Tim Pengendali Inflasi Dilantik Bupati MZA Djalal



Jember – Guna menjaga pengembangan ekonomi di Jawa Timur dan khususnya di Jember, Bank Indonesia (BI) telah sepakat melakukan kerjasama dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Kerjasama tersebut tertuang dalam Kesepakatan Bersama (MOU) tanggal 16 Mei 2008 tentang pengembangan ekonomi di Jawa Timur.

Dan sebagai tindak lanjut dari MoU tersebut, maka Pemkab Jember membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Tim ini merupakan kerjasama antara BI Cabang Jember, Disperindagkop, Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan, BPS DIY, dan Perum Bulog Divre Yogyakarta dan instansi terkait di daerah ini.

"Dengan terbentuknya TPID, diharapkan laju inflasi di Kabupaten Jember dapat terkendali dan mampu mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional. Serta menjaga kestabilan daya beli masyarakat," kata Pemimpin BI Jember, A. Rasyid Madjid, pada pelantikan dan pembentukan TPID di Kabupaten Jember, Kamis (18/12).

Rasyid mengatakan, TPID bertugas, antara lain melakukan pemantauan harga dan pemetaan masalah, pengendalian harga, memberikan informasi serta memberi rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember. "Tugas TPID itu mencakup komoditas strategis dan beberapa komoditas yang memiliki bobot tertinggi dalam penghitungan inflasi di Kabupaten Jember," katanya.

Sementara itu, Bupati Jember MZA Djalal mengatakan, kerjasama ini diharapkan dapat memacu bangkitnya sektor riil, sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat dapat meningkat. "Berhubung kerjasama itu juga menyangkut sektor distribusi, maka selain meningkatkan sektor produksi, juga harus bisa menjaga kelancaran distribusi kebutuhan pokok sehari-hari. Bahkan, jika perlu dengan operasi pasar yang tepat sasaran," katanya.

Karena itu, menurut Djalal, perlu dipikirkan oleh BI kemungkinan pengembangan kerjasama pengendalian inflasi dengan daerah lain. "Jika tidak dijalin kerjasama, maka pengendalian inflasi di satu wilayah cenderung tidak memiliki daya tahan, kalau di Kabupaten tetangga tidak diproteksi pula dengan kebijakan yang sama," katanya. (RI-1)

Selengkapnya...

Petugas PMK Terus Digembleng




Jember - Selama 3 hari ini di Aula PMK Jember dilakukan pelatihan Penanggulangan Pencegahan Kebakaran oleh Dinas PU Jember.

“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan ketrampilan dasar terkait dengan penanganan kebakaran secara profesional,” ungkap Nanang Suryadi.

Selain dibekali dengan sejumlah teori, 40 orang petugas PMK yang mengikuti pelatihan juga dibekali pelatihan praktek penyelamatan jiwa.

“Hanya saja prakteknya peserta dengan mengggunakan tali harus turun di jembatan yang berada di jalan Mastrip,” imbuhnya.

Dengan berbagai latihan teori dan praktek tersebut diharapkan mampu menjadikan petugas mencegah kebakaran yang ada di Jember benar-benar memiliki ketrampilan yang lebih.

“Sehingga nantinya PMK jika mencegah atau menangani kebakaran di tengah-tengah masyarakat dapat melaksanakan maksimal,” tandasnya.

Masih menurut Nanang, untuk memaksimalkan potensi yang ada dan menghasilkan petugas yang handal dalam pelatihan ini, PMK Jember mendatangkan pelatih dari PMK Surabaya.

Di sisi lain Nanang Berharap kepada masyarakat untuk tidak bergantung kepada petugas PMK. Caranya denmgan berperilaku hati-hati dan turut mencegah terjadinya kebakaran. (RI-1)

Selengkapnya...

Tekan Angka Golput, Dharma Wanita Adakan Simulasi Pemilu



Jember – Tingginya angka golongan putih (golput, Red) dalam beberapa kali Pemilu/Pilkada di Kabupaten Jember, membuat semua pihak berupaya menekan angka tersebut. Diantaranya Dharma Wanita Persatuan Dinas Pendidikan dan Kantor Infokom Jember dengan cara melakukan lomba simulasi Pemilu.

Lomba yang sudah dilaksanakan sejak Senin lalu tersebut, diikuti seluruh anggota Dharma Wanita UPTD Diknas se- Jember. Agar simulasi berjalan lancar dan mengena di hati ibu-ibu, maka Dinas Pendidikan dan Pemkab Jember, mempersiapkan sejumlah tropy dan hadiah bagi pemenanganya.

“Pada Pemilu, kita harus menyalurkan aspirasi masing-masing untuk menentukan pemimpin bangsa, jangan sampai kita ikut-ikutan golput,” ujar Ketua Dharma Wanita, Ny Toeti Djoewito usai penyerahan tropy pemenang kepada tim dari UPTD Patrang.

Secara kelembagaan Dharma Wanita katanya, mempunyai 3 saran yaitu menghimbau, menyarankan dan mengajak untuk mensukseskan Pemilu.

“Yang penting sebagai istri PNS tentu saja harus menjaga netralitas. Pilihannya adalah hendaknya tidak boleh menjadi tim sukses salah satu parpol,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jember, Drs. Achmad Sudiono Msi, kegiatan semacam ini layak dilanjutkan secara terus menerus hingga ketingkat Dasa Wisma, pengajian dan kelompok-kelompok belajar yang lain.

Menurut Sukardiman, salah satu juri dari Kantor Infokom, mengatakan lomba simulasi ini diikuti oleh 37 kelompok. Tiap kelompok terdiri 10 – 15 orang dari perwakilan SMA, SMK dan SMP se- Jember.

Dengan sistem penilaian lomba ini didasarkan pada kepekaan fasilitator (ketua kelompok) dalam merumuskan pesan-pesan beberan. Dalam lomba ini, fasilitator harus bisa menentukan topic, bidang dan focus materi. Kemudian harus membuat format/matrix yang berisi masalah, tujuan, isi pesan dan rah diskusi. (RI-1)

Selengkapnya...

Pol PP Turunkan Atribut Parpol Bandel

Jember - Jajaran Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kabupaten Jember akhirnya mengambil sikap tegas terhadap maraknya pemasangan baliho dan spanduk calon legislatif (caleg) di zona larangan jalan segitiga emas meliputi, Jl A Yani, Sultan Agung, Trunojoyo, Gajah Mada dan PB Sudirman.

“Seluruh gambar caleg yang terpampang di ruas-ruas jalan dicabuti. Beberapa baliho ukuran besar di simpang tiga Jl A. Yani juga diturunkan,“ tegas Soenyoto Kasat Pol PP Jember, Kamis (18/12).

Hal ini dilakukan Sat Pol PP karena peringatan kepada parpol dan caleg agar menurunkan semua atributnya tidak kunjung diindahkan oleh yang bersangkutan. Sehingga dengan terpaksa Pol PP bertindak tegas.

Penertiban baliho akan dilakukan secara kontinyu di zona segitiga emas. Penertiban ini dimaksudkan agar caleg dan pengusaha reklame mengetahui larangan itu.

"Setelah ditertibkan masih bandel kita akan skors ijin,” ujarnya.

Ia berharap kepada para caleg dan pengusaha reklame untuk menaati aturan. Kalau mau memasang baliho harus ijin Dispenda.

Menurut Soenyoto dalam rangka penataan Kota dari menjamurnya pemasangan reklame dan iklan partai politik, Satpol PP bertekad terus melakukan penertiban.

“Apapun alasannya semua bentuk reklame yang terpasang di lingkaran segitiga emas akan ditertibkan,“ ujarnya.

Upaya jajarannya tidak hanya itu tapi juga dengan himbauan serta sosialisasi kepada masyarakat terkait zona larangan itu.

Jika orang parpol tetap bandel memasang, Satpol PP akan tegas memberangusnya. Jember, secara tegas melarang pemasangan bendera apapun apalagi politik dan bisnis. (RI-1)

Selengkapnya...

Alat Ukur dan Timbangan Terus Ditera Ulang



Jember - Untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen, Balai Pelayanan Kemetrologian Kab. Jember kembali melakukan tera ulang pada alat ukur dan alat timbang pedagang di Pasar Tanjung.

Kegiatan yang dilakukan sejak Senin (15/12) hingga Jum’at (18/12) ini diharapkan dapat memberikan dampak psikologis bagi para pedagang agar tidak berbuat curang dalam menggunakan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya.

Seperti yang ditandaskan Kepala Balai Pelayanan Kemtrologian Jember, Gatot Muryanto, SH, beberapa waktu lalu, tujuan tera ulang ini juga untuk meningkatkan daya kritis masyarakat dalam hal ukur ulang, takar – menakar, timbang – menimbang dengan cara yang baik dan benar.

Sementara itu, menurut Sudarto, salah seorang Fungsional Penera Ulang yang berhasil ditemui di Pos Ukur Ulang Pasar Tanjung menegaskan, memang pihaknya secara rutin melakukan peneraan ulang dan kali ini difokuskan di Pasar Tanjung.

“Tujuan kegiatan ini agar para pedagang menjadi tertib ukur dalam melakukan perniagaan, tapi disamping itu kami juga memeriksa keadaan timbangan, bila ada kerusakan kami akan menservisnya,” cetusnya.

Untuk alat ukur dan alat timbang yang telah diperiksa dan diservis, kata Sudarto, pihaknya akan memberi tanda khusus pada alat tersebut dan juga diberi sticker khusus. “Hal ini untuk memudahkan kapan terakhir alat timbang ini diperiksa,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Sudarto bersama ke – 5 orang rekannya biasanya dapat melakukan tera ulang di Pasar Tanjung ini sebanyak 20 - 30 alat ukur dan timbang per harinya. “Namun tidak semua pedagang disini menera ulang, sebab ada juga yang telah menera di kantor kami,” kilahnya.

Biaya tera ulang sendiri menurut Sudarto, untuk timbangan kecil ia mengenakan biaya Rp 3.000,- dengan bonus tambahan 5 anak timbangannya. Bila ada kerusakan, pihaknya mengenakan biaya servis sebesar Rp 27.000,-. Sedang untuk timbangan besar, biaya tera ulangnya sebesar Rp 7.500,- ditambah bonus 5 anak timbangannya. Dan untuk biaya servisnya, pedagang dikenakan ongkos Rp 42.500,-. (RI-1)

Selengkapnya...

Satlak PB Siapkan Dana 300 juta

Jember – Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Jember pada akhir tahun ini mempersiapkan anggaran sebesar Rp. 300 juta untuk menanggulangi bencana yang terjadi di Jember.

Hal ini disampaikan oleh Koordinator Satlak Jember, Drs Edy Budi Susilo Msi, usai rapat koordinasi penanggulangan bencana dan simulasi penanganan bencana di kecamatan Silo. Menurutnya dana sebesar itu untuk mencukupi kegiatan satlak dalam menangani terjadinya bencana pada akhir tahun.

”Selain dana kami juga telah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti perahu karet, mobil operasional, dan lain sebagainya,” ujarnya

Berulangkali kali menurut Edy tim satlak diminta untuk melakukan recek atas kesiapan berbagai peralatan yang ada. Selain itu juga diadakan simulasi di beberapa wilayah rawan bencana.

Diantara daerah rawan bencana yang sudah dilakukan simulasi sehingga masyarakatnya siap menghadapi bencana yakni Panti, Puger, Ambulu dan Silo.

”Simulasi telah beberapakali kita lakukan sehingga diharapkan mampu malakukan antisipasi dan mengatasi bencana secara dini sambil menunggu bantuan dari Satlak,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Nelayan Dibekali Ketrampilan Bikin Abon Ikan Laut

Jember - Untuk memaksimalkan potensi laut, Politeknik Negeri Jember bersama Disperindag melakukan pelatihan pembuatan abon dari ikan tongkol kepada sekitar 30 orang istri nelayan Puger.

Pasalnya, hasil laut sekarang masih belum dihargai tinggi, karena musim saat ini membuat harga anjlok. Terutama disaat musim panen ikan tiba. Sehingga dengan abon itu bisa menjadi makanan alternatif khas Kabupaten Jember di masa mendatang.

Faktanya, saat harga ikan menurun para nelayan sering tak berdaya menaikkan harga jual ikan. Padahal, mereka telah susah payah menangkapnya bahkan dengan mempertaruhkan nyawa.

Tapi, fakta ini sedikit dapat diatasi. Ada terobosan baru dari Politeknik Negeri Jember (Poltek), untuk membuat potensi bahari ikan memiliki nilai komersial tinggi.

30 orang istri nelayan tersebut diberi pelatihan di Aula Poltek. Direktur Poltek, Ir. Asmudji, MM, menegaskan pelatihan ini bertujuan untuk memanfaatkan hasil laut dengan sentuhan teknologi.

“Ini bukan teknologi baru, tapi perlu dikenalkan ke masyarakat sebagai wadah pembelajaran skill (ketrampilan, Red) tentang pengembangan potensi laut,” paparnya.

Selama ini para nelayan Puger kurang bisa memanfaatkan hasil ikan tangkapan mereka, terutama saat panen ikan melimpah. “Kan sayang kalau ikan-ikan tidak ada harganya,” ujarnya.

Dengan pelatihan ini diharapkan para nelayan akan dapat meningkatkan nilai jual ikan dengan mengolahnya menjadi abon. Sedangkan menurut Ketua Penyelenggara Pelatihan, Ir. Suci Wulandari, M.Si, kegiatan ini didukung Disperindag untuk mengangkat kemandirian nelayan Puger.

“Sifatnya Disperindag ini sebagai pendampingan. Sehingga ada transfer teknologi kepada masyarakat,” ujarnya.

Selain wujud dukungan bantuan alat-alat pelatihan, semisal alat pengepres, kompor, tempat penggorengan dan juga siller.

Selain bisa dikembangkan sebagai industri, juga bisa untuk menambah hasil pendapatan keluarga nelayan. “Dan Alhamdulillah permintaan abon itu kian naik,” ujarnya.

Untuk menumbuhkan minat warga Puger, ada nelayan binaan yang sukses sebagai pengusaha tepung ikan sebagai pakan ternak sebagai motivator sengaja didatangkan.

“Tinggal hal penting semisal packaging (pengemasan), kontrol kualitas dan juga masalah kebersihan dan rekomednasi Depkes, bisa dipasarkan ke luar,” ujar Kepala UPT Pakan Ternak, Poltek Jember ini.

Soal keunggulan abon ikan lebih baik dibanding abon daging sapi. Selain non-kolesterol juga bisa dikonsumsi semua kalangan usia. “Abon ini mengandung Omega – 3 untuk perkembangan otak dan daya tahan tubuh,” ujarnya.

Yang terpenting abon dibuat tanpa bahan pengawet karena dengan teknologi yang tinggi sehingga kualitasnya tetap terjaga meski disimpan dalam kurun waktu tertentu. (RI-1)

Selengkapnya...

Ribuan Suara Buruh Kebun Potensi Hilang

Jember – Tingginya angka golput di Jember selama beberapa kali Pilkada, naga-naganya bakal terjadi lagi pada Pemilu 2009 mendatang. Potensi golput yang ada diperkirakan bakal terjadi di daerah perkebunan juga.

Bahkan angka tersebut diprediksi mencapai ribuan suara khususnya dari buruh. Hilangnya hak suara tersebut menurut Lembaga Studi Kebijakan dan Analis Sosial (Sketsa) bias disebabkan karena teknis pendataan hingga kartu undangan pemilih yang tidak akurat.

Salah satu aktivis Sketsa, Ahmad Hanafi mengatakan berdasarkan pemetaannya daerah terpencil yang didominasi kalangan buruh perkebunan itu terdiri dari 6 Kecamatan.

Diantaranya, Sumberbaru, Tanggul, Bangsalsari, Panti, Tempurejo, Silo dan Kecamatan Sumberjambe.

"Total suara di enam Kecamatan itu ada sekitar 43.356 suara. Kita prediksi sepertiga dari total suara itu akan hilang jika tidak diberi pendidikan dan sosialisasi pemilu legislatif," papar Hanafi.

Ditambah dari total suara itu, 20.890 suara laki-laki dan 22.461 suara perempuan itu kondisi pemilih masih banyak yang buta aksara.

"Perlu beberapa waktu untuk memberikan pemahaman kepada pemilih perihal teknis pemungutan suara. Minimal sosialisasi Pemilu itu lebih digencarkan,” ujarnya lagi.

Selama ini, factor lain yang mempengaruhi suara hilang itu karena kesalahan teknis diantaranya sosialisasi pencoblosan terhadap ribuan caleg, dan puluhan partai politik peserta pemilu yang memakan kartu suara sangat lebar.

Hanafi, mengatakan mereka sangat mendesak diberi pendidikan dan latihan terutama terhadap para buruh perkebunan. Minimal beberapa bulan sebelum pemungutan suara dilakukan bisa dilaksanakan.

Anggota KPUD Jember Devisi Sosialisasi M Ekhsan mengakui, angka orang yang memiliki hak suara tapi tidak tersalurkan alias golput di Jember masih tinggi.

Seperti di Pemilu Gubernur Jatim kemarin suara sah ada 804.984, suara tidak syah mencapai 24.874 suara. Yang mengejutkan suara golput mencapai 880.377 suara.

Dia mengaku sepakat dengan langkah pendidikan pemilih di daerah terpencil terutama di kalangan buruh perkebunan. KPU tahun 2008 hanya melakukan sosialisasi secara terbatas, karena terbentur anggaran sosialisasi Rp 2 juta per kecamatan. (RI-1)

Selengkapnya...

Parkir Berlangganan Efektif 1 Januari 2009




Jember - Saat ini Dinas Perhubungan akan lebih menggencarkan kegiatan sosialisasi tentang Perda Parkir Berlangganan. Mengingat mulai 1 Januari 2009 mendatang, parkir berlangganan akan diterapkan di Kab. Jember.

Selain sosialisasi berbagai persiapan dan langkah konkrit ditempuh oleh UPT Parkir Dinas Perhubungan sebagai pelaksana terhadap seluruh Jukir guna mendapat pengarahan yang bersifat tehnis untuk menekan berbagai kendala dan persoalan di lapangan.

Menurut Kepala UPT Parkir Dinas Perhubungan, Samsul Hidayat, S.Sos, nantinya para pemilik kendaraan bermotor roda 4 dan roda 2 dikenakan parkir berlangganan dengan cara membayarnya setiap memperpanjang atau membayar pajak kendaraanya di Samsat.

Sementara itu Jukir masih memungut ongkos setiap kendaraan yang parker yang diketahui bukan kendaraan Jember atau kendaraan yang diketahui belum membayar pajak di Samsat.

“Para Jukir ini akan tetap mengenakan biaya parkir untuk kendaraan yang berasal dari luar kabupaten dan juga kendaraan yang berasal dari Kab. Jember sendiri, namun belum memperpanjang STNK,” cetusnya.

Namun Samsul Hidayat memperkirakan, parkir berlangganan ini akan berjalan optimal pada tahun 2011 mendatang. Sehingga, praktis selama 2 tahun ke depan, masyarakat masih dalam tahap transisi. Meskipun begitu, kata Samsul Hidayat, Jukir akan tetap mendapat honor sesuai dengan masa kerja mulai dari 0 tahun dan seterusnya, antara Rp 125 ribu hingga Rp 250 ribu per bulannya, selain ada tambahan lainnya. (RI-1)

Selengkapnya...

Gencarkan Posyandu Melalui Quis




Jember – Pemkab Jember kembali gencar melakukan pos pelayanan terpadu (Posyandu) dengan sejumlah cara. Diantaranya dengan menggairahkan dan memacu semangat kader posyandu dalam menjalankan tugasnya.

Salah satu kiat yang bisa dilakukan yakni dengan cara diadakannya quis diantara mereka. Kegiatan quis seperti itu paling tidak akan dapat meningkatkan gairah dan kreasi dalam bekerja dan melaksanakan tugas para kader posyandu sebagai relawan dalam membantu memberikan layanan kesehatan dan pendidikan keluarga kepada masyarakat.

Hal ini mulai dilakukan pada hari Sabtu, 13 Desember lalu yang dimotori oleh Dinas Kesehatan. Quis yang juga disiarkan lewat media cetak dan elektronik ini, diharapkan akan semakin memperkenalkan aktivitas kader poysandu ke masyarakat luas.

Menurut Dr Olong Fajri Maulana, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, bahwa kegiatan quis sebagaimana yang sudah dilaksanakan, dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan kreatifitas kader posyandu yang kebanyakan diikuti oleh ibu-ibu PKK dimasing-masing kecamatan.

Dengan demikian Olong berharap masyarakat yang menjadi sasaran posyandu, bisa hadir setiap bulan di posyandu. “Kadernya juga harus bisa lebih meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya, agar mutu pelayananya bisa meningkat pula,” tandasnya.(RI-1)

Selengkapnya...

BBJ Belum Mampu Jadi Branded City

Jember – Bulan Berkunjung Jember (BBJ) yang dilaksanakan Pemkab Jember tiap bulan Agustus diakui masih banyak yang perlu dibenahi. Jika BBJ itu sebagai perwujudan Creative Tourism, maka harus menjadi branded kota . Namun menurut sejumlah pengamat pariwisata ini belum terjadi.

Padahal selama ini event BBJ, sudah menghabiskan puluhan miliar rupiah dengan harapan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Jember, menarik wisatawan dalam dan luar negeri, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat Jember. Jangankan mewujudkan hal-hal diatas, menjadi pencitraan (brand) saja belum.

Menurut salah satu tokoh pariwisata Jember, Adi Hidayat, padahal esensi dari pengembangan wisata adalah kreatif tourisme berbasis kreatifitas masyarakat, termasuk Pemerintah Daerah setempat, wisatawan, pendidikan, investor, dan pengusaha.

Pariwisata tidak bisa berkembang di daerah apabila tidak ada kontribusi positif dari kesemua elemen ini.

“Jika bicara pariwisata Jember, maka harus berangkat dari upaya kongkrit untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan atribut pariwisata Jember. Konsep Branding, diakui sangat penting. Terutama BBJ,” ujarnya.

Adi, menilai hal itu sebagai nilai kreatifitas itu tadi. Penciptaan branding itu sangat kuat agar dikenali masyarakat dan wisatawan. Tentu saja BBJ harus berkesinambungan, dan merancang program lebih berkembang ke depan.

Adi mengusulkan, ada beberapa hal yang perlu ditambah dalam BBJ kali ini, diantaranya kelompok biro perjalanan (BPW) harus dijadikan prioritas utama pembenahan. Kaerna ujung tombak kegiatan pariwisata adalah di BPW, yang memiliki paket dan fungsi wisata.

Lantas, kualitas SDM pendukung pariwisata Jember yang harus disiapkan. Termasuk membangun jejaring kemitraan dengan institusi pendidikan pariwisata seperti Akademi Pariwisata Muhammadiyah untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan professional.

Menyiapkan daya dukung obyek wisata dalam mendukung BBJ. Perencanaan hingga pengembangan kawasan wisata menjadi yang penting. Karena tahapan itu ada marketing research, sitational analysis, dan marketing target, hingga tourism promotion.

Tidak ketinggalan mengusung produk wisata unggulan. Semisal, Jember Kota Wisata Pesantren. Perkebunan, hingga Agrowisata. Selain itu menyiapkan dukungan transportasi wisata. Sehingga BBJ yang dicanangkan Pemkab didukung sarana yang baik. “Perlu ada transportasi khusus bagi wisatawan yang berkunjung ke Jember, seperti shuttele bus di Bali. Keberadaan Bandara juga menjadi kunci, keberhasilan pariwisata Jember, “ ujar Adi.

Hal ini, juga dibenarkan oleh Ir Sujatmiko, Ketua Kosgoro yang juga anggota DPRD Jember 2004-2009. Sebelum BBJ digelar, maka piranti dan kesiapan masyarakat, serta komponen pariwisata dibenahi. “Sehingga kalau mau ke Jember itu, mau lihat apa. Program pariwisata ke mana, dan ada apa di Jember. Tidak melihat pertandingan dan event olah raga di Jember saja,” ujar Jatmiko. (RI-1)

Selengkapnya...

Satlak PB Siapkan Dana 300 juta

Jember – Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Jember pada akhir tahun ini mempersiapkan anggaran sebesar Rp. 300 juta untuk menanggulangi bencana yang terjadi di Jember.

Hal ini disampaikan oleh Koordinator Satlak Jember, Drs Edy Budi Susilo Msi, usai rapat koordinasi pebnanggulangan bencana. Menurutnya dana sebesar itu untuk mencukupi kegiatan satlak dalam menangani terjadinya bencana pada akhir tahun.

”Selain dana kami juga telah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti perahu karet, mobil operasional, dan lain sebagainya,” ujarnya senin (15/12).

Berulangkali kali menurut Edy tim satlak diminta untuk melakukan recek atas kesiapan berbagai peralatan yang ada. Selain itu juga diadakan simulasi di beberapa wilayah rawan bencana.

Diantara daerah rawan bencana yang sudah dilakukan simulasi sehingga masyarakatnya siap menghadapi bencana yakni Panti, Puger, Ambulu dan Silo.

”Simulasi telah beberapakali kita lakukan sehingga diharapkan mampu malakukan antisipasi dan mengatasi bencana secara dini sambil menunggu bantuan dari Satlak,” imbuhnya. (RI-1)

Selengkapnya...

TA Hampir Habis, Dana Proyek Banyak Yang Belum Cair

Jember – Sejumlah rekanan menjerit karena prosedur, dan sulitnya pengurusan administrasi pencairan termin ketiga senilai 5 %. Sementara itu, waktu deadline semakin dekat dengan tutup Tahun Anggaran (TA). Jika melebihi tahap akhir tutup anggaran dana tersebut akan disetorkan kembali ke Kas Da, karena alasan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tidak terserap.

Modus ini, dikhawatirkan akan terjadi mengingat banyak anggaran yang belum terserap, dan naga – naganya akan dialihkan untuk kepentingan lain melalui persetujuan terselubung dengan DPRD.

Rekanan yang ogah dinamakan ini mengatakan bahwa birokrat dan pejabat Dinas PU sempat mengeluarkan ancaman dana itu akan hangus jika tidak bisa diselesaikan administrasinya tanggal 15 Desember 2008.

Selain karena ada indikasi dipersulit, juga ada indikasi disengaja oleh para birokrat untuk tidak mencairkan keuangan 5 % itu. Hingga Jumat (12/12) sore lalu puluhan rekanan, baik direktur dan kuasa direktur berkumpul di halaman kantor PU Pemkab Jember untuk mengurusi hal itu.

Mereka rata – rata mengeluhkan prosedur tahun 2008 yang tidak lazim seperti tahun sebelumnya. Jika di tahun sebelumnya surat menyurat tidak rumit, kali ini alasan birokrat macam – macam. Ada yang karena takut ada pemeriksaan BPK, ada pula yang takut karena ada aturan baru dari Keuangan.

Sulitnya lagi, pencairan anggaran itu tidak lagi di instansi setempat tapi jadi satu di kantor Kasda. Ditambah lagi, disiplin pegawai Dinas PU juga dinilai sangat tidak bagus.

Baik itu kepala UPTD, hingga pengawas. Rekanan harus bolak balik, ke UPTD jika berkasnya dinilai perlu direvisi. Sementara kepala UPTD tidak mesti stand by di kantor Kecamatan. Jika jarak kantor UPTD dengan Kota saja 40 km, atau 20 km tentu sangat memberatkan. Sementara belum tentu Kepala UPTD tempat proyek dilaksanakan stand by di kantor.

“Kita tunggu di Kantor PU ternyata tidak ada petugasnya. Pengawas juga tidak ada, ini bagaimana kalau begini. Di sisi lain, kita diancam anggaran termin bisa hangus jika administrasi melebihi tanggal 15 Desember,” ujar rekanan yang tidak mau disebutkan namanya. (RI-1)

Selengkapnya...

Baru Selesai Dibangun, Jembatan 300 juta Ambrol

Jember – Proyek pembangunan peningkatan jembatan Desa Darungan – Darsono, Kecamatan Arjasa, oleh CV Cipta Selaras, ambrol. Bahkan kondisinya nyaris tidak bisa digunakan. Sebab, tulangan, dan tanggul plengsengan jembatan jebol. Diduga bahan campuran semen, dan batu tidak sesuai besaran teknis (bestek, Red) yang ditentukan konsultan.

Data yang digali, warga Desa Darungan, dan Darsono, kini ketar - ketir saat melintasi jembatan ambrol tersebut. Warga khawatir jika sewaktu – waktu jembatan itu ambrol seluruhnya. Saat ini, kurang lebih 40 persen bangunan jembatan konstruksinya runtuh ke dasar sungai.

Sementara, di pinggir sisi kanan terlihat menganga. Proyek peningkatan jembatan Jembatan menggunakan APBD Tahun Anggaran 2008 ini, mulai dikerjakan CV Cipta Selaras, sejak tanggal 24 Juli 2008, dan berakhir ke penyerahan tanggal 20 Nopember 2008.

Jembatan diketahui ambrol sekitar hari Kamis (11/12) pukul 04.00 WIB dinihari setelah hujan mengguyur rintik – rintik di wilayah Kabupaten Jember selama sehari semalam. Kali pertama yang jebol adalah tebing sisi sebelah kanan, dan kemudian plengsengan jembatan juga ambrol.

Proyek senilai Rp 342.300.000 ini, kini mengancam keselamatan warga setempat yang melitnasi Jembatan. Tak jarang warga memilih jalan memutar untuk sampai di tempat tujuan, baik dari Desa Kemuning, hingga ke Desa Darsono, Kecamatan Arjasa.

Salah satu warga setempat mengatakan dia mengetahui kejadian ambrolnya jembatan itu terutama di tebing sisi kanan sebelum jembatan. Suaranya bergemuruh saat tanah berkubik – kubik itu ambrol ke jalan. Setelah itu saat ditelusuri ternyata bangunan jembatan juga jebol.

Kades setempat, Badrus, membenarkan kejadian tersebut. Dia bersama warga dan aparat Koramil, serta Kodim berusaha membersihkan jalur penghubung transportasi warga antar dua desa tersebut. Tanpa bantuan alat berat, mereka bekerja bergotong royong menyisihkan tanah longsoran itu ke tepi, dibantu warga setempat.

“Kita yang mengerjakan bersama warga, dibantu aparat Koramil setempat," ujar.

Kades Badrus, meminta kepada CV Cipta Selaras untuk segera memperbaikinya. Sebab, pekerjaan itu masih dalam tahap pemeliharaan dan tanggungjawab CV yang mengerjakan. Jika tidak masyarakat akan meminta kepada Dinas PU untuk memblack list rekanan yang bersangkutan. (RI-1)

Selengkapnya...

Sat Pol PP Minta PArpol Turunkan Atribut Kampanye

Jember - Entah merasa iri dengan kabupaten tetangga atau memang mempunyai inisiatif sendiri, Satpol PP Jember mulai mengimbau parpol dan calon legislator (caleg) di Jember agar tidak memasang atribut politik di sepanjang jalur segi tiga emas (Jl A. Yani, Jl Trunojoyo, Jl Cokroaminoto, Jl Gajah Mada, dan Jl Sultan Agung).

"Dan sebaiknya yang sudah terpasang untuk diturunkan saja, daripada diturunkan oleh Sat Pol PP, karena berbagai atribut parpol itu mengurangi keindahan kota," ujar Kasat Pol PP, Sunyoto.

Pernyataan KAsat Pol PP ini muncul sehari sesudah Sat pol PP Lumajang menurunkan bendera dan atribut parpol dan caleg yang tetap terpasang di jalan-jalan atau zona larangan.

Memang selama ini kawasan segi tiga emas JEmber sebenarnya harus bersih dari segala bentuk spanduk, banner, maupun bendera. Namun saat ini kondisinya jauh berbeda dan tidak sesuai dengan Perda, karena atribut parpol merata dan memenuhi zona segitiga emas tersebut dan zona larangan lain.

Selain itu Sunyoto juga menghimbau kepada pengurus parpol untuk memasang atribut parpolnya dengan mengindahkan kenyamanan serta keamanan umum. Kasat Pol PP mencontohkan di luar kawasan segi tiga emas, para caleg dan parpol banyak memasang bendera raksasa yang dipasang melebihi ketinggian pohon rawan roboh jika ada angin kencang.

"Keselamatan umum, harus dipertimbangkan, kalau misalnya bendera parpol itu roboh dan mencelakai orang lain, lantas yang bertanggung jawab siapa?" tanyanya. Untuk itu, semua pihak diminta mentaati perda yang ada. (RI-1)

Selengkapnya...

Satlak Minta Kepala Wilayah Waspada Bencana

Jember - Tim Satlak Penanggulangan Bencana Jember melalui koordinatornya, Drs H. edy Budi Susilo Msi, menghimbau pada semua pimpinan wilayah di kecamatan dan kelurahan ataupun desa untuk selalu waspada dan tanggap akan terjadinya bencana.

"Jika sudah terjadi bencana, maka secepatnya memberikan laporan ke Pemkab dalam hal ini Satlak, dan lebih baik lagi ikut mengantisipasi terjadinya bencana," ujarnya.

Persiapan menangani korban bencana-pun juga harus dimiliki oleh pimpinan wilayah masing-masing. "Sehingga Satlak dengan cepat dan mudah berkoordinasi dengan unit kerja terkait agar segera turut menangani korban bencana termasuk rehabilitasinya," tutur Edy usai meninjau sejumlah daerah rawan bencana.

Sejumlah daerah yang perlu diwaspadai terjadi bencana diantaranya selain desa Wonoasri kecamatan tempurejo adalah lerenga Argopuro khususnya Panti. Desa Kemuning Lor kecamatan Arjasa, lereng bukit gumitir kecamatan Silo dan sekitar perkebunan dan wilayah Perhutani di Silo.

Daerah lain yang tergolong langganan banjir diantaranya di sejumlah desa di kecamatan Wuluhan, Balung, Bangsalsari, Rambipuji dan Kencong.

Di sisi lain Kepala Dinas Pengairan Jember, Ir H. Rasyid Zakaria mengatakan pihaknya bakal secara terus menerus turut memantau terjadinya penyumbatan saluran sehingga air meluber ke jalan dan kembali memperbaiki tanggul-tanggul atau plengsengan yang jebol tergrus air bah.

Seperti misalnya yang terjadi di desa Wonoasri dan Curahnongko beberapa hari lalu. Jebolnya tangkis di dua titik di bagian hulu Sungai Curahnongko sepanjang 15 meter itu langsung dilakukan perbaikan bersama pihak desa, PTP dan dibantu warga setempat.

Padahal sebelumnya menurut Rasyid, untuk mengantisipasi terjadinya banjir ini, pihaknya sudah melakukan normalisasi dengan melakukan pengerukan sepanjang 900 meter dengan lebar 6 meter. (RI-1)

Selengkapnya...

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan