BBJ Belum Mampu Jadi Branded City

Jember – Bulan Berkunjung Jember (BBJ) yang dilaksanakan Pemkab Jember tiap bulan Agustus diakui masih banyak yang perlu dibenahi. Jika BBJ itu sebagai perwujudan Creative Tourism, maka harus menjadi branded kota . Namun menurut sejumlah pengamat pariwisata ini belum terjadi.

Padahal selama ini event BBJ, sudah menghabiskan puluhan miliar rupiah dengan harapan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Jember, menarik wisatawan dalam dan luar negeri, serta meningkatkan taraf hidup masyarakat Jember. Jangankan mewujudkan hal-hal diatas, menjadi pencitraan (brand) saja belum.

Menurut salah satu tokoh pariwisata Jember, Adi Hidayat, padahal esensi dari pengembangan wisata adalah kreatif tourisme berbasis kreatifitas masyarakat, termasuk Pemerintah Daerah setempat, wisatawan, pendidikan, investor, dan pengusaha.

Pariwisata tidak bisa berkembang di daerah apabila tidak ada kontribusi positif dari kesemua elemen ini.

“Jika bicara pariwisata Jember, maka harus berangkat dari upaya kongkrit untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan atribut pariwisata Jember. Konsep Branding, diakui sangat penting. Terutama BBJ,” ujarnya.

Adi, menilai hal itu sebagai nilai kreatifitas itu tadi. Penciptaan branding itu sangat kuat agar dikenali masyarakat dan wisatawan. Tentu saja BBJ harus berkesinambungan, dan merancang program lebih berkembang ke depan.

Adi mengusulkan, ada beberapa hal yang perlu ditambah dalam BBJ kali ini, diantaranya kelompok biro perjalanan (BPW) harus dijadikan prioritas utama pembenahan. Kaerna ujung tombak kegiatan pariwisata adalah di BPW, yang memiliki paket dan fungsi wisata.

Lantas, kualitas SDM pendukung pariwisata Jember yang harus disiapkan. Termasuk membangun jejaring kemitraan dengan institusi pendidikan pariwisata seperti Akademi Pariwisata Muhammadiyah untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan professional.

Menyiapkan daya dukung obyek wisata dalam mendukung BBJ. Perencanaan hingga pengembangan kawasan wisata menjadi yang penting. Karena tahapan itu ada marketing research, sitational analysis, dan marketing target, hingga tourism promotion.

Tidak ketinggalan mengusung produk wisata unggulan. Semisal, Jember Kota Wisata Pesantren. Perkebunan, hingga Agrowisata. Selain itu menyiapkan dukungan transportasi wisata. Sehingga BBJ yang dicanangkan Pemkab didukung sarana yang baik. “Perlu ada transportasi khusus bagi wisatawan yang berkunjung ke Jember, seperti shuttele bus di Bali. Keberadaan Bandara juga menjadi kunci, keberhasilan pariwisata Jember, “ ujar Adi.

Hal ini, juga dibenarkan oleh Ir Sujatmiko, Ketua Kosgoro yang juga anggota DPRD Jember 2004-2009. Sebelum BBJ digelar, maka piranti dan kesiapan masyarakat, serta komponen pariwisata dibenahi. “Sehingga kalau mau ke Jember itu, mau lihat apa. Program pariwisata ke mana, dan ada apa di Jember. Tidak melihat pertandingan dan event olah raga di Jember saja,” ujar Jatmiko. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan