DI BALIK DUNIA TANPA BATAS

Jember, 15 Oktober 2008


Drs. H. Samsul Hadi Siswoyo, M.Si

Wahai..Sang Penentu Hidup dan Mati para hamba-hambaNya, perkenankanlah hamba melontarkan percikan kegelisahan, di mana materi dan substansi raga dan jiwa hamba ber eksistensi di dunia yang tanpa batas ini.

Dunia yang kerapkali terbutakan mata kebenaran dan keadilannya, sehingga tak mampu untuk menyorot mana yang haq dan mana yang bathil. Namun hamba menyadari, itulah paradoks antara pencipta dan ciptaan. Engkau sebagai sang Maha Pencipta, selalu terhindar dari segala kesalahan, kecacatan, dan kekurangan, karena Engkaulah sang Maha Sempurna.

Namun dunia dan isinya sebagai ciptaan, kerapkali diwarnai dan disesaki oleh panorama kesalahan yang membutakan keindahan kebenaran.

Yang benar bisa dipersalahkan, dan yang salah tetap bisa melenggang di panggung sandiwara kekuasaan dan dunia. Dari itu Tuhan, tunjukkanlah pada mereka, siapa sesungguhnya yang salah, dan siapa sesungguhnya yang benar, karena Engkau adalah Maha Benar dan Maha Pemberi Petunjuk.

Tuhan, satukanlah keluarga kami dalam satu buhul yang kuat, sebagaimana Engkau menyatukan ummat yang tercerai-berai melalui kuasa dan kehendakMu. Kami masih menyisakan pertanyaan dan gugatan pada dunia yang kerap terbutakan dan ter tulikan.

Mengapa wilayah politik mencampuri dan mencemari ikatan kemanusiaan dan emosional keluarga kami. Kami telah dicerai-beraikan sebagi imbas permainan politik. Barangkali benar apa yang pernah disampaikan oleh Thomas Hobbes bahwa, manusia merupakan srigala bagi manusia yang lain. Srigala yang kejam, dan tak mengenal budi kemanusiaan. Memangsa pemberi makan, dan menerkam dengan kelicikan.

Bahkan, kali ini, deraan ujian kembali menerpa hamba. Ummi—istri tercinta hamba, Engkau ambil.Wanita berhati baja, namun lembut dalam tutur dan sapa. Tiada henti-hentinya ujian yang hamba hadapi.

Namun hamba meng imani, bahwa Engkau tak kan menguji hamba-hambaMu melebihi ambang batas kemampuannya. Jadikanlah ujian ini sebagai batu asahan bagi pedang jiwa ini untuk menajamkan keimanan hamba dan keluarga-keluarga hamba.

Kami ikhlas menerima segala ketetapan dan ujianMu. Dengan segala kerelaan dan kerendahan hati, hamba mengikhlaskan Ummi—istri hamba, untuk menghadap kepadaMu. Kami menginsyafi, lepasnya jiwa dari raga, bukan merupakan akhir dari segalanya.

Perjumpaan dengan engkau ya Rabbi, merupakan puncak kebahagian yang senantiasa dirindukan oleh para hamba-hambanya yang ber iman dan tawakkal. Keadaan seperti inilah yang selalu diharap dan dinantikan oleh para suffi terdahulu seperti Al hallaj dan Ibnu A’rabi, serta para pencintaMu.

Ya Rabbi, ampunilah dosa-dosanya, terimalah amal kebajikannya, sehingga ia bisa tenang dan bersih dalam kembali ke hadhiratMu. Tempatkanlah di surga yang Engkau janjikan. Ummi—istri hamba, merupakan sosok yang senantiasa menyempurnakan diri dalam hal kebaikan. Beliau selalu berusaha meneladani ucapan dan tindakan istri-istri Nabi SAW—figur ideal bagi panutan ummat. Sosok yang kualitas pribadinya mencerminkan substansi agama. Pengayom keluarga dan pelayan masyarakat.

Ummi, kami semua mengucapkan selamat jalan. Semoga kerinduanmu untuk berjumpa dengan Rabb-mu terkabulkan.

Do’a kan kami lantunkan buatmu. Hanya iringan do’a yang bisa kami haturkan sebagai penghormatan terakhir kepadamu, Ummi. Do’a yang tulus dan ikhlas dari sanubari orang-orang yang mencintai dan mengenangmu.

Selamat jalan Ummi. Saya, selaku suami, anak-anak, kerabat, dan sahabat, tak kan bisa melupakanmu.

Semoga dikemudian hari, kita semua bisa dipersatukan di sana, di alam yang berbeda dengan alam dunia, yang dipenuhi dengan muslihat. Alam ideal yang bersih dari kotornya nafsu—yakni surga yang telah di janjikanNya. Amien…..

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan