Tak Bayar pungli, Kompor Gas Ditarik

Jember – Pungutan liar (pungli) yang berlangsung selama pembagian kompor gas dan tabungnya mulai menelan korban. Salah satu warga penerima bantuan asal Lingkungan Mrapa RT. 1 RW 1 Kelurahan Sempusari, Mohamad Shidiq (44), urung menerima bantuan dari Pertamina tersebut karena tidak mampu membayar pungli.

Shidiq pada tanggal 17 Oktober lalu bersama dengan ratusan warga lainnya di lingkungannya menerima bantuan kompor gas dan tabung ukuran 3 kg di rumah Ketua RT setempat. Dengan senang gembira Shidiq membawa pulang bantuan tersebut.

“Malam itu nggak ada apa-apa, semua pulang tanpa ada pungutan apa-apa, baru besok paginya, Bu RT keliling minta dana kompensasi, katranya untuk administrasi,” ujar Shidiq.

Besaran pungli memang tidak terlalu besar menurut ukuran orang berpenghasilan tetap, Rp. 2.500,-, namun bagi Shidiq, uang sebesar itu menjadi beban karena masih ada kebutuhan lain untuk belanja kebutuhan pokok.

Sehingga Shidiq, menolak memberi uang Rp. 2.500,- tersebut. Naasnya sesaat kemudian Ketua RT dan datang dan kembali menarik bantuan kompor gas serta tabung yang baru diterimanya semalam. Dengan alasan bantuan urung diberikan karena administrasi tidak dibayar.

“Ini khan bantuan pemerintah kok masih dipungut, sebelumnya juga sudah untuk foto copy KTP KK, juga kita dimintai, ini kok dimintai lagi,” sesalnya.

Meski menyesal, tidak jadi menerima bantuan, Shidiq tetap tegar dan memberi penjelasan kepada istrinya bahwa itu bukan rejekinya.

Terkait dengan hal ini baik Ketua RT, Abdul Rohim maupun Lurah Sempusari tidak berhasil dikonfirmasi. Berulangkali didatangi dikantor dan rumahnya selalu tidak ada.

Kejadian memalukan serupa juga terjadi di Kelurahan Mangli, menurut ssalah satu warga yang tidak mau disebut identitasnya, menyatakan bahwa di mangli sempat terjadi perebutan antara warga penerima dengan Lurah Mangli, Bambang Wiyono.

Warga yang juga bernama Bambang yang semuala menerima bantuan kembali ditarik oleh Kepala Lingkungan (kaling) setempat karena menurut Kaling tersebut, jatah yang diterima Bambang merupakan jatah Lurah Mangli.

Sehingga warga miskin tersebut tinggal gigit jari mengetahui kalau dirinya harus mengalah kepada Lurahnya. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan