UKM, Indikator Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Jember - Sejak krisis ekonomi Tahun 1998 petumbuhan ekonomi di Jawa Timur minus 16 persen. Tapi dalam jangka waktu 1,5 tahun tumbuh di 38 Kabupaten / Kota sehingga menjadi menjadi nol persen di Jatim.

Demikian diungkapkan Gubenur Jatim Drs H Imam Utomo, di hadapan undangan pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong (BBGRM) dan Harganas di Jember Selasa (8/7/2008).

Semua itu tidak lepas dari peningkatan pertumbuhan di sektor pertanian dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Saat membuka pencanagan BBGRM ke V dan Harganas ke 15 di Jember Gubernur mengucapkan terima kasihnya kepada pelaku UKM, Bupati dan Walikota serta Tomas, kyai dan seluruh masyarakat Jawa Timur karena mengupayakan secara gotong royong.

Imam Utomo, yang akan berakhir masa jabatannya tanggal 26 Agustus nanti mengatakan bahwa di Jatim dalam beberapa tahun terakhir telah dapat menekan pertumbuhan jumlah penduduk. “Kalau dulu tercatat 1,3 persen pertumbuhan penduduk di Jatim, tapi saat ini pertumbuhan 0,68 persen dan itu akan terus ditekan,” papar mantan Pangdam ini.

UKM di Kabupaten Jember katanya dirasakan sebagai UKM binaan Dinas Pendidikan Jember terasa ada pertumbuhan nya. Bahkan sebagai pengrajin keranjang kayu dari Desa Sumber Pinang, Kecamatan Pakusari, UKM ini tumbuh besar.

“Lewat sentuhan dan pembinaan dari Diknas lewat KUB (Kelompok Usaha Bersama) Swaka Anak Negeri, kelompok itu bisa mengembangkan hingga bisa mengirim produknya ke Bali, Yogyakarta dan di ekspor ke Korea Selatan, Jepang dan Philipina,” sergah Penilik PLS Pakusari, Kusairi menjelaskan.

Menurut Kusairi, saat didatangi Gubernur Imam Utomo, dengan jumlah produksi 50 buah per hari dari berbagai jenis semisal tempat buah, baki, asbak, tempat nasi dari bahan serba kayu semua itu dipasarkan ke luar Kota, dan negara luar.
Selama setahun memproduksi beberapa hasil karya KUB di Pakusari diakui telah banyak membantu ekonomi warga masyarakat sekitar.

“Betapa tidak. Dalam setahun kalau sehari memproduksi 50 buah dan perbuah seharga Rp 10 - 30 ribu maka setahun bisa meraup uang ratusan juta,” paparnya.
Sentuhan pembinaan tidak hanya secara teknis diberikan. Tapi lebih dari itu ada juga sentuhan dana serta bantuan pemikiran pemasaran kepada KUB.

Senada dengan nya, Rosidi - pengrajin KUB Swaka Anak Negeri – ini merasakan pembinaan pemerintah melalui KUB Diknas sangat terasa. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan