PAK Capai 111 Miliar

Jember - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember mengalokasikan anggaran sekitar Rp. 111 miliar pada Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) Jember untuk penyesuaian perkembangan situasi dan kondisi, aspirasi masyarakat, prioritas kebutuhan, kondisi mendesak serta sumber dana lain yang tersedia namun belum tercakup dalam APBD awal.

Sekda Jember, Drs. Djoewito, di ruang kerjanya Selasa (16/9) menyatakan bahwa dari sisi pendapatan selama tahun anggaran berjalan ada kenaikan sebesar Rp. 44,534 milyar atau 3,7 % dari nilai Rp. 1,203 trilyun menjadi Rp. 1,248 trilyun.

“Kenaikan ini berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 21,557 milyar, dana perimbangan sebesar Rp. 1,788 milyar dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp. 21,189 milyar,” paparnya.

Sedang kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini berasal dari pajak daerah yang meningkat sebesar Rp. 2,346 milyar, retribusi daerah meningkat sebesar Rp. 12,096 milyar, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan juga meningkat sebesar Rp. 1,064 milyar, lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah sebesar Rp. 6,051 milyar.

Untuk dana perimbangan juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,788 milyar yang berasal dari cukai tembakau. Sedang lain-lain pendapatan daerah yang sah naik sebesar Rp. 21,189 milyar, kenaikan ini berasal dari dana darurat sebesar Rp. 17,510 milyar dan dana bagi hasil pajak dari propinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar Rp. 3,679 milyar.

Dari sisi belanja juga terdapat perubahan sebesar Rp. 111,895 milyar yang terdiri dari belanja tidak langsung meningkat sebesar Rp. 44,903 milyar, belanja langsung meningkat sebesar Rp. 66,992 milyar.

Untuk belanja tidak langsung, kenaikan terbesar terjadi pada belanja pegawai sebesar Rp. 47,153 milyar dan belanja bantuan sosial sebesar Rp. 5,904 milyar.

“Kenaikan ini terjadi karena adanya kenaikan tunjangan fungsional pegawai negeri dan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), “ paparnya lagi.

Adapun belanja langsung, kenaikan terbesar terjadi pada belanja barang dan jasa sebesar Rp. 28,273 milyar dan belanja modal sebesar Rp. 33,960 milyar dan sisi pembiayaan bahwa penerimaan pembiayaan meningkat sebesar Rp. 70,668 milyar.

“Kenaikan ini berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, dan pengeluaran pembiayaan meningkat sebesar Rp. 3,307 milyar,“ pungkasnya. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan