Probolinggo Juga Tertarik Bank Gakin Jember

Jember – Suksesnya Dinas Koperasi Jember menelurkan gagasan pembentukan Bank Gakin atau Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM), ditambah sukses juga dalam pengelolaannya sehingga mampu mengangkat harkat pengusaha kecil, membuat Kota Probolinggo tertarik untuk tuurut mengembangkannya.

Terbukti rombongan Komisi II DPRD Kota Probolinggo berkunjung ke Jember dan bermaksud belajar atau melakukan studi banding ke Pemkab Jember. Pasalnya, penanganan LKMM di Kota Probolinggo cenderung menghasilkan kredit macet, sehingga diperlukan perubahan sistem yang setidaknya menyamai Bank Keluaga Miskin (Gakin) Jember.

Salah satu anggota komisi II Kota Probolinggo, Matsumarwo, mengatakan, pengelolaan LKMM atau Bank Gakin di Jember cukup bagus. Lantaran, selain tanpa agunan, kredit macetnya nol persen.

“Sebenarnya kami juga meluncurkan program yang hampir mirip dengan Bank Gakin di Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo, tapi sampai dengan saat ini terkendala adanya kredit macet sehingga Lembaga Keuangan kami tidak bisa berjalan lancar,” katanya.

Hal serupa diungkapkan pula oleh Merwi, staf Dinas Koperasi, Energi Negara, Industri dan Perdagangan Pemkot Probolinggo. Ia mengatakan, Pemkot Probolinggo memiliki dana kredit yang bersifat terus dengan total Rp 2,6 Milyar. Dialokasikan sebagai bantuan kredit usaha mikro masyarakat.

“Awalnya eksis, tapi setelah berjalan selama 2 tahun dan kami perbaiki manajemennya, tapi masih saja terjadi kredit macet,” tukasnya.

Oleh karenanya, pihaknya ingin mengetahui lebih jauh soal seluk-beluk mekanisme sistem Bank Gakin Jember yang dikelola oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Jember. “Kami ingin penjelasan lebih jauh mengenai mekanisme manajemennya dan cara pendekatan pada masyarakat supaya mau berpartisipasi dalam kelompoknya,” ungkapnya.

Menurut Asisten Perekonomian Pembangunan Pemkab Jember, Edy Budi Susilo, yang menerima secara langsung rombongan tersebut menjelaskan, perkembangan Bank Gakin Jember saat ini cukup pesat.

Nasabahnya pun semakin melejit, dari 100 orang, kini telah mencapai 4.500 nasabah selama 3 tahun terakhir, terhitung mulai tahun 2005. Yang menjadi nasabah, katanya, dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. “Untuk sementara ini, kalau pola-polanya sudah banyak di daerah lain, tapi Bank Gakin ini mungkin baru satu-satunya di Jawa Timur, bahkan di Indonesia ,” tuturnya.

Lebih lanjut Edy menandaskan, tidak menutup kemungkinan kalau hal ini juga bisa diterapkan di Pemkot Probolinggo yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik kota tersebut dengan sasaran dari kalangan ibu-ibu rumah tangga. “Bank Gakin ini dilakukan dengan sistem bergulir dan tanggung renteng,” cetusnya.

Sementara itu, Kasi Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Jember, Agus Edhi Susanto SE, yang juga hadir pada acara itu menjelaskan, prinsip tanggung renteng Bank Gakin menitikberatkan pada pembangunan solidaritas para nasabah. Maksudnya, bila salah satu anggota kelompok masyarakat (Pokmas) yang terdiri 6 orang itu gagal membayar tanggungannya selama seminggu, maka 5 anggotanya bertanggung jawab memikul tunggakannya. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan