Waspadai Makanan-Minuman Berbahaya di Sekolah

Ket. Foto : PKL Yang perlu diwaspadai barang dagangannya oleh anak-anak.

Jember - Beredarnya makanan dan minuman tidak sehat disekolah-sekolah hendaknya menjadi perhatian semua pihak. Sebab, bila tidak diperhatikan sejak dini, akan berisiko pada kesehatan dalam jangka panjang.

Biasanya makanan dan minuman yang berbahaya itu sudah terkontaminasi bakteri, mengandung pemanis buatan, pewarna tekstil (rodhamin B), boraks, formalin dan bisa juga tidak bersih dalam penyajiannya. “Sehingga bila terkontaminasi pada tubuh dalam waktu panjang maka akan menyebabkan penyakit kanker serta tumor,” ungkap Dra. Widjajaningsih Apt. Kasi Pelayanan Makanan dan Minuman pada Bidang Farmasi Makanan dan Minuman (Farmakmin) Dinas Kesehatan Rabu (17/9).

Lebih lanjut ia menjelaskan, berdasarkan definisi dari Food and Agriculture Organization (FAO) bahwa yang dimaksud dengan makanan dan minuman jajanan (street food) adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual di jalanan yang dimakan dan dikonsumsi tanpa persiapan dan pengolahan lebih lanjut. “Suatu penelitian di Jakarta belum lama ini menunjukkan bahwa anak sekolah menghabiskan sebagian besar uang jajan mereka untuk membeli makanan di sekolah,” jelas Widjajaningsih.

Sebenarnya jajanan di sekolah bisa menjawab tantangan masyarakat kita, karena mudah didapat, murah dan menarik penyajiannya. “Dan lagi jajanan disekolah bisa menyambung asupan energi sebesar 36 %, protein 29 % dan zat besi 25 % yang penting untuk pertumbungan dan perkembangan bagi anak usia sekolah, terutama bagi mereka yang tidak membawa bekal dari rumah,” sambungnya.

Namun sayangnya hal ini disalahgunakan oleh pedagang-pedagang yang tidak bertanggungjawab. Sehingga kesehatan dinomorduakan, yang menjadi prioritas adalah dagangannya laku keras tanpa memperhatikan kualitasnya.

Menurut hasil sebuah penelitian di Bogor, telah ditemukan bakteri Sharmonella Paratipi A pada 25 % - 50 % sample makanan dan minuman yang dijual oleh PKL. Misalnya bakso, es sirup, tahu dan arum manis.

PKL yang kerap mangkal disekolah-sekolah, umumnya tidak mengetahui tentang Bahan Tambahan Pangan illegal pada makanan dan minuman.

Sebagai upaya solusi dari permasalahan ini adalah perlu diadakannya promosi usaha pangan kepada sekolah-sekolah, guru, murid dan pedagang. “Dan Dinas Kesehatan bersama Dinas Pendidikan sejak 2 tahun lalu telah melakukan sosialisasi ini dengan menggiatkan kembali UKS (Unit Kesehatan Sekolah),” imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, perlu diupayakan juga pemberian makanan ringan sebagai makan siang di sekolah agar anak tidak jajan sembarangan, sehingga orang tua tidak perlu khawatir lagi dengan jajanan anaknya.

Menghindari makanan yang berubah warna dan berbau, dan jangan membeli makanan yang lokasinya kotor, berdebu serta banyak serangga, air pencuci peralatan kotor, penjualnya sakit, dan menghindari mengambil makanan bila sudah pernah dipegang orang lain, juga merupakan beberapa tips menghindari terjangkitnya penyakit lewat makanan. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan