Air RSUD Macet, Ibu Muda Keguguran

“Makan” Korban

Jember – Dalam beberapa hari terakhir saluran air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jember mati. Kemarau panjang ini membawa sial beberapa warga Perkotaan. Bahkan, kejadian memilukan menimpa pasien RSUD dr Soebandi. Pasien naas itu terpaksa kehilangan anak dalam kandungannya saat dirawat rumkit pemerintah ini.

Diduga kuat keguguran yang menimpa Siti Rohimatus (20) warga Kreongan Barat, belakangan PT Gudang Garam (anak dari Bambang Senito) ini, setelah terpaksa bolak balik ke ponten umum di luar ruang bangsal RSUD untuk buang air besar (BB).

Awal cerita, pada tanggal 3 Oktober 2008 kemarin tepatnya hari Jumat Siti, dirawat di RSUD dr Soebandi ini tepatnya di ruang Interna Wanita. Pasien ini masuk rumah sakit karena menderita penyakit Diare alias Disentri.

Yang menyedihkan adalah saat dia ingin BB terpaksa bolak balik ke ponten umum. Tepatnya di seputaran belakang kamar mayat RSUD dr Soebandi (lingkungan RSUD). Jaraknya lumayan jauh dari tempatnya dirawat.

Tentu saja dia tersiksa dengan kondisi ini. Sebab, air kran di toilet / WC kamar mandi RSUD dr Soebandi macet semua. Dengan terpaksa pasien ini diantar keluarga mencari ponten. Yang ada kebetulan hanya di belakang kamar mayat itu.

Tapi sialnya lagi, kondisinya lagi hamil. Pasien diare/disentri ini sedang mengandung anaknya berusia 5 bulan. Diduga karena kontraksi, dan mengalami goncangan kandungan Siti, mengalami keguguran. Tepat di kali ketiganya dia masuk ponten itu.

Ketang, penjaga ponten ini, saat dikonfirmasi membenarkan ada pasien RSUD dr Soebandi yang mengalami keguguran di tempatnya. Dia menghitung sudah kali ketiganya pasien itu masuk ponten, dan baru dia melihat kejadian itu. Lantas dia menolong dan mengevakuasi pasien itu ke dalam RSUD.

Karena mendapati pasien itu keguguran maka dia berusaha menolong. Bahkan keluarga berusaha membopong pasien ini masuk ke dalam Rumkit. Tapi nasi sudah jadi bubur, anak di dalam kandungannya telah meninggal dunia. Sayangnya, keluarga ini tidak menuntut para pihak karena bingung siapa yang harus bertanggungjawab soal ini.

Menanggapi hal ini, Andyx S, dari Lembaga Pendamping Pasien Askeskin yang menerima pengaduan ini mengatakan bahwa RSUD dr Soebandi harus bertanggungjawab dalam kasus ini. Dari segi pelayanan terhadap public, RSUD telah lalai dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat terutama pasiennya.

“Kenapa air toilet sampai macet, dan tidak ada airnya. Kalau pasien diare ada puluhan orang bagaimana,” ujar Andy.

Di sisi lain humas RSUD dr. Soebandi, drg Arif Setyo Argo, menegaskan bahwa terkait laporan pasien keguguran karena air PDAM RSUD macet kemarin. Adalah bukan kesalahan pihak RSUD dan dirinya meminta yang bersangkutan membikin surat laporan dan pengaduan secara tertulis. Baru dia bisa menganalisa dan memprosesnya.

Sebab, orang yang diare itu mempercepat proses keguguran itu karena dari segi medis dia dehidrasi. Jika disebut pelayanan RSUD dr Soebandi kurang maksimal itu akan dipelajari lagi mendalam sebab, ada yang bertanggungjawab soal itu di luar dirinya yakni prasarana dan sarana RSUD. “Silahkan tertulis saja, biar bisa diteliti dan diproses pengaduan itu,” ujarnya. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan