnya air. Sekitar pukul 02.00, air sungai meluber di bagian kanan tangkis tepatnya di titik kilometer 11. Debit air dalam jumlah besar kemudian mengikis atas tangkis di Desa Kraton.

“Dalam waktu tak lama, tangkis sepanjang 45 meter jebol,” imbuhnya.(RI-1)

Selengkapnya...

Satkorlak Hanya Bisa Mendirikan Dapur Umum

Jember – Nasib Satkorlak bencana Pemkab Jember memang lagi apes, belum usai menyelesaikan pekerjaan rumahnya, atas bencana banjir bandang di 4 kecamatan, Silo, Jenggawah, Mayang, Tempurejo. Kini kembali disibukkan dengan datangnya banjir di sejumlah kecamatan seperti PAnti, Rambipuji, Kaliwates, Tanggul dan Kencong.

Dan dengan segala keterbatasannya, Satkorlak Jember hanya bias mendirikan dapur umum saja. Sama seperti yang dilakukannya pada bencana banjir bandang sebelumnya. Menurut koordinator Satkorlak Jember yang juga Asisten Ekonomi Pembangunan, Drs. Edy Budi Susilo, Pemkab Jember masih mengalami kesulitan dana.

Seperti yang dituturkan Kabag Penyusunan Program, Slamet Urip Santoso, beberapa waktu lalu. Sebagai bawahan Edy, Urip, menegaskan bahwa dana tak tersangka yang disiapkan Pemkab Jember untuk tahun anggaran 2009 ini hanya sebesar Rp. 4 miliar saja.

Padahal bencana banjir bandang yang pertama lalu saja diperkirakan kerugian sudah mencapai Rp. 12 miliar. Dan untuk kecamatan Silo saja sudah mencapai Rp. 4 miliar. “Artinya kalau dana itu digunakan untuk kecamatan silo saja sudah habis, sementara yang membutuhkan dana masih banyak kecamatan,” ujarnya.

Belum lagi banjir yang baru saja terjadi Jumat dan Sabtu kemarin. Pemkab dipastikan sudah tidak berdaya lagi, untuk mengucurkan bantuan kepada korban banjir.

Sementara itu Camat Silo, Eko Heru Santoso, menegaskan bahwa selama bencana terjadi pihaknya dbbantu banyak pihak sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan. Salah satu diantaranya, Heru mengaku dibantu 500 paket sembako dari Pemprov Jatim, melalui sejumlah rekannya di DInas Sosial Propinsi.

Untuk itu perlu pejabat wilayah seperti camat yang saat ini sedang tertimpa masalah berpikir kreatif segera mencari hubungan ke instansi lain agar mendapatkan bantuan. Jika berpangku tangan menunggu bantuan Pemkab Jember dipastikan bakal lama turunnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Ketua PN Dilarang Terima Bantuan dari Bupati

Jember – Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Timur Juga (Ketua PT Jatim), Moh. Arif SH menegaskan bahwa semua Ketua Pengadilan Negeri (PN) tidak boleh menerima apapun dari Bupati dan Walikota. “Hal ini sesuai dengan surat edaran Mahkamah Agung (MA) yang sudah diterimakan kepada semua Ketua PN se Jatim,” pesannya kepada Ketua PN Jember yang baru, Singgih Budi Prakoso SH, MH.

Pesan tersebut menurut Arif layak disampaikan dengan harapan Ketua PN mampu melaksanakan tugas dengan penuh kesungguhan dan tidak ternodai oleh segala hal yang bisa mengalihkan dan mengurangi amanat yang ada di pundak sebagai penegak panji keadilan.

“Ketua PN tidak boleh menerima apapun dari Bupati kecuali bantuan hibah untuk keperluan kantor,” imbuhnya. Selain tidak boleh menerima bantuan atau apapun dari Kepala Daerah, Ketua PN juga diwajibkan menjalankan tugas sesuai dengan sumpah jabatan yang telah diucapkannya pada saat pelantikan.

Sehingga Ketua PN diharapkan mampu menjaga diri dari segala sesuatu yang bisa melencengkan dari tugas yang diembannya, yakni sebagai penegak keadilan. Karenanya, dalam menjalankan roda kepemimpinannya, Ketua PN harus mampu memenuhi janjinya dan lurus dalam mengambil tindakan.

Sumpah jabatan dan janji tidak sekadar ucapan belaka, tapi merasuk dalam tindakan dan pikiran. “Saya mengingatkan agar Ketua PN jangan main-main dengan sumpah jabatan, karena sesuai apa yang disebutkan dalam Al Qur’an siapa yang melanggar sumpah dan janji, tidak akan mendapat tempat di surga, kelak di akhirat,” tegasnya.

Amir sendiri enggan berkomentar atas kinerja Ketua PN Jember yang lama, Charis MArdianto. Namun sebelumnya Charis pernah diberitakan sejumlah media massa beberapa kali karena namanya sering masuk dalam daftar (Audit BPK RI) pejabat yang diduga menerima dana illegal dari Pemkab Jember. Penerimaan dana tersebutpun tidak hanya sekali namun berkali-kali selama dirinya menjabat Ketua PN Jember. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan