Sering Mukuli SIswa, Guru Didesak Dimutasi

Jember - Gara-gara mendapat laporan dari anaknya telah dikeplaki (dipukuli kepalanya,Red), sejumlah wali murid tak terima dan mendatangi kantor SDN Sukorejo II Kecamatan Bangsalsari, Selasa (26/8).

Nyaris saja terjadi main hakim sendiri terhadap oknum guru bernama Drs Turiyat yang disebut – sebut sebagai pelaku kekerasan dan biang traumatic terhadap anak – anak mereka.

Sejumlah wali murid kelas IV dan VI SDN setempat ini dikoordinatori Ahmad Syakroni, dan Irfan, sebelumnya mengakui beberapa hari terakhir ini anak – anak mereka takut berangkat sekolah, dan trauma karena ada guru kejam bernama Drs Turiyat – pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia.

Setelah mendengar cerita anak – anak mereka sejumlah wali murid yang kebanyakan bertetangga itu “nggeruduk” kantor SDN Sukorejo II tersebut meminta pertanggungjawaban Kepala Sekolah (Kasek) setempat dan pelaku kekerasan terhadap anak mereka itu.

Mereka menuntut oknum guru bernama Drs Turiyat itu dikeluarkan dari sekolahan setempat sebagai pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia ke tempat lain. Jika tidak anak – anak mereka akan ditarik dari sekolahan itu dan pindah ke sekolah lain.

Mendapati itu Kasek SDN Sukorejo II Drs Syaikun, Msi, mengaku kaget mendengar pengakuan wali murid tersebut. Bahkan dirinya tidak tahu sama sekali masalah itu hingga sampai terjadi pemukulan, dan tindak kekerasan yang dilakukan oknum gurunya.

“Kita masih lakukan penyelidikan dan memintai keterangan oknum guru yang dituduh tersebut. Selanjutnya jika terbukti maka dirinya akan melakukan langkah dan sanksi termasuk teguran di tahap awal,” ujar Kasek Syaikun.

Suasana semakin memanas kala oknum guru Drs Turiyat, diminta dihadirkan di ruangan kelas menemui sejumlah wali murid dimediatori oleh Kasek setempat. Sejurus kemudian oknum guru ini mendapat cercaan, celaan, dan hujatan dari wali murid yang tak terima anak mereka dipukuli.

Guru Turiyat, saat memberi penjelasan langsung dipotong sejumlah wali murid dan meminta pertanggungjawaban. Oknum guru ini beralasan terpaksa memukul anak didik mereka agar segera mengumpulkan tugas yang diberikan sebelumnya.

“Sebelum diberi nilai itu saya ambil, dan saya koreksi. Lalu diambil para murid itu sendiri, karena berebut saya melakukan itu untuk menertibkan,” ujar guru Turiyat.

Tapi, pernyataan guru ini tak diterimakan wali murid. Yang jelas mereka tetap menuntut oknum guru ini dimutasi, dan diberi sanksi. “Jangan hanya minta maaf saja. Kok begitu mudahnya minta maaf,” ujar Syakroni.
Saat itu guru Turiyat ini sudah mengakui kekhilafannya dan membenarkan pengakuan siswanya yang mengaku dipukul dengan tangan bercincin akik ke kepala mereka. Suasana panas ini nyaris tak terkendali.

. Hingga akhirnya datang Drs Djumari, Kabid TK SD , Diknas Pemkab Jember yang berjanji akan memproses kasus ini hingga ke Kabupaten. “Kita menunggu laporan dari UPTD setempat untuk kita proses lebih lanjut,” tukasnya. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan