Diduga Gelapkan 31 Komputer, Camat Kaliwates Dipolisikan

Jember – Camat Kaliwates Ir Wahyudi Abdullah, dipolisikan oleh Institut Pengembangan Masyarakat (IPAMA) Jember, karena dugaan menggelapkan dan menipu daya melalui program kursus komputer yang menggunakan komputer milik rekanan sebanyak 31 unit merek Compaq, dan Dell.

Kisah yang membelit Camat yang dikenal dekat dengan Bupati Jember, MZA Djalal tersebut bermula saat Direktur SDM IPAMA Jember M Aris Susanto (40) warga Jl KH Shiddiq 46 Talangsari Jember ini (pelapor, red) menjalin kerjsama pelatihan dan kursus komputer bagi aparatur pemerintah di tingkat Desa, dan Kecamatan dengan dukungan penuh Camat Kaliwates Ir Wahyudi Abdullah (terlapor, red) sejak Nopember 2007.

Ide pelatihan komputer gratis untuk perangkat Desa, dan Kecamatan itu terlaksana berkat lobi, dan kedekatan Aris sendiri dengan Camat. Ide ditangkap dan terlapor antusias turut serta mengegolkan program itu, termasuk menghubungkan IPAMA ke Desa, dan Kecamatan.

Karena orang dekat Bupati, program itu berjalan lancar. Tapi, sebelum realisasi karena IPAMA tidak memiliki sarana komputer itu, lantas menjalin MoU dengan CV Mitra Garindra, di Surabaya. IPAMA diberi pinjaman komputer sebanyak 31 unit merek Compaq, 3 unit merek Dell, kamera digital 2 unit, dan printer laser jet.

Menurut M Aris Susanto, CV Mitra Garindra ini mau MoU dengannya karena harapannya di akhir pelatihan adalah penjualan barang. Hal itu untuk menutup biaya operasional yang dikeluarkan CV Mitra Garindra, dan IPAMA yang masing –masing menyediakan tenaga tutor.
Pelatihan itu berjalan tiap minggu melatih 3 Kecamatan. Pesertanya, sejumlah Desa yang ada di Kecamatan tersebut. Rata –rata yang datang sekitar 70 % atau sekitar 20 orang lebih wajib hadir di wilayah Kecamatan tersebut. Pesertanya terdiri dari Kaur Kesra, Pembangunan, Kades, hingga Sekdes.

Terlapor, yang semula memfasilitasi itu kini tak mau tahu. Bahkan di akhir program / kegiatan itu 31 unit komputer Compaq, 3 merek Dell, 2 kamera digital, dan printer laser ditahan dengan alasan minta uang pengganti sebagai honor tutor selama program itu dia lanjutkan sendiri.

Sekadar diketahui, program itu dihentikan CV Mitra Garindra, dan IPAMA sendiri karena selama 3 minggu program berjalan tidak ada penjualan. Saat itulah terlapor, mengaku menggunakan tenaga lokal sendiri, karena terlanjur sudah digembar – gemborkan ke Bupati Djalal.

Salah satu anak buah Camat Kaliwates, Hadi Susanto, menemui pelapor. Dia minta program tetap dilanjutkan karena malu dengan Bupati. Dan komputer tersebut dipinjam untuk melanjutkan program itu dan baru berakhir Pebruari 2008.

Tapi, saat ini puluhan komputer itu ditahan terlapor. Dan malah minta uang pengganti tutorial pasca pemutusan kontrak dengan IPAMA. “Katanya kalau tidak dikasih , komputer tetap ditahan,” ujar pelapor, menirukan omongan terlapor, saat ditemui di kantornya di jalan KH. Ahmad Shidiq Jember, Rabu (30/7/2008).

Usut punya usut, ternyata sehabis diputus kontrak dengan CV Mitra Garindra, dan IPAMA. Nama lembaga IPAMA ini tetap dipake terlapor. Sedikitnya 28 Kecamatan dikurangi 9 sisanya, masih memakai IPAMA. Tandatangan direktur SDM M Aris Susanto, dipalsukan Rendra Bahana, pacar dari anak Camat Kaliwates.

Karena nilai total komputer senilai Rp 157.700.000, dan tidak bisa diambil M Aris Susanto, terpaksa melaporkan kasus itu ke Mapolres dengan tuduhan penggelapan, dan penipuan.

Termasuk terlapor dituduh memakai nama IPAMA dan mengaku sebagai salah satu Direktur IPAMA untuk mendapat bantuan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pusat Ir Wijoyo berupa Laptop.

“Dokumen itu, saya temukan di komputer yang berhasil saya ambil di kecamatan Jelbuk,” ujar M Aris, yang akan menyerahkan barang itu ke Mapolres sebagai barang bukti.
Camat Kaliwates, Ir Wahyudi Abdullah, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya tidak ada kaitan dengan IPAMA, dan CV. Dia hanya fasilitator saja dalam hal itu.

Semua dokumen dan berkas dia punyai. Dia yang kini menunggui istrinya sakit di RS DKT Jl PB Sudirman karena sakit itu mengatakan IPAMA dan CV itu sendiri yang salah. “Lho karena kita kan punya tanggung jawab moral ke Bupati, maka kita teruskan programnya. Biaya sendiri kita,” ujar Wahyudi Abdullah.

Di lain sisi, Kasatreskrim Polres Jember AKP Holilur Rahman, SH, membenarkan laporan itu. Polisi merasa geram karena Camat dipanggil 2 kali tidak hadir. Besok akan dipanggil lagi untuk dimintai keterangan. “Kita panggil dan periksa besok,” ujarnya singkat melalui HP nya. (RI-1)

Tidak ada komentar:

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan