Warga Gumukmas Berhasil Atasi Kelangkaan Pupuk

Jember - Meski sebagian petani di Kab. Jember dan sekitarnya merasa kurang tercukupi akan kebutuhan pupuknya, namun hal ini tidak membuat sebagian petani tidak dapat meningkatkan produktivitas hasil panen. Nyatanya, beberapa warga di Kec. Gumukmas saat ini telah dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk sawah / ladang mereka dengan menggunakan pupuk organik buatan sendiri.

Pupuk organik ini dibuat dengan mencampurkannya dengan pupuk an-organik. Dengan biaya ringan dan mudah di dapat, formula ini ternyata dapat melimpahkan hasil panen.

Pimpinan Pondok Pesantren Sunan Ampel, Gumukmas, KH. Idris Sholeh yang telah mengelola pupuk organik dengan kotoran sapi mengatakan, dengan adanya kelangkaan pupuk dikalangan petani, maka tercetuslah gagasan dari warga di desanya untuk membuat pupuk sendiri. “Kami sebagai petani ingin mengatasi kelangkaan pupuk dengan melakukan dan mencoba sekaligus mempraktekkan pembuatan pupuk organik ini,” katanya menjelaskan.

Ia mengungkapkan, pihaknya telah menggunakan pupuk buatan sendiri pada sawah / ladang mereka sebanyak 2 kali masa tanam. Meski menggunakan peralatan yang digunakan sangat sederhana, namun ia optimis kualitas hasil panen dengan menggunakan pupuk bikinan sendiri tentu tidak akan kalah dengan hasil panen yang menggunakan pupuk kimia murni. “Buktinya saat panen jagung, alhamdulillah hasilnya meningkat sekitar 8 kuintal dari yang sebelumnya pakai pupuk kimia saja,” jelasnya lagi.

Untuk membuat pupuk kompos ini, ia mengatakan masih membutuhkan pupuk kimia sebagai bahan campuran. Biasanya, untuk satu petak sawah memerlukan pupuk kimia sampai satu kuintal, maka dengan ditambah dengan pupuk organik ini, istilahnya pupuk bokashi, bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Ditanya mengenai kesulitan pembuatan pupuk organik ini, ia menegaskan bahwa selama ini tidak ada kesulitan yang berarti. “Di Gumukmas, tersedia banyak sekali bahan baku untuk dibuat pupuk organik dan untuk tanaman padi yang saya tanam sekarang ini telah menggunakan pupuk organik ini,” ujarnya.

Ia kemudian menceritakan proses pembuatan pupuk organik ini. Pertama kotoran sapi yang ada ditumpuk setinggi kurang lebih setengah meter, lalu ditutup dengan kain terpal dan diberi bahan penetralisir kotoran sapi, yaitu biolin. Setelah itu baru dicampur katul padi. Campuran itu kemudian ditutup selama 1 minggu lamanya. “Dengan durasi waktu tidak terlalu lama, yaitu kurang lebih satu minggu, maka proses pembuatan pupuk ini telah selesai seluruhnya dan siap ditebar pada tanaman,” terangnya. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan