Pemkab Terus Lakukan Normalisasi Daerah Bencana

Jember - Aktivitas normalisasi kehidupan masyarakat pasca bencana tetap dilakukan oleh Satual Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Kabupaten Jember di daerah bencana banjir Desa Paseban dan Kraton. Hingga kini, Satlak PBP mengkonsentrasikan pada pemulihan kehidupan masyarakat di bidang logistik, kesehatan, pendidikan dan pembangunan bronjong.

Terhitung 2 hari ini, setelah cuaca mulai normal dan curah hujan menurun, upaya normaliasi dilakukan secara kontinyu. Seiring dengan itu, para pengungsi yang kemarin dijumpai masih tinggal di posko-posko pengungsian, kini telah kembali ke rumah masing-masing. Kendati masyarakat masyarakat pada umumnya belum bisa melakukan aktivitas kehidupan secara normal.

Sedangkan taruna siaga benca (Tagana) masih siaga melakukan aktivitas pelayanan di dapur-dapur umum. Pasalnya, 1.206 masyarakat korban bencana di Dusun Sidongarti, 317 korban dari Dusun Panggul Melati, dan 5.195 korban bencana Dusun Cakru Desa Paseban masih memerlukan suplai bantuan logistik, baik yang siap makan maupun paket sembako.

Menurut Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkab Jember, Edy Budi Susilo, untuk beberapa waktu ini bantuan kebutuhan dasar warga korban bencana diberikan dalam bentuk nasi bungkus siap makan. Lantaran, para korban bencana banyak yang belum bisa melakukan aktivitas kehidupan seperti biasanya.

“Ketersediaan bahan makanan dalam bentuk dapur umum, semuanya mengkover penduduk yang terkena bencana genangan banjir. Jadi pagi, siang dan malam penduduk tetap didrop kebutuhan makanan dalam bentuk nasi bungkus siap makan,” jelasnya.

Ia mengatakan, konsentrasi bantuan juga diarahkan pada pemulihan kesehatan penduduk pasca bencana. Diantaranya, operasionalisasi 4 buah Puskesmas Keliling (Pusling) dalam bentuk mobil ke daerah-daerah bencana, hingga pemberian makan pendamping (MP) ASI pada bayi dan balita, pelayanan ibu hamil serta pengobatan pada para penderita akibat bencana.

“Setiap hari Pusling keliling untuk melakukan pengobatan pada penduduk yang sudah pulang dari Posko bencana. Sampai kemarin sudah ada warga sebanyak 222 orang yang melakukan pengobatan gratis dengan jenis 10 penyakit mulai dari yang ringan sampai yang berat,” katanya.

Aktivitas pengobatan dan vaksinasi, katanya, pada hewan ternak warga juga dilakukan. “Dokter-dokter hewan kita melakukan vaksinasi dan pengobatan pada hewan-hewan yang berhasil dievakuasi ke tempat aman, agar hewan-hewan itu tidak didera penyakit setelah terjadinya banjir terutama pada sapi dan kambing,” tambahnya.

Bahkan, proses belajar mengajar di 9 lembaga pendidikan tetap diadakan. Kendati beberapa waktu lalu banjir menggenangi rumah dan bangunan sekolah. “Jadi tidak ada istilah libur sekolah. Semuanya mulai dari kepala sekolah dan guru tetap melakukan aktivitas belajar mengajar sebagaimana biasanya, sehingga proses belajar mengajar tetap berlangsung,” ungkapnya.

Edy mengatakan, kesiagaan Satlak ini bakal dilakukan sampai dengan proses pembangunan tangkis selesai. “Kesiagaan Satlak ini akan tetap dilakukan hingga pembangunan tangkis yang jebol kemarin selesai. Sehingga kekhawatiran kita jika ada hujan lebat susulan tidak sampai menggenangi perumahan penduduk,” tengaranya.

Karenanya, ia menarget pembangunan tangkis tersebut antara 7-10 hari akan rampung digarap. “Mulai kemarin sore sampai malam kita lembur mengerjakan tangkis yang jebol itu. Semoga dalam seminggu ini pembangunannya selesai,” tandasnya. Meski begitu, imbuhnya, proses pelayanan pada masyarakat dalam bentuk bantuan logistik dan dapur umum akan terus berlangsung hingga kondisi benar-benar normal. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan