Japer dan Sanusi Saling Gertak

Jember - Jaringan Pemilih Rasional (Japer) Jember dan Ketua PKPB, SAnusi Muhtar Fadillah, saling gertak, pasca Panwaskab Jember tidak serius menanggapi laporan Japer. Seperti diberitakan sebelumnya, Japer, melaporkan Sanusi yang diduga kuat telah melakukan money politic dengan cara menjanjikan semua pemilih PKPB dengan sejumlah dana.

Sanusi menjanjikan kalau pemilihnya meninggal dunia maka akan diberi santunan Rp. 1 juta, dan jika punya hajatan maka diberi santunan Rp. 500 ribu, serta berhak mendapat dana jaring asmara.

Karena mendapat angin segar dari Panwaskab, Sanusi akhirnya mengertak Japer untuk digugat ke pengadilan karena bukan sebagai pemantau pemilu yang sudah terakreditasi oleh KPU. Selain mengancam bakal menggugat Japer, Sanusi juga mengancam bakal melaporkan Japer ke kepolisian karena dianggap berbuat tidak menyenangkan pada diri Sanusi dan PKPB.

Sanusi minta pada DPP PKPB untuk memberikan bantuan hukum.

Menanggapi hal tersebut Sekretaris Japer Jember, Kustiono Musri, menegaskan bahwa Japer tidak pernah gentar dengan gertakan Sanusi. "Itu kan hanya gertak sambal saja, nggak perlu dirisaukan," ujarnya.

Bahkan Kustiono bersama rekan-rekannya bakal terus mendesak Panwaskab. "Panwas harus serius menindaklanjuti laporan Japer, kalau tidak berarti ada apa-apa ini," duga Kustiono.

Kustiono juga mewarning Sanusi untuk tidak meremehkan Japer, dengan alasan Japer belum terkareditasi oleh KPU. Karena KPU menyatakan bahwa semua pihak, baik perorangan, kelompok, peserta pemilu atau bukan berhak emlaporkan semua pelanggaran Pemilu yang terjadi di masyarakat. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan