Gatotkaca Lahir 1 Januari 2009

Jember – Hari jadi kota Jember 1 Januari 1929 – 2009 akan diperingati ke 80 nya di Balai Serba Guna (BSG) Jember dengan pertunjukkan wayang kulit bertajuk “gatotkaca lahir 1 Januari 2009”.

Malam budaya di Jember akan memanjakan rakyat Jember, dengan pertunjukkan wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Dalang Timbul Lukito.

Agus Slameto, Kepala Infokom Jember berharap dengan pagelaran wayang semalam suntuk ini dapat memberikan hiburan alternatif kepada masyarakat, khususnya dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Jember ke-80 selain untuk uri – uri budaya Jawa.

Dalam ringkasan cerita itu, Ki Dalang Timbul Lukito menceritakan lakon Gatotkaca Lahir ibaratkan sebagai kesatria perkasa berotot kawat bertulang besi anak Bima, ibunya bernama Dewi Arimbi, begitu lahir membuat huru-hara.

Tali pusarnya tidak dapat diputus. Berbagai macam pisau dan senjata tak mampu memotong tali pusar itu.

“Akhirnya keluarga Pandawa sepakat menugasi Arjuna mencari senjata ampuh untuk keperluan itu, sementara itu para dewa pun tahu peristiwa itu,“ ujar Timbul.

Batara Guru mengutus Batara Narada turun ke bumi membawa senjata pemotong tali pusar Gatotkaca. Tapi Batara Narada membuat kekeliruan. Senjata, yang bernama Kunta Wijayandanu itu bukan diserahkan ke Arjuna, tapi diberikan ke Karna karena wajah dan penampilannya mirip Arjuna.

Sehingga Arjuna terpaksa merebutnya dari tangan Karna. Usahanya ini tak berhasil. Arjuna hanya dapat merebut sarung (warangka) senjata sakti itu. Sedang bilah senjata Kunta dilarikan Karna.

Beruntung sarung Kunta masih dapat digunakan memotong tali pusar Gatotkaca. Tapi, begitu tali pusar itu putus, warangka Kunta langsung melesat masuk ke dalam pusar bayi itu.

Setelah tali pusarnya putus, atas izin Bima dan keluarga Pandawa, Gatotkaca dibawa Batara Narada ke Kahyangan untuk menghadapi Kala Sakipu dan Kala Pracona yang mengamuk.

Mula-mula Bima dan Dewi Arimbi tidak merelakan anaknya dibawa Narada. Tapi, setelah dewa itu menjelaskan bahwa menurut ramalan para dewa, Kala Sakipu dan Kala Pracona hanya dikalahkan oleh bayi bernama Tetuka itu, Bima dan Arimbi mengizinkan.

Di kahyangan Bayi Tetuka langsung ditaruh di hadapan kedua raksasa sakti. Kala Sakipu langsung memungut bayi itu dan mengunyahnya, tapi ternyata Tetuka bukan bayi biasa. Tubuhnya tetap utuh walaupun raksasa itu mengunyah kuat-kuat.

Karena kesal, bayi itu dibantingnya sekuat tenaga ke tanah. Tetuka pingsan. Setelah ditinggal pergi kedua raksasa itu Bayi Tetuka diambil Batara Narada dan dimasukkan ke Kawah Candradimuka.

Di situlah Gatotkaca digembleng oleh Empu Batara Anggajali. Setelah penggemblengan selesai, saat muncul dari Kawah Candradimuka, bayi itu sudah berubah wujud menjadi Ksatria muda yang perkasa.

Akhirnya Gatotkaca meraih kemenangan dalam perebutan kepemimpinan. Demi meraih kemenangan ini Gatotkaca menuai berbagai rintangan dan halangan baik dari kalangan saudara dan keluarganya, terlebih di pihak lawan.

“Teror, fitnah, maupun hujatan yang menyudutkan dirinya diterima dengan lapang dada serta senyuman oleh Gatotkaca, “ujar Ki dalang.

Singkat kata, dengan modal keyakinan serta didukung usaha yang benar, Gatotkaca akhirnya meraih kemenangan. Kemenangan ini kemudian disambut suka-cita oleh rakyatnya yang ditandai dengan pesta tujuh hari tujuh malam berturut-turut. (RI-1)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ada video nya nggak..? kalau ada mohon di upload ke youtube

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan