Perangi DBD, Puskesmas Sumbersari Latih Jumantik



Jember – Guna mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut Kepala Puskesmas Sumbersari, dr. Edwina Purwastutik, diperlukan peran serta masyarakat yang melibatkan kader kesehatan seperti juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Hal ini berguna membasmi atau memutus mata rantai penularan jentik nyamuk Aedes Aegypti sebagai pembawa virus DBD. Untuk itu pihaknya mulai melatih 30 personil jumantik diwilayahnya.

Dengan pelatihan Jumantik diharapkan dapat mensukseskan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).”Hasil kerja Jumantik selama ini memang telah menunjukkan hasil, sebab jumlah penderita DBD dari tahun ke tahun telah mengalami penurunan,” tuturnya usai memberi pengarahan personil jumantik, Senin (3/11).

Menurutnya para kader jumantik tersebut merupakan kader kesehatan yang berasal dari warga masyarakat setempat dan telah dilatih oleh Petugas Kesehatan mengenai cara pengendalian dan pencegahan penyakit DBD serta cara-cara pemeriksaan jentik di masyarakat.

Tugas pokok Jumantik adalah dengan mendatangi rumah penduduk, tempat-tempat umum dan tempat-tempat ibadah untuk melakukan pemeriksaan jentik secara berkala 1 minggu sekali. Selain itu, melaksanakan penyuluhan tentang 3 M (Menguras, Mengubur dan Menutup) kepada masyarakat, memasang dan mengisi Kartu Rumah Pemeriksaan Jentik, mencatat hasil pemeriksaan jentik ke buku register lalu melaporkan hasilnya ke koordinator / petugas kesehatan setempat.

Sementara itu, Suhartono, AMKL selaku Koordinator Jumantik dan sekaligus petugas penyuluh dari Dinas Kesehatan menerangkan, seorang Jumantik harus benar-benar teliti dalam memantau jentik, terutama di tempat-tempat yang sulit dijangkau dan yang kurang mendapat perhatian.

Oleh karena itu, untuk memudahkan tugas Jumantik, mereka akan dibekali peralatan kerja, yaitu lampu senter, buku catatan pemeriksaan jentik berkala dan PSN, dan juga Kartu Rumah Pemeriksaan Jentik.

Suhartono menegaskan, seorang Jumantik harus bisa memberikan pengarahan dan menggugah masyarakat atau warganya untuk melakukan PSN. “Melalui kegiatan 3 M diharapkan akan dapat meminimalisir jumlah penderita DBD”, tukasnya. (RI-1)

1 komentar:

dr_arbai mengatakan...

Sering sy lihat kartu jentik yang digantung di depan rumah hanya pernah diisi sekali yaitu saat pulang pelatihan saja. Semoga tdk begitu di sumbersari.

Kotak Surat

Nama
E-mail
Pesan