UPK Jember Menjadi Embrio Terbentuknya BUM Desa

(Infokom) Jember - Program pemberdayaan mayarakat miskin dari profensi lewat Gerdu Taskin yang mengelola keuangan bagi pelaku usaha mikro dikucurkan sejak tahun 2002 sampai sekarang di tahun ke tujuh ini banyak sektor yang merasakan kehadirannya.

Untuk kemarin selama 3 hari mulai tanggal 17-19 Juni 2008 di aula RM Sumber Nikmat dilaksanakan pelatihan pengelolaan UPK (Unit Pengelola Keuangan) “Hal itu dilakukan untuk penyegaran pelaku UPK yang telah berjalan cukup lama melayani usaha ekonomi mikro di masyatakat kita,”ungkap Kepala Bapemas Jember Hardiyano saat selesai membuka acara itu.

Lewat pelatihan yang diperuntukkan bagi ketua, sekretais dan bendahara UPK sejumlah 56 UPK se Kabupaten Jember yang dilaksanakan 3 tiga tahap. “Penyegaran itu sekaligus bermanfaat untuk penyegaran kembali terhadap administrasinya, keuangan, pengelolaanya, pengembangan dan utamanya kepada pengurus karena dana itu bukan hibah,”tandasnya.

Selain itu diharapkan dengan pelatihan itu selama 3 hari dengan bebagai materi ada peningkatan masing-masing lembaga UPK di desa. “Karena secara kelembagaan akan dilakukan penilaian apakah UPK masuk peringkat lebih baik atau tidak,”tambahnya.

Katagori UPK menurut Kepala Bapemas ada 4 tingkatan mulai terbaik yakni sehat, cukup sehat, kurang sehat sampai tidak sehat. “Diakui UPK di Jember masih belum ada yang masuk katagori sehat sehingga diharapkan dengan adanya pelatihan ada yang masuk ke katagori itu,”pungkanya.

Penentuan katagori itu lebih lanjut menurut Hardiyanto ditentukan oleh profensi. “Apakah 56 lembaga UPK di Jember masuk katagori sehat atau tidak sangat tergantung dari pelaku itu sendiri,”tambahnya.

Tidak saja perbaikan dari pengelolaam dan kelembagaan seluruh UPK yang di Jember namun diharapakan menjadi embrio dan perubahan kelembagaan itu sendiri menjadi BUM Desa.

“Tidak saja mengelola simpan pinjam yang akan ditekuni oleh UPK di Jember nantinya diharapkan menjadi BUM (Bandan Usaha Milik) Desa karena UPK akan dijadikan embrio terbentuknya BUM Desa,”terang Hardiyanto.

Perkembangan perubahan kelembangaan menurut Kepala Bapemas Jember yang sebentar lagi punya gawe BBGR 3 Juli 2008 di Alon-alon Jember. “Tentunya perubahan kegiatannya lebih meluas tidak lagi terkait simpan pinjam untuk usaha riil masyrakat desa, namun pengelolaan bisa melebar saeperti mengelola listrik desa, pasar desa, bank desa atau kegiatan usaha desa lainna bisa ditangani,”tambahnya.

Sejak pasca program yang digulirkan dari profensi, dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jember tidak hanya pembinaan yang telah dilakukan oleh Bapemas Jember sebagai leading sector-nya.

“Namun anggaran yang telah dikucurkan sebagai bentuk upaya pengembangan UPK membantu sektor riil di masyarakat Pemkab Jember mengkucurkan 5 milayar lebih untuk pengembangan usaha itu,”jelas Hardiyanto.

Meski anggaran awal dari propensi dan sekarang dilanjutkan oleh pemerintah daerah dan peruntukkannya bagi masyarakat mikro yang berguna mengembangkan usahanya.
“Namun dengan adanya pengelolaan simpan pinjam lewat UPK diharapkan masyarakat disiplin dan tertib mengembalikan dana itu karena anggaran itu bergulir bagi pelaku usaha lain yang ada di desa itu,”ujarnya. (*/jok)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan