BPK Datang, Unit Kerja Pusing Tujuh Keliling

Jember – Entah karena merasa banyak berdosa telah melakuakn sejumlah kesalahan, atau karena sebab lain. Mulai hari Senin (17/11) lalu beberapa unit kerja seperti, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, DPU dan 3 RSUD nampak kebingungan.

Hamper setiap hari nampak pejabat yang tergopoh-gopoh mendampingi anggota pemeriksa dari BPK yang dating. Dan masing-masing pejabat nampak berwajah lesu.

Seperti yang terjadi di Dinas Pendidikan, BPK memeriksa bangunan yang dianggap bermasalah mulai dari tahun 2006. bahkan ada dugaan kuat sejumlah ruangan kelas baru yang dibangun tahun 2006, 2007 dan 2008 diminta untuk dibongkar lagi.

Tidak jauh berbeda dengan Dinas Pendidikan, DPU, Dinas Kesehatan serta RSUD juga mengalami hal serupa. DPU sendiri dari hasil pekerjaan proyek tahun 2007, BPK merekomendasikan DPU untuk mengembalikan dana sebanyak Rp. 1,3 miliar.

Karena proyek yang dikerjakan mulai adri jalan, jembatan dan bangunan tersebut diduga kuat ada mark up, sehingga BPK merekomendasikan agar DPU mengembalikan dana tersebut ke Kas Daerah.

Yang lebih seru lagi di Dinas Kesehatan, karena diduga besi yang digunakan untuk pembangunan Puskesmas Pembantu di beberapa desa tidak sesuai bestek, maka BPK merekomendasikan untuk membongkarnya.

Hal ini membuat bagian perencanaan Dinas Kesehatan, Suyatno, dan Pimpro, Subasar pusing tujuh keliling. “Ini namanya klenger mas, sudah kalau sekarang kai tidak bias komentar dulu, kapan-kapan saja setelah pemeriksaan,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Aspeknas Jember, Edy Ribut, menegaskan BPK harus teliti dan jeli. “Jangan sampai asal bongkar atau suruh mengembalikan dana, BPK harus menurunkan tim yang ahli juga dibidangnya,” ujarnya.

Meski pada prinsipnya Edy bersama asosiasi rekanan lain siap mengembalikan dana jika memang dikatakan ada kelebihan atau ada kesalahan bestek. “Yang kami minta adalah BPK harus jeli dan betul-betul yang memiliki ahli, jangan asal audit saja,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan mantan Kasubag PRP Dinas Pendidikan, Bambang Djunindito, menurutnya semua proyek yang dikerjakan sudah sesuai dengan RAB dan bestek. Dan RAB serta bestek terebut sudah dibuat oleh konsultan dari DPU yang mumpuni, jadi tidak mungkin ada kesalahan. (RI-1)

1 komentar:

re mengatakan...

cuma mo komen tntng penulisan huruf2e. "Hampir" jd "hamper", "melakukan" jd melakuakn", "dari" jd "adri", "kami" jd "kai", "bisa" jd "bias", dll.
:)

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan