Jejaring Konservasi Penyu Perlu Dibangun

Jember - Jejaring Konservasi Penyu atau turtle conservation network perlu dibentuk dalam pengelolaan penyu di Indonesia. Menurut Kepala Taman Nasional Meru Betiri, Ir. Herry Subagiadi Msc, langkah tersebut sebagai bagian dari rekomendasi workshop nasional konservasi dan pengelolaan penyu beberapa waktu lalu.

Sehingga saat ini sejumlah unit kerja termasuk TNMB sedang memfokuskan diri pada pembentukan jejaring tersebut. Pasalnya, dalam pengelolaan penyu tersebut terdapat sejumlah masalah komplek yang melibatkan banyak pihak.

“Kalau tidak ada jejaring pengelolaan maka tidak bisa berhasil maksimal langkah penyelamatan komunitas penyu di Indonesia, khususnya di wilayah TNMB,” ujarnya.

Selain pembentukan jejaring pengelolaan perlu juga kajian yang menyeluruh baik aspek legalitas, ilmiah dan aspek lainnya terkait status penyu di masing-masing daerah peneluran dan pakan untuk memperoleh dasar ilmiah.

Sehingga penentu kebijakan dapat menetapkan apakah penyu bisa digolongkan sebagai hewan dengan status perlindungan terbatas untuk pemanfaatan telurnya. Pemanfaatan tidak langsung didukung dan diutamakan sebagai pola pengelolaan pemanfaatan penyu berkelanjutan.

“Misalnya untuk kegiatan ekowisata berbasis konservasi penyu, penelitian, dan lainnya, perlu diadakan peraturan yang disederhanakan, namun tegas,” imbuhnya.

PEmbangunan program bersama di beberapa lokasi sebagai tempat implementasi praktek-praktek terbaik manajemen konservasi penyu melalui pembuatan pedoman-pedoman pengelolaan penyu berkelanjutan.

Setelah sejumlah langkah tersebut terlaksana maka perlu diusulkan sejumlah wilayah yang memiliki potensi ancaman yang besar. Seperti misalnya, Tambelan, Pangumbahan, Paloh, Pulau Kerabak Kecil-Pesisir Selatan. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan