Pasokan Tetap, Namun MItan Tetap Menghilang

Jember - Meski pasokan minyak tanah (Mitan) ke Jember setiap harinya masih tetap sebanyak 330 ribu liter, ternyata mitan juga tetap konsisten menghilang dari pasaran. Selain dikeluhkan warga perkotaan Jember seperti kecamatan Patrang, Sumbersari dan Kaliwates, warga kecamatan lain seperti Rambipuji, Ajung, Arjasa, Jenggawah, Mayang, Silo, Bangsalsari, Tanggul dan lainnya juga mengalami hal serupa.

”Padahal pasokan kita setiap hari tetap ke distributor sebanyak 330 ribu liter, kami juga heran dan kami minta masyarakat aktif melaporkannya ke kami,” ujar Wakil Ketua Hiswana Migas se-eks karesidenan Besuki, Benny Satria.

Bahkan saat ini bukan hanya konsumen rumah tangga saja yang kesulitan mendapatkan mitan. Namun sejumlah pedagang eceran dan toko-toko juga mengaku tidak mendapat kiriman mitan dari pangkalan.

Seperti disampaikan H. Totok, Patrang, menurutnya untuk menunggu kiriman itu harus berhari-hari. Sementara kebutuhan konsumen setiap hari terus meningkat karena tidak ada penjualan sebelumnya. ”Kami tidak bisa menjual minyak tanah karena tidak mendapat kiriman, nyari di pangkalanpun tidak ada, jadi konsumen semakin hari semakin banyak membutuhkan,” ujarnya.

Sehingga setiap mitan datang dapat dipastikan langsung habis dibeli warga. Itupun jauh dari jumlah sebelumnya. ”Kalau sebelum ini pasokan lancar dan stock berlimpah, tetapi setelah ada konversi mitan ke gas ini malah langka, udah langka harganyapun melonjak naik,” imbuhnya.

Naiknya harga mitan itu juga berimbas pada penjual eceran, karena pembelian di pangkalan sudah naik, seperti di Mayang, untuk beli ke pangkalan saja penjual eceran harus beli dengan harga Rp. 3.500. sehingga dijual kepada konsumen sebesar Rp. 4.000 hingga Rp. 4.500, tergantung stock yang ada.

H. Abdul asal Mayang mengaku sudah kesulitan mendapatkan mitan dalam beberapa minggu ini. Sehingga banyak konsumen yang menunggu atau indent dirumahnya

Hal senada juga disampaikan Sarito warga Ambulu, yang mengungkapkan bahwa di Ambulu untuk antri mitan bisa berjam-jam dan tidak jarang kehabisan mitan sehingga harus menunggu berhari-hari lagi untuk mendapatkannya.

Meski begitu harganyapun bisa mencapai Rp. 5.000 perliternya. Sehingga meresahkan warga khususnya yang tidak mampu karena hingga saat ini masih menggunakan mitan, sehingga mitan menjadi kebutuhan pokok bagi mereka. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan