Stok BBM di Jember tetap aman

(Infokom) Jember,
Untuk wilayah Kabupaten Jember pasokan BBM berasal dari Depot Tanjungwangi dan seandainya terjadi kendala pasokan selanjutnya akan diambil dari Surabaya. Namun diakui beberapa hari lalu memang terjadi kekosongan BBM dibeberapa SPBU, tetapi hanya beberapa jam yang diakibatkan faktor transportasi yang cukup jauh dari Banyuwangi ke Jember yang memerlukan waktu berkisar 4 jam.

“Pasokan BBM memang tidak pernah kurang, tetapi pihaknya terus mengendalikan pasokan dari stasiun pengisian BBM dari Tegalwangi agar tidak sampai terlambat, “Ujar FX. Sutrisno distributor BBM untuk wilayah Besuki dan Lumajang saat Rakor Evaluasi Pasca Kenaikan Harga BBM yang dipimpin langsung oleh Assisten II Pemkab Jember, Drs. Edi B. Susilo, Msi, Senin (26/5) kemarin di ruang rapat Pemkab Jember.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa selama ini pihaknya tidak pernah mengurangi pasokan BBM dibeberapa SPBU, namun sifatnya hanya pengendalian dalam rangka mengantisipasi timbulnya para spekulan yang mungkin mencoba memanfaatkan dengan suasana seperti ini.

“Terus terang saja, kita ada kebebasan untuk memberikan toleransi dari rata-rata pembelian harian yang selama ini berdasarkan realisasi 4 bulan terakhir kita tambah 5 s/d 10 persen dengan catatan menjamin SPBU tidak kosong, “jelasnya.

Sedangkan evaluasi realisasi penggunaan BBM di Kabupaten Jember dari 29 SPBU yang satu diantaranya milik Pemkab yang tidak beroperasi dan dalam pembenahan. Dan dari 28 SPBU yang melayani persediaan BBM kepada masyarakat yang sebagian besar tersebar di wilayah kecamatan dan ada 4 SPBU yang melayani Pertamax dan sisanya melayani premium dan solar.

Data realisasi mulai Januari s/d April 2008, untuk premium kebutuhan rata-rata harian sekitar 314 kl, sedangkan berdasarkan realisasi tanggal 1 s/d 23 Mei 2008 ada 361 kl dan ada kenaikan sebesar 15,23 % jadi toleransi 5 s/d 10 % akhirnya bobol juga.

Kemudian kebutuhan solar yang biasanya rata-rata 4 bulan terakhir sebesar 119,67 kl dan berdasarkan data realisasi mulai tanggal 1 sd/ 23 Mei 2008 realisasinya mencapai 150,87 kl atau naik sebesar 26,7 %.

Dan khusus untuk kebutuhan Minyak Tanah (Mitan) yang kontrak dengan agen seharian rata-rata sebesar 330 kl. “Jelas untuk harga BBM berdasarkan harga dipompa, namun demikian Minyak Tanah (Mitan) ini berdasarkan harga instalasi di depot Pertamina, “ujarnya.

Namun demikian hingga saat ini mulai dari awal sebelum pelaksanaan hingga naiknya BBM, mungkin dari sisi BBM tidak ada masalah dan di lokasi SPBU juga aman tidak terganggu, sehingga pelayanan terhadap masyarakat cukup lancar dan kepada masyarakat dan semua pihak, FX. Sutrisno mengucapkan terima kasih yang membantu lancarnya dalam rangka kenaikan BBM.

Terkait dengan rencana konversi minyak tanah ke gas LPG sampai saat ini belum terjadi di Kabupaten Jember, namun demikian karena ini merupakan program pemerintah yang akan berakhir tahun 2009 sudah selesai semuanya. “Hingga saat ini wilayah Jember, untuk pengambilan LPG masih dari lokasi SPBE di Pasuruan, namun saat ini depot LPG masih dibangun di daerah gebang, “jelasnya.

Sampai saat ini berdasarkan Surat Keputusan bersama dengan Menteri Perikanan, keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) yang berada di Puger masih tetap beroperasi dan bulan Mei ini sudah terealisasi BBM sebanyak 64 kl yang dikelola oleh Koperasi dari Perikanan. “Yang jelas di wilayah Puger sudah ada pelayanan sebanyak 64 kl/liter dan harganya sama dengan harga di SPBU, “ungkapnya. (H-2)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan