Ribuan Suara Buruh Kebun Potensi Hilang

Jember – Tingginya angka golput di Jember selama beberapa kali Pilkada, naga-naganya bakal terjadi lagi pada Pemilu 2009 mendatang. Potensi golput yang ada diperkirakan bakal terjadi di daerah perkebunan juga.

Bahkan angka tersebut diprediksi mencapai ribuan suara khususnya dari buruh. Hilangnya hak suara tersebut menurut Lembaga Studi Kebijakan dan Analis Sosial (Sketsa) bias disebabkan karena teknis pendataan hingga kartu undangan pemilih yang tidak akurat.

Salah satu aktivis Sketsa, Ahmad Hanafi mengatakan berdasarkan pemetaannya daerah terpencil yang didominasi kalangan buruh perkebunan itu terdiri dari 6 Kecamatan.

Diantaranya, Sumberbaru, Tanggul, Bangsalsari, Panti, Tempurejo, Silo dan Kecamatan Sumberjambe.

"Total suara di enam Kecamatan itu ada sekitar 43.356 suara. Kita prediksi sepertiga dari total suara itu akan hilang jika tidak diberi pendidikan dan sosialisasi pemilu legislatif," papar Hanafi.

Ditambah dari total suara itu, 20.890 suara laki-laki dan 22.461 suara perempuan itu kondisi pemilih masih banyak yang buta aksara.

"Perlu beberapa waktu untuk memberikan pemahaman kepada pemilih perihal teknis pemungutan suara. Minimal sosialisasi Pemilu itu lebih digencarkan,” ujarnya lagi.

Selama ini, factor lain yang mempengaruhi suara hilang itu karena kesalahan teknis diantaranya sosialisasi pencoblosan terhadap ribuan caleg, dan puluhan partai politik peserta pemilu yang memakan kartu suara sangat lebar.

Hanafi, mengatakan mereka sangat mendesak diberi pendidikan dan latihan terutama terhadap para buruh perkebunan. Minimal beberapa bulan sebelum pemungutan suara dilakukan bisa dilaksanakan.

Anggota KPUD Jember Devisi Sosialisasi M Ekhsan mengakui, angka orang yang memiliki hak suara tapi tidak tersalurkan alias golput di Jember masih tinggi.

Seperti di Pemilu Gubernur Jatim kemarin suara sah ada 804.984, suara tidak syah mencapai 24.874 suara. Yang mengejutkan suara golput mencapai 880.377 suara.

Dia mengaku sepakat dengan langkah pendidikan pemilih di daerah terpencil terutama di kalangan buruh perkebunan. KPU tahun 2008 hanya melakukan sosialisasi secara terbatas, karena terbentur anggaran sosialisasi Rp 2 juta per kecamatan. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan