Warga PAnti Dilatih Antisipasi Bencana

Ket. Foto: Asisten II Pemkab Jember, H. Edy Budi Susilo, bersama relawan bencana di Panti.

Jember - Antisipasi bencana alam menjadi hal yang penting agar tidak terulang lagi atau meminimalisir terjadinya korban lebih banyak ketika terjadi bencana. Hari ini, Jumat (29/8) selama sehari Pemkab Jember bersama Japan International Coorporated Agency (JICA) menggelar workshop III penanggulangan bencana di Desa Kemiri-Panti Jember.

Workshop diikuti oleh 100 orang dari warga sekitar dan relawan se-Kabupaten Jember. Pelaksaan workshop tersebut juga berbeda dengan workshop biasa, kai ini ditempatkan di Balai Desa Kemiri dan dilanjutkan dengan pretek informasi awal kondisi alam sampai dengan evakusi korban yang ditempatkan di Dusun Delima.

Menurut perwakilan JICA, Mayu Wanatabe, pelaksanaan workshop sengaja ditempatkan di Panti, karena daerah itu pernah terkena bencana banjir bandang pada tahun 2006 lalu. “Lewat sosialisasi dalam pelatihan itu diharapkan secara khusus warga Panti dan daerah lain yang rawan bencana dapat mengnatisipasi jika sewaktu-waktu terjadi banjir,” tuturnya dengan bahasa Indonesia yang sedikit kurang lancar.

Beberapa warga yang terlibat dalam workshop berasal dari daerah sekitar lokasi bencana, seperti dari 3 dusun yakni Dusun Delima, Krajan dan Kantong yang dianggap rawan bencana banjir bandang.

Melihat kegiatan itu Asisten II yang juga sebagai wakil ketua Satlak BP Jember menganggap partisipasi dari masyarakat cukup bagus. “Karena dalam praktek evakuasi yang ditunjukkan masyarakat Dusun Delima ternyata banyak yang ikut terlibat baik tua maupun muda,” tandas Edy B Susilo di tengah-tengah kerumunan peserta.

Namun juga diingatkan oleh Wakil Ketua Satlak Kabupaten Jember, perlu dilakukan kegiatan yang sama yang terus menerus untuk dilakukan kepada masyarakat yang rawan bencana. “Sehingga dengan kejadian yang sesungguhnya masyarakat sudah akan paham pada tugasnya, siapa yang memberikan info, siapa yang mengevakuasi sampai pada kesiapan alatnya,” terangnya.

Misalnya, alat penghubung yang dimiliki seperti Handy Talky atau Hand Phone saat digunakan sedang rusak. “Maka petugas bisa mencari alternative penggunaan alat lain seperti kentongan yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya,” pintanya. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan