STADION MASIH RUSAK

• Komisi D Marah – Marah

JEMBER – Sidak (inspeksi mendadak, Red) diwarnai “kemarahan” oleh anggota komisi D. Betapa tidak, stadion notohadinegoro hingga kini masih rusak pasca dipakai panitia Super Motor Cross Internasional selama 2 hari bulan Agustus kemarin.

Ditambah lagi, setelah Komisi D mengetahui anggaran yang digunakan untuk mendukung program kebanggaan Bupati MZA Djalal, BBJ tersebut sebesar Rp 2 milliar. Seharusnya, panitia bertanggungjawab dan segera membersihkan tanah dan sampah tersebut dari dalam stadion.

Beberapa hari terakhir ini, HM Baharuddin Nur SH, mengaku menerima pengaduan dari beberapa masyarakat Jember terutama di sekitar Stadion. Sebab, hingga hari ke 9 ramadhan ini panitia tidak segera membersihkan tanah yang menumpuk di dalam stadion tersebut.

Padahal, seperti biasa stadion tersebut setiap tahun akan digunakan masyarakat warga sekitar nya untuk menggelar sholat berjamaah Idul Fitri. Jika masih berupa gundukan tanah, dan bongkahan kayu berserakan seperti itu otomatis warga tidak akan bisa menggelar sholat Ied di Stadion.

“Kami selaku wakil rakyat merasa prihatin. Kita selama beberapa pecan ini menerima pengaduan dari masyarakat, keluhan dan sebagainya. Terakhir kita perlu sidak karena kata warga akan digunakan sholat Ied nantinya. Kalau tidak segera dibersihkan warga tidak akan bisa mendapat tempat,” ujar HM Baharuddin Nur, yang dikenal bersuara lantang dan vocal ini.

Tokoh PPP yang berseberangan dengan DPC, serta Bupati saat ini karena beda visi ini mengatakan bahwa dia sangat tidak habis pikir melihat pemerintahan saat ini. Untuk alasan mendatangkan peningkatan ekonomi masyarakat malah mengundang para pembalap Super Cross ke Jember.

Hotel, dan makan dibiayai. Sementara sirkuit dibuatkan dengan cukup megah. Sedang ironisnya menimpa rakyat Jember yang sedang banyak kesusahan. Anggaran Rp 2 milliar itu dihabiskan dalam waktu 2 hari untuk mengejar nama bahwa BBJ sukses.

Kini, setelah dipakai stadion itu tidak dibersihkan. Semua pemuda dan warga setempat sekitar stadion mengeluh. Selain tidak bisa berolah raga, tidak ada sepak bola, dan lain sebagainya mereka juga terancam tidak dapat tempat untuk berjamaah sholat Ied nantinya.

Informasi di luaran menyebutkan bahwa anggaran kegiatan itu sebesar Rp 2 milliar masih terdapat tunggakan Rp 500 juta. Sebab, untuk mendatangkan tanah dan membikin sirkuit crosser itu satu gundukan saja seharga Rp 30 juta. Belum lagi ongkos angkut, dan ongkos pembersihannya.

“Tanah itu milik siapa, dan dikemanakan. Kalau dibiayai APBD atau uang rakyat berarti tanah itu tidak boleh dibuang. Harus disimpan, minimal dilelang. Karena itu asset daerah. Kalau tanah urug itu dijual, berarti ada mark-up proyek,” ujar salah satu anggota LSM yang ikut dalam sidak kemarin.

Pemerintah Kabupaten Jember era pemerintahan MZA Djalal, ini terkesan berani menentang aturan good governance dan good government. Hanya untuk agenda super cross saja meniadakan kegiatan masyarakat dan mematikan hak warga Negara untuk berolahraga, dan mendapat pelayanan yang baik dari Negara.

Dalam sidak yang dilakukan Komisi D itu, diikuti oleh sejumlah anggota DPRD diantaranya Miftahul Ulum, S.Ag, Ir HM Sujatmiko, HM Baharuddin Nur, dan lain sebagianya.

Komisi D di akhir sidaknya meminta kepada panitia Super Motor Cross Internasional untuk segera membersihkan Stadion seperti sedia kala, dan bisa digunakan untuk olah raga masyarakat, dan untuk kegiatan lainnya seperti ibadah sholat Idul Fitri nantinya.(RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan