Kurangi Kelangkaan, Pupuk Organik Digencarkan



Jember -
Masalah pupuk adalah hal pokok bagi petani. Tak hanya di Kabupaten Jember saja tapi terjadi di hampir seluruh Indonesia. Kali ini, Dinas Perdagangan dan Penanaman Modal, berusaha mencari terobosan untuk mengatasi kelangkaan pupuk sebagai kendala petani selama ini di Jember dengan menggunakan pemakaian pupuk organik.

“Kita harus cari titik masalahnya. Semisal pupuk yang dikirim ke Jember tak sesuai usulan. Artinya subsidi sangat terbatas,“ jelas Ir Harianto Kepala Disperindag Jember.

Sekadar diketahui, kebutuhan pupuk Jember sekitar 96-98 ribu ton, sedang pasokan pupuk ke Jember berkisar 86 ribu ton. Sehingga terdapat selisih 10 ribu ton dan telah diusulkan ke Gubernur sebanyak 9 ribu ton.

Selain kelangkaan pupuk bisa terjadi dari kesalahan perencanaan kebutuhan selama ini, kebutuhan pupuk yang direncanakan sesuai lahan petani itu kadang berbeda karena ada lahan perkebunan dan Perhutani yang tidak boleh disubsidi.

Padahal sekarang banyak petani yang bermitra dengan PTPN, Perhutani, sehingga kebutuhan pupuk tidak masuk perhitungan kebutuhan pupuk.

Dari sisi pemborosan selama ini, pemerintah menetapkan pemakaian pupuk dalam satu hektar sebanyak 250 kg, tapi kebiasaan petani lebih dari itu mencapai 400 s/d 600 kg.

“Itu kan boros,” ujarnya.

Kelangkaan pupuk disinyalir akibat adanya pergeseran pola tanam petani yang tadinya menanam padi bergeser ke jagung.

Tren saat ini, marak di tingkat petani berupa penjualan jagung yang belum berumur untuk kebutuhan ternak mereka, sehingga setahun petani bisa berkali-kali tanam jagung yang secara otomatis menambah kebutuhan pupuk.

Pemerintah tidak boleh melarang petani menanam beberapa jenis komoditi, tapi yang harus dipertahankan adalah pupuknya dan bukan tanamannya. Sehingga keberadaan pupuk harus dikendalikan agar tidak terjadi kelangkaan di pasaran.

Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, pemerintah tetap menyesuaikan dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) “Ke depan RDKK yang jujur dan wajib dilaksanakan,“ bebernya.

Hariyanto, berharap kepada masyarakat untuk selalu menggunakan pupuk berimbang dan tidak selalu berkonsentrasi pada salah satu pupuk seperti urea dan sejenisnya tapi menerima anjuran PPL, dengan pupuk organik untuk mengatasi kelangkaan pupuk kimia. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan